BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI VIRTUAL PADA KOMUNITAS WOSCA. Proses komunikasi virtual pada komunitas women online community

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA AREA WISATA PASIR PUTIH DALEGAN

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. data tersebut. Peneliti menemukan beberapa hal mengenai bahasa harian

BAB IV ANALISIS DATA. data dalam penelitian kualitatif, yang diperoleh dari beberapa informan yang

BAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara

MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data dana nalisis yang penulis telah lakukan terhadap pola

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB IV ANALISIS DATA. kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh. 1. Proses Komunikasi Dalam Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Dengan rute perjalanan KRL, Stasiun Tanah Abang Serpong, Parung Panjang,

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

BAB IV ANALISIS DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini sebagai alat pendukung kebutuhan

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB IV ANALISIS DATA. melibatkan sesama anggota sebagai komunikator dan komunikan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA.

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

Pengertian Komunikasi

BAB IV ANALISA DATA. memudahkan peneliti untuk menganalisa suatu permasalahan.

BAB V PENUTUP. pedagang lansia dengan menggunakan komunikasi teori persuasif adalah pola

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

PERTEMUAN 11 KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi: Suatu Pengantar. Tine A. Wulandari, M.I.Kom.

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. pemasaran

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. cukup signifikan untuk menemukan jawaban yang akan diteliti oleh peneliti,

Keterampilan Komunikasi. Mendengarkan Bertingkah laku asertif ( tegas, penuh percaya diri ) Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

PRAKTEK E-LEARNING. Mengaskses e-learning UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Puskom UNY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Tim ICT UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Unit tematik terbagi atas status updates, comment, photos, dan like. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB IV INTEPRETASI HASIL PENELITIAN. Analisa data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam

BAB IV PENUTUP. bermedia saat ini agar tidak terombang-ambing dalam ketidakpastian

BAB IV ANALISIS DATA. (Blackberry Messenger), penelitian yang berguna untuk mengkaji data yang

2. Bagaimana fungsi yang dijalankan media jejaring sosial Facebook di dalam komunitas DTLS?

Manusia sebagai Makhluk Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Interpersonal

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA. bersih dan aman masih sulit ditemukan. Maka, PT Diva Lestari memberanikan diri

BAB III PENYAJIAN DATA. yang digunakan RSUD Arifin Achmad diantaranya sebagai berikut : 1. Komunikasi Atasan dengan Bawahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

APRESIASI E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Perancangan Model Komunitas Belajar Learner-Centered

ABSTRAK. Kata Kunci : Gaya Komunikasi, Karang Taruna.

Pengertian Komunikasi Efektif

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

I. PENDAHULUAN. bidang pendidikan merupakan hal yang paling mendukung terciptanya hubungan

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

8SHARERS AND THE BOOK OF SECRET VERSI BAHASA INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA

ETIK UMB Komunikasi Efektif, Manfaat Komunikasi, Macam-Macam Komunikasi dan Cara Berkomunikasi Efekif Desain dan Seni Kreatif

BAB IV ANALISIS DATA. lapangan selama penelitian berlangsung, selain itu juga sangat berguna untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menelaah data yang telah di peroleh dari beberapa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA MERAH PUTIH. tentang temuan-temuan yang ada kaitannya dengan bahasan judul dalam

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB IV ANALISIS KAMPANYE SOSIAL KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS REGIONAL GRESIK. disajikan pembahasan hasil penelitian.

BAB III PEMBAHASAN. tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB IV ANALISA DATA. A. Temuan Penelitian. Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI VIRTUAL PADA KOMUNITAS WOSCA A. Analisis Proses komunikasi virtual pada komunitas women online community Surabaya (WOSCA) memiliki dua proses yakni proses komunikasi online dan proses komunikasi offline. Dalam hal ini proses komunikasi online memiliki beberapa tahapan seperti memunculkan ide, mengubah ide menjadi pesan, menyampaikan pesan, menerima pesan, dan memberikan tanggapan / feedback. Beberapa tahapan tersebut memunculkan proses dari awal pembentukan komunitas WOSCA hingga mendapatkan feedback dari adanya komunitas WOSCA tersebut. Disini juga menujukkan meda sosial yang digunakan komunitas WOSCA berupa facebook, Instagram dan Whatsapp. Sedangkan komunikasi offline / komunikasi tatap muka ini membicarakan mengenai kegiatan komunikasi komunitas WOSCA saat mendakan diskusi di luar media sosial ataupun saat mengadakan kegiatan seperti event anniversary, bakti sosial, seminar, workshop, ataupun gathering family. B. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif ini membutuhkan analisa data yang diperoleh peneliti setelah melakukan observasi berupa wawancara yang ditujukan kepada beberapa informan yang telah disepakati sebelumnya untuk mendapatkan hasill yang valid. Kumpulan data yang diperoleh dapat memudahkan peneliti untuk menganalisa suatu permasalahan. 92

93 1. Proses Komunikasi Online Komunitas WOSCA a. Komunikasi Internal Komunitas WOSCA Dalam komunitas WOSCA, Komunikasi internal berlangsung secara vertikal dan horizontal: komunikasi vertikal yaitu komunikasi yang terjadi ketika atasan berkomunikasi kepada bawahan. Dalam komunitas WOSCA. seorang ketua komite komunitas WOSCA memberikan informasi melalui media sosial berupa chatapp Whatsapp kepada komite dan member komunitas WOSCA dalam grup whatsapp member WOSCA. dalam hal ini dapat dilihat ketika memberikan informasi, ketua biasanya menyebarkan langsung kepada penurus dan anggota lainnya mennggunakan media chat grup whatsapp member. Komunikasi vertikal WOSCA bukan hanya memberikan informasi mengenai diskusi online saja melainkan juga memberikan informasi mengenai kegiatan seminar, workshop dan lainnya sebagainya hal tersebut merupakan contoh pentingnya komunikasi vertikal untuk berlangsungnya program kerja yang telah dibahas melalui media sosial. dengan adanya komunikasi yang terjalin memberikan dampak positif bahwa komunikasi menggunkan media sosial tidak menghalangi untuk tetap melakukan diskusi secra online. Media social yang digunakan komunitas WOSCA dalam berkomunikasi dengan sesame member maupun komite yakni chatapp berupa whatsapp. Whatsapp ini digunakan untuk melakukan diskusi online, dalam komunitas WOSCA ada dua grup whatsapp yakni grup komite dan grup member. Dalam grup komite sering mengadakan diskusi

94 dan saling mengirikan symbol-simbol berupa emoticon sebagai Tanya ekspresi komite ataupun mengirimkan gambar dan juga tulisan. Sedangkan grup member membhas diskusi online, promosi produk, bersenda gurau dan lain sebagainya. Dengan adanya komunikasi yang telah dilakukan maka muncullah feedback. Feedback dari komunikasi atasan ke bawahan yakni terciptanya upward communication. Yakni ketika komunikasi yang terjadi pada bawahan yang memberikan respon atas perintah dari atasan atau bertukar pikiran antara atasan dan bawahan dan sebalikknya. Dalam komunitas WOSCA sering terjadi komunikasi antara ketua dengan komite sebab komunitas WOSCA mempunyai grup whatsapp tersendiri bagai komite WOSCA. dalam grup komite WOSCA sering membicarakan mengenai kegiatan yang akan di adakan dan ide dari ketua biasaanya mendapat respon dari komite. Terkadang dalam grup komite mereka juga melaporkan kegiatan yang diadakan per dividinya yang membutuhkan persetujuan pengurus. Seperti koordinator dividi menghubungi ketua untuk meminta persetujuan. Setelah melalkukan rapat di grup komite kemudian salah satu komite menyalurkan pesan kepada member WOSCA di grup member, disini member WOSCA juga memberikan respon berupa pendapat, usulan, maupun sangahan. Selanjutnya proses komunikasi yang terjadi dalam komunitas WOSCA adalah komnikasi horizontal. Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang dilakukan oleh pengurus dengan pengurus maupun anggota dengan anggota. Dalam komunitas WOSCA adalah komunikasi

95 pertama yang terjadi yakni komunikasi komite dengan komite WOSCA, dalam grup Whatsapp komite, sering terjadi percakapan mengenai diskusi maupun hal-hal yang tidak penting. Dalam grup ini pun komunikasi yang dibangun oleh komite dengan komite terjalin dengan baik hingga saat mereka melakukan tatap muka. Dalam grup whasapp komite tersebut merka menjadi sangat akrab satu sama lain meskipun hanya berbicara melali media sosial. Dalam hal ini komunikasi horizontal antara member dengan member yang mana mereka terdiri dari ibu rumah tangga hingga seorang dosen tidak merasakan canggung untuk berinterksi antara satu dengan lain, komunikasi yang mereka jalin melalui media sosial ini membuat mereka tidak memandang status, maupun jabatan, disini komunikasi yang terjalin juga menunkkan keakraban antara ibu rumah tangga dan pengusaha, bahkan mereka saling mendukung kegiatan masing-masing dan tetap menujukkan kekompakkan dalam komunitas WOSCA. Komunikasi horizontal yang kedua terjadi saat member dengan member berkomunikasi dalam grup whatsapp member. Dalam grup khusus member tersebut sering diadakan diskusi, promosi produk hingga bersend gurau. Komunikasi member dengan member ini sering terjadi bahkan hampir setiap hari ada saja yang dibahas. Misalnya saat hari jum at maka masing-masing member WOSCA mempromosikan produk yang mereka jualkan.. disisi lain komunikasi yang sering berlangsung seiap harinya dalam komunitas WOSCA di grup whatsapp adalah komunikasi personal. Dimana komunikasi ini lebih kepada bersifat personal antara member atau

96 komite tanpa meihat jabatan, namun tetap pada konteks tjuan komitas itu sendiri. Dalam salah satu wawancara yang didapati bahwa keika akan mengadakan event, ketua komite akan lebih mengutamakan untuk berdiskusi dengan komite WOSCA dalam grup WOSCA terlebih dahulu sebeum disharingkan dengan member WOSCA lainnya baik di grup Whatsapp member. Dengan melakukan komunikasi personal adalah bentuk untuk memfokuskan diskusi yang akan diselesaikan. Dalam beberapa wawancara beberapa informan mengatakan bahwa media grup chat yang berada di Whatsapp adalah sebagai tempat tukar menukar informasi, sebagai tempat sharing, diskusi online, sebagai tempat promosi produk, bahkan sebagai tempat senda gurau dengan member maupun komite WOSCA lainnya tanpa melihat jabatan. Dari semua proses komunikasi yang terjalin melalui media sosial diatas menunjukkan bahwa proses komunikasi online Komunitas WOSCA berjalan dengan sukses. Hubungan komite dengan member, komite dengan komite maupun member dengan member terjalin dengan mestinya. Dalam proses komunikasi internal komunitas WOSCA juga pernah mengalami penurunan. Ketika intensitas kegiatan komunitas WOSCA menurun maka komunikasi yang terjadi juga menurun. Grup yang ada menjadi sepi dan informasi juga kurang didaptkan member, ini disebabkan karena adanya kesibukan masing-masing dari member maupun komite WOSCA. namun ada upaya-upaya yang dilakukan oleh komunitas WOSCA untuk kembali menggiatkan komite dan member WOSCA seperti mlakukan kegiatan ngopi, diskusi diluara dengan member WOSCA lainnya.

97 b. Komunikasi Eksternal Komunitas WOSCA Komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang terdiri dari dua jalur secara timbal balik. Yaitu komunikasi komunitas WOSCA kepada masyrakat dan masyarakat kepada komunitas WOSCA. komunitas WOSCA dalam media sosial maupn saat diadakan kegiatan ikut berpartisipasi dengan masyarakat. Dalam berkomunikasi dengan masyarakat, komunitas WOSCA menggunakan media sosial berupa facebook dan instagram. Komunitas WOSCA enggunakan facebook dan instagram untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai kegiatan yang akan diadakan oleh komunitas WOSCA, informasi menganai dunia bisnis, informasi mengenai workshop, seminar dan lain sebaginya. Dengan menyebarkan infromasi kepada masyarakt maka masyrakat akan mengetahui dan ikut pula erpartisipasi atau mengikuti komunitas WOSCA. dengan berpartisipasinya masyarakat dalam komunitas WOSCA tentu ada proses komunikasi yang terjadi. Ini bisa membuat terjadinya pertukaran informasi dari komunitas WOSCA ke masyarakat ataupun masyarakat ke komunitas WOSCA. beberapa informan juga mengatakan bahwa adanya timbal balik dengan adanya komunikasi secara online ini. Timbal balik ini perlu bai suatau komunitas untuk valuasi ataupun masukan kedepannya dalam memberikan nformasi ataupun membuat kegiatan. Timbal balik dalam komunitas WOSCA yang mana melalui media sosial berupa suka terhadap postingan ataupun komen terhadap postngan baik komentar baik maupun komentar mengkritik.

98 2. Proses Komunikasi Tatap Muka Komunikasi secara tatap muka juga diperlukan komunitas WOSCA, sebab tdak dapat dipungkiri setiap komunitas yang menggunakan media sosial juga memerlukan komunikasi secara tatap muka. Komunikasi tatap muka berarti komunikasi yang tidak memerlukan media tertentu untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Dalam komunitas WOSCA komunikasi tatap muka diadakan untuk menjalin silahturahmi sekaligus diskusi. Bila diskusi di media sosial belum bisa menyelesaikan masalah maka dilakukan komunikasi secara tatap muka. Namun, komunikasi secara tatap muka bukan hanya diadakan untuk berdiskusi ataupun silahurahmi, melainkan juga untuk mengadakan event komunitas WOSCA seperti : kegiatan gathering family, anniverary komunitas WOSCA, seminar, workshop dan lain sebagainya. Komunikasi yang dilakukan secara tatap muka menyebabkan umpan balik berlangsung pada saat komunikator sedang menyampaikan pesan yang dinamakan umpan balik seketika. Dalam komunitas WOSCA saat melakukan diskusi maka komite dan member WOSCA berkumpul dan membahasa diskusi yang tidak bisa diselesaikan dalam media sosial. dalam hal ini member WOSCA dapat berpendapat dan merasakan umpan balik secara langsung. Saat melakukan komunikasi tatap muka maka bukan hanya member dan komite yang merasakan umpan balik tersebut. Namun, masyarakt juga merasakan umpan balik saat komunitas WOSCA mengadakan event seperti seminar, workshop, ataupun anniversary.

99 C. Konfirmasi Temuan dengan Teori Dari hasil penelitian dilapangan, peneliti telah menemukan beberapa data yang kemudian oleh peneliti akan dilakukan analisa. Maka dalam melakukan analisa tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa penelitian peneliti adalah merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat diskriptif. Dari beberapa data yang ditemukan peneliti dapat diketahui proses komunikasi onliene komunitas Wosca dan proses komunikasi offline komunitas Wosca. Dengan fokus pada komunikasi virtualnya. Untuk menguji kebenaran hasil dengan teori, maka peneliti mencocokan hasil temuan dengan teori yang peneliti gunakan yakni teori interaksi simbolik. Teori interaksionisme simbolik merupakan teori yang berusaha menjelaskan bahwa interaksi antar individu melibatkan penggunaan simbolsimbol. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita berusaha mencari makna yang cocok dengan yang dimaksudkan oleh orang tersebut. Selain itu, kita juga menginterpretasikan apa yang dimaksud orang lain melalui simbolisasi yang ia bangun. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan proses komunikasi virtual yang dilakukan di dalam komunitas WOSCA maupun dengan masyarakat merupakan kegiatan yang menjadi sebuah rutinitas dalam kehidupan komunitas tersebut. Interkasi yang dibangun komunitas WOSCA melalui media sosial tidak terlepas dari tiga konsep dasar interaksi simbolik yaitu pikiran, diri dan masyarakat. Dimana ketiga konsep tersebut mempunyai keterkaitan untuk membangun sebuah hubungan dengan individu lain melalui sebuah interaksi.

100 Tiga konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain : 1. Pentingnya konsep mengenai diri (self concept) 2. Pentinganya pembentukan makna bagi manusia 3. Hubungan antar individu dan masyarakat Berikut analisis temuan dengan teori interaksi simbolik, diri dalam teori ini memiliki dua segi, masing-masing menjalankan fungsi yang penting, I adalah bagian dari seorang dalam komunitas WOSCA yang menurut kata hati, tidak teratur, tidak terarah, dan tidak dapat ditebak. Me adalah refleksi umum orang lain yang terbentuk dari pola-pola yang teratur dan tetap diadopsi oleh seseorang dalam komunitas WOSCA, sehingga dibagikan kepada orang lain. I adalah tenaga pengerak dalam tindakan, sedangkan me mmberikan arahan, petunjuk dan berhati-hati. Misalnya hal ini terjadi pada salah satu member WOSCA yang merupakan seorang ibu rumah tangga. Seorang member WOSCA disini mengajak mengubah situasi hidupnya untuk mebubah konsep diri mereka. Disini I mengerakkan seorang member WOSCA untuk berubah dalam cara-cara yang tidak diizinkan me. Ibu rumah tangga memutuskan untuk berwirausaha untuk membentuk me yang baru dengan cara berhubungan dengan sebuah kelompok orang-orang enting yang baru, dalam hal ini sebagai member sebuah komunitas. Selanjutnya mengenai konsep diri, I disini yaitu diri seorang member WOSCA yakni seorang ibu rumah tangga yang dapat dikatakn mereka hanya mengurus rumah dan anak namun menginginkan untuk belajar berbisnis, kemudian me menggerakkannya untuk terjun dengan bergabung dalam

101 komunitas WOSCA untuk mempelajari bisnis online dengan alasan dengan alasan untuk meningkatkan kualitas diri mereka. Selanjutnya berpikir yakni konsep kedua Mead. Pikiran bukanlah sebuah benda, tetapi merupakan proses pecakapan seseorang dengan dirinya sendri, dan tidak di temukan didalam diri individu. Dalam komunitas WOSCA berpikir disini mengenai segala sesuatu simbol yang dapat di tangkap oleh seorang komite WOSCA ketika berkomunikasi/berinteraksi dengan member WOSCA ataupun dengan masyarakat. Sehingga melalui berpikir komunitas WOSCA dapat merencakan tindakan selanjutnya. Manusia menggunakan simbol-simbol yang berbeda untuk menamai objek. Seseorang selalu mengaartikan sesuatau berhubungan dengan bagaimana ia bertindak terhadap hal ini. Misalnya Ketua komunitas WOSCA memiliki ide untuk disampikan kepada komite dan member WOSCA. pastinya ia memiliki tindakan dengan mengirimkan pesan tersebut melalui media sosial. kemudian komite maupun member memberikan tanggapan terhadap pesan tersebut dan ada pula yang mengirimkan lambang-lambang untuk berkomunikasi yang menunjukkan suasa hati mereka seperti emoticon tersenyum dan lain sebagainya. Terkait dengan masyarakat (sociaty) atau kehidupan kelompok, terdiri atas perilaku-perilaku kooperatif anggota-anggotanya. Kerja sama manusia dalam hal ini komite dengan komite, member dengan member, komite dengan member dan masyarakat, mengharuskan seseorang yang tergaung dalam komunitas WOSCA memahami maksud orang lain (yang diajak untuk melakukan komunikasi melalui media sosial) dan mengharuskan komunitas WOSCA untuk mengetahui apa yang dilakukan selanjutnya. Pemaknaan

102 komunitas WOSCA merupakan hasil interkasi dengan orang lain. Seperti cara ketika ketua komunitas WOSCA berkomunikasi dengan komite, member WOSCA dan masyarakat dengan menggunakan tulisan yang dapat dimengrti komite, member WOSCA dan masyarakat karena memberikan informasi melalui media sosial.