IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PENDUGAAN LAJU RESPIRASI BROKOLI (Brassica oleracea L. var. italic) PADA BERBAGAI SUHU PENYIMPANAN

Gambar 1. Brokoli (Brassica oleracea L. var. italic)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A VI. PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia buah pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu hasil

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

: Ilmu yang berkaitan dengan Komposisi kuantitatif senyawasenyawa. Konversi kuantitatif dalam reaksireaksi

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

Kontraksi otot membutuhkan energi, dan otot disebut sebagai mesin. pengubah energi kimia menjadi kerja mekanis. sumber energi yang dapat

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI RESPIRASI KECAMBAH. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Djukri, M.S.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu jenis buah segar yang disenangi masyarakat. Pisang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

ENERGI. Universitas Gadjah Mada

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Mitokondria

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

HASIL DAN PEMBAHASAN

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Kelangsungan Hidup

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

A. Respirasi Selular/Aerobik

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

BAB IV HASIL DAB PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

PENGATURAN KEMASAKAN

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Suhu pada Respirasi Brokoli Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa brokoli mempunyai respirasi yang tinggi. Namun pada suhu yang rendah, hasil pengamatan menunjukkan bahwa konsentrasi O 2 yang dikonsumsi dan produksi CO 2 semakin sedikit (Lampiran 1) yang menunjukkan bahwa respirasi brokoli pada suhu rendah lebih lambat dibandingkan dengan suhu ruang. Lampiran 2 menunjukkan laju respirasi (konsumsi O 2 dan produksi CO 2 ) pada suhu 5 o C, 10 o C, 15 o C, 20 o C, dan 27 o C (suhu ruang). Pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa laju respirasi untuk tiap-tiap suhu penyimpanan berbeda. Konsumsi O 2 suhu 27 o C pada hari pertama adalah 153.6±15.5 ml/kg jam sampai 76.7±22.8 ml/kg jam pada hari keempat. Sedangkan produksi CO 2 pada hari pertama adalah 135.7±17.2 ml/kg jam sampai 83.9±14.5 ml/kg jam pada hari keempat. Pada suhu penyimpanan 5 o C memiliki laju respirasi yang paling rendah (konsumsi O 2 dan produksi CO 2 yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan suhu lainnya). Pada suhu 5 o C konsumsi O 2 pada hari pertama adalah 33.5±7.4 ml/kg jam sampai 28.2±1.7 ml/kg jam pada hari ke tujuh. Sedangkan produksi CO 2 pada hari pertama adalah 28.9±9.5 ml/kg jam sampai 18.2±4.7 ml/kg jam pada hari ketujuh. Pada penyimpanan suhu rendah (5 o C) brokoli dapat bertahan lebih dari tujuh hari sedangkan pada suhu ruang (27 o C) brokoli hanya bertahan sampai hari ketujuh. Hal ini sesuai dengan (Rokhani, 1995) dan (Pantastico, l986) bahwa laju respirasi semakin menurun dengan semakin rendahnya suhu penyimpanan dan penyimpanan dingin dapat menghambat aktivitas respirasi, karena pada suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan aktivitas respirasi brokoli yaitu pembakaran senyawa kompleks seperti pati, gula, protein, lemak, dan asam organik, sehingga 18

menghasilkan molekul yang sederhana seperti CO 2, sehingga pada suhu penyimpaan yang lebih tinggi konsentrasi CO 2 yang semakin besar dan konsumsi O 2 yang semakin besar pula. B. Karakteristik Respirasi B.1. Pola Respirasi Brokoli Laju respirasi petunjuk yang baik untuk daya simpan buah dan sayuran sesudah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran laju jalannya metabolisme, oleh karena itu sering dianggap sebagai petunjuk mengenai potensi daya simpan buah. Menurut Soesarsono (1988) dalam Nugroho (1997) buah dan sayuran dapat digolongkan atas dasar laju pemasakan yaitu golongan klimakterik dan non klimakterik. Golongan klimakterik ditandai dengan proses yang cepat pada fase pemasakan (ripening) dan peningkatan respirasi yang mencolok. Sebaliknya golongan non klimakterik tidak terlihat nyata perubahan pada fase pemasakannya karena proses respirasi berjalan lambat. Penurunan laju respirasi merupakan petunjuk terjadinya kerusakan enzim (Pantastico, 1989). Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan pola laju respirasi brokoli pada 5 tingkatan suhu penyimpanan. Untuk suhu penyimpanan 27 o C dilakukan pengukuran sampai hari ketujuh dan untuk suhu 15 o C serta 20 o C dilakukan pengukuran sampai hari keenam karena brokoli yang digunakan telah busuk. 19

Gambar 4. Grafik laju konsumsi O 2 pada 7 hari penyimpanan Gambar 5. Grafik laju produksi CO 2 pada 7 hari penyimpanan Jika dilihat posisi grafik untuk masing-masing perlakuan suhu, Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan bahwa laju respirasi brokoli sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Pada suhu penyimpanan 5 o C posisi grafik berada pada paling bawah yang menunjukkan bahwa pada suhu 5 o C brokoli mengkonsumsi O 2 dan memproduksi CO 2 paling sedikit diantara suhu penyimpanan lainnya. Sedangkan pada suhu penyimpanan 27 o C posisi grafik berada paling atas dan menunjukkan bahwa pada suhu 27 o C (suhu ruang) memiliki laju respirasi yang paling tinggi. Respirasi brokoli menunjukkan pola yang menurun dan tidak terdapat kenaikan konsumsi O 2 dan produksi CO 2 yang tajam (Gambar 4 dan 5). Untuk beberapa suhu penyimpanan, terdapat kenaikan jumlah konsumsi O 2 dan produksi CO 2, sebagai contoh adalah pada suhu 5 o C, pada hari jumlah CO 2 yang dihasilkan pada hari pertama 28.9±9.5 ml/kg jam, hari kelima 16.8±4.5 ml/kg jam, hari keenam 31.9±20.6 ml/kg jam, sedangkan hari ketujuh (18.2±4.7 ml/kg jam) sudah mulai mengalami kerusakan. Jumlah CO 2 yang dihasilkan pada hari keenam lebih besar daripada hari kelima. Hal ini dapat disebabkan karena terjadinya disorganisasi sel yang ditandai dengan meningkatnya permeabelitas sel membran seluler dan meningkatnya keempukan daging buah sehingga merangsang aktivitas 20

enzim respiratoris (Solomos, 1983 dalam Asrofi, 1986). Kondisi demikian menyebabkan terjadinya peningkatan proses metabolisme dalam jaringan, sehingga sayuran dapat membusuk. Menurunnya jumlah CO 2 yang dihasilkan dapat disebabkan karena menurunnya konsentrasi ADP yang bersifat sebagai akseptor fosfat dan terjadinya kerusakan mitokondria (Winarno dan Kartakusuma, 1981). Konsentrasi ADP yang menurun dan kerusakan mitokondria menyebabkan ATP yang dihasilkan juga menurun. ATP yang berfungsi sebagi penyuplai energi dalam bentuk fosfat berenergi tinggi dengan cara memecah ikatan fosfatnya (Wills et al., 1981 dalam Asrofi, 1986). Karena ATP menurun, maka energi yang dapat digunakan untuk melangsungkan reaksi metabolik selanjutnya juga menurun. Keadaan demikian menyebabkan jumlah CO 2 yang dihasilkan semakin menurun. Pada penelitian ini pola respirasi brokoli menunjukkan kecenderungan yang terus menurun dan tidak terjadi kenaikan produksi CO 2 yang mendadak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brokoli termasuk sayuran non klimakterik. B.2. Respiratory Quotient (RQ) Respirasi membutuhkan O 2 dan menghasilkan zat sisa metabolisme berupa uap air, CO 2, dan panas sebagai entropi (energi panas yang tidak termanfaatkan). Kuosien respirasi (respiratory quotient) merupakan perbandingan CO 2 terhadap O 2. Nilai RQ brokoli ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil uji Duncan laju respirasi dan respiratory quotient (RQ) brokoli Suhu ( o C) Laju respirasi (ml/kg jam) O 2 CO 2 RQ 5 24.9 a 24.3 d 0.98 10 48.4 a 46.5 c 0.96 15 75.0 ab 70.5 b 0.94 20 87.3 bc 84.2 b 0.96 27 105.2 c 105.9 a 1.01 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata berdasarkan uji Duncan 21

Hasil uji Duncan (Lampiran 3 dan 4) menunjukkan bahwa laju konsumsi O 2 berbeda nyata untuk suhu 15 o C, 20 o C, dan 27 o C berbeda nyata. Hasil uji pada suhu 5 o C dan 10 o C tidak berbeda nyata yang berarti laju konsumsi O 2 hampir sama. Sedangkan laju produksi CO 2 berbeda nyata untuk suhu 5 o C, 10 o C, dan 27 o C. Hasil uji pada suhu 15 o C dan 20 o C tidak berbeda nyata. Laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 pada suhu 5 o C dan 10 o C (Gambar 4 dan 5) merupakan laju terkecil diantara suhu penyimpanan lainnya. Sehingga dalam penelitian ini, suhu tersebut merupakan suhu terbaik untuk penyimpanan brokoli. Pada Tabel 3 menunjukkan nilai RQ brokoli yang disimpan pada lima suhu penyimpanan yang berbeda. Nilai RQ brokoli hampir seluruhnya bernilai 1.0, hal ini menunjukkan bahwa proses metabolisme berlangsung secara normal menggunakan substrat karbohidrat, protein atau lemak dengan ketersediaan oksigen yang cukup. Komponen terbesar pada brokoli setelah air adalah karbohidrat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa substrat yang digunakan untuk proses respirasi sebagian besar adalah karbohidrat. Pada kondisi respirasi anaerobik umumnya nilai RQ lebih besar dari satu. B.3. Q 10 (Kuosien Suhu) Karakter perubahan pada laju reaksi akibat suhu tersebut biasanya ditentukan dengan kuosien suhu (Q 10 ), yaitu rasio laju reaksi tertentu pada suatu tingkat suhu (T 1 ) terhadap laju reaksi tersebut saat suhu naik 10 o C (T 1 + 10 o C). Nilai Q 10 brokoli ditunjukkan pada Tabel 5. Nilai Q 10 brokoli hasil pendugaan laju respirasi dengan menggunakan model berkisar antara 1.72 1.88 (Tabel 5). Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pada skala suhu 5 15 o C brokoli mempunyai nilai Q 10 2.18 untuk konsumsi O 2 dan 2.19 untuk produksi CO 2, yang berarti bahwa setiap peningkatan suhu 10 o C, maka laju konsumsi O 2 meningkat sebesar 2.18 kali lipat dan laju produksi CO 2 meningkat sebesar 2.19 kali lipat. Namun pada skala suhu 15 25 o C nilai Q 10 mengalami penurunan. Pada skala suhu 25-35 o C nilai Q 10 terus menurun dan laju reaksi cenderung terhambat dikarenakan denaturasi enzim. Enzim yang 22

diperlukan mulai mengalami denaturasi dengan cepat pada suhu yang tinggi, mencegah peningkatan metabolik yang semestinya terjadi. Tabel 5. Nilai Q 10 berdasarkan perhitungan model Model nilai Q 10 Linear sederhana Konsumsi O 2 1.72 Produksi CO 2 1.75 Eksponensial Konsumsi O 2 1.82 Produksi CO 2 1.82 Logaritmik Konsumsi O 2 1.88 Produksi CO 2 1.85 Arrhenius Konsumsi O 2 1.88 Produksi CO 2 1.88 Nilai Q 10 pada suhu 15 25 o C dan rata-rata empat model tidak sesuai dengan Kays (1991) yang menyatakan pada kebanyakan produk, nilai Q 10 berkisar antara 2.0 2.5 saat suhu 5 o C hingga 25 o C hal ini dimungkinkan karena brokoli mempunyai laju respirasi yang terlalu tinggi sehingga suhu dalam stoples lebih tinggi dari ruang penyimpanan akibat panas respirasi yang mengakibatkan enzim terdenaturasi lebih cepat. Tabel 6. Nilai Q 10 pada 3 skala suhu Nilai Q 10 Suhu ( o C) Konsumsi O 2 Produksi CO 2 5-15 2.18 2.19 15-25 1.71 1.71 25-35 1.58 1.58 Rata-rata 1.82 1.83 23

C. Model Pendugaan Respirasi Pengukuran laju respirasi dilakukan karena laju respirasi merupakan salah satu parameter yang dibutuhkan untuk menduga konsentrasi O 2 dan CO 2. Penurunan konsentrasi O 2 dan peningkatan konsentrasi gas CO 2 merupakan suatu tanda bahwa sayuran mengalami proses respirasi. Laju respirasi ditentukan berdasarkan konsentrasi gas sebelum dan setelah melewati sampel bahan. Komposisi gas dianalisis menggunakan gas analyzer. Dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) maka diperoleh laju respirasi yang menyatakan konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2. Model digunakan untuk menghitung estimasi laju respirasi brokoli pada waktu tertentu untuk mengoptimalkan waktu penyimpanan. Untuk menyusun sebuah persamaan terlebih dahulu harus mendapatkan pasangan data yang akan dianalisis. Data yang akan diambil untuk dijadikan bahan penyusunan persamaan adalah data hari pertama sampai keempat, karena setelah hari keempat data suhu yang didapatkan tidak lengkap karena brokoli pada suhu ruangan telah busuk, sehingga tidak dimungkinkan untuk pengambilan sampel gas (Lampiran 1). Dari data eksperimen laju respirasi brokoli pada berbagai suhu selama 4 hari ditunjukkan pada Lampiran 2. Pendugaan laju respirasi dilakukan dengan analisis regresi untuk menentukan model persamaan dan akan dipilih empat kemungkinan model regresi, yatu model regresi linear sederhana, eksponensial, logaritmik, dan Arrhenius. Laju respirasi adalalah peubah tak bebas, sedangkan peubah bebas yang digunakan adalah suhu. Suhu merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan reaksi, kecepatan reaksi meningkat seiring dengan peningkatan suhu. Hasil dari penyususunan model akan dibandingkan dengan hasil pengukuran respirasi dan akan ditentukan model terbaik dari model yang telah disusun. Pemilihan model terbaik berdasarkan nilai R 2 yang terbesar. Dalam analisis regresi, koefisien determinasi adalah ukuran dari goodness-of-fit dan mempunyai nilai antara 0 dan 1, apabila nilai mendekati 1 menunjukkan ketepatan yang lebih baik. Sebagai contoh, dengan nilai koefisisen determinasi pada model regresi linear sederhana 0.9663 menunjukkan bahwa sekitar 90 % dari variasi dari Y dapat dijelaskan/diselesaikan dengan hubungan 24

antara X dan Y dalam persamaan tersebut. Koefisien determinasi, adalah sebuah besaran yang mengukur ketepatan garis regresi. Nilai R 2 ini menunjukkan persentase besarnya variabilitas dalam data yang dijelaskan oleh model regresi. Maksimum nilai R 2 adalah 100% dan minimal 0. Jika nilai R 2 = 100 %, misalnya untuk regresi linier sederhana semua titik data akan menempel ke garis regresi, semakin kecil R 2 maka data makin menyebar jauh dari garis. Oleh karena itu jika R 2 kecil maka keeratan hubungan antara X dan Y lemah dan jika R 2 = 0 menunjukkan bahwa X tidak memiliki hubungan dengan Y. Tabel 7. Model perhitungan hasil transformasi untuk konsumsi O 2 Model Parameter model (rata-rata) α β R 2 1. Regresi linear sederhana 11.12 3.69 0.9663 2. Eksponensial 3.11 0.06 0.8705 3. Logaritmik 0.78 0.90 0.9848 4. Arrhenius 22.80 5404.00 0.8854 Tabel 8. Model perhitungan hasil transformasi produksi CO 2 Model Parameter model (rata-rata) α β R 2 1. Regresi linear sederhana 9.36 3.70 0.9861 2. Eksponensial 3.09 0.06 0.9028 3. Logaritmik 0.78 0.88 0.9943 4. Arrhenius 22.80 5411.07 0.9155 Keterangan: R 2 = Koefisien determinasi Tabel 7 dan 8 menyajikan transformasi persamaan dari empat model yang digunakan untuk pendugaan laju respirasi rata-rata, sedangkan untuk hasil ulangan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Gambar 6, 7, 8, dan 9 menyajikan grafik dari keempat model persamaan respirasi rata-rata brokoli, sedangkan untuk hasil ulangan dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, 7, dan 8. Untuk laju konsumsi O 2 didapatkan koefisien determinasi yang bervariasi dari keempat model tersebut yaitu 0.9663 untuk model linear sederhana, 0.8705 untuk 25

model eksponensial, 0.9848 untuk model logaritmik, dan 0.8854 untuk model Arrhenius. Koefisien determinasi terbesar untuk pendugaan konsumsi O 2 adalah dengan model logaritmik. Untuk produksi CO 2 juga mempunyai koefisien determinasi yang bervariasi yaitu diantara 0.9861 untuk model linear sederhana, 0.9028 untuk model eksponensial, 0.9943 untuk model logaritmik dan 0.9155 untuk model Arrhenius. Koefisien determinasi terbesar untuk pendugaan produksi CO 2 adalah dengan linear sederhana dan model logaritmik. Gambar 6, 7, 8, dan 9 menyajikan grafik laju respirasi brokoli pada berbagai suhu penyimpanan keempat model matematika. Data laju respirasi brokoli pada berbagai suhu penyimpanan empat model dapat dilihat pada Lampiran 11. Laju konsumsi O 2 pada hasil percobaan pada suhu 5 o C adalah 24.0 ml/kg jam, model regresi linear 29.57 ml/kg jam, model eksponensial 30.28 ml/kg jam, model logaritmik 25.67 ml/kg jam, dan model Arrhenius 28.90 ml/kg jam. Laju produksi CO 2 pada hasil percobaan pada suhu 5 o C adalah 24.3 ml/kg jam, model regresi linear 27.86 ml/kg jam, model eksponensial 29.53 ml/kg jam, model logaritmik 24.94 ml/kg jam, dan model Arrhenius 29.74 ml/kg jam. Dari keempat model tersebut model logaritmik yang paling mendekati nilai laju respirasi hasil percobaan. Y = 3.69x + 11.12 R 2 = 0.9663 Y = 3.70x + 9.36 R 2 = 0.9861 Gambar 6. Grafik laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 pada berbagai suhu penyimpanan hasil uji model linear sederhana 26

Y = 22.43e 0.06x R 2 = 0.8705 Y = 21.88e 0.06x R 2 = 0.9028 Gambar 7. Grafik laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 pada berbagai suhu penyimpanan hasil uji model eksponensial Y = 6.03x 0.90 R 2 = 0.9848 Y = 6.05x 0.88 R 2 = 0.9944 Gambar 8. Grafik laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 pada berbagai suhu penyimpanan hasil uji model logaritmik Y = 8E+09e -5405x R 2 = 0.8854 Y = 8E+09e -5396x R 2 = 0.9152 Gambar 9. Grafik laju konsumsi O 2 dan laju produksi CO 2 pada berbagai suhu penyimpanan hasil uji model Arrhenius 27