- BKSL right issue di Rp. 117 per saham. - JSMR percepat pembayaran dividen 13 Juli. - Pendapatan WINS diproyeksikan lampaui target.

Transkripsi

1 RISET HARIAN Selasa, 12 Juli 2011 HIGHLIGHT BEI STATISTIC - BKSL right issue di Rp. 117 per saham. - JSMR percepat pembayaran dividen 13 Juli. - Pendapatan WINS diproyeksikan lampaui target. GRAFIK IHSG TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE MARKET PREVIEW IHSG kemarin bergerak di teritori negatif dipicu aksi ambil untung pemodal menyusul sejumlah perkembangan eksternal yang kurang kondusif. IHSG terkoreksi 8,104 poin ditutup di 3995,587. Koreksi minor ini terutama dipengaruhi penurunan harga sejumlah saham pertambangan dan saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Beberapa perkembangan terakhir perekonomian global menunjukkan proses pemulihan tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ini terlihat dari data tenaga kerja di AS yang di bawah harapan pelaku pasar, dimana angka pengangguran naik 9,2% di Juni lalu. Di Eropa, problem utang kembali menjadi kekhawatiran pasar, dan ditengarai telah merembet ke negara-negara lainnya seperti Italia, Spanyol dan Portugal, menyusul sebelumnya Yunani. Pasar mencemaskan problem utang di negara-negara tersebut berpotensi melahirkan krisis keuangan global baru, terutama potensi gagal bayar sejumlah utang perbankan besar di Eropa. Perkembangan terakhir ini membuat pasar kembali menghindari aset beresiko. Indeks DJIA tadi malam anjlok 1,2%, indeks FTSE London turun 1,03%, indeks DAX Jerman turun 2,33%, indeks CAC40 Prancis anjlok 2,71%. Di pasar komoditas juga mengalami hal yang sama, harga minyak kembali anjlok 1,5% di posisi USD94,99/barrle. Harga nikel dan timah untuk pengiriman tiga bulan di London turun hingga masing-masing 2,94% dan 3,83%. Di pasar Asia pagi ini indeks Nikkei pada sesi awal turun 1,3%. Faktor eksternal pasar yang kurang menggembirakan tersebut akan berimbas negatif pada perdagangan saham hari ini. Namun di luar sejumkah faktor negatif tersebut, pelaku pasar bisa menaruh harapan positif atas kinerja keuangan emiten paruh pertama tahun ini yang beberapa pekan mendatang mulai dirilis. Saham-saham yang pendapatannya berbasiskan pada pasar domestik berpeluang mencetak pertumbuhan laba di atas rata-rata, seperti sektor industri otomotif, konsumsi, ritel, dan infrastruktur. Pelaku pasar disarankan melakukan pembelian secara bertahap ketika terjadi koreksi pada level supportnya. Secara technical, IHSG telah berada pada area overbought dan posisi candle kemarin membentuk pola hanging man yang mengindikasikan terjadinya pola reversal untuk jangka pendek. Pergerakan IHSG diperkirakan akan menguji level support di rentang dan resisten di IHSG GLOBAL MARKET COMMODITIES DUAL LISTED STOCK EXCHANGE MARKET

2 BERITA TERKINI Telesindo Naikkan Target Dana IPO Jadi Rp. 1 T. Distributor produk operator seluler, PT. Telesindo Shop menaikkan target perolehan dana dari hasil penawaran umum perdana saham menjadi Rp. 1 Triliun dari semula Rp. 300 Miliar. Telesindo juga akan memperbesar jumlah saham yang akan dilepas ke publik dari 30% menjadi 40%. Sesuai rencana Telesindo akan IPO akhir November atau awal Desember (Investor Daily) Agustus, BKSL akan Rights Issue di Rp117/Saham. PT Sentul City Tbk (BKSL) pada 11 Agustus 2011 mendatang akan menerbitkan saham biasa seri C atau rights issue di harga Rp117 per lembar saham. Saham yang akan diterbitkan dalam program penambahan modal baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) itu, sebanyak Untuk pelaksanaan penerbitan selambat-lambatnya 15 hari bursa sejak tanggal RUPSLB yang menyetujui rencana transaksi. Perseroan akan memberitahukan kepada Bapepam-LK dan BEI serta masyarakat tentang hasil penambahan modal tanpa HMETD tersebut. (Inilah.com) Juni 2011, Realisasi Ekspor Timah Meningkat 55%. Kinerja ekspor timah batangan pada Juni 2011 meningkat. Selama Juni terjadi kenaikkan volume ekspor timah sebesar 55% dari bulan sebelumnya. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, volume ekspor timah bulan Juni mencapai ,25 ton, dibandingkan ekspor Mei yang hanya 7.013,28 ton. Ekspor Juni melonjak lantaran harga timah di pasar internasional sedang membaik. Tak hanya volume yang meningkat, praktis dari segi nilai ekspor mengalami kenaikkan pula. Pada Juni 2011, nilai ekspor timah mencapai US$ 268,70 juta. Angka ini lebih tinggi 35,9% dibandingkan Mei 2011 yang senilai US$ 197,62 juta. (Kontan Online) Tunas Baru Lampung Investasi Kebun Rp 300 Miliar. PT Tunas Baru Lampung (TBLA) habiskan dana hasil penawaran umum dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue Rp 302,856 miliar untuk investasi perkebunan dan modal kerja. Investasi perkebunan akan dilakukan perseroan di atas tanah seluas 10 ribu hektar yang berlokasi di Banyuasin Sumatra Selatan. Perseroan bergerak di industri minyak goreng serta produk turunan kelapa sawit dan kelapa hibrida lainnya yang terpadu dengan memiliki perkebunan kelapa sawit sebagai penunjang industri. Sebanyak Rp 158 miliar digunakan untuk investasi perkebunan tahap pertama, sementara tahap kedua menelan biaya Rp 103,056 miliar. Sedangkan Rp 41,8 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan. (Detikcom) ISAT Buka Peluang Sinergi Star One dan Flexi. PT. Indosat Tbk (ISAT) merespon positif rencana PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk menyinergikan Telkom Flexi dan StarOne. Direktur Keuangan Indosat mengatakan bahwa pihaknya tetap membuka peluang bagi Telkom. Dan Direktur Utama Telkom mengatakan pihaknya akan berbicara dengan Indosat dalam waktu depan. (Investor Daily) Pendapatan Wintermar Diproyeksi Lampaui Target. Manajemen PT. Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) memproyeksi pertumbuhan tahun ini bisa sebesar 40-45% atau melampaui target 30-40%. Tahun lalu, perusahaan membukukan pendapatan Rp. 668,5 miliar. Hal ini dikarenakan pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi minyak mentah dalam negeri. Tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal sebesar USD 100 juta. 70% dari pinjaman dan sisanya kas internal. (Investor Daily) Kimia Farma Siap Tambah Saham di Anak Usahanya. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana menambah saham di anak usahanya, PT Sinkona Indonesia Lestari. Saat ini, KAEF memiliki 15 persen saham di anak usahanya tersebut. Sinkona Indonesia Lestari adalah perusahaan patungan perseroan dengan PTP VII dan Yayasan Kartika Eka Paksi. Sebelumnya, pada kuartal I-2011, Kimia Farma mencatatkan laba bersihnya melonjak 108,50 persen menjadi Rp24,02 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp11,52 miliar. Lonjakan laba bersih tersebut didukung meningkatnya penjualan perseroan yang mencapai 18,45 persen menjadi Rp634,38 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp535,55 miliar. Penjualan perseroan di kuartal I tahun ini lebih banyak didominasi oleh penjualan di sektor lokal yang mencapai Rp626,04 miliar atau sekira 98,66 persen dari total penjualan keseluruhan di kuartal I. (Okezone) Purimas Tambah Kepemilkan Saham di SMART Rp 396 Miliar. PT Purimas Sasmita menambah kepemilikan saham di PT SMART Tbk (SMAR) sebanyak Rp 396,198 miliar. Dana sebanyak itu setara dengan 57,42 lembar saham SMART. Harga pelaksanaan dalam transaksi ini dipatok Rp per lembar, lebih tinggi dari harga penutupan 30 Juni 2011 sebesar Rp per lembar. Transaksi tersebut dilakukan pada 1 Juli 2011 lalu. Dengan demikian kepemilikan saham Purimas di SMART setelah transaksi itu diselesaikan berubah menjadi 2,791 miliar saham atau 97,2% dari jumlah saham yang disetor. Setelah transaksi ini, jumlah saham yang beredar di publik menjadi sebanyak 2,8%, sementara sisanya dipegang oleh Purimas selaku pemegang saham mayoritas. (Detikcom)

3 SAHAM PILIHAN SGRO Harga saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dalam tiga hari perdagangan terakhir bergerak menguat ditutup di Rp Secara technical, harga saham perseroan bergerakan dalam tren positif sejak awal Maret lalu hingga mencapai Rp.3600 (3/5). Kemudian mengalami konsolidasi dan dalam pekan kemarin terlihat mulai melanjutkan peguatan kembali. Harga sahamnya berpeluang dalam jangka pendek mencapai harga Rp.3800 apabila berhasil break Rp Ini ditopang oleh fundamental yang cukup kuat dan harga sahamnya secara technical bergerak dalam tren positif. Sepanjang kuartal pertama 2011 (1Q11), penjualan perseroan mencapai Rp,.759,27 miliar tumbuh 208% dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.302,15 miliar. Laba bersih naik 338% mencapai Rp.189,32 miliar dari periode yang sama 2010 sebesar Rp.43,25 miliar. Marjin bersih meningkat mencapai 24,93% dari 14,31%. Peningkatan marjin ini ditopang kesuksesan perseroan memperbesar porsi lahan menghasilkan dari kebun inti. Pencapaian pada kuartal pertama tahun ini tersebut mencerminkan 27,52% dari target penjualan tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp.2,76 triliun. Begitu juga dengan perolehan laba bersih yang mencapai 35% dari perkiraan laba tahun ini yang mencapai Rp.540 miliar. Pertumbuhan penjualan tersebut ditopang produksi tandan buah segar (TBS) yang naik 100% mencapai ton. Ini membuat produksi CPO perseroan naik 100% menjadi 82 ribu ton dan volume penjualan naik 87% mencapai 72 ribu ton. Selain peningkatan volume penjualan, harga jual rata-rata CPO perseroan juga meningkat 27% menjadi Rp.8357/kg, sedangkan harga jual inti sawit naik 112% menjadi Rp.6675/ kg. Dengan merujuk pada pencapaian laba 1Q11, maka laba tahun ini diperkirakan mencapai Rp.757,28 miliar atau EPS sebesar Rp.400,68. Pada harga Rp.3600, saham SGRO hanya ditransaksikan dengan PE 8,98x, jauh lebih murah ketimbang AALI yang saat ini ditransaksikan dengan PE 13,3x, LSIP 11,1x, UNSP 10,8x dan GZCO 9,4x. Secara technical harga saham perseroan memiliki support di Rp Target harga sahamnya bisa mencapai Rp.4000 dengan asumsi PE 10x. Buy if break 3600 atau di kisaran harga

4 SAHAM PILIHAN BMRI Harga saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) kemarin ditutup menguat 1,32% ke posisi Rp Ini merupakan penguatan harga sahamnya dalam empat hari berturut-turut. Secara technical harga sahamnya telah memasuki area overbought. Pelaku pasar disarankan melakukan Sell on Strength mengingat harganya rawan akan aksi ambil untung dalam jangka pendek. Namun secara fundamental penguatannya masih memiliki ruang mengingat saham BMRI saat ini ditransaksikan dengan PE 15,4x dan PBV 2,9x, lebih murah ketimbang saingannya BBCA yang saat ini ditransaksikan dengan PE 20,6x dan PBV 5x proyeksi Laba bersih perseroan 1Q11 tumbuh 88% mencapai Rp.3,78 triliun. Pencapaian ini mencerminkan 32% dari konsensus target laba tahun ini sebesar Rp.11,63 triliun. Sell on Strength Perhatikan : ASII Buy on Weakness INDF Sell BUMI Trading Buy TINS Sell HRUM Spec Buy TLKM Buy on Weakness ITMG Spec Buy

5 TECHNICAL VIEW

6 CORPORATE ACTION

7 INFO DIVIDEN

8 JADWAL RUPS

9 PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3 rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta Telp : (H) Fax : cs@firstasiacapital.com BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta Telp : Fax : Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta Telp Fax Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar Telp : Fax : Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak Telp : Fax : Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.