BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Bintaro Fish Center merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam produksi lobster air tawar (jenis red claw) dan memperdagangkannya untuk keperluan konsumsi dan juga untuk keperluan pembudidayaan. Bintaro Fish Center pada awalnya berdiri pada tahun 2000. Pada saat itu Bintaro Fish Center bukanlah sebagai produsen lobster air tawar melainkan sebuah produsen ikan cupang. Namun di tengah persaingan yang cukup ketat, pada tahun 2002 peternakan ini merubah usahanya menjadi sebuah produsen lobster air tawar, karena usaha mereka di bidang ternak ikan cupang cukup mendapat saingan yang sangat berat dari Negara Thailand yang merupakan Negara pencetak ikan cupang yang sangat berkualitas. Pada saat ini Bintaro Fish Center memilki sebuah farm yang terletak di Kp. Tegal Rotan Rt 01 / 07 No.49 Desa Sawah Baru, Ciputat Tangerang dengan luas tanah 500 m 2 yang dipimpin oleh Bapak Ir. Cuncun Setiawan. Pada awalnya usaha lobster air tawar ini dimulai sendiri oleh Bapak Ir. Cuncun Setiawan dengan memperbanyak lobster air tawar ini dengan cara mengembangbiakan lobster indukan yang dibeli seharga Rp 3.000.000 untuk 2 set indukan lobster Red Claw dan belum menggunakan tenaga kerja dan juga pada saat itu Bintaro Fish Center belum dapat memproduksi lobster air tawar untuk ukuran konsumsi. Untuk mengembangkan usahanya. Bintaro Fish Center memberikan pengenalan tentang lobster air tawar kepada masyarakat yang masih awam tetang lobster air tawar ini dengan cara memberi pelatihan pelatihan tentang budidaya lobster air tawar ini kepada masyarakat. Dengan adanya pelatihan pelatihan tersebut, Bintaro Fish Center akan mendapatkan mitra usaha yang sebagian besar akan menjual lobster air tawar yang berukuran kecil kepada Bintaro Fish Center. Setelah itu lobster lobster ukuran kecil itu dipelihara selama 6 bulan agar menjadi ukuran lobster air tawar yang siap konsumsi. Sejak saat itulah Bintaro Fish Center dapat memproduksi lobster air tawar untuk konsumsi. Dari awal usahanya di bidang peternakan lobster ini, Bintaro Fish Center sudah mengalami banyak kemajuan. Pada saat ini Bintaro Fish Center sudah mampu 46
47 memproduksi 200 Kg lobster air tawar untuk konsumsi setiap bulannya dengan harga jual Rp 250.000 / Kg, dan juga sekarang Bintaro Fish Center memiliki 3 orang pekerja, selain itu Bintaro Fish Center pada saat ini memiliki 14 kolam untuk mencetak lobster konsumsi yang terletak di farm mereka yaitu di Bintaro. Selain itu Bintaro Fish Center juga memiliki kolam pembesaran yang terletak di Parung, Bogor. Bintaro Fish Center ini memasarkan lobster lobsternya melaui media cetak (majalah dan tabloid tentang agrobisnis) dan media elektronik (internet, dan televisi) dan juga selain itu mereka juga melakukan berbagai kerja sama dengan berbagai mitra bisnis, dan juga dengan beberapa restoran agar menjadi langganan tetap dari Bintaro fish Center ini. Tujuan didirikannya peternakan ini adalah: 1. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang produksi lobster air tawar untuk konsumsi 2. Memperoleh laba atau keuntungan atas usaha yang dijalankan 3. Ikut serta dalam mengurangi pengangguran 4. Ikut serta dalam memenuhi kebutuhan akan lobster air tawar untuk konsumsi untk pasar pasar dalam negeri yang selama ini masih sangat kurang Model pengiriman pada peternakan ini adalah: 1. Untuk di dalam kota dapat diantar dengan kendaraan seperti mobil atau motor. 2. Untuk luar kota menggunakan jasa pengiriman paket. 3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan Sejenis Pada saat berdiri, Bintaro Fish Center berawal dari industri rumahan dan belum mempekerjakan tenaga kerja dengan modal awal Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk aktiva tetap yang terdiri dari bangunan dan mesin-mesin. Awal produksi dimulai tahun 2002, tetapi pada awal tahun usaha Bintaro Fish Center hanya dapat mengahasilkan lobster anakan yang nantinya akan dipergunakan sebagai indukan. Pada tahun kedua, Bintaro Fish Center sudah mampu menghasilkan lobster untuk ukuran konsumsi dengan jumlah produksi 3 5 Kg / bulan.
48 Dengan adanya keinginan untuk maju dan usaha yang berkelanjutan dari pemiliknya, pada saat ini Bintaro Fish Center mampu memproduksi 200 Kg lobster air tawar untuk konsumsi setiap bulannya. Sampai saat ini Bintaro Fish Center hanya memproduksi satu jenis lobster air tawar yaitu lobster air tawar untuk konsumsi. Untuk lobster konsumsi, Bintaro Fish Center mendapat pasokan benih dari beberapa mitra usaha yang menjual ternak lobsternya kepada Bintaro Fish Center. Sedangkan untuk lobster hias, Bintaro Fish Center mendapatkan pasokan langsung dari Papua. Bintaro Fish Center tidak memproduksi secara langsung lobster-lobster hias yang dikarenakan tingkat kamatiannya yang sangat tinggi dan juga tidak sesuai dengan iklim Negara Indonesia bagian Barat. Pada saat ini Bintaro Fish Center juga sudah memiliki kolam-kolam pembesaran lobster kecil (ukuran 3-4inch) utnuk dijadikan lobster konsumsi yang terletak di daerah Parung (Bogor). Tempat tersebut dapat juga dikatakan sebagai gudang Bintaro Fish Center, karena untuk pembelian dalam jumlah yang besar, Bintaro Fish Center langsung mengambil lobster-lobster ukuran konsumsi dari tempat itu. Sedangkan untuk pembelian dalam jumlah kecil, Bintaro Fish Center biasanya hanya mengambil lobster-lobster ukuran konsumsi dari Farm-nya yang terletak di Bintaro. 3.3 Struktur organisasi Bintaro Fish Center dan uraian tugas Struktur organisasi sangatlah penting bagi sebuah badan usaha karena dengan adanya struktur organisasi ini sebuah perusahaan dapat menggambarkan dean menyatakan adanya urutan dan tanggung jawab diantara bagian bagian yang terdapat di perusahaan tersebut. Sampai saat ini, Bintaro Fish Center hanya memiliki struktur organisasi yang sangat sederhana. Berikut ini adalah struktur organisasi Bintaro Fish Center :
49 Pemilik dan Direktur Karyawan Sumber : Data diolah Karyawan Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Sejenis Karyawan Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Sebagai Pemilik dan sebagai Direktur tugas dan wewenang sebagai berikut: 1. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan produksi dan non produksi yang terjadi di peternakan. 2. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya operasional dan memperhatikan kondisi baik material maupun tenaga kerja. 3. Mengawasi, mengkoordinasi dan memimpin jalannya aktifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Sebagai karyawan, tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengawasan mutu terhadap produk yang dihasilkan serta menjaga kebersihan produk tersebut. 2. Menjaga peternakan baik siang ataupun malam hari dari gangguan pihak luar. 3.4 Analisis Kekuatan Persaingan Dalam Industri Untuk menetapkan suatu strategi yang baik untuk suatu perusahaan maka haru terlebih dahulu mengetahui keunggulan bersaing yang dimiliki, atau diciptakan, dan menempatkan pada masing masing unit bisnis. Penciptaan keunggulan bersaing tersebut mengacu pada pemain baru yang masuk di dalam industri ini dikutip dari Philip Kotler (2002, p248). Ada lima kekuatan yang mendapat perhatian dari setiap perusahaan, yaitu :
50 1. Ancaman pendatang baru 2. Ancaman produk pengganti 3. kekuatan tawar-menawar pembeli 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok 5. Persaingan diantara perusahaan yang ada Lima kekuatan diatas merupakan kekuatan yang secara bersama-sama akan menentukan keuntungan dan intensitas dari sebuah perusahaan, maka dari itu perumusan strategi dan pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi pesaing - pesaingnya. Pendatang Baru Peternakpeternak lobster yang baru Kekuatan Pemasok Mitra bisnis dari Bintaro Fish Center Persaingan Industri - Tc Yaby Farm - Vizan Farm Kekuatan Pembeli - eksportir - restoranrestoran - Hotel-hotel Produk Pengganti - Lobster air laut - Ikan-ikan air laut dan tawar Sumber : Philip Kotler (2002, p248) Gambar 3.2 Lima Kekuatan Porter
51 1. Ancaman Pendatang Baru Pada indusri lobster air tawar ini, ancaman pendatang baru harus benar-benar diperhatikan. Pendatang baru atau newcomers pada industri ini sangat banyak jumlahnya, dari ukuran yang kecil sampai besar. Pendatang baru akan banyak bermunculan karena adanya kebutuhan nasional akan lobster air tawar untuk konsumsi yang selama ini belum dapat terpenuhi. Pada saat ini, peternak-peternak lobster air tawar yang sudah ada masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut karena daya serap pasar yang cukup besar. Perusahaan harus terus memperhatikan perkembangan para pendatang baru di indusri ini. Agar tidak kehilangan pelanggannya, maka sudah sepatutnya perusahaan memperhatikan, menjaga, dan meningkatkan kualitas dari lobster-lobster yang mereka produksi. 2. Ancaman Daya Tawar Konsumen Ancaman daya tawar konsumen pada industri lobster air tawar ini tidak terlalu berpengaruh, karena harga dari sudah ada harga standard untuk setiap Kg dari lobster air tawar ini dan juga karena lobster air tawar ini masih termasuk barang yang jarang ada di pasaran. 3. Ancaman Daya Tawar Pemasok Untuk menhidari adanya biaya operasional yang berlebihan, maka pihak perusahaan mengadakan tawar-menawar untuk mendapatkan harga bibit lobster yang lebih murah dari beberapa mitra bisnisnya yang menjual ternak lobsternya kepada Bintaro Fish Center sehingga peruasahaan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih. 4. Ancaman Produk Pengganti Ancaman yang paling harus diperhatikan dalam industri ini adalah tentang adanya barang pengganti. Karena lobster air tawar ini merupakan salah satu produk konsumsi, maka pasti banyak sekali barang penggantinya seperti ikan, udang laut,ikan air tawar, dll. Untuk itu perusahaan harus tahu benar tempat - tempat dimana harus memasarkankan lobster konsumsi ini. Karena apabila perusahaan menjual lobster berdampingan dengan
52 produk penggantinya, maka penjualan lobster akan jauh lebih kecil karena harganya yang agak mahal. 5. Persaingan diantara Perusahaan yang ada Persaingan dapat juga dikatakan juga sebagai perlombaan dalam rangka menguasai pasar yang telah direncanakan sebelumnya. Di dalam bisnis ini, persaingan antara perusahaan yang ada dapat dikatakan masih sangat jarang buktinya sampai saat ini Indonesia masih membutuhkan banyak peternak lobster untuk memenuhi kebutuhan Nasional lobster air tawar ini yang setiap bulannya membutuhkan 8 ton lobster air tawar untuk konsumsi. 3.5 Rencana Usaha Berawal dari adanya ide untuk melakukan perluasan usaha produksi lobster air tawar dan peluan usaha yang begitu besar dan menjanjikan di sector indusri rumahan (home idusrti). Penelitian ini ingin merencanakan usaha produksi lobster air tawar untuk konsumsi diantaranya sebagai berikut : 1. Peternakan lobster air tawar yang baru ini direncanakan akan dibangun di 3 daerah pilihan lokasi, yaitu : Serpong, Parung, Mauk, yang nantinya akan dipilih satu dari 3 pilihan lokasi tersebut dan diperkirakan tanah yang akan dipergunakan untuk membangun peternakan baru tersebut adalah seluas ± 500 M 2. 2. Pencana pembuatan kolam kolam direncanakan dibangun pada bulan Oktober 2006 dan diperkirakan lama pembuatan kolam selama 2 bulan dan perkiraan dana yang dibutuhkan untuk membangun peternakan yang baru ini adalah sebesar ± Rp 500.000.000,-. Setelah pembuatan kolam-kolam baru maka selanjutnya adalah membeli perlengkapan untuk beternak lobster seperti pembelian mesin blower, bata rooster, dan pipa peralon ukuran 2. 3. Rencana manajemen usaha produksi Nantinya peternakan yang baru ini akan menggunakan struktur organisasi sebagai berikut :
53 Pemilik / direktur Keuangan Pemasaran dan pejualan Produksi Administra si umum Akuntansi Distribusi Salesman Kepala Kepala produksi gudang Sumber : gambar diolah Gambar 3.3 Rencana Struktur Organisasi Tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Sebagai Pemilik dan sebagai Manajer tugas dan wewenang sebagai berikut: 1. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan produksi dan non produksi yang terjadi di pabrik. 2. Memeriksa laporan keuangan dan membuat keputusan taktis dan strategis untuk pengembangan usaha dimasa yang akan datang. 3. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya operasional dan memperhatikan kondisi baik material maupun tenaga kerja. 4. Merumuskan rencana tujuan, sasaran, dan kebijakan umum perusahaan secara keseluruhan. 5. Mengawasi, mengkoordinasi dan memimpin jalannya aktifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Bagian Pemasaran 1. Menetapkan kebijaksanaan dibidang pemasaran serta membawahi salesman dan mengawasi pelaksanaannya.
54 2. Melakukan promosi untuk meningkatkan volume penjualan dan mengenal dengan mencari informasi mengenai pasar. 3. Melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan harga yang ditetapkan perusahaan. 4. Menyampaikan laporan bulanan atau tahunan tentang hasil penjualan. d. Bagian Keuangan 1. Melakukan pencatatan atas seluruh kegiatan keluar masuknya arus keuangan. 2. Merencanakan,melakukan implementasi dan menyiapkan anggaran perusahaan. 3. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan melaksanakan perekrutan karyawan. 4. Mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan oleh pimpinan dan menyampaikan laporan secara periodik kepada pimpinan. e. Bagian Produksi 1. Melakukan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. 2. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaannya. 3. Melaksanakan tugas dari pimpinan untuk menyelesaikan produksi yang ditargetkan. 4. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan. f. Bagian Distribusi 1. Mengatur dan mengawasi pengiriman barang hingga tujuan. 2. Bertanggung jawab atas ketepatan waktu dan kondisi barang agar tetap terjaga. 3. Memperluas pemasaran dengan mencari koneksi distributor baru. g. Bagian Salesman 1. Memasarkan produk kepada pelanggan dan mencari pelanggan baru. 2. Bertanggung jawab atas target penjualan yang diberikan oleh perusahaan. 3. Memberikan laporan kepada bagian pemasaran mengenai tingkat penjualan yang dicapai.
55 h. Bagian Administrasi umum 1. Pengembangan organisasi dan keamanan perusahaan. 2. Memperhatikan peningkatan kesejahteraan dan pembinaan karyawan. 3. Melakukan perektutan dan seleksi karyawan baru. i. Bagian Akutansi 1. Membuat laporan laba rugi bulanan maupun tahunan. 2. Membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang telah dibuat. j. Kepala Produksi 1. Melakukan pencatatan atas pekerjaan yang telah diproduksi oleh karyawan. 2. Mengawasi jalannya proses produksi dari input menjadi output. 3. Memotivasi karyawan untuk meningkatkan produksi dan kebersihan produk. k. Kepala Gudang 1. Bertanggung jawab dan bertugas untuk mengontrol keluar-masuknya barang. 2. Memberikan laporan kepada bagian produksi atas kondisi barang masuk atau keluar.