PEMELIHARAAN PERTAMANAN KOTA DI KOTA BANDUNG Oleh: Anti Sulistiastuti A02497008 JURUSAN BUDIDA YA PERTANIAN FAKULTASPERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001 r
" Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang maha mengetahui lagi maha bijaksana". (Q.S. Ai Baqoroh : 32) Dalam ridlo Allah SWT semata Kupersembahkan karya kedl ini untuk orang-orang tel'sayang : Mamalz, Bapak, Mbak-Mbakku,.Mas-Masku selta Keponakan-Keponakanku
.RINGKASAN ANTI SULISTIASTUTI. Pemeliharaan Pertamanan Kota di Kota Bandung. (Dibawah bimbingan INDUNG SITTI FATIMA H). Bandung saat ini telah tumbuh mcnjadi salah sa!u kota besar di Indonesia yang ditandai dengan semakin meningkatnya kawasan terbangun dengan aktivitas perkotaan di dalamnya. Peningkatan ruang terbangun dan aktivitas perkotaan memberi dampak terhadap perubahan atau pengurangan ruang terbuka. Hal ini terlihat dari persentase lahan terbuka terhadap luas kota dimana pada tahun 1988 sebesar 34,41 %, tahun 1992 sebcsar 31,41 % dan tahun 1999 sebesar 23%. Keadaan seperti ini dapat mempengaruhi keseimbangan lingkungan sehingga kualitas lingkungan terganggu. Untuk mencegah berkurangnya ruang terbuka maka dikeluarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14 tahun J 988 yang menetapkan perbandingan antara ruang terbuka dan ruang terbangun sebesar 40%: 60%. DaIam penjabaran Inmendagri No. J 4 tahun J 988 tersebut, Pemda kola Bandung membuat standar dan memberikan arahan terhadap peningka!an kuantitas RTH dari kondisi 23% menjadi 44% dari total luas wilayah kota atau meliputi luas RTH 7.412 ha pada tahun 2007 dimana salah satu pengembangan RTH berupa kawasan hijau pertamanan kota. Taman kota adaiah ruang terbuka yang menyediakan sarana rekreasi di areal terbuka bagi masyarakat suatu perkotaan baik di dekat ataupun yang relatif j auh dari lingkungan tempat tinggalnya. Pemeliharaan memegang peranan kunci dalam kegiatan pertamanan karena menyangkut pertumbuhan tanaman sebagai salah satu unsur pembentuk taman. Tanaman tumbuh dan berkembang setiap saat sehingga membutuhkan pemeliharaan agar tetap sesuai dengan disain yang dibuat. Dengan pertamanan kota yang terpelihara dengan baik maka ma-:faat taman sebagai sarana rekreasi dan sebagai penjaga keseimbangan lingkungan perkotaan akan tercapai. Kegiatan magang diiaksanakan di Dinas Pertamanan dan Pamakaman kota Bandung. Dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2001. Aspek khusus yang dipelajari selama kegiatan magang adalah pemeliharaan pertamanan kota.
Tuj uan kegiatan magang secara umum untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja praktis dan meningkatkan wawasan keprofesian dan keahlian dalam menunjang profesionalisme kerja. Secara khusus untuk mengenal lembaga kerja magang, mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan keprofesian Arsitektur Lanskap, mempelajari dan membahas aspek pemeliharaan pertamanan kota, permasalahannya serta mencari altematif penyelesaian permasalahan. Metode kerja magang yang digunakan adalah survei lapangan dengan partisipasi aktif dalam pekerjaan di lapangan maupun di lingkungan kantor, pengamatan langsung di tempat pekerjaan, wawancara dan studi pustaka. Pertamanan kota yang ada di kota Bandung dikelompokkan menjadi 4 jenis taman yaitu taman umum (TU), taman olah raga (TOR), taman simpang jalan (TSJ) dan taman pemisahjalan (TPJ). Pada pertamanan tersebut penggunaan jenis tanaman semusimnya sangat terbatas mengingat keterbatasan anggaran biaya pemeliharaan. Total pertamanan kota yang ada di kota Bandung tahun 2000 berjumlah 485 taman dengan luasan 114,5 ha atau 0,7% dari seluruh luas kota Bandung. Target RTH yang ingin dicapai oleh Pemda kota Bandung yaitu 44% dan hal ini diwujudkan salah satunya dengan meningkatan kuantitas taman kota sebagai salah satu bentuk RTH selain meningkalkan bentuk-bentuk RTH yang lain, mengingat kondisi RTH berdasarkan data terakhir baru mencapai 23%. Berdasarkan kondisi terpeliharanya taman, fasilitas taman dan kebersihan taman dari sampah maka pertamanan kota terbagi menjadi 3 kriteria yaitu terawat (230 taman atau 47,4%), kurang terawat (172 taman atau 35,5%) dan tidak terawat (83 taman atau 17,1%). Dapat dilihat bahwa taman yang kurang terawat dan tidak terawat jumlahnya masih banyak dan hal ini bisa menjadi indikator bahwa pemeliharaan belum terperhatikan dengan baik'-.". Pengelolaan pemeliharaan pertamanan mencakup sistem pemeliharaan, jadwal pemeliharaan; anggaran biaya dan pengelolaan tenaga kerja. Dalam oengelolaan pemeliharaan perlu peningkatan kerjasama dengan masyarakat potensial sebagai wujud partisipasi dan kesadaran masyarakat kota terhadap keberadaan taman sebagai kepentingan bersama.
Pemeliharaan fisik tanaman menc"kup penyiraman, pemangkasan, pendangiran dan penyiangan, pembersihan area taman, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Masalah yang dihadapi dalam pemeliharaan fisik tanaman yaitu kegiatan pemeliharaan belum berjalan secara efektif dan efisien karena kegiatannya hanya didasarkan pada pengalaman semata tanpa menggunakan standar kemampuan kerja secara optimal. Selain itu juga adanya keterbatasan sarana dan sumber daya man usia. Pemeliharaan elemen keras kegiatannya bersifat insidental, karena i1u kegiatan yang diikuti selama magang hanya pembersihan pedestrian dari gulma rumput. Diharapkan kegiatan ini menjadi rutin seperti halnya pemeliharaan tanaman. Dari kegiatan magang ini disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan pemeliharaan belum berjalan secara efektif dan efisien. Disarankan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui peningkatan komitmen dan kompetensi juga melengkapi data-data yang berhubungan dengan pemeliharaan sehingga akan memudahkan dalam pembuatan rencana pengelolaan pemeliharaan.
PEMELIHARAAN PERTAMANAN KOTA DI KOTA BANDUNG Skripsi sebagai salah satu syarat llntuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakllltas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: Anti Sulistiastuti A02497008 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001