BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian valuasi ekosistem hutan mangrove yaitu Desa Boni, Kecamatan Rote Barat Laut Kabupten Rote Ndao. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian B. Waktu Penelitian Penelitian ini akandilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2015 bulan Januari 2016. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel2. 18
Tabel 2 Jadwal Penelitian No Kegiatan Waktu 1 Penyusunan proposal 2 Obserfasi awal 3 Pembuatan instrument Agsts Sptmbr Oktbr Nov Des Jan 4 Pengambilan data 5 Analisis data 6 Penyusunan laporan C. Tatalaksana Penelitian 1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Di mana wawancara dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuisioner kepada masyarakat Desa Boni di sekitar kawasan hutan mangrove yang memanfaatkan hutan mangrove. Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan persenolitas (Nazir, 2003). Tujuan studi kasus yaitu untuk memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karaktek yang khas dari kasus, ataupun status dari invidu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. 2. Metode Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner), sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. 19
3. Populasi Dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Proses seleksi sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel tidak secara acak tapi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dan secara sengaja, bahwa responden adalah orang yang memanfaatkan sumberdaya ekosistem mangrove. 4. Metode Analisis Data a. Analisis Pola Pemanfaatan Untuk analisis ini digunakan analisis deskriptif kualitatif, yakni penjabaran tentang data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara tentang pola pemanfaatan ekosistem mangrove di Desa Boni. b. Pendugaan Nilai Ekonomi Untuk penilaian ekonomi dari seluruh manfaat sumberdaya alam hutan mangrove mengacu pada konsep nilai sumberdaya alam atau lingkungan menurut Suparmoko (2002), dan Ruitenbeek(1991). Formulasinya sebagai berikut: (1) Manfaat langsung; dengan pendekatan nilai pasar Nilai total manfaat langsung (DirectUse Values) dari hutan mangrovedapat dirumuskan sebagai berikut: ML = ML1 + ML2 + ML3 +... MLn Keterangan: ML1 = Manfaat langsung kayu bangunan ( Jumlah produksi kayu bangunan(batang)x harga kayu/ batang biaya operasional) ML2 = Manfaat Langsung kayu bakar ( Jumlah produksi kayu bakar (ikat) x harga kayu / ikat biaya operasional) 20
ML3 = Manfaat Langsung ikan ( Jumlah produksi ikan (Kg) x Harga ikan / kg biaya operasional) ML4 = Manfaat Langsung kerang( Jumlah produksi kerang (Kg) x Harga kerang / kg biaya operasional) ML5 = Manfaat Langsung kepiting ( Jumlah produksi kepiting (Kg) x Harga kepiting / kg biaya operasional) (2)Manfaat tidak langsung; metode yang digunakan adalah replacement cost (biaya pengganti) Nilai total manfaat tidak langsung(indirect Use Values) dari hutan mangrove dapat dirumuskan sebagai berikut: MTL = MTL1 + MTL2 Keterangan : MTL1 = Manfaat Tidak Langsung sebagai peredam gelombang (breakwater)atau pelindung pantai (talud). ( panjang pantai x jumlah breakwater dengan ukuran (1m x1m x1m) x harga 1 breakwater). MTL2 = Manfaat Tidak Langsung sebagai penyedia bahan pakan alami untuk biota yang hidup di dalam ekosistem hutan mangrove.( luas hutan mangrove : 10000 m 2 x 20 kg pakan x harga pakan/kg) (3) Manfaat keberadaan ; metode yang digunakan adalah Contingen Valuation Method (CVM).Manfaat keberadaan merupakan nilai keuntungan yang dapat dinikmati manusia sehubungan dengan keberadaan sumberdaya alam dan lingkungan mangrove. Responden dapat memberikan nilai pada sumberdaya hutan dengan tanpa maksud untuk memanfaatkannya pada masa yang akan datang, yaitu mereka memberikan nilai secara murni pada sumberdaya hutan, dengan harapan keberadaan sumberdaya hutan tersebut dapat dipertahankan terus-menerus. Data dikumpulkan dengan teknik Contigen Valuation Method (CVM), responden ditanya apakah mereka 21
i = 1 mau membayar untuk barang dan jasa ekosistem mangrove. Dalam studi ini digunakan kuisioner untuk mewawancarai responden di mana mereka dapat mengekspresikan nilai-nilai bagi barang dan jasa lingkungan non market.dirumuskan sebagai berikut: n ME = Σ (Mei)/n Keterangan : Mei = Manfaat Eksistensi dari responden ke-1 sampai responden ken (jawaban responden ke-1+ sampai responden ke n) n = Jumlah responden yang diambil. (4) Nilai Manfaat Ekonomi Total, merupakanpenjumlahan dari seluruh manfaat yang telah diidentifikasi dari ekosistem hutan mangrove yang diteliti dengan diformulasikan dalam bentuk rumus: NMET = ML + MTL + MK Keterangan : NMET = Nilai Manfaat Total ML = Manfaat Langsung MTL = Manfaat Tidak Langsung MK = Manfaat Keberadaan c. Pendekatan Identifikasi Nilai Kearifan Lokal Dengan Analisis SWOT Untuk merumuskan strategi pengelolaan ekosistem hutan mangrove di Desa Boni Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao digunakan analisis SWOT (Strength, Opportunities,Weakness, Threats) yang dilakukan dengan analisis faktor internal dan eskternal yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem hutan mangrove. Kegiatan analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode SWOT yaitu analisis alternatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. (Patang, 2012). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan 22
(Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersama dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan dan strategi, dan kebijakan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini, hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT Rangkuti, (79:2006). Langkah-langkah analisis SWOT yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan kegiatan pengumpulan data dengan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, kaitannya dengan penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : (1) Teknik observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk memproleh gambaran tentang obyek yang diteliti. (2)Teknik wawancara, yaitu mengadakan wawancara langsung dengan responden atau expert dengan mendiskusikan faktor-faktor kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weaknesses), serta faktor peluang (Opportunies) dan ancaman (Threats) dalam pengelolaan ekosistem hutan mangrove di Desa Boni Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao. Responden atau expert dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja yaitu 10 orang responden atau expert yang berhubungan dengan lokasi penelitian. Responden atau expert terdiri dari Kepala Dinas/Instansi terkait, Pemerintah Desa, dan tokoh masyarakat yang berhubungan dengan lokasi penelitian. Adapun kondisi internal yang terdiri dari faktor kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternal yang terdiri dari faktor peluang dan ancaman yang akan dianalisis disajikan dalam bentuk gambar 3 sehingga dibuat matriks SWOT untuk merumuskan startegi pengelolaan ekosistem hutan mangrove di Desa Boni Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao yaitu : 23
Kekuatan (Strength) Peluang (Opportunities) Kelemahan (Weakness) Ancaman (Threats) Gambar 3: Matrik SWOT Berdasarkan matriks SWOT (Gambar 3) dapat dirumuskan alternatif strategi pengelolaan ekosistem hutan mangrove di Desa Boni Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao yaitu sebagai berikut : (1) Strategi SO adalah memanfaatkan kekuatan S (Strenght) secara maksimal untuk meraih peluang O (Opportunies). (2) Strategi ST adalah memanfaatkan kekuatan S (Strenght) secara maksimal untuk mengantisipasi dan mengatasi ancaman T (Threats). (3)Strategi WO adalah meminimalkan kelemahan W (Weaknesses) untuk meraih peluang O (Opportunies). (4)Strategi WT adalah meminimalkan kelemahan W (Weaknesses) untuk menghindari ancaman T (Threats). 24
25