BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini menggunakan tiga SPBU yaitu SPBU A (Sekar Pace) SPBU B (Serengan), dan SPBU C (Kebakkramat). SPBU A berdiri sejak 2005 dengan total operator sebanyak 20 orang, satpam 2 orang, office boy 1 orang dan staff kantor 5 orang. Bahan yang dijual oleh SPBU Sekarpace ini ada BBM yang meliputi Pertamax (92) yang menggunakan timbal lebih sedikit, Premium (88) yang menggunakan timbal lebih banyak, Bio Solar atau Solar menggunakan timbal dan Pertamax dex untuk bahan diesel, oli, minyak tanah, gas LPG (3kg dan 12kg). SPBU Sekarpace memiliki pergantian shift sejumlah 3 shift yaitu shift pertama mulai pukul 06.00-14.00, shift kedua pukul 14.00-21.00 dan shift ketiga pukul 21.00-06.00.Pergantaan posisi dilakukan setiap 2 hari sekali dan ada waktu libur satu kali dalam seminggu.spbu Sekarpace ini belum menerapkan jaminan kesehatan bagi pekerja dan belum ada pemeriksaan kesehatan, namun sudah ada jaminan kecelakaan yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dikarenakan SPBU ini sudah ada logo Pasti Pas maka setiap dua bulan sekali dilakuakan audit dari pihak pertamina, dalam criteria penilaian tersebut ada tiga macam antara lain kualitas produk, kuantitas pengeluaran BBM, dan pelayanan kepada konsumen. 30
31 SPBU B berdiri sejak 2014 dengan jumlah operator sebanyak 19 orang, office boy 1 orang, dan pengawas 2 orang. Pergantian shift di SPBU ini terdapat 3 jadwal yaitu shift pertama pukul 07.00-13.00 ada 5 orang, shift kedua pukul 13.00-19.00 ada 5 orang, dan shift ketiga pukul 19.00-07.00 ada 4 orang. SPBU ini juga belum menerapkan pelayanan kesehatan namun sudah melakukan pelayanan kecelakaan di lingkungan kerja.ada pekerja wanita sebanyak 6 orang. Dikarenakan SPBU ini juga sudah ada logo Pasti Pas maka dilakukan audit setiap 2 bulan sekali oleh pihak pertamina. SPBU C berdiri sejak 7 Januari 1990.Jumlah pekerja operator ada 19 orang dan office boy 2 orang.pada SPBU ini sudah menerapkan pelayanan kesehatan dan pelayanan kecelakaan.sampai saat ini belum pernah ada kecelakaan kerja di SPBU ini. Pembagian shift ada 4 yaitu shift pertama pukul 07.00-14.00, shift kedua pukul 14.00-22.00, shift ketiga pukul 22.00-07.00 dan shift keempat yaitu libur. Bahan yang dijual berupa pertamax, premium, dan solar.sudah ada pengukuran lingkungan sebelumnya namun belum pernah ada audit. B. Karakteristik Responden dan Variabel Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, massa kerja, dan IMT. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 30 pekerja SPBU sebagai responden. Tendensi karakteristik responden
32 penelitian dengan skala data rasio meliputi usia, skor IMT, dan masa kerja dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Karakteristik Responden No. Karakteristik Mean Median Std. Deviation Range Min Max 1 Usia 35,26 31,5 12,28 46 19 65 2 Masa Kerja 6,61 4,5 6,01 24,5 0,5 25 3 Skor IMT 24,88 24,61 5,55 30,62 17,17 47,79 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rerata usia dari 30 responden operator SPBU yang terkena paparan Pb ialah 35,26 tahun dengan usia tertinggi 65 tahun dan usia terendah 19 tahun. Berdasarkan skor IMT dari 30 responden didapatkan rerata 24,88 yang termasuk dalam kategori beresiko menjadi obesitas, hal ini dapat dilihat pada tabel kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) berikut ini IMT Kategori <18,5 Berat badan kurang 18,5-22,9 Berat badan normal 23 Kelebihan berat badan 23,0-24,9 Beresiko menjadi obes 25,0-29,9 Obes I 30 Obes II Sumber : Centre For Obesity Research and Education 2007 Sedangkan skor IMT tertinggi ialah 47,79 dan skor IMT terendah ialah 17,17. Masa kerja terlama dari 30 responden ialah 25 tahun dengan rerata masa kerja 7 tahun.
33 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Karakteristik Responden No Karakteristik P Value 1 Usia 0,012 2 Masa Kerja 0,000 3 Skor IMT 0,000 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden tidak terdistribusi normal karena p > 0,05. Karakteristik responden yang terpapar Pb dengan skala data nominal diantaranya ialah jenis kelamin dan riwayat merokok dengan frekuensi sebagai berikut: a. Jenis kelamin Besdasarkan hasil observasi bahwa distribusi sampel berdasar jenis kelamin yang digunakan dalam penelitian adalah laki-laki dan perempuan. Hasil distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sebagai berikut : Jenis Kelamin Laki-laki 26 Perempuan 4 Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin b. Riwayat merokok Distribusi respondenberdasarkan kebiasaan merokok dapat dilihat pada gambar berikut:
34 Riwayat Merokok Tidak pernah merokok (14) Merokok (13) Pernah Merokok (3) 2. Variabel Penelitian Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Riwayat Merokok Tabel tendensi sentral variabel penelitian meliputi Pb lingkunan, Pb dalam darah, dan jumlah eritrosit di 3 SPBU adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Tendensi Sentral Variabel Penelitian No. Variabel Mean Median Std. Range Min Max Deviation 1. Kadar Pb 0,208 0,104 0,121 0,241 0,104 0,345 Lingkungan 2. Kadar Pb 3,26 3,15 7,56 29,15-10,07 19,09 dalam Darah 3. Jumlah Eritrosit 5,066 4,95 0,48 2,10 3,70 5,80 Sumber: Data Primer, Februari 2015 Berdasarkan hasil pengujian kadar Pb lingkungan di 3 SPBU dapat dilihat rerata sebesar 0,208 µg/nm 3 dengan kadar Pb lingkungan tertinggi 0,304 µg/nm 3 pada SPBU 1. Dari hasil penelitian kadar Pb dalam darah 30 responden, dapat dilihat bahwa kadar Pb dalam darah masih dibawah NAB dengan rerata 3,26 µg/dl, kadar Pb dalam darah yang paling tinggi ialah 19,09 µg/dl. Sedangkan jumlah eritrosit dari 30 responden yang diteliti, terdapat 25 responden laki-laki dan 4 responden perempuan memiliki jumlah eritrosit
35 normal dan 1 responden laki-laki memiliki jumlah eritrosit di bawah normal. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian No Variabel P Value 1 Kadar Pb Lingkungan 0,000 2 Kadar Pb dalam Darah 0,728 3 Jumlah Eritrosit 0,083 Berdasarkan hasil uji Normalitas Variabel Penelitian dapat dilihat bahwa Kadar Pb Lingkungan tidak terdistribusi normal nengan P < 0,05, sedangkan Kadar Pb dalam darah dan jumlah eritrosit terdistribusi normal dengan p > 0,05. C. Hubungan Kadar Pb dalam Darah dengan Jumlah Eritrosit Hasil uji korelasi pearson produk moment hubungan kadar Pb dalam darah dengan jumlah eritrosit dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Korelasi Pearson Hubungan Kadar Pb dalam Darah dengan Jumlah Eritrosit Variabel Signifikan (p) Koefisien korelasi (r) Kadar Pb dalam Darah 0,080 0,324 Jumlah Eritrosit Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan kadar Pb dalam darah dengan jumlah eritrosit responden memperoleh nilai p = 0,080 atau nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan jumlah eritrosit dengan kekuatan korelasi sebesar 0,324 dan
36 arah korelasi + (positif), dari angka tersebut dapat diketahui bahwa tingkat hubungan antar variabel adalah lemah. D. Hubungan Karakteristik Responden dengan Variabel Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi kadar Pb dalam darah dan jumlah eritrosit, maka peneliti menguji hubungan kadar Pb dalam darah dengan kadar Pb Lingkungan, usia, dan masa kerja, serta meneliti hubungan jumlah eritrosit dengan IMT dan Usia. 1. Hubungan kadar Pb dalam darah dengan kadar Pb lingkungan, usia dan masa kerja 2. Hasil uji hubungan jumlah eritrosit dengan IMT dan Usia dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Hubungan Jumlah Erirosit dengan Karakteristik Responden dan Hubungan Pb dalam Darah dengan Karakteristik Responden menggunakan Uji Korelasi Pearson dan Uji Korelasi Spearman Karakteristik dengan Variabel Terikat Signifikan Koefisien Korelasi (p) Jumlah Eritrosit dengan IMT** 0,685-0,077 Jumlah Eritrosit dengan Usia* 0,052-0,358 Pb dalam darah dengan Pb Lingkungan** 0,967 0,008 Pb dalam darah dengan usia* 0,461-0,140 Pb dalam darah dengan masa kerja* 0,561-0,111 Keterangan : * : Uji Korelasi Pearson **: Uji Korelasi Spearman Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara jumlah eritrosit dengan karakteristik responden, hal ini di kerenakan nilai p > 0,05.