BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya dengan pengambilan keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh setelah ia mengeluarkan sejumlah biaya. Manfaat (benefit) yang didapatkan umumnya dibagi menjadi 2 yaitu tangible benefit (terukur) dan intangible benefit (tidak terukur). Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci beberapa estimasi manfaat yang dapat diperoleh perusahaan apabila telah menerapkan investasi TI didalamnya. 4.1.1 Manfaat Berwujud (Tangible Benefit) Dengan adanya rencana investasi TI yang akan dilakukan oleh PT. PADUCANDI LESTARI, maka penulis memberikan analisis adanya sebagian biaya perusahaan yang dapat ditekan selama tahun berjalan investasi TI tersebut. Biaya-biaya tersebut akan menjadi salah satu keuntungan perusahaan yang sifatnya tangible atau terlihat dampaknya. Dan berikut penjelasan selengkapnya. 54
55 1. Penghematan Biaya Kertas Kertas-kertas yang digunakan oleh PT. PADUCANDI LESTARI sebelum adanya investasi TI adalah menggunakan kertas HVS folio untuk pencetakan laporan-laporan dan kertas NCR untuk mencetak faktur atau dokumen-dokumen rangkap lainnya. Jenis kertas yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut : Dokumen Jenis Kertas Ukuran Harga Satuan Total Subtotal Pemakaian* Invoice Kertas NCR ½ folio Rp. 18,000,- 6 buku Rp. (rangkap 3) (1 buku = isi 108,000,- 50 lbr) Surat Jalan Kertas NCR ½ folio Rp. 18,000,- 6 buku Rp. (rangkap 3) (1 buku = isi 108,000,- 50 lbr) Laporan Kertas HVS 60 1 folio Rp. 30,000 1 rim = 500 Rp.30,000,- Keuangan gr (per 1 rim = lembar 500 lembar) GRAND TOTAL Rp. 246,000,- Tabel 4.1 Jenis & Jumlah Pemakaian Kertas Sebelum Investasi TI
56 Berdasarkan keterangan yang didapat dari perusahaan, jumlah transaksi dalam 1 hari diperkirakan 15 transaksi, jumlah transaksi ini berpengaruh pada jumlah pemakaian kertas untuk pembuatan Invoice dan Surat Jalan yaitu masing-masing 15 lembar. Untuk pemakaian dalam 1 bulan jumlah set yang digunakan sebanyak 20 hari x 15 lembar = 300 lembar. 1 buku berisi 50 lembar, sehingga untuk 1 bulan pemakaian diperkirakan akan memakai sebanyak 6 buku. Setelah adanya investasi TI, diharapkan perusahaan dapat menghemat penggunaan kertas untuk Invoice dan Surat Jalan, yang semula pencatatannya sebanyak 3 rangkap hanya akan menjadi 2 rangkap saja. Ini dikarenakan pencatatan 1 rangkap lagi yaitu pada rangkap ke-3 yang diarsipkan sendiri oleh perusahaan diharapkan akan digantikan dan tersimpan di dalam Database perusahaan. Sedangkan, untuk pencatatan laporan keuangan sendiri tidak terjadi perubahan karena diasumsikan kertas akan tetap dibutuhkan dan sama jumlahnya, sehingga tidak adanya pengurangan kertas. Dan perincian jumlah pemakaian kertas dalam 1 bulan dapat dijelaskan dalam tabel berikut :
57 Dokumen Jenis Kertas Ukuran Harga Satuan Total Subtotal Pemakaian* Invoice Kertas NCR ½ folio Rp. 12,000,- 6 buku Rp. 72,000,- (rangkap 2) (1 buku = isi 50 lbr) Surat Jalan Kertas NCR ½ folio Rp. 12,000,- 6 buku Rp. 72,000,- (rangkap 2) (1 buku = isi 50 lbr) Laporan Kertas HVS 60 1 folio Rp. 30,000 1 rim = 500 Rp.30,000,- Keuangan gr (per 1 rim = lembar 500 lembar) GRAND TOTAL Rp. 174,000 Tabel 4.2 Jenis & Jumlah Pemakaian Kertas Setelah Investasi TI Besar penghematan untuk biaya kertas yang dapat diperoleh dalam 1 bulan adalah : Rp. 246.000,00 Rp. 174.000,00 = Rp. 72.000,00. Jadi, total penghematan kertas untuk 1 tahun adalah 12 x Rp. 72.000,00 = Rp. 864.000,00. Diasumsikan tidak ada kenaikan untuk pembiayaan kertas selama tahun berjalan TI, sehingga jumlah penghematan akan sama setiap tahunnya.
58 2. Peningkatan Penjualan Berdasarkan hasil pengumpulan data dan wawancara langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap pihak internal perusahaan atas rencana investasi TI oleh PT. PADUCANDI LESTARI, kemudian penulis memberikan asumsi persentase peningkatan penjualan didasarkan pada hasil penjualan di tahun sebelum investasi dan ekspektasi perusahaan di masa yang akan datang jika investasi TI ini dilakukan. Berikut rincian tiap periodenya. Tahun Penjualan sebelum Sales Persentase Peningkatan Penjualan adanya Investasi TI 2011 Rp. 557,125,000 22% Rp 122,567,500 2012 Rp. 557,125,000 20% Rp 111,425,000 2013 Rp. 557,125,000 25% Rp 139,281,250 Tabel 4.3 Peningkatan Penjualan yang Diharapkan Tahun 2011 2013 Keterangan : - Nilai estimasi peningkatan penjualan perusahaan diperoleh dari pengurangan dari penjualan di tahun berjalan setelah investasi dikurang dengan nilai penjualan di tahun sebelum investasi
59 4.1.2 Manfaat Tidak Berwujud (Intangible Benefit) Intangible benefit atau manfaat tidak berwujud adalah manfaat yang tidak secara langsung dirasakan oleh perusahaan dari hasil investasi TI yang akan dilakukan. Manfaat secara intangible ini diperoleh penulis berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan kepada perwakilan divisi perusahaan serta wawancara terhadap pihak internal perusahaan. Dan berikut ini adalah rangkuman kesimpulan atas manfaat intangible yang dapat diperoleh perusahaan. 1. Meningkatkan produktifitas manajemen Dengan adanya rencana investasi TI pada PT. PADUCANDI LESTARI, maka perusahaan secara tidak langsung akan mendapatkan manfaat intangible berupa adanya produktifitas di dalam manajemen perusahaan, seperti contohnya : kemudahan user dalam penginputan data, pembuatan laporan keuangan, penyediaan data perusahaan menjadi lebih akurat serta efisien. Berikut ditampilkan hasil kuisionernya : Gambar 4.1 Penilaian responden terhadap manfaat intangible ke-1 (Sumber : kuisioner)
60 Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,2 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,2 yang diperoleh dari (3+3+3+4+3)/5. Hasil ini menunjukkan responden menyatakan bahwa rencana sistem informasi yang akan diterapkan oleh perusahaan dapat memberikan kemudahan bagi produktifitas manajemen. b) Modus = 3 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 4, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan mampu meningkatkan dan mempermudah produktifitas manajemen. c) Min = 3 Nilai minimal yaitu nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible yang pertama ini adalah sebesar 3. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan masuk pada kategori cukup atau baik untuk dilakukan dan akan mempermudah produktifitas perusahaan.
61 d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden yaitu para user setuju investasi TI yang akan dilakukan mampu mempermudah produktifitas manajemen. e) Standar deviasi = 0,447213595 Standar deviasi merupakan nilai/skor yang menunjukkan keragaman skor yang dipilih oleh responden, semakin besar nilai standar deviasi menunjukkan ketidakragaman pilihan dari responden. Sedangkan semakin kecil nilai standar deviasi menunjukkan kesamaan pilihan responden. Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0,447213595. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju memberikan nilai antara 3 dan 4, yang mana memberikan asumsi bahwa investasi TI yang akan dilakukan memberi kemudahan serta peningkatan bagi kinerja produktifitas perusahaan.
62 2. Mengurangi human error Manfaat intangible kedua disimpulkan dengan adanya investasi TI ini maka dapat mengurangi human error atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan user sebelum menggunakan sistem, seperti misalnya kesalahan dalam pencatatan faktur atau surat jalan atau nomor surat yang ganda. Berikut hasil kuesionernya : Gambar 4.2 Penilaian responden terhadap manfaat intangible ke-2 (Sumber : kuisioner) Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,8 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,8 yang diperoleh dari (4+3+4+4+4)/5. Hasil ini menunjukkan responden menyatakan bahwa harapan atas rencana sistem informasi yang akan diterapkan oleh perusahaan dapat mengurangi human error yang terjadi sebelum dilakukannya investasi TI. b) Modus = 4 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 4, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang
63 nantinya akan dilakukan oleh perusahaan mampu mengurangi human error yang terjadi. c) Min = 3 Nilai minimal yaitu nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible ini adalah sebesar 3. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan masuk pada kategori cukup atau baik untuk dilakukan dan dapat meminimalisir human error yang terjadi. d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju dan memiliki harapan investasi TI yang akan dilakukan mampu mengurangi human error yang terjadi dalam perusahaan. e) Standar deviasi = 0,447213595 Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0,447213595. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju memberikan nilai antara 3 dan 4, yang mana menandakan investasi TI yang dilakukan diharapkan akan dapat meminimalisir tingkat human error sebelum adanya sistem di dalam perusahaan.
64 3. Meningkatkan citra perusahaan Manfaat intangible ketiga yang diasumsikan dapat diperoleh perusahaan adalah dengan adanya rencana investasi TI ini maka diharapkan sistem akan dapat meningkatkan citra perusahaan. Berikut penjelasan dari hasil kuisionernya : Gambar 4.3 Penilaian responden terhadap manfaat intangible ke-3 (Sumber : kuisioner) Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,6 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,6 yang diperoleh dari (3+3+4+4+4)/5. Hasil ini menunjukkan responden menyatakan bahwa harapan atas rencana sistem informasi yang akan diterapkan oleh perusahaan mampu meningkatkan citra perusahaan. b) Modus = 4 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 4, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang
65 nantinya akan dilakukan oleh perusahaan bisa meningkatkan citra dan mutu perusahaan. c) Min = 3 Nilai minimal adalah nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible ini adalah sebesar 3. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan mampu meningkatkan citra perusahaan. d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju dan memiliki harapan investasi TI yang akan dilakukan positif dapat meningkatkan citra perusahaan. e) Standar deviasi = 0,547722558 Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0,547722558. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden setuju memberikan nilai antara 3 dan 4, yang menandakan harapan perusahaan atas investasi TI yang akan dilakukan mampu meningkatkan citra dan mutu perusahaan.
66 4. Terciptanya hubungan yang baik dengan pelanggan Manfaat intangible terakhir berikut adalah dengan adanya investasi TI ini perusahaan berekspektasi dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan yang baik lagi serta cepat, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Berikut hasil kuisionernya : Gambar 4.4 Penilaian responden terhadap hubungan baik kepada pelanggan (Sumber : kuisioner) Keterangan : a) Skor rata-rata / Mean = 3,0 Disini diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,0 yang diperoleh dari (2+3+3+3+4)/5. Hasil ini menunjukkan bahwa harapan responden atas rencana sistem yang akan diterapkan oleh perusahaan mampu meningkatkan hubungan baik dengan pelanggannya tercapai. b) Modus = 3 Disini nilai modus yang diperoleh atau yang banyak muncul adalah sebesar 3, maka berdasarkan hasil ini para responden setuju bahwa harapan dalam penginvestasian TI yang nantinya
67 akan dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan hubungan baik kepada pelanggan. c) Min = 2 Nilai minimal adalah nilai/skor yang paling kecil yang dipilih oleh responden. Nilai minimal pada manfaat intangible ini adalah sebesar 2. Ini menunjukkan bahwa para responden setuju bahwa investasi TI yang nantinya akan dilakukan oleh perusahaan bagi sebagian responden memang dapat meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan akan tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan. d) Max = 4 Nilai maksimal yaitu yaitu nilai/ skor yang paling besar yang dipillih oleh responden. Nilai maksimal yang dipilih oleh responden adalah sebesar 4. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju dan memiliki harapan investasi TI yang akan dilakukan dapat meningkatkan hubungan yang baik ke pelanggan. e) Standar deviasi = 0,707106781 Nilai standar deviasi pada manfaat intangible ini adalah sebesar 0,707106781. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden memberikan nilai antara 2 dan 4, yang dapat diartikan harapan perusahaan atas investasi TI yang akan dilakukan masih cukup mampu menjaga hubungan baik dan mempertahankan pelanggan tetap yang sudah ada maupun adanya pelanggan baru.
68 4.2 Kelayakan Ekonomis dengan metode Cost-Benefit Analysis Pada aspek kelayakan ini, akan dilakukan sejumlah perhitungan berdasarkan data keuangan yang diperoleh pada bab sebelumnya. Untuk pembahasan kelayakan investasi TI berdasarkan aspek ekonomis ini akan menggunakan metode Cost-Benefit Analysis sebagai alat bantu perhitungannya. Cost-Benefit Analysis merupakan teknik analisis biaya manfaat untuk mengukur keuangan yang pada umumnya untuk menaksirkan alternatif dan menentukan hasil. Untuk mengetahui signifikan dan dampak dari suatu investasi teknologi informasi kepada perusahaan secara finansial, sehingga diperlukanlah cost-benefit analysis ini. Dalam pendekatan Cost Benefit Analysis ini penulis membatasi perhitungannya pada Net Present Value, Payback Period, Profitability Index serta Return on Investment. Berikut disajikan terlebih dahulu tabel Cost-Benefit Analysis berdasarkan pada gambaran data keuangan yang sudah diperoleh sebelumnya.
Gambar 4.5 Tabel Cost Benefit Analysis tahun 2011-2013 69
70 Berdasarkan tabel Cost Benefit Analysis dapat diketahui bahwa untuk total keseluruhan biaya pengadaan investasi awal PT. PADUCANDI LESTARI adalah sebesar Rp. 142.390.903. Biaya investasi awal ini terdiri dari biaya spesifikasi untuk hardware, software serta pendukung TI lainnya yang telah direncanakan perusahaan. Kemudian biaya berjalan atau biaya operasional juga menjadi salah satu biaya vital yang harus dikeluarkan perusahaan selama tahun berjalan investasi TI ini. Total estimasi biaya operasional ini antara lain sebagai berikut : untuk tahun 2011 sebesar Rp. 59.675.640; kemudian untuk tahun 2012 sebesar Rp. 64.428.773 dan pada tahun 2013 sebesar Rp 69.017.515. Selain biaya operasional, juga terdapat asumsi penulis mengenai penghematan biaya kertas serta persentase peningkatan penjualan yang diharapkan oleh perusahaan sehubungan dengan rencana investasi TI ini. Perhitungan serta analisis selengkapnya dengan menggunakan metode Cost Benefit Analysis akan dijelaskan pada subbab berikut ini. 4.2.1 Net Present Value Metode nilai sekarang (Net Present Value) adalah merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang dikenal dengan NPV.
71 Berikut disajikan perhitungan Net Present Value yang akan didapatkan perusahaan jika investasi TI jadi diterapkan di dalam perusahaan. Net Present Value : = (Biaya Awal) + NCI-1 + NCI-2 + NCI-3 ( 1 + i ) 1 ( 1 + i ) 2 ( 1 + i ) 3 = (142.390.903) + 63.755.860 + 47.860.227 + 71.127.735 ( 1 + 0,1 ) 1 ( 1 + 0,1 ) 2 ( 1 + 0,1 ) 3 = (142.390.903) + 57.959.873 + 39.553.907 + 53.439.320 = (142.390.903) + 150.953.100 = Rp. 8.562.196 Keterangan : NCI : Net Cash Inflow I : Interest (10%) Berdasarkan perhitungan dengan metode NPV diatas, jumlah dari net cash inflow tahun pertama, kedua, dan ketiga dibagi dengan tingkat suku bunga sebesar 10% yang telah dipangkatkan maka didapatkan hasil sebesar Rp 150.953.100. Kemudian, hasil tersebut dikurangi dengan biaya investasi awal sebesar Rp 142.390.903, maka didapatkan hasil akhir
72 perhitungan NPV sebesar Rp 8.562.196. Jadi dari hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rencana proyek investasi TI layak diterima karena NPV > 0 dan bernilai positif. 4.2.2 Payback Period Waktu pengembalian investasi yang diperlukan perusahaan setelah investasi TI ini dilakukan adalah selama : Biaya investasi Awal Rp 142.390.903 Net Cash Inflow Tahun 2011 Rp 63.755.860 - Sisa investasi belum tertutup Rp 78.635.043 Net Cash Inflow Tahun 2012 Rp 47.860.227 - Sisa investasi belum tertutup Rp 30.774.816 Berarti sisa investasi yang masih tersisa dan belum tertutup sebesar : Rp 30.774.816 Rp 71.127.735 x 1 tahun = 5 bulan 6 hari
73 Dari perhitungan diatas dapat diinformasikan lama waktu pengembalian biaya investasi yang akan diterima oleh PT. PADUCANDI LESTARI atas rencana proyek investasi yang akan dilakukan yakni butuh waktu pengembalian selama 2 tahun 5 bulan 6 hari. Waktu pengembalian investasi ini dapat dikatakan baik karena, lama jangka waktu pengembalian investasi < 5 tahun. Discounted Payback Period : = n + a b c - b = 2 + 142.390.903 47.860.227 71.127.735 47.860.227 x 1 tahun = 2 + 94.530.676 x 1 tahun 23.267.508 = 2 + 4,06 = 2 Tahun 4 Bulan
74 Keterangan : n a b : Tahun terakhir, dimana jumlah arus kas masih belum dapat menutupi investasi awal : Jumlah investasi awal : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c : Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1 Sedangkan jika berdasarkan hasil perhitungan Discounted Payback period diatas, dapat diketahui lama pengembalian investasi yang akan diterima perusahaan dengan Disounted Payback Period adalah selama 2 tahun 4 bulan. Waktu pengembalian investasi ini dikatakan baik karena jangka waktu pengembalian investasinya < 5 tahun. 4.2.3 Profitability Index Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek. Jumlah nilai sekarang arus kas selama umur ekonomis hanya memperhitungkan arus kas pada tahun pertama hingga tahun terakhir, dan tidak termasuk pengeluaran awal. Rumus PI ini menghitung besar rasio yang didapatkan dengan membandingkan nilai sekarang dari arus kas bersih dibagi dengan biaya investasi awal untuk melihat rasio dari investasi TI yang dilakukan. Berdasarkan investasi TI yang dilakukan ini, maka dapat dihitung nilai indeks profitabilitasnya sebagai berikut :
75 Profitability Index : = NCI-1 + NCI-2 + NCI-3 ( 1 + i ) 1 ( 1 + i ) 2 ( 1 + i ) 3 Biaya Awal = 63.755.860 + 47.860.227 + 71.127.735 ( 1 + 0,1 ) 1 ( 1 + 0,1 ) 2 ( 1 + 0,1 ) 3 142.390.903 = 57.959.873 + 39.553.907 + 53.439.320 142.390.903 = 150.953.100 = 1,06 142.390.903 Berdasarkan perhitungan dengan metode Profitability Index diatas, jumlah net cash inflow tahun pertama, kedua, dan ketiga dibagi dengan tingkat suku bunga sebesar 10% yang telah dipangkatkan sesuai jumlah tahunnya maka didapatkan hasil sebesar 150.953.100. Kemudian, hasil tersebut dibagi dengan biaya investasi awal sebesar 142.390.903, maka didapatkan hasil akhir PI sebesar 1,06.
76 Sehingga dapat disimpulkan bahwa rencana investasi TI pada PT. PADUCANDI LESTARI dinyatakan layak diterima karena hasil akhir Profitability Indexnya > 1. 4.2.4 Return On Investment Metode pengembalian investasi yang digunakan untuk mengukur persentase manfaat yang diperoleh dari investasi TI dan dibandingkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Return on investment (ROI) dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus berikut : ROI = Profit Investment Cost ROI = 182.743.822 142.390.903 142.390.903 ROI = 40.352.919 = 0,28 atau 28% 142.390.903 Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode ROI diatas, dimana total keuntungan investasi didapatkan dari nilai total estimasi peningkatan penjualan ditambah dengan estimasi penghematan biaya kemudian dikurangi total estimasi biaya berjalan setelah investasi TI sehingga didapatkan hasil sebesar 182.743.822. Lalu nilai keuntungan
77 tersebut dikurangi dengan biaya investasi awal dan dibagi lagi dengan biaya investasi awal maka didapatkan hasil akhir ROI sebesar 28%. Yang diartikan bahwa dengan nilai ROI sebesar 28%, diharapkan investasi TI yang akan dijalankan dapat cukup memberikan manfaat yang berarti terhadap perusahaan, yang didukung dengan estimasi cash inflow yang sudah dapat ditutup oleh perusahaan tidak melebihi waktu selama 3 periode.