Tuty Muthiah. AKOM BSI Jakarta

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA BIPOLAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada dasarnya tidak seorang pun yang ingin memiliki riwayat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu lama dan bersifat residif (hilang-timbul). Sampai saat ini

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. Setelah melakukan penelitian mengenai komunikasi interpersonal antara

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

GANGGUAN MOOD (ALAM PERASAAN)

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. pribadi, menampilkan diri sendiri, dan lain-lain). Kedua, untuk. mengembangkan keberadaan masyarakat.

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi terhadap data-data hasil

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan pertengahan masa kanak-kanak bagi remaja itu sendiri maupun

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, Komunikasi berasal dari kata kerja bahasa Latin, Communicare,

Oleh: Anggelia Dea Manukily Julia Pantow Lingkan E. Tulung

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan umat manusia. Karena definisi dakwah sendiri adalah mnegajak atau menyeru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 717~722 KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PSIKIATER DAN PASIEN PADA PENDERITA BIPOLAR (STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PSIKIATER DAN PASIEN PENDERITA GANGGUAN BIPOLAR PADA PROSES PEMULIHAN DI KOMUNITAS BIPOLAR CARE INDONESIA BANDUNG) Tuty Muthiah 717 AKOM BSI Jakarta Tuty.ttm@bsi.ac.id ABSTRAK Gangguan Bipolar Adalah Gangguan Mental Yang Menyerang Kondisi Psikis Seseorang Yang Ditandai Dengan Perubahan Suasana Hati Yang Sangat Ekstrim Berupa Mania Dan Depresi, Karena Itu Istilah Medis Sebelumnya Di Sebut Dengan Manic Depressive. Psikiater Adalah Dokter Spesialis Yang Mempelajari Ilmu Jiwa. Dalam Bahasa Sederhana, Psikiater Adalah Dokter Jiwa Karena Selain Menguasai Ilmu-Ilmu Medis, Dia Juga Menguasai Ilmu Kejiwaan. Komunikasi Antarpribadi Merupakan Komunikasi Yang Dilakukan Antara Dua Orang, Dimana Terjadi Kontak Langsung Baik Secara Verbal Ataupun Nonverbal, Serta Memiliki Keefektifan Dalam Merubah Sikap, Pendapat Atau Perilaku Seseorang Karena Memiliki Sifat Dialogis Dimana Arus Balik Terjadi Secara Langsung, Sama Halnya Yang Terjadi Pada Psikiater Dan Pasien Penderita Gangguan Bipolar. Permasalahan Yang Akan Dibahas, Yaitu 1. Bagaimana Bentuk Komunikasi Antarpribadi Yang Dilakukan Psikiater Dan Pasien Penderita Gangguan Bipolar Pada Proses Pemulihan 2. Bagaimana Faktor-Faktor Komunikasi Antarpribadi Membantu Proses Pemulihan Pasien Penderita Gangguan Bipolar 3. Mengapa Psikiater Melakukan Kedekatan Pada Proses Pemulihan Pasien Penderita Gangguan Bipolar 4. Bagaimana Hambatan-Hambatan Yang Ditemui Psikiater Saat Berkomunikasi Dengan Pasien Penderita Gangguan Bipolar Pada Proses Pemulihan. Permasalahan Ini Sangatlah Penting Diteliti, Untuk Mengetahui Komunikasi Antarpribadi Memudahkan Psikiater Berinteraksi Dengan Pasien Penderita Bipolar Pada Proses Pemulihan. Metode Penelitian Yang Peneliti Gunakan Yaitu Metode Kualitatif Dengan Pendekatan Studi Kasus, Dan Paradigma Yang Digunakan Oleh Peneliti Yaitu Paradigma Kritis. Dimana Peneliti Juga Melakukan Pengumpulan Data Melalui Observasi, Wawancara Secara Langsung Kepada Informan, Dokumentasi, Dan Studi Kepustakaan. Dalam Hal Ini, Hasil Dari Penelitian Yang Dapat Peneliti Simpulkan Bahwa Komunikasi Antarpribadi Yang Dilakukan Psikiater Dan Pasien Penderita Bipolar Sangat Membantu Memudahkan Psikiater Untuk Berinteraksi Dengan Pasien Pada Proses Pemulihan, Dimana Psikiater Dan Keluarga Adalah Tokoh Sentral Yang Ikut Andil Dalam Proses Pemulihan. Kata Kunci : Komunikasi Antarpribadi, Psikiater, Pasien Bipolar 1. Pendahuluan Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya di sebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti-ganti secara tibatiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola dan waktu yang pasti. Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita gangguan bipolar

memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau disaat ringan di sebut sebagai hipomania. Faktor yang menyebabkan gangguan jiwa (bipolar) ialah faktor genetika, fisiologis, lingkungan. (Wikipedia.org/wiki/gangguan_bipolardiun duh20/05/2016) Komunitas Bipolar Care Indonesia merupakan komunitas sosial non-profit yang bergerak dibidang kesehatan jiwa khususnya gangguan bipolar. Komunitas ini untuk penderita gangguan jiwa khususnya penderita gangguan bipolar. Penyebab suatu penyakit tidak hanya dikarenakan kelainan pada fisiologi tubuh seseorang namun juga karena adanya gangguan psikologis. Gangguan psikologis atau gangguan kejiwaan banyak ditemui ditengah masyarakat, mulai dari ringan hingga berat. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mencari penanganan yang tepat. Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang di pahami masyarakat adalah gangguan bipolar. Psikiater adalah dokter spesialis yang mempelajari ilmu jiwa. Mereka memiliki gelar dokter. Tetapi mempelajari dan memperdalam ilmu kejiwaan. Psikiater juga biasanya adalah seorang dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya dibidang psikiatri pada jenjang S2. Dalam bahasa sederhana, psikiater adalah dokter jiwa karena selain menguasai ilmu-ilmu medis, dia juga menguasai ilmu kejiwaan. (http://www.anneahira.com/pengertianpsikiater.htmdiunduh20/05/2016) Psikiater mengobati pasiennya yang punya masalah kejiwaan dengan memberikan obat. Sebab, beberapa penyakit jiwa bisa disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, yang bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita. Melihat kondisi pasien maka timbullah sebuah pertanyaan tentang bagaimana sebenarnya para psikiater melakukan pendekatan komunikasi terhadap pasien yang memiliki kondisi emosional yang tidak stabil, psikologis yang tidak kondusif. Kondisi pasien yang memiliki banyak kekurangan ini menyebabkan banyak hambatan dan rintangan yang akan di hadapi oleh psikiater, namun tetap saja ia di tuntut untuk bisa menghadapi kesulitan tersebut. Berkat kegigihannya hingga akhirnya ia mampu membuat iklim interaksi yang baik dengan pasien penderita gangguan bipolar. Sebenarnya yang memilik kewajiban untuk ikut menyembuhkan pasien penderita gangguan bipolar tidak hanya psikiater saja tetapi juga masyarakat luas. Penderita penyakit ini juga merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri namun akibat kurangnya informasi tentang penyakit gangguan bipolar dan bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien ini menyebabkan stigma negatif menjamur dalam pikiran masyarakat. Masyarakat menganggap mereka sangat berbahaya, bodoh, aneh dan tidak dapat disembuhkan. Namun stigma tersebut terus saja melekat dalam diri penderita gangguan bipolar sehingga sulit di hilangkan. Stigma dan diskriminasi terhadap penderita penyakit ini akan membuat penderita semakin merasa terkucilkan dan tidak dipedulikan, padahal itu justru akan membuat kondisi mental penderita penyakit ini semakin menurun, karena mereka juga seorang manusia yang sudah sepantasnya di beri perlakuan yang sama dengan manusia lainnya atau justru mereka diberi perlakuan yang spesial agar gangguan mental cepat kembali pulih. Peneliti berpendapat bahwa penderita gangguan bipolar itu layak di berikan kesempatan dalam melakukan sesuatu dan layak mendapatkan tempat dimasyarakat serta mampu bersosialisasi dengan baik. Para penderita gangguan bipolar dapat kembali menjalani hidup yang normal tanpa adanya perubahan mood yang drastis. Pada dasarnya, tidak semua penderita gangguan bipolar ingin menerima hal tersebut. Mereka memiliki motivasi untuk dapat kembali normal sehingga dapat memberikan inspirasi kepada penderita gangguan bipolar yang lain tentang bagaimana di tengah keterbatasan mereka dapat KNiST, 30 Maret 2017 718

mengatasinya dan memberikan sebuah prestasi. Melihat kasus diatas komunikasi antarpribadi antara psikiater dengan pasien penderita gangguan bipolar sangat dibutuhkan dalam proses pemulihan, mengingat komunikasi merupakan faktor penentu yang dapat memberikan motivasi kepada penderita gangguan bipolar, agar mempunyai keinginan dalam mengontrol perasaan yang mudah berubah secara drastis. Dalam hal ini, peneliti merasa perlu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab serta bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh psikiater terhadap pasien penderita gangguan bipolar yang dapat membantu proses pemulihan. Selain itu, peneliti ingin mengetahui seberapa besar kedekatan dari seorang psikiater dalam membantu proses pemulihan penderita gangguan bipolar serta mengetahui kendala dan hambatan yang dialami oleh psikiater saat melakukan komunikasi dengan penderita gangguan bipolar. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Komunitas Bipolar Care Indonesia Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Teori yang digunakan oleh peneliti adalah Teori Penetrasi Sosial yang dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Adapun asumsi dasar dari teori penetrasi sosial ini adalah : menjelaskan bagaimana proses hubungan antara psikiater pada pasien penderita gangguan bipolar dimana terjadi proses gradual yaitu semacam proses adaptasi diantara keduanya. Kedua tokoh tersebut mengibaratkan manusia seperti bawang merah yang terdiri dari beberapa layer. Layer tersebut berarti lapisan kepribadian: 1. Lapisan terluar 2. Lapisan semi-private 3. Lapisan private. Dari ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh pada proses pemulihan penderita bipolar, karena lapisan terluar adalah faktor sosial atau publik, dimana penderita gangguan bipolar juga sangat membutuhkan dukungan sosial. Lapisan semi-private adalah faktor orang-orang terdekat seperti psikiater, dalam proses pemulihan psikiater sangat berperan penting karena dengan adanya komunikasi antarpribadi psikiater pada pasien penderita gangguan bipolar dapat membantu proses pemulihan sehingga pasien bisa belajar kesadaran diri/self awareness, dalam menstabilkan emosinya. Terakhir lapisan private adalah faktor diri sendiri dengan tuhan bagaimana cara penderita gangguan bipolar berkomunikasi dengan tuhan, dimana dukungan spiritual ini sangat membantu pasien penderita gangguan bipolar untuk pulih kembali dengan mendekatkan dirinya kepada tuhan maha kuasa yang menciptakan seluruh isi alam semesta ini beserta isinya. Studi kasus memiliki keunggulan dalam hal memberikan informasi penting mengenai hubungan antar variabel, memperoleh wawasan mengenai konsep dasar perilaku manusia dan menyajikan data temuan yang sangat berguna untuk membangun latar permasalahan. Kelebihan lainnya yaitu mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik dan hal-hal yang sangat amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna dibalik fenomena dalam kondisi apa adanya natural. Selain itu metode studi kasus tidak sekedar memberi laporan factual, tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh penelitian kualitatif. Namun metode studi kasus juga memiliki kekurangan yaitu semakin kompleks sebuah kasus, semakin sulit analisis dibuat. 2. Kajian Literatur Komunikasi Antarpribadi Pada dasarnya komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara komunikator dengan komunikan, dan merupakan komunikasi paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Komunikasi ini bersifat dialogis yang artinya arus balik terjadi secara langsung. Ruang lingkup komunikasi begitu beragam dari segi bentuk, sifat, teknik, tujuan, sistem, bidang dan lain sebagainya. Fokus penelitian ini mengenai komunikasi psikiater pada pasien penderita bipolar yang dapat membantu proses penyembuhan. Psikiater menggunakan komunikasi antarpribadi sebagai bentuk komunikasinya karena bentuk komunikasi seperti ini akan KNiST, 30 Maret 2017 719

memberikan efek yang positif terhadap proses pemulihan. Mulyana (2011:81) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi antarpribadi tidak hanya apa yang dikatakan, atau bahasa yang digunakan, tapi bagaimana dikatakan misalnya nonverbal pesan yang dikirim, seperti nada suara dan ekspresi wajah. Ketika dua orang atau lebih berada ditempat yang sama dan menyadari kehadiran satu sama lain, maka komunikasi dikatakan langsung, tidak peduli seberapa halus atau disengaja. Komunikasi antarpribadi merupakan jenis yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Efektivitas dalam komunikasi antarpribadi akan mendorong terjadinya hubungan yang positif antara teman, keluarga, masyarakat maupun pihak-pihak yang saling berkomunikasi. Pesan Verbal dan NonVerbal Pada umumnya, pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan katakata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal. Sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedangkan komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Karena, tidak semua penderita gangguan bipolar memiliki kemampuan yang sama dalam menangkap pesan secara verbal, terkadang dengan menggunakan pesan nonverbal dapat lebih membantu penderita gangguan bipolar untuk mengerti isi pesan tersebut. Faktor-faktor Komunikasi Antarpribadi Menurut Lunandi (1994:85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Citra Diri, setiap orang pasti memiliki gambaran tentang dirinya, kelemahan, kelebihan, dan status dirinya dalam masyarakat. Citra diri menentukan persepsi/pandangan orang lain mengenai tiap-tipa individu. Setiap orang belajar dan berusaha untuk menciptakan citra diri yang baik dalam masyarakat melalui hubungan komunikasi dengan orang lain. 2. Citra pihak lain, adalah pandangan seseorang terhadap orang lain yang diajak berkomunikasi, contohnya orang biasanya berbicara lancar, jelas, dan tegas tiba tiba saat bicara dengan orang tertentu menjadi gugup, hal ini dikarenakan saat komunikasi dipengaruhi citra diri dan pihak lain. 3. Lingkungan fisik, adalah lingkungan tempat tinggal manusia, setiap orang terkadang merubah cara berkomunikasinya tergantung dimana ia berada karena setiap tempat memiliki norma/aturan yang berbeda sehingga setiap orang harus mampu berkomunikasi menyesuaikan lingkungan dimana ia berada. 4. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sebenarnya sama saja dengan lingkungan fisik dimana bentuk bentuk komunikasi dipengaruhi oleh keadaan masyarakat yang bersangkutan. 5. Kondisi, kondisi/keadaan seseoarang saat berkomunikasi sangat berpengaruh terhadap bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang, kondisi manusia bisa meliputi kondisi fisik/kondisi kejiwaan seseorang, contohnya orang yang sakit maka ia tidak dapat berkomunikasi dengan baik mungkin ia tidak bisa berbicara dengan lancar dan jelas. 6. Bahasa badan, komunikasi tidak hanya melalui kata-kata/ucapan tetapi juga melalui bahasa badan, contohnya exspresi wajah, intonasi, dan gerakan. Kelemahan bahasa badan adalah kurang jelas/samar sehingga terkadang menimbulkan salah penafsiran dalam komunikasi. contoh bahasa tubuh adalah orang yang menggeleng-geleng kepala menggambarkan orang yang bingung/belum paham mengenai apa yang dibicarakan. Psikiater Psikiater adalah dokter spesialis yang mempelajari ilmu jiwa. Mereka memiliki gelar dokter. Tetapi mempelajari dan memperdalam ilmu kejiwaan. Psikiater juga biasanya adalah seorang dokter (S1) yang meneruskan pendidikannya dibidang psikiatri pada jenjang S2. Dalam bahasa sederhana, psikiater adalah dokter jiwa karena selain menguasai ilmu-ilmu medis, dia juga menguasai ilmu kejiwaan. Psikiater mengobati pasiennya yang punya masalah kejiwaan dengan memberikan obat. Sebab, beberapa penyakit jiwa bisa disebabkan oleh keadaan tubuh yang sedang tidak sehat, yang bisa disembuhkan atau dikurangi dengan mengobati organ tubuh yang berhubungan dengan gejala kejiwaan yang sedang diderita. Peran psikiater terhadap pasien KNiST, 30 Maret 2017 720

penderita gangguan bipolar sangat berpengaruh besar karena dengan psikiater melakukan kedekatan pada pasien penderita gangguan bipolar, akan sangat membantu pasien untuk pulih kembali. Penderita Gangguan Bipolar Menurut Barbara D.Ingersol, ph.d dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai gangguan manik depresif ) adalah suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang kemudian diganti dengan episode mania manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. Begitu meningkatnya melampaui batas normal suasana hati yang baik, atau bisa juga sebaliknya, dari episode mania kemudian diganti menjadi periode depresi secara tiba-tiba. (Wikipedia.org/wiki/gangguan_bipolar diunduh20/05/2016) Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya di sebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti-ganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola dan waktu yang pasti. (Wikipedia.org/wiki/gangguan_bipolar diunduh20/05/2016) 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedurprosedur statistic atau dengan cara dengan cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan (Strauss dan Corbin 1997:1).Peneliti melakukan penelitian ini dengan kondisi yang alamiah dan peneliti berperan sebagai instrumen kunci dengan bantuan orang lain dalam mengumpulkan data. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali informasi sedalam mungkin pada pengguna Tinder dewasa muda di Bandung yang diperoleh benar-benar murni tanpa rekayasa. pendekatan studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komunikasi antarpribadi yang dilakukan psikiater dan pasien penderita gangguan bipolar dan mengetahui faktor-faktor komunikasi antarpribadi membantu proses pemulihan pasien serta mengetahui kedekatan psikiater, hambatan yang ditemui psikiater saat berkomunikasi dengan pasien penderita gangguan bipolar. Pada penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus John W Creswell, karena peneliti ingin memahami bagaimana cara menangani masalah yang dialami oleh individu untuk mencari jalan keluarnya. Peneliti berfokus pada psikiater dan pasien penderita gangguan bipolar di komunitas Bipolar Care Indonesia Bandung. Sebab komunitas ini adalah komunitas yang bergerak dibidang kesehatan jiwa khususnya gangguan bipolar. Komunitas ini dibangun untuk menjadi wadah bagi penderita bipolar, psikiater, caregiver, dan siapa saja yang peduli dengan gangguan jiwa lain pada umumnya. Sesuai maksud dari penelitian ini yang meneliti tentang proses pemulihan dan bentuk komunikasinya. Dari sini subjek akan dipilih secara random sesuai dengan keperluan, karena yang dikaji dari penelitian ini adalah kedalaman informasi, bukan kuantitas responden.berdasarkan judul penelitian tentang makna hubungan Antar pribadi melalui media online Tinder di kota Bandung, maka penelitian dilakukan di sekitar lingkungan peneliti, di mana banyak kalangan dewasa muda yang menggunakan aplikasi Tinder. DAFTAR PUSTAKA Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya. Hidayat, Dedy N. 2003. Paradigma dan Metodelogi Penelitian Sosial Empiris Klasik. Jakarta : Departemen Ilmu komuniskasi FISIP Universitas Indonesia. Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. KNiST, 30 Maret 2017 721

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Rakhmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Amir, Nurmiati. 2009. Gangguan Mood Bipolar. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran. Cheney Terry, 2010, Manic (Perjuangan Melawan Manik Depresi) KNiST, 30 Maret 2017 722