Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

Lampiran 1. Bagan Penetapan Kadar Protein Jangkrik dengan Metode Kjeldhal. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,02 N Dilakukan titrasi blanko Hasil

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Hasil Penetapan Kadar Baku Ibuprofen (PT.Mutifa) Secara Alkalimetri. Volume Larutan NaOH 0,1056 N

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

STUDI PERBANDINGAN KADAR PROTEIN PADA PUTIH TELUR AYAM RAS, TELUR AYAM BURAS, TELUR ITIK, TELUR PUYUH DAN TELUR PENYU SECARA TITRASI FORMOL SKRIPSI

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat. Alat pencetak kapsul (batang besi) Alat pencetak kapsul yang dilapisi natrium alginat

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Syarat Mutu Biskuit (SNI, 1992)

Pengujian Hipotesis. Vitamin C dalam pakan bisa mempercepat

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan sifat dari suatu keadaan sampel dalam hal ini dilakukan

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

LAMPIRAN PERHITUNGAN. Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah. = 2 gram + 3,5 gram. = 5,5 gram (Persamaan (2))

BAB III METODE PENELITIAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu sampel) Wahyu Hidayat, M.Pd

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

Perlakuan ph ulangan 1 ph ulangan 2 Total Rataan. Yoghurt 1 4,00 4,00 8,00 4,00. Yoghurt 2 4,20 4,10 8,30 4,15. Yoghurt 3 4,10 3,90 8,00 4,00

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

DISTRIBUSI SAMPLING besar

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

METODE. Waktu dan Tempat

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Pertemuan Ke Pengujian hipotesis mengenai rata-rata Nilai Statistik Uji. Wilayah Kritik

Pupuk SP-36 SNI

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

LAPORAN PRAKTIKUM II.3 BIOKIMIA (AKKC 223) DENATURASI PROTEIN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

PENGUJIAN HIPOTESIS 2

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Karakteristik Metode GC-AOAC dan Liquid Chromatography AOAC (Wood et al., 2004)

MATERI DAN METODE. Riau, pada bulan Maret sampai dengan Mei dalam penelitian ini adalah kandang batere sebanyak 30 set, tempat ransum dan

Transkripsi:

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH No. Berat K.Biftalat Titrasi yang diperoleh 1. 0,501 5,5. 0,500 5,1 3. 0,500 5,3 Perhitungan: Normalitas NaOH = G. K. Biftalat 0,04 ml NaOH 1. Normalitas NaOH = 0,501 0,04 5,5 = 0,096 N. Normalitas NaOH = 0,500 0,04 5,1 = 0,0976 N 3. Normalitas NaOH = 0,500 0,04 5,3 = 0,0968 N Normalitas rata-rata (Nr) dan Persen Deviasi (% d) Nr 1 = N1 + N = 0,096+ 0,0976 = 0,0969 N % d 1 = (N1 Nr1) Nr1 100% = 0,096 0,0969 100% = 0,7% 0,0969 Nr = N1 + N3 = 0,096+ 0,0968 = 0,0965 N % d = (N1 Nr) Nr 100% = 0,096 0,0965 100% = 0,31% 0,0965 Nr 3 = N + N3 = 0,0976+ 0,0968 = 0,097 N % d 3 = (N1 Nr3) Nr3 100% = 0,0976 0,097 100% = 0,41% 0,097 Normalitas NaOH yang sebenarnya adalah normalitas rata-rata dengan persen deviasi terkecil yaitu 0,31% dengan normalitas 0,0965 N.

Lampiran. Identifikasi Sampel Gambar 1. Pembakuan NaOH 0,1 N Sebelum titrasi Penambahan formaldehid Sesudah titrasi Gambar. Sebelum dan sesudah titrasi pada sampel

Lampiran 3. Bagan alir proses pembuatan larutan sampel Telur Dibersihkan cangkangnya Dikeringkan Dipisahkan kuning dan putihnya Diambil bagian putihnya Sampel yang telah diperoleh (100 ml) Dipipet 10 ml Dimasukkan kedalam erlemeyer 15 ml Ditambahkan 0 ml akuades Ditambahkan 0,4 ml larutan K-Oksalat jenuh Ditambahkan 1 ml indikator fenolftalein 1% Warna merah jambu Didiamkan selama menit Ditambahkan ml formaldehid 40% (Larutan berwarna putih) Dititrasi dengan NaOH sampai tercapai warna merah jambu Hasil

Lampiran 4. Hasil analisis kualitatif protein Gambar 3. Hasil analisis kualitatif dengan larutan pereaksi biuret Gambar 4. Hasil analisis kualitatif dengan larutan pereaksi xanthoprotein

Lampiran 5. Perhitungan kadar protein dalam sampel Data perhitungan % protein pada Sampel Telur Ayam Ras 1. % Protein = 0,0965 0,1. % Protein = 0,0965 0,1 3. % Protein = 0,0965 0,1 4. % Protein = 0,0965 0,1 5. % Protein = 0,0965 0,1 6. % Protein = 0,0965 0,1 4,3-0,4 1,83 = 6,89% 4,- 0,4 1,83 = 6,71% 4,3-0,4 1,83 = 6,89% 4,4-0,4 1,83 = 7,06% 4,3-0,4 1,83 = 6,89% 4,3-0,4 1,83 = 6,89% Dengan cara yang sama di lakukan selanjutnya pengerjaan terhadap sampel putih telur ayam buras, telur itik, telur puyuh dan telur penyu, sehingga didapat nilai masing masing seperti tertera pada tabel dibawah ini:

Data Hasil Analisis Titrasi Putih telur Sampel ml Titrasi % protein 4,3 6,89 4, 6,71 4,3 6,89 Telur Ayam Ras 4,4 7,06 4,3 6,89 4,3 6,89 Sampel ml Titrasi % protein 4 6,36 4 6,36 3,9 6,18 Telur Ayam Buras 3,9 6,18 3,9 6,18 4 6,36 Sampel ml Titrasi % protein 4,9 7,95 4,9 7,95 5 8,1 Telur Itik 5 8,1 5 8,1 5 8,1 Sampel ml Titrasi % protein 5,4 8,83 5,4 8,83 5,5 9,01 Telur puyuh 5,6 9,18 5,5 9,01 5,5 9,01 Sampel ml Titrasi % protein 0,6 0,35 0,7 0,53 0,6 0,35 Telur Penyu 0,7 0,53 0,6 0,35 0,7 0,53

Lampiran 6. Perhitungan statistik kadar protein Data Perhitungan Telur Ayam Ras % protein (X i X ) (X i X ) 6,89 0,00 0,0000 6,71-0,18 0,034 6,89 0,00 0,0000 7,06 0,17 0,089 6,89 0,00 0,0000 6,89 0,00 0,0000 X = 6,89 Σ = 0,0613 SD = ( Xi - X) = 0,0613 n -1 6 1 = 0,1107 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, n = 6, dk = 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel = 4,031. Data diterima jika t-hitung < t-tabel t hitung = X X SD/ n t-hitung data 1 = t-hitung data = t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = t-hitung data 5 = 6,89 6,89 0,114 6 6,89 6,71 0,114 6 6,89 6,89 0,114 6 6,89 7,06 0,114 6 6,89 6,89 0,114 6 = 0,0000 = 3,983 = 0,0000 = 3,7611 = 0,0000 diterima diterima diterima diterima diterima t-hitung data 6 = 6,89 6,89 0,114 6 = 0,0000 diterima karena nilai t-hitung < t-tabel, maka data yang dipakai adalah keseluruhan data 1,,3,4,5 dan 6 Kadar protein dalam putih telur, µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n )

= 6,89 ± (4,031 x 0,1107 / 6 ) = 6,89 ± 0,18 Dengan cara yang sama dilakukan selanjutnya pengerjaan terhadap sampel putih telur ayam buras, putih telur itik, putih telur puyuh dan putih telur penyu, sehingga didapat nilai masing masing seperti tertera pada tabel dibawah ini: Sampel Nilai % Protein Nilai t-hitung Hipotesis Putih Telur Ayam Ras Putih Telur Ayam Buras Putih Telur Itik Putih Telur Puyuh Putih Telur Penyu 6,89 0,0000 Diterima 6,71 3,983 Diterima 6,89 0,0000 Diterima 7,06 3,7611 Diterima 6,89 0,0000 Diterima 6,89 0,0000 Diterima 6,36,388 Diterima 6,36,388 Diterima 6,18,388 Diterima 6,18,388 Diterima 6,18,388 Diterima 6,36,388 Diterima 7,95 3,0641 Diterima 7,95 3,0641 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,83,7700 Diterima 8,83,7700 Diterima 9,01 0,5555 Diterima 9,18 3,7037 Diterima 9,01 0,5555 Diterima 9,01 0,5555 Diterima 0,35,388 Diterima 0,53,388 Diterima 0,35,388 Diterima 0,53,388 Diterima 0,35,388 Diterima 0,53,388 Diterima Kadar Rata-rata Protein dalam Putih Telur 6,89 ± 0,18 g/100 ml 6,7 ± 0,161 g/100 ml 8,06 ± 0,1448 g/100 ml 8,98 ± 0,177 g/100 ml 0,44 ± 0,161 g/100 ml

Lampiran 7. Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Protein Pada Sampel No Sampel X S 1 Telur Ayam Ras 6,89 0,1107 Telur Ayam Buras 6,7 0,0985 3 Telur Itik 8,06 0,0879 4 Telur Puyuh 8,98 0,133 5 Telur Penyu 0,44 0,0985 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σ 1 = σ ) atau berbeda (σ 1 σ ) 1. Ho : (σ 1 = σ ) H 1 : (σ 1 σ ). dk data 1 = 5 dan dk data = 5 Nilai F kritis yang di peroleh dari F tabel (F (0,05/) (5,5) adalah 7,15 Daerah kritis penolakan: jika F o 7,15 3. F o = S 1 S = 0,1107 = 1,680 0,0985 4. Dari hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa (σ 1 = σ ) kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama (σ 1 = σ ), maka simpangan bakunya adalah: Sp = (n 1 1)S 1 + (n 1)S n 1 + n = (6 1)0,1107 + (6 1)0,0985 6+ 6 = 0,1049

1. Ho : (µ 1 = µ ) H 1 : (µ 1 µ ). Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 5 % T 0,05/ = ±,81 Untuk df = 6 + 6 - = 10 3. Daerah kritis penerimaan: -,81 t o,81 Daerah kritis penolakan: t o < -,81 dan t o >,81 4. Pengujian statistik t o = (X 1 X ) Sp 1/n 1 + 1/n = (6,96 6,34) 0,1065 1/6+ 1/6 = 10,310 5. Karena t o 10,0813 >,81 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar protein antara putih telur ayam ras dengan putih telur ayam buras. Selanjutnya dilakukan pengerjaan yang sama terhadap sampel lain, sehingga didapat nilai masing masing seperti tertera pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Pengujian Beda Rata-rata Nilai Kadar protein Terhadap Kelima Sampel Sampel F 0 SP t 0 Hipotesis S1 terhadap S 1,680 0,1049 10,310 S1 terhadap S3 S1 terhadap S4 S1 terhadap S5 S terhadap S3 S terhadap S4 S terhadap S5 S3 terhadap S4 S3 terhadap S5 S4 terhadap S5 1,5974 0,1000-0,667 0,708 0,11-9,6454 1,680 0,1049 106,4356 1,597 0,0933-3,096 0,5543 0,1166-40,675 1,0000 0,0985 10,4604 0,4406 0,1000-15,9363 0,7938 0,0933 141,4498 1,8041 0,1166 16,8945 Keterangan : S 1 = Sampel Telur Ayam Ras S = Sampel Telur Ayam Buras S 3 = Sampel Telur Itik S 4 = Sampel Telur Puyuh S 5 = Sampel Telur Penyu

Lampiran 8. Tabel Distribusi t

Lampiran 9. Tabel Distribusi F