BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

MANAJEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BULUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

Katalog BPS:

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ARAHAN LOKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DI KAWASAN PESISIR UTARA KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR TUGAS AKHIR

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

1. Pendahuluan IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGULAN PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN INDRAMAYU

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Cilacap dan sekitarnya adalah merupakan bagian perairan di Selatan

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang tabel 1.1

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lentik. Jadi daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memilki zona maritim yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 yang terdiri atas perairan kepulauan 2,3 juta km 2, laut teritorial 0,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta km 2. Indonesia memiliki potensi perikanan tangkap sebesar 6,4 juta ton per tahun. Baru termanfaatkan sebesar 63,5% atau sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat pemanfaatan (exploitation rate) terlihat masih jauh dari potensi lestarinya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009). Gafa dan Subani (1982) menyatakan bahwa perikanan tangkap pada dasarnya adalah memanfaatkan stok hewan liar yang menghuni suatu perairan, yang sifatnya berburu. Sumberdaya perikanan tersedia melimpah dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali (renewable resources), namun tanpa adanya pengawasan terhadap usaha penangkapan yang berlangsung secara terus menerus, dapat memperbesar kemungkinan terjadinya over fishing dan penurunan hasil tangkapan ikan di suatu perairan atau bahkan di beberapa daerah penangkapan ikan (Naamin dan Hardjamulia, 1990). Data laporan tahunan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat menunjukkan adanya penurunan total seluruh jenis ikan hasil tangkapan, dimana pada tahun 2006, hasil tangkapan mencapai 312.664 ton, sedangkan pada tahun 2010 hasil tangkapan mencapai 39.233,2 ton (Dinas Perikanan Jawa Barat, 2010) Kabupaten Pangandaran secara geografis berada pada koordinat 108º 41-109⁰ Bujur Timur dan 07⁰ 41-07⁰ 50 Lintang Selatan memiliki luas wilayah mencapai 61 km² termasuk luas laut dan pantai dengan batas-batas wilayah. Pangandaran merupakan salah satu wilayah yang termasuk dalam zona Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) IX samudra hindia (WPP) IX mencakup perairan ujung barat pulau Sumatra dan pantai selatan jawa. Kawasan in merupakan kawasan andalan untuk sektor pariwisata bahari dan perikanan tangkap. Kedua sektor ini tercatat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah dan masyarakat di wilayah itu (Atikah,2013)

Menurut Departemen Kelautan Perikanan (DKP) Kabupaten Ciamis (2012) kondisi armada penangkapan ikan di Kabupaten Pangandaran didominasi oleh perahu motor tempel. Kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh musim timur dan musim barat. Kegiatan penangkapan ikan sebagian besar dilakukan pada musim timur. Pada musim barat nelayan hanya menangkap ikan dalam jumlah yang sedikit bahkan pada waktu-waktu tertentu tidak mendapatkan ikan sama sekali. Hal ini disebabkan gelombang dan angin yang besar. Pada saat itu nelayan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan, bahkan tidak sedikit nelayan yang memilih untuk tidak melaut. Di Pangandaran biasa menangkap ikan di perairan Teluk Pananjung, Teluk Parigi, Karapyak, Nusakambangan dan Cilacap. Jarak yang ditempuh nelayan dari fishing base ke fishing ground berkisar antara 1 5 mil dengan waktu tempuh antara 40 60 menit. Nelayan menentukan daerah penangkapan ikan berdasarkan pengalaman, kebiasaan dan tanda-tanda alam serta informasi dari nelayan lainnya. Jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan sangat beragam seperti udang jerbung, lobster, manyung, bawal hitam, bawal putih, kakap merah, kakap putih, kembung, tongkol, tenggiri, layur, cucut, pari dan lain-lain. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat para penjualan dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui pelelangan. Fungsi Tempat Pelelangan ikan yaitu: Memperlancar kegiatan pemasaran, Mempermudah pembinaan mutu ikan hasil tangkapan. TPI Pangandaran didirikan pada tahun 1973 oleh pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Perikanan, TPI ini bertujuan untuk membantu pengembangan usaha perikanan tangkap di Pangandaran. Khusunya dalam pengaturan tata niaga. Dengan adanya TPI memudahkan nelayan untuk menjualkan hasil tangkapannya. Berdasarkan SK Pemda TK. II Kabupaten Ciamis No. 503. 3047/1993 maka mulai tanggal 1 Oktober 1987 TPI Pangandaran dikelola oleh KUD Minasari, yang bertindak sebagai penyelenggara pelelangan dan Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai penanggung jawab TPI Pangandaran. Menurut Rukmana (1997:13) Ikan adalah hewan berdarah dingin, memiliki ciri khas bertulang belakang, insang dan sirip. Ikan memiliki kemampuan di dalam

air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air. Kehidupan ikan sangat bergantung pada kondisi air yang berfungsi sebagai tempat hidupnya. Kondisi perairan yang tercemar serta adanya kegiatan manusia juga menyebabkan terganggunya kelestarian jenis-jenis ikan menjadi terancam, sedangkan permintaan ikan sebagai bahan pangan terus meningkat seiring dengan banyaknya masyarakat yang sadar akan kebutuhan nilai gizi bagi mereka yang dapat dipenuhi oleh ikan tersebut. Alat tangkap ikan merupakan salah satu sarana pokok yang penting dalam rangka pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan secara optimal dan berkelanjutan. Jenis alat tangkap yang dominan digunakan mencakup jaring insang (gill net), rawai (longline), pukat cincin (purse seine) dan jaring udang (trawl) (Mulyanto, 1995:4). Menurut Ari Wahyono (2001, hlm. 60-61) jarak tangkap adalah jarak yang di tempuh oleh nelayan untuk melaut dari garis pantai hingga menuju daerah peangkapan ikan. Surat Keputusan Mentri Pertanian No.607 tahun 1976 sampai No.609 tahun 1979. Jalur penangkapan ikan terbagi menjadi 3 jalur tangkapan ikan, yaitu sebagai berikut: 1. Jalur 1 kurang dari tiga mil 2. Jalur II sejauh tiga sampai tujuh mil 3. Jalur III sejauh tujuh sampai dengan 12 mil Beberapa penelitian terdahulu yang mendukung judul penelitian ini diantaranya, yaitu: (1) Khaerudin (2015), dengan judul Jenis Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar Ikan Kuala Tungkal Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat judul penelitian ini berbeda dengan apa yang akan di lakukan, pada judul Jenis Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pasar Ikan Kuala Tungkal Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat penulis ingin melihat jenis jenis ikan hasil tangkapan pada jarak yang berbeda. Sedangkan penelitian yang akan di lakukan peneliti ingin melihat jenis jenis ikan yang di tangkap nelayan berdasarkan jarak tangkap dari pantai. (2) Eko Sriwiyono (2011), dengan Judul Karakteristik Ikan Hasil Tangkapan Alat Tangkap ilegal di Pantai

Ujung Jawa Barat judul penelitian ini berbeda dengan apa yang akan dilakukan pada judul Karakteristik Ikan Hasil Tangkapan Alat Tangkap ilegal di Pantai Utara Jawa Barat penulis ingin melihat jenis-jenis ikan hasil tangkapan dengan menggunakan alat tangkap yang masih bersifat ilegal. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan ingin Mengindentifikasi Jenis-jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Pantai Pangandaran.. (3) Nurlaeli (2006), dengan judul identifikasi jenis-jenis ikan teleostei yang tertangkap nelayan di wilayah perairan pesisir kota semarang pada judul tersebut peneliti ingin mengindentifikasi jenis-jenis ikan yang ditangkap di pesisisr di kota semarang. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan Peneliti ingin Mengindentifikasi Jenis-jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di Pantai Pangandaran. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin Mengindentifikasi Jenis-jenis Ikan Berdasarkan Area Tangkap Dilaut Pangandaran dan Mengetahui Hasil Tangkapan Ikan Berdasarkan Area Tangkap oleh para nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Nusawiru Desa Cijulang Kabupaten Pangandaran, Propinsi Jawa Barat. B. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Keanekaragaman jenis ikan yang ditangkap berdasarkan area tangkap dari pantai di pantai pangandaran, jawa barat 2. Klasifikasi dari jenis ikan yang di tangkap oleh nelayan 3. Membandingkan hasil tangkap ikan yang dominan tertangkap berdasarkan area yang berbeda dari pantai atau jalur penangkapan ikan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang. maka dapat di rumuskan masalah penelitian, yaitu: Bagaimanakah keanekaragaman pendapatan hasil tangkapan jenis ikan berdasarkan area tangkap dari pantai,di pantai pangandaran,ciamis, jawa barat? D. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas, perlu adanya batasan masalah dalam penelitian, yaitu: 1. Mengidentifikasi Keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan dengan jumlah 10 jenis ikan berdasarkan jarak tangkap dari patai di laut pangandaran 2. Potensi ikan yang ditangkap tidak menentu tiap bulannya. 3. Ikan yang di tangkap berdasarkan jalur 1, jalur 2 dan jalur 3. E. Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan memperoleh data keanekaragaman jenis ikan berdasarkan area tangkap dari pantai, di laut pangandaran, Kabupaten pangandaran, Jawa Barat 2. Membandingkan hasil tangakap ikan berdasarkan jarak jauh dan dekat dari pantai 3. Hasil tangkapan tertinggi untuk setiap spesies potensial. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat Adapun manfaat dari penerlitian ini Adapun kegunaannya adalah sebagai bahan informasi bagi masyarakat khususnya nelayan agar mereka dapat mengetahui letak alat tangkap bagan tancap yang lebih efektif memperoleh lebih banyak hasil tangkapan dalam pengoperasiannya. 2. Bagi Pendidikan Di sekolah biasa mempelajari pada bab keanekaragaman hayati tentang jenis ikan. 3. Bagi peneliti Bagi penididikanbisa menambah wawasan tentang keaneragaman jenis ikan di laut. G. Definisi Operasional 1. Laut Laut merupakan bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Lautan meliputi kira-kira 361 juta km 2, sekitar 71% dari permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata kira-kira 4 km (pengantar biologi laut 1 hal 3). Laut memang

merupakan faktor fisik yang paling dominan yang membentuk tanah air. Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yaitu tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup 2. Jenis ikan Ikan merupakan biota akuatik yang bersifat mobil atau nekton yang hidup di perairan baik sungai, danau, ataupun di lautan. Hewan ini sudah lama menjadi salah satu sumber daya pangan yang dimanfaatkan oleh manusia karena mempunyai nilai ekonomis yang besar. Dengan sifatnya yang mobil, dalam batas tertentu ikan dapat memilih bagian perairan yang layak bagi kehidupannya (Fachrul, 2007). Menurut Lalli dan Parson (1993) dalam Wahyuningsih dan Barus (2006), ikan dibagi menjadi tiga kelas utama berdasarkan taksonominya yaitu : a) Kelas Agnatha, meliputi ikan primitif seperti Lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang berpasangan tetapi memiliki satu atau dua sirip punggung dan satu sirip ekor. b) Kelas Chondroichthyes, memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik, termasuk kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya ikan pari dan ikan hiu. c) Kelas Osteichthyes, meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan ditemukan pada 300 juta tahun lalu. Keanekaragaman jenis ikan pangandaran sangat berbeda- beda dan banyak sekali spesies pada ikan yang di temukan, salah satunya produksi ikan terbesar dan berbeda jenis nya yaitu di pantai pangandaran. Pangandaran merupakan salah satu wilayah pesisir di selatan Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata bahari dan perikanan tangkap yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian daerah dan masyarakat sekitar (Nurhayati, 2013). Berbagai jenis ikan yang di temukan di pangandaran sangat beraneka ragam 3. Jarak atau jalur Jalur Penangkapan Ikan adalah wilayah perairan yang merupakan bagian dari Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) untuk pengaturan dan pengelolaan kegiatan

penangkapan yang mengunakan alat penangkap ikan yang diperbolehkan dan/atau yang dilarang. 4. Tempat Pelelangan Ikan Tempat Pelelangan Ikan adalah disingkat TPI yaitu pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan / pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak (tidak termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat). Biasanya TPI ini dikoordinasi oleh Dinas Perikanan, Koperasi atau Pemerintah Daerah. TPI tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut: tempat tetap (tidak berpindah-pindah), mempunyai bangunan tempat transaksi penjualan ikan, ada yang mengkoordinasi prosedur lelang/penjualan, mendapat izin dari instansi yang berwenang (Dinas Perikanan/Pemerintah Daerah 1999). 5. Pantai Pangandaran Kabupaten pangandaran terletak pada posisi geografis 07041'01" - 07049'11" LS dan 108026'58" - 108046'56" BT memiliki luas kawasan sekitar 29.823,99 Ha. Sementara secara administratif, Kabupaten pangandaran berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan di sebelah utara, Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat, Provinsi Jawa Tengah di sebelah timur, dan Samudera Indonesia di sebalah selatan. Secara umum Kabupaten pangandaran merupakan kabupaten di bagian timur Provinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Ciamis adalah kawasan Pangandaran yang meliputi 5 kecamatan, yaitu Pangandaran, Sidamulih, Parigi, Cijulang, dan Cimerak. Dasar hukum penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kabupaten Ciamis adalah Peraturan Bupati Ciamis Nomor : 15 Tahun 2008. H. Sistematika Skripsi 1. BAB I Pendahuluan Bab I merupakan bagian awal dari skripsi yang berisi latar belakang masalah dilakukannya penelitian mengenai Studi Jenis-Jenis Ikan Laut Berdasarkan Hasil Tangkap Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan nusawiru pangandaran Kabupaten pangandaran. Selain itu isi di dalam bagian ini juga terdapat identifikasi masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan skripsi. 2. BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Bab II isi dan kajian teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Teori yang terdapat pada penelitian ini yaitu untuk menunjang dalam penelitian dan pengolahan data yang diperoleh dari proses penelitian, meliputi teori yang mendukung penelitian di TPI Nusawiru Kabupaten Pangandaran dan terdapat hasil penelitian terdahulu yang dapat menjadi gambaran atau acuan terhadap penelitian ini. Kajian teori yang mendukung, kemudian dikembangkan menjadi kerangka pemikiran sebagai gambaran umum dilakukannya penelitian tentang Studi Jenisjenis Ikan Laut Berdasarkan Hasil Tangkap Nelayan di Tempat Pelelangan Ikan Nusawiru Kabupaten Pangandaran 3. BAB III Metode Penelitian Bab III merupakan metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian. Dalam bab ini terdapat desain penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan instrument penelitian, teknik analisis data dan prosedur penelitian. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV merupakan hasil penelitian yang sudah diolah dan dibahas berdasarkan data dari hasil observasi dan teori pendukung lainnya. 5. BAB V Simpulan dan Saran Bab V merupakan kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah dan berisi saran penelitian.