BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D E P A RT E M E N T E K NI K I ND US T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISIS HASIL

ANALISIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DALAM MEMINIMALISI SIX BIG LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL FILTERS

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Industrial Management Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisir Six Big Losses Pada Mesin Produksi di UD.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkala untuk

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kepercayaan yang tinggi dari para konsumen, berlomba-lomba untuk

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB II KAJIAN LITERATUR...

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. FREKUENSI KERUSAKAN PER BULAN (Times)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam dunia industri

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS KERUSAKAN PADA MESIN LARGE PRES 500 TON MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT PAMINDO TIGA T

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN STRATEGI PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

Analisa Kinerja Mesin AMP (Asphalt Mixing Plan) dengan Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada PT Dua Putri Kedaton

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN BLOWING BERDASARKAN EVALUASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PLASTIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Bakrie BAB I

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME

BAB III METODOLOGI.

BAB 3 METODE PENELITIAN

USULAN PENYUSUNAN JADWAL DAN PERBAIKAN METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK SEWING MACHINE DENGAN MENGGUNAKAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja perusahaan. Salah satu hal yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah kinerja mesin. Mesin merupakan faktor produksi yang sangat berpengaruh dalam proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan perawatan mesin yang terencana agar mesin dapat beroperasi secara maksimal, mengurangi kerusakan mesin dan meningkatkan efektivitas produksi. PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan wood pellet. Produk utama perusahaan ini adalah pelet kayu yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun skala pabrik. PT Salix Bintama Prima menggunakan beberapa mesin dalam melakukan kegiatan produksi, yaitu wood chipper, hammer mill, dust separator, pellet press, cooling tank, vibrating screen. Untuk menjaga kondisi mesin tersebut agar tidak mengalami kerusakan atau paling tidak untuk mengurangi waktu kerusakan maka dibutuhkan sistem perawatan dan pemeliharaan mesin yang baik dan tepat agar dapat meningkatkan efektivitas mesin sehingga kerugian yang disebabkan oleh kerusakan mesin dapat dikurangi. Data waktu kerusakan mesin-mesin produksi selama Januari 2014 Desember 2014 ditunjukan pada Tabel 1.1. I-1

I-2 Tabel 1.1. Data Waktu Kerusakan (Breakdown) Mesin-Mesin Produksi Mesin Wood Chipper Hammer Mill Dust Separator Pellet Press Cooling Tank Vibrating Screen Periode Januari 2014 Desember 2014 Total Breakdown (Waktu) 286 jam 28 645 jam 17 48 jam 44 229 jam 40 64 jam 34 154 jam 17 Total Breakdown Total Breakdown (%) Frekuensi Frekuensi (%) 286.47 20.05 79 25.23 645.28 45.16 143 45.69 48.73 3.41 12 3.83 229.67 16.07 36 11.50 64.57 4.52 14 4.47 154.28 10.80 29 9.27 TOTAL 1429 100 313 100 Sumber: PT. Salix Bintama Prima Dokumentasi bagian mekanik mengenai data waktu kerusakan mesinmesin produksi periode Januari sampai dengan Desember 2014 menunjukkan mesin-mesin yang digunakan di PT. Salix Bintama Prima untuk memproduksi wood pellet serta frekuensi kerusakan dan breakdown yang dialami setiap mesin. Dari tabel tersebut terlihat mesin hammer mill membutuhkan waktu perbaikan yang paling lama dan frekuensi kerusakan tertinggi yaitu total breakdown selama 645 jam 17 dan frekuensinya 143 kali. Dibandingkan dengan mesin-mesin lainnya lamanya waktu breakdown hammer mill mencapai 45.16% dari total keseluruhan perbaikan yang dilakukan bagian maintenance dan frekuensinya mencapai 45.69% dari total kerusakan mesin di PT. Salix Bintama Prima. Data kerusakan mesin-mesin diatas menjadi pertimbangan peneliti untuk meneliti lebih lanjut pada mesin hammer mill.

I-3 Mesin hammer mill (mesin penumbuk) adalah suatu mesin yang bertujuan untuk menghancurkan bahan material besar menjadi lebih kecil. Mesin hammer mill berada di awal deretan mesin produksi yang tersusun secara kontinu dimana material berpindah secara otomatis menggunakan conveyor dan elevator. Deretan mesin kontinu tersebut adalah hammer mill dust separator - pellet press cooling tank - vibrating screen. Mesin hammer mill hanya berjumlah 1 unit. Mesin ini tergolong mesin critical dimana apabila mesin hammer mill mengalami kerusakan (breakdowns) dapat mengganggu proses produksi. Melihat tingginya frekuensi kerusakan mesin hammer mill dan lamanya waktu perbaikan yang dibutuhkan maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas mesin hammer mill di PT. Salix Bintama Prima. Penelitian mengenai efektivitas mesin hammer mill tersebut dilakukan untuk mengukur efektivitas mesin karena selain dapat mengetahui besarnya pengaruh faktor kerusakan mesin terhadap efektivitas mesin, dapat pula mengetahui faktor-faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi seperti kerusakan mesin dan kecacatan produk. OEE adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas mesin melalui perhitungan waktu kerja yang tersedia, efisiensi kinerja mesin dan tingkat kualitas produk yang dihasilkan. Ketiga tahapan OEE tersebut dipengaruhi oleh breakdown, waktu set up, lamanya mesin menganggur, standar kecepatan mesin, produk yang dihasilkan dan yield. FMEA adalah suatu metode yang mampu menganalisis faktor penyebab kegagalan terbesar dan memberikan usulan untuk perbaikan agar kegagalan potensial dapat dihindari. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas mesin akan dinalisis menggunakan pareto

I-4 diagram. Faktor yang memiliki persen kegagalan terbesar akan dinalisis menggunakan FMEA ditinjau dari keseriusan efek kegagalan, frekuensi terjadinya kejadian dan kemudahan dalam mendeteksi kegagalan sehingga nilai RPN (risk priority number) dapat diperoleh kemudian tindakan penanggulangan dapat ditentukan. Penelitian Dinda Hesti Triwardani (2013) yang berjudul Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual Filter DD07 dengan studi kasus PT. Filtrona Indonesia di Surabaya menemukan bahwa tingkat efektivitas mesin Dual Filters DD07 yang rendah sehingga peneliti memberikan rekomendasi perbaikan yaitu dengan beberapa aktivitas tambahan berupa pencacatan informasi di log book mengenai perbaikan serta pengecekan yang lebih teliti pada settingan belt 1. Penelitian Jazuli (2013) yang berjudul Identification Performance and Machine Failure of Manufacturing System Based on OEE and FMEA Methods dengan studi kasus PT APF menemukan bahwa tingkat OEE mesin 4, 5, 24 dan 25 rendah dikarenakan berat yang tidak dicapai untuk dapat masuk ke proses produksi sehingga direkomendasikan perbaikan pada metode kerja agar dapat menginspeksi kembali berat produk yang akan diproses. 2 1 Dinda Hesti Triwardani, dkk. 2013. Analisis Overall Equipment Effectiveness (OEE) dalam Meminimalisi Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual Filters DD07. Teknik Industri Universitas Brawijaya. Surabaya. 2 Jazuli, dkk. 2013. Identification Performance and Machine Failure of Manufacturing System Based on OEE and FMEA Methods. Departemen Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro. Semarang

I-5 Berdasarkan tiga kondisi yang dijabarkan diatas yaitu mesin hammer mill memiliki tingkat kerusakan tertinggi, mengacu pada penelitian sebelumnya dan mesin hammer mill merupakan mesin kritis pada jalur produksi wood pellet di PT. Salix Bintama Prima. Maka mesin hammer mill dijadikan objek penelitian ini dengan judul penelitian Integrasi Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk Meningkatkan Efektivitas Mesin Hammer Mill di PT. Salix Bintama Prima. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas adalah lamanya waktu perbaikan mesin hammer mill yang berpengaruh pada efektivitas mesin maka perlu dilakukan pengidentifikasian terhadap faktor-faktor penyebab kerusakan mesin serta upaya perbaikan melalui usulan perbaikan untuk memperbaiki efektivitas mesin. 1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui nilai efektivitas mesin hammer mill dengan menggunakan metode OEE dan menghitung besarnya six big losses. 2. Menemukan penyebab utama losses yang mempengaruhi efektivitas mesin hammer mill. 3. Mencari risiko penyebab kegagalan proses terbesar dalam nilai risk priority number dengan metode failure mode and effect analysis (FMEA)

I-6 serta mengusulkan tindakan perbaikan untuk memperbaiki efektivitas mesin. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Mahasiswa Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori yang diperoleh di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan masalah. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengetahui faktor utama penyebab terjadinya kerusakan dan menemukan sistem perawatan yang tepat. 3. Bagi Departemen Teknik Industri Sebagai tambahan referensi untuk memperkaya laporan penelitian Teknik Industri dan dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya meneliti satu mesin saja yaitu mesin hammer mill. 2. Data yang diambil yaitu pada periode bulan Januari 2014 Desember 2014. 3. Biaya-biaya yang dibutuhkan tidak dibahas selama proses penelitian. 4. Objek penelitian adalah tingkat efektivitas mesin hammer mill.

I-7 Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Proses produksi, mesin kerja dan teknologi yang digunakan tidak mengalami perubahan. 2. Proses produksi berjalan normal selama penelitian dilakukan 1.5. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana Sistematika penulisan laporan bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun dan mempelajari bagian-bagian dari seluruh rangkaian penelitian. Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini adalah: BAB I Pendahuluan berisi tentang pemeliharaan mesin dengan menggunakan metode OEE dan FMEA untuk meminimalkan kerusakan mesin hammer mill yang terjadi di PT. Salix Bintama Prima. BAB II Gambaran umum perusahaan. PT. Salix Bintama Prima adalah pabrik yang memproduksi wood pellet yang berlokasi di Tanjung Morawa dan memiliki proses produksi yang kontinu. BAB III Landasan teori. Teori yang digunakan mengenai Maintenance, Six Big Losses, perhitungan OEE dan FMEA. BAB IV Metodologi penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan data historis kerusakan mesin kemudian menghitung nilai availability yaitu rasio yang menyatakan efektivitas waktu kerja yang digunakan, performance efficiency yaitu nilai yang menyatakan kinerja mesin, rate of quality yaitu rasio yang menyatakan perbandingan produk baik terhadap produk rusak,

I-8 FMEA yaitu analisis yang dilakukan untuk mengambil langkah langkah perbaikan. BAB V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer yaitu proses produksi, kapasitas mesin dan cara kerja mesin melalui observasi. Data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi kerusakan mesin hammer mill, jumlah produk rusak. Pengolahan data menggunakan metode OEE untuk mengetahui efektivitas mesin hammer mill dan FMEA untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap kerusakan mesin melalui risk proirity number (RPN) terbesar. BAB VI Analisis. Hasil pengolahan data berupa nilai OEE dianalisis untuk mengetahui dampak dari tingkat efektivitas mesin terhadap perusahaan kemudian FMEA untuk mendapatkan solusi atas masalah yang terjadi berdasarkan nilai RPN terbesar. BAB VII Kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang dihasilkan berupa solusi untuk dapat meningkatkan nilai OEE yaitu nilai yang menunjukkan efektivitas mesin. Saran kepada pihak perusahaan sebagai masukan dalam pemeliharaan mesin yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang.