- AISA laba bersih 2010 naik 100,7%. - Industri semen tumbuh 6,9%. - INDY tambah modal 10%. GRAFIK IHSG

Transkripsi

1 RISET HARIAN Senin, 09 Mei 2011 HIGHLIGHT BEI STATISTIC - AISA laba bersih 2010 naik 100,7%. - Industri semen tumbuh 6,9%. - INDY tambah modal 10%. GRAFIK IHSG TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE MARKET PREVIEW Perdagangan saham akhir pekan kemarin diwarnai aksi jual pelaku pasar. Sentimen bursa global dan kawasan yang dilanda aksi jual turut berimbas pada perdagangan di bursa Indonesia. Hal ini diperburuk dengan koreksi yang melanda sejumlah harga komoditas setelah dolar AS kembali menguat dan pelaku pasar melakukan pengurangan portofolio investasinya pada aset yang beresiko. IHSG akhir pekan kemarin ditutup di 3798,554 turun 17,718 poin. Sepekan IHSG terkoreksi 0,55%. Secara keseluruhan tren pasar saham pekan lalu bergerak bervariasi. Sahan-saham tambang batubara didominasi aksi beli namun saham tambang logam cenderung dilepas pelaku pasar. Begitu juga dengan saham unggulan di sektor perbankan cenderung terkoreksi, namun saham CPO menguat. Sementara arus dana asing masih terus masuk ke pasar saham. Pekan lalu asing mencatatkan nilai pembelian bersih hingga Rp.1,43 triliun melanjutkan pekan sebelumnya sebesar Rp.1,40 triliun. Nilai transaksi harian di Pasar Reguler pekan kemarin rata-rata mencapai Rp.4,18 triliun meningkat dari pekan sebelumnya sebesar Rp.3,13 triliun. Pekan ini pasar diperkirakan akan cenderung konsolidasi dengan kecenderungan kuat terjadinya aksi ambil untung lanjutan. Musim laporan keuangan kuartal pertama sudah hampir selesai dan harga saham sektoral terlihat mulai melamban penguatannya. Harga komoditas yang turun bisa memicu aksi jual atas sejumlah saham tambang logam dan batubara. Pekan lalu harga logam seperti nikel di London turun 8,12% ditransaksikan di USD24450/MT untuk jangka waktu tiga bulan. Begitu juga dengan harga timah yang turun 10,7% mencapai USD28850/MT. Sedangkan harga minyak mentah turun 14% di posisi USD97,77/barrel. Pelaku pasar disarankan untuk mencermati saham-saham sektoral yang diuntungkan dengan turunnya komoditas energi, seperti perbankan, manufaktur, infrastruktur dan pendukungnya, dan consumer goods. Pembelian bisa dilakukan secara bertahap koreksi. IHSG akan bergerak pada level support 3785 dengan batas resisten di IHSG GLOBAL MARKET COMMODITIES DUAL LISTED STOCK EXCHANGE MARKET

2 BERITA TERKINI Industri Semen Tumbuh 6,9%. Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Trimuryono menjelaskan, pertumbuhan industri semen selama Januari-Maret 2011 mencapai 6,9 persen dibandingkan periode sama di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pertumbuhan sektor semen dan bahan galian nonlogam pada triwulan I/2011 mencapai 4,26 persen dibandingkan periode sama 2010 yang tumbuh hingga 8,03 persen. Sementara itu, sektor industri yang mengalami pertumbuhan negatif sepanjang triwulan I/2011 adalah barang kayu dan hasil hutan, pupuk, kimia dan barang dari karet. Sektor industri barang kayu dan hasil hutan serta sektor industri pupuk mengalami pertumbuhan negatif (0,40 persen). Sedangkan sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet tumbuh negatif (0,07 persen). Pertumbuhan negatif tersebut lebih disebabkan oleh menurunnya permintaan pasar. (Okezone) Produksi Batu Bara Nasional 89 Juta Ton. Produksi batu bara nasional untuk kuartal I-2011 tidak jauh berbeda dengan produksi batu bara tahun sebelumnya yang sebesar 85 juta ton. Produksi batu bara di kuartal satu ini disebabkan karena cuaca, di mana pada Juni sering terjadi hujan deras, yang seharusnya musim kemarau. "Sebelumnya musim kering ternyata hujan terus," jelasnya. Adapun pada kuartal satu produksi ditargetkan sebesar 95 juta-96 juta ton, karena kendala faktor cuaca tersebut. (Okezone) 16 Juni, Astra International Bagi Dividen Rp1.130/ Saham. PT Astra International Tbk (ASII) membagikan dividen tunai sebesar Rp6,477 triliun atau 45 persen dari laba bersih perseroan tahun 2010, atau sebesar Rp1.600 per lembar saham. Sebelumnya perseroan telah membagikan dividen interm sebesar Rp470 per saham, maka selanjutnya perseroan akan membagi Rp1.130 per saham. Selain itu, keputusan dalam agenda RUPST kali ini tidak menyisihkan untuk dana cadangan wajib dan sisanya dibukukan sebagai laba ditahan perseroan. (Okezone) INDY Tambahan Modal Sebesar 10%. PT Indika Energy Tbk (INDY) mengagendakan untuk penambahan modal sebanyak-banyaknya 10% dari modal disetor. Penambahan modal tersebut dilakukan dengan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Persetujuan atas agenda tersebut akan dilakukan saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 8 Juni mendatang. Manajemen INDY menjelaskan agenda tersebut masuk dalam agenda RUPSLB karena jika sewaktu-waktu diperlukan tambahan modal bisa dilakukan. (Kontan Online) Produksi Mobil Astra Turun 15%. Produksi mobil PT Astra International Tbk (Astra) pada periode April-Juni 2011 akan mengalami penurunan hingga 15%. Musibah gempa dan tsunami di Jepang mempengaruhi impor suku cadang mobil keluaran Astra. Meski ada penurunan produksi roda empat sebesar 15% hingga Juni 2011 diharapkan pendapatan masih akan tetap baik. Penjualan mobil nasional sepanjang kuartal I-2011 mencapai unit naik 30% pada periode yang sama tahun 2010 lalu. Porsi penjualan mobil Grup Astra (Toyota, Daihatsu, Peugeot dan UD Trucks) meningkat 27% menjadi unit. Sementara itu penjualan motor di kuartal I-2011 naik 20% menjadi sekitar 2 juta unit. Untuk produksi roda dua tidak terlalu berdampak pada musibah di Jepang. Diharapkan roda dua dapat memberikan kontribusi besar ke perseroan. (Detikcom) Produksi Turun, Tapi Laba Bersih INCO Tumbuh 47%. Kendati angka produksi pada kuartal pertama 2011 turun namun berkat naiknya harga jual, laba bersih PT Internasional Nickel Indonesia Tbk (INCO) dapat tertolong. Dibandingkan periode serupa tahun lalu, laba bersih INCO di kuartal pertama 2011 naik 47% menjadi US$ 111,9 juta. Produksi INCO pada kuartal pertama 2011 turun 16,7% menjadi metrik ton. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh peristiwa alam, seperti gempa bumi yang terjadi di Sorowako pada tanggal 15 Februari, dan badai petir. Jalur listrik dan beberapa fasilitas terkena dampak sehingga perseroan menghentikan produksi untuk sementara. (Kontan Online) Bangun 6 Showroom, Indomobil Siapkan Rp120 Miliar. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) anggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp120 miliar pada tahun 2011 ini. Dana capex yang bersumber dari dana kas internal ini akan digunakan perusahaan untuk menambah enam showroom dengan berbagai merek. Sebelumnya, IMAS menargetkan pendapatannya untuk tahun 2011 Rp triliun. Naik dibanding target pendapatan tahun 2010 yang diharapkan mencapai Rp 11, sementara pada 2009 pendapatan perseroan sebesar Rp 6,94 triliun. (Okezone) Laba Bersih AISA Naik 100,7%. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) pada tahun 2010 berhasil membukukan laba bersih Rp. 75,8 miliar atau naik 100,7% dari tahun 2009 sebesar Rp. 37,7 miliar. Kenaikan ini di sebabkan naiknya penjualan bersih sebesar 32,26%, yaitu dari Rp. 533 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp. 705 miliar pada tahun Laba kotor juga mengalami kenaikan sebesar 20,16% dengan laba usaha mengalami kenaikan sebesar 23,16%. (Publikasi Laporan Keuangan)

3 SAHAM PILIHAN CPIN Harga saham CPIN akhir pekan kemarin ditutup naik Rp.20 ke Rp Selama sepekan kemarin harga sahamnya sempat turun ke Rp.1830 atau 5,7% dari harganya pada awal pekan kemarin masih di Rp.1940 (2/5). Penurunan ini sifatnya hanya technical, mengingat kondisi fundamental perusahaan yang cukup kuat. Hal ini tercermin dari sepanjang kuartal pertama 2011 (1Q11) laba bersih perusahaan yang bergerak di bidang pakan ternak, DOC dan berbagai produk makanan tersebut naik 46,46% mencapai Rp.655,84 miliar dari periode yang sama tahun 2010 sebesar Rp.447,80 miliar. Laba bersih per saham mencapai Rp.40 naik dari Rp.27. Pencapaian laba bersih tersebut ditopang pertumbuhan penjualan bersih sebesar 26,68% mencapai Rp.4,38 triliun dari Rp.3,46 triliun. Sedangkan harga pokok penjualan hanya naik 22,74% sehingga laba kotor naik hampir 42% dengan marjin naik dari 20,50% menjadi 22,97%. Perusahaan pada 1Q11 juga membukukan pendapatan lain-lain bersih sebesar Rp.36,12 miliar, tumbuh 137% dari 1Q10 sebesar Rp.15,24 miliar. Pendapatan lain-lain tersebut disumbangkan naiknya pendapatan bunga 616% mencapai Rp.14,89 miliar sedangkan beban bunga turun 45% mencapai Rp.8,86 miliar. Marjin bersih CPIN naik dari 12,95% menjadi 14,97%. Perseroan juga akan membagikan dividen tahun buku 2010 yang diperkirakan bisa mencapai Rp.150 mengingat perseroan memiliki saldo laba ditahan mencapai Rp.4,82 triliun. Tahun buku 2009 perseroan membagikan dividen sebesar Rp.196/saham. Tahun ini pendapatan perseroan diperkirakan mencapai Rp.17,5 triliun, atau tumbuh 16,18% dari 2010 sebesar Rp.15,08 triliun. Dengan asumsi marjin bersih 14% maka proyeksi laba bersih 2011 diperkirakan mencapai Rp.2,45 triliun, tumbuh 10,85% dari 2010 sebesar Rp.2,21 triliun. Ini mencerminkan proyeksi EPS 2011 sebesar Rp.149,58. Pada harga Rp.1870, saham CPIN ditrasaksikan dengan PE 12,5x proyeksi 2011, masih jauh di bawah rata-rata PE sektor konsumsi sekitar 21x. Bila merujuk pada PE historisnya yang pernah ditransaksikan pada PE 15x, target harga CPIN bisa menuju Rp.2250 akhir tahun ini, memiliki ruang penguatan sekitar 20% dari harganya saat ini. Maintain Buy. GJTL Harga saham Gajah Tunggal Tbk (GJTL) pada perdagangan akhir pekan kemarin menguat 5,38% ditutup di Rp.2450 setelah sempat menyentuh Rp Penguatan harga sahamnya tersebut diikuti dengan peningkatan volume transaksi sahamnya yang mencapai 36,64 juta saham dibandingkan rata-rata hariannya dalam satu bulan terakhir yang hanya 6,12 juta saham. Penguatan harga sahamnya tersebut sejalan dengan peningkatan kinerjanya sepanjang kuartal pertama tahun ini (1Q11). Laba bersih GJTL 1Q11 tumbuh 34,58% mencapai Rp.331,71 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.246,48 miliar. Marjin bersih naik menjadi 11,46% dari 10,65% (1Q10). Pertumbuhan laba tersebut terutama ditopang keuntungan kurs yang naik 65,82% mencapai Rp.128,29 miliar. Penjualan perseroan naik 25,10% mencapai Rp.2,89 triliun, namun beban pokok juga naik 33,08% sehingga laba kotor turun 7% mencapai Rp.428,58 miliar dengan marjin 14,8% turun dari 19,91% (1Q10). Laba usaha perseroan juga turun 10,84% menjadi Rp.281,32 miliar dengan marjin usaha 9,72% turun dari 13,63%. Penguatan rupiah atas dolar AS sepanjang kuartal pertama tahun ini telah berdampak positif bagi pertumbuhan laba perseroan. Tahun lalu laba bersih perseroan turun 9% mencapai Rp.831 miliar dari Rp.905 miliar pada tahun sebelumnya. Bila merujuk pada pencapaian pada kuartal pertama tahun ini, laba bersih GJTL diperkirakan bisa mencapai Rp.1,33 triliun dengan marjin bersih 11% dan pertumbuhan pendapatan 22% mencapai Rp.12,08 triliun. Dengan merujuk pada asumsi tersebut, EPS GJTL tahun ini diperkirakan Rp.381,34. Pada harga Rp.2450, saham GJTL ditransaksikan dengan PE 6,42x proyeksi laba tahun ini, jauh di bawah PE historisnya yang pernah mencapai 11,24x. Secara technical, harga saham GJTL berpeluang melanjutkan penguatannya setelah level resistennya di Rp.2375 dan Rp.2425 tertembus pekan kemarin dengan volume yang cukup signifikan. Harga saham GJTL berpeluang menuju harga Rp Maintain Buy.

4 PT. UNITED TRACTORS Tbk Code TRBC Economic Sector TRBC Industry Price 52w Range Market Caps Keterangan dan Jadwal HMETD : Jumlah Saham : Harga Penawaran : Rp Nilai Nominal : Rp. 250 Rasio : 33 / 4 Cum HMETD Recording Date Distribusi HMETD Pencatatan Efek Perdagangan HMETD Pelaksanaan HMETD Periode Distribusi Saham Pembayaran Saham Tamb Tanggal Penjatahan Refund RIGHT ISSUE OVERVIEW : UNTR. JK : Industrials : Heavy Machinery & Vehicles : Rp : Rp Rp : Rp. 79,18 T : 09 Mei 2011 : 12 Mei 2011 : 13 Mei 2011 : 16 Mei 2011 : Mei 2011 : Mei 2011 : 19 Mei - 01 Juni 2011 : 01 Juni 2011 : 03 Juni 2011 : 07 Juni 2011 Rencana Penggunaan Dana : Sekitar 27% untuk meningkatkan penyertaan atau pinjaman kepada anak perusahaan (PAMA dan MPU) yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan untuk membeli alat-alat berat dan fasilitas penunjang lain. Sekitar 18% untuk meningkatkan penyertaan atau pinjaman kepada anak perusahaan (PAMA, MPU, UTPE, PML, TTA dan TOP) untuk akuisisi saham perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur batu bara. Sekitar 45% untuk meningkatkan penyertaan atau pinjaman kepada anak perusahaan (PAMA dan TTA) untuk pembelian saham atau akuisisi dan pengembangan perusahaan yang memiliki konsesi batu bara. Sisanya untuk membiayai modal kerja dan keperluan umum Perseroan. Review : PT. United Tactors Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang alat berat dengan merek Komatsu. dan merupakan anak usaha dari PT. Astra International Tbk. Dana hasil right issue akan digunakan untuk ekspansi usaha ke sektor tambang batu bara melalui anak usahanya. Komatsu menguasai pasar alat berat dengan pangsa pasar sebesar 46% United Tractor mencatat kenaikan laba bersih sebesar 42,70% pada Q dimana pendapatan perseroan naik sebesar 45,08% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kebijakan dividen minimum 10% dari laba bersih dan pada tahun buku 2010 membagikan dividen sebesar 40% dari laba bersih perseroan yaitu sebesar Rp. 430 per saham.

5 TECHNICAL VIEW

6 CORPORATE ACTION

7 CORPORATE ACTION

8 JADWAL RUPS

9 PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3 rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta Telp : (H) Fax : cs@firstasiacapital.com BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta Telp : Fax : Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta Telp Fax Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar Telp : Fax : Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak Telp : Fax : Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.