Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH No. Berat K.Biftalat Titrasi yang diperoleh 1. 0,501 5,5. 0,500 5,1 3. 0,500 5,3 Perhitungan: Normalitas NaOH = G. K. Biftalat 0,04 ml NaOH 1. Normalitas NaOH = 0,501 0,04 5,5 = 0,096 N. Normalitas NaOH = 0,500 0,04 5,1 = 0,0976 N 3. Normalitas NaOH = 0,500 0,04 5,3 = 0,0968 N Normalitas rata-rata (Nr) dan Persen Deviasi (% d) Nr 1 = N1 + N = 0,096+ 0,0976 = 0,0969 N % d 1 = (N1 Nr1) Nr1 100% = 0,096 0,0969 100% = 0,7% 0,0969 Nr = N1 + N3 = 0,096+ 0,0968 = 0,0965 N % d = (N1 Nr) Nr 100% = 0,096 0,0965 100% = 0,31% 0,0965 Nr 3 = N + N3 = 0,0976+ 0,0968 = 0,097 N % d 3 = (N1 Nr3) Nr3 100% = 0,0976 0,097 100% = 0,41% 0,097 Normalitas NaOH yang sebenarnya adalah normalitas rata-rata dengan persen deviasi terkecil yaitu 0,31% dengan normalitas 0,0965 N.
Lampiran. Identifikasi Sampel Gambar 1. Pembakuan NaOH 0,1 N Sebelum titrasi Penambahan formaldehid Sesudah titrasi Gambar. Sebelum dan sesudah titrasi pada sampel
Lampiran 3. Bagan alir proses pembuatan larutan sampel Telur Dibersihkan cangkangnya Dikeringkan Dipisahkan kuning dan putihnya Diambil bagian putihnya Sampel yang telah diperoleh (100 ml) Dipipet 10 ml Dimasukkan kedalam erlemeyer 15 ml Ditambahkan 0 ml akuades Ditambahkan 0,4 ml larutan K-Oksalat jenuh Ditambahkan 1 ml indikator fenolftalein 1% Warna merah jambu Didiamkan selama menit Ditambahkan ml formaldehid 40% (Larutan berwarna putih) Dititrasi dengan NaOH sampai tercapai warna merah jambu Hasil
Lampiran 4. Hasil analisis kualitatif protein Gambar 3. Hasil analisis kualitatif dengan larutan pereaksi biuret Gambar 4. Hasil analisis kualitatif dengan larutan pereaksi xanthoprotein
Lampiran 5. Perhitungan kadar protein dalam sampel Data perhitungan % protein pada Sampel Telur Ayam Ras 1. % Protein = 0,0965 0,1. % Protein = 0,0965 0,1 3. % Protein = 0,0965 0,1 4. % Protein = 0,0965 0,1 5. % Protein = 0,0965 0,1 6. % Protein = 0,0965 0,1 4,3-0,4 1,83 = 6,89% 4,- 0,4 1,83 = 6,71% 4,3-0,4 1,83 = 6,89% 4,4-0,4 1,83 = 7,06% 4,3-0,4 1,83 = 6,89% 4,3-0,4 1,83 = 6,89% Dengan cara yang sama di lakukan selanjutnya pengerjaan terhadap sampel putih telur ayam buras, telur itik, telur puyuh dan telur penyu, sehingga didapat nilai masing masing seperti tertera pada tabel dibawah ini:
Data Hasil Analisis Titrasi Putih telur Sampel ml Titrasi % protein 4,3 6,89 4, 6,71 4,3 6,89 Telur Ayam Ras 4,4 7,06 4,3 6,89 4,3 6,89 Sampel ml Titrasi % protein 4 6,36 4 6,36 3,9 6,18 Telur Ayam Buras 3,9 6,18 3,9 6,18 4 6,36 Sampel ml Titrasi % protein 4,9 7,95 4,9 7,95 5 8,1 Telur Itik 5 8,1 5 8,1 5 8,1 Sampel ml Titrasi % protein 5,4 8,83 5,4 8,83 5,5 9,01 Telur puyuh 5,6 9,18 5,5 9,01 5,5 9,01 Sampel ml Titrasi % protein 0,6 0,35 0,7 0,53 0,6 0,35 Telur Penyu 0,7 0,53 0,6 0,35 0,7 0,53
Lampiran 6. Perhitungan statistik kadar protein Data Perhitungan Telur Ayam Ras % protein (X i X ) (X i X ) 6,89 0,00 0,0000 6,71-0,18 0,034 6,89 0,00 0,0000 7,06 0,17 0,089 6,89 0,00 0,0000 6,89 0,00 0,0000 X = 6,89 Σ = 0,0613 SD = ( Xi - X) = 0,0613 n -1 6 1 = 0,1107 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, n = 6, dk = 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel = 4,031. Data diterima jika t-hitung < t-tabel t hitung = X X SD/ n t-hitung data 1 = t-hitung data = t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = t-hitung data 5 = 6,89 6,89 0,114 6 6,89 6,71 0,114 6 6,89 6,89 0,114 6 6,89 7,06 0,114 6 6,89 6,89 0,114 6 = 0,0000 = 3,983 = 0,0000 = 3,7611 = 0,0000 diterima diterima diterima diterima diterima t-hitung data 6 = 6,89 6,89 0,114 6 = 0,0000 diterima karena nilai t-hitung < t-tabel, maka data yang dipakai adalah keseluruhan data 1,,3,4,5 dan 6 Kadar protein dalam putih telur, µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n )
= 6,89 ± (4,031 x 0,1107 / 6 ) = 6,89 ± 0,18 Dengan cara yang sama dilakukan selanjutnya pengerjaan terhadap sampel putih telur ayam buras, putih telur itik, putih telur puyuh dan putih telur penyu, sehingga didapat nilai masing masing seperti tertera pada tabel dibawah ini: Sampel Nilai % Protein Nilai t-hitung Hipotesis Putih Telur Ayam Ras Putih Telur Ayam Buras Putih Telur Itik Putih Telur Puyuh Putih Telur Penyu 6,89 0,0000 Diterima 6,71 3,983 Diterima 6,89 0,0000 Diterima 7,06 3,7611 Diterima 6,89 0,0000 Diterima 6,89 0,0000 Diterima 6,36,388 Diterima 6,36,388 Diterima 6,18,388 Diterima 6,18,388 Diterima 6,18,388 Diterima 6,36,388 Diterima 7,95 3,0641 Diterima 7,95 3,0641 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,1 1,6713 Diterima 8,83,7700 Diterima 8,83,7700 Diterima 9,01 0,5555 Diterima 9,18 3,7037 Diterima 9,01 0,5555 Diterima 9,01 0,5555 Diterima 0,35,388 Diterima 0,53,388 Diterima 0,35,388 Diterima 0,53,388 Diterima 0,35,388 Diterima 0,53,388 Diterima Kadar Rata-rata Protein dalam Putih Telur 6,89 ± 0,18 g/100 ml 6,7 ± 0,161 g/100 ml 8,06 ± 0,1448 g/100 ml 8,98 ± 0,177 g/100 ml 0,44 ± 0,161 g/100 ml
Lampiran 7. Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Protein Pada Sampel No Sampel X S 1 Telur Ayam Ras 6,89 0,1107 Telur Ayam Buras 6,7 0,0985 3 Telur Itik 8,06 0,0879 4 Telur Puyuh 8,98 0,133 5 Telur Penyu 0,44 0,0985 Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σ 1 = σ ) atau berbeda (σ 1 σ ) 1. Ho : (σ 1 = σ ) H 1 : (σ 1 σ ). dk data 1 = 5 dan dk data = 5 Nilai F kritis yang di peroleh dari F tabel (F (0,05/) (5,5) adalah 7,15 Daerah kritis penolakan: jika F o 7,15 3. F o = S 1 S = 0,1107 = 1,680 0,0985 4. Dari hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa (σ 1 = σ ) kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama (σ 1 = σ ), maka simpangan bakunya adalah: Sp = (n 1 1)S 1 + (n 1)S n 1 + n = (6 1)0,1107 + (6 1)0,0985 6+ 6 = 0,1049
1. Ho : (µ 1 = µ ) H 1 : (µ 1 µ ). Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 5 % T 0,05/ = ±,81 Untuk df = 6 + 6 - = 10 3. Daerah kritis penerimaan: -,81 t o,81 Daerah kritis penolakan: t o < -,81 dan t o >,81 4. Pengujian statistik t o = (X 1 X ) Sp 1/n 1 + 1/n = (6,96 6,34) 0,1065 1/6+ 1/6 = 10,310 5. Karena t o 10,0813 >,81 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar protein antara putih telur ayam ras dengan putih telur ayam buras. Selanjutnya dilakukan pengerjaan yang sama terhadap sampel lain, sehingga didapat nilai masing masing seperti tertera pada Tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5. Hasil Pengujian Beda Rata-rata Nilai Kadar protein Terhadap Kelima Sampel Sampel F 0 SP t 0 Hipotesis S1 terhadap S 1,680 0,1049 10,310 S1 terhadap S3 S1 terhadap S4 S1 terhadap S5 S terhadap S3 S terhadap S4 S terhadap S5 S3 terhadap S4 S3 terhadap S5 S4 terhadap S5 1,5974 0,1000-0,667 0,708 0,11-9,6454 1,680 0,1049 106,4356 1,597 0,0933-3,096 0,5543 0,1166-40,675 1,0000 0,0985 10,4604 0,4406 0,1000-15,9363 0,7938 0,0933 141,4498 1,8041 0,1166 16,8945 Keterangan : S 1 = Sampel Telur Ayam Ras S = Sampel Telur Ayam Buras S 3 = Sampel Telur Itik S 4 = Sampel Telur Puyuh S 5 = Sampel Telur Penyu
Lampiran 8. Tabel Distribusi t
Lampiran 9. Tabel Distribusi F