BAB I PENDAHULUAN. dalam periode 5 tahun terakhir. Berdasarkan indikator-indikator ekonomi makro yang

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

BAB I PENDAHULUAN. bagi Healthy Organic Bistro yang merupakan penyedia makanan dan minimarket

BAB I LATAR BELAKANG. pandang. Sudut pandang pertama dilihat berdasarkan lingkungan eksternalnya

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

BAB I LATAR BELAKANG

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya pada skala nasional, pertumbuhan ekonomi provinsi DI. Yogyakarta juga mengalami pertumbuhan positif.

(Diferentiated Marketing)

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian dan (2) pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang

I. PENDAHULUAN. 1 Sambutan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad Dimyati pada acara ulang tahun

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I PENDAHULUAN

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB 1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga penuh tantangan. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi target industri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB 1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Perkembangan sektor jasa di Indonesia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Komoditi Makanan dan minuman

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. cepat membuat siapapun cenderung menyukai hal-hal yang serba praktis dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti

BAB I LATAR BELAKANG. besar bagi perkembangan UMKM. UMKM merupakan tulang punggung

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, didapat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana merancang visual brand Rainbow Essence Juice?

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELUANG BISNIS KULINER

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi lebih dari 95 persen penduduk

BAB I PENDAHULUAN. nyata bagi kita semua bahwa masih adanya ciri khas yang ada pada setiap daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BASO KEJU NATURA Baso Isi Keju Berlapis Sayuran Berbasis Empat Sehat Lima Sempurna.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Negara Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil dalam periode 5 tahun terakhir. Berdasarkan indikator-indikator ekonomi makro yang didapat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, rata-rata pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia periode 2009-2013 sebesar 4,3%. Selain itu, rata-rata pendapatan per kapita Indonesia pada periode yang sama sebesar Rp. 32,2 juta per tahun dengan pertumbuhan sebesar 9,9% per tahun. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1. Pendapatan Per Kapita Tahunan Indonesia Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata Pendapatan per Kapita (Rp Juta) 23,9 27,0 30,7 33,5 36,5 41,8 32,2 Growth (%) - 13,2 13,4 9,4% 8,9 14,5 9,9 (Sumber: BPS, 2015 diakses dari http://www.bps.go.id) Salah satu daerah yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah Pulau Jawa. Kementrian Perindustrian Republik Indonesia menjelaskan bahwa Pulau Jawa merupakan andalan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini disebutkan karena Pulau Jawa sebagai salah satu daerah padat karya dan padat modal. 1

Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang mempunyai pertumbuhan ekonomi cukup meningkat. Berdasarkan data BPS Yogyakarta, pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta dari tahun 2015 ke tahun 2016 meningkat dari 4,26% menjadi 5,04%. Indikator ekonomi yang mendukung salah satunya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga konstan dari tahun 2010-2014 Yogyakarta yaitu 71,92 triliun dengan laju pertumbuhan 5,31%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil tersebut secara tidak langsung diikuti pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat. Berdasarkan data BPS, rata-rata pertumbuhan konsumsi masyarakat Indonesia periode 2009-2013 mencapai 12,3%. Hal ini didukung dari prosentase konsumsi terbesar untuk jenis produk makanan adalah makanan dan minuman jadi (32%), padi-padian (13%) dan tembakau (10%). Salah satu faktor yang mempengaruhi pola konsumsi adalah gaya hidup (Wahyono, 2015). Hal ini mencakup berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai. Perubahan pola kebiasaan makan berhubungan erat dengan kesadaran seseorang untuk hidup sehat. Hidup sehat merupakan kesadaran dan keharusan. Untuk itu pola gaya hidup sehat merupakan sebuah tren yang sedang marak di masyarakat (lintasehat.com, 2016). Konsumsi makanan yang sehat bergantung pada pola makan dan apa yang dikonsumsi salah satunya dengan mengonsumsi buah dan sayur. Pemerintah menganjurkan pola makan yang wajib mengonsumsi buah dan sayur. Hal ini diperkuat dengan Rekomendasi Pedoman Gizi Seimbang, UU Kesehatan No. 36 tahun 2009, maka dianjurkan makan 3-5 porsi sayur dan 2-3 porsi buah. Dalam 2

Tempo.com (2016), ahli gizi yang bernama Sari Sunda Bulan mengatakan bahwa orang dewasa sebaiknya memakan buah tiga porsi misalnya buah jeruk yang ukurannya kurang lebih sekepalan tangan sedangkan untuk anak-anak sebaiknya mengonsumsi satu setengah porsi. Maka dari itu buah merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan hidup sehat di masyarakat. Buah sangat penting karena dapat menjaga kesehatan dalam jangka panjang. Buah merupakan sumber alami dari vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk menunjang fungsi tubuh yang baik (Muaris, 2014). Konsumsi buah hendaknya diikuti dengan pengetahuan mengenai informasi yang terkandung dalam buah tersebut (Peen dan Jeewon, 2015). Menurut Dr. Fiastuti (Dokter spesialis gizi klinik dari FK UI) dalam Fimela.com (2016), banyak masyarakat yang masih berpendapat buah dan sayur hanya sebagai makanan pelengkap padahal dengan mengonsumsi buah kandungan nutrisi dalam tubuh akan tercukupi. Kandungan serat yang banyak pada buah juga membantu dan mengoptimalkan fungsi pencernaan. Buah juga merupakan bagian penting dari diet yang sehat terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Selain itu, buah mempunyai manfaat lain yaitu dapat menurunkan risiko untuk terkena penyakit darah tinggi, kanker, penyakit jantung (Takaoka dan Kawakami, 2013). Indonesia masuk ke dalam peringkat 20 besar dunia sebagai negara penghasil buah (Rahmawati, 2015). Sebagai salah satu negara penghasil buah tropis Indonesia mempunyai keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang khas dibandingkan dengan negara penghasil buah yang lain. Pada tahun 2009, PDB pertanian 3

hortikultura buah sebesar Rp 132,01 triliun dan meningkat menjadi Rp 153,69 triliun pada tahun 2014, dengan laju peningkatan sebesar 5,63 % (www.pertanian.go.id). Produk hortikultura dalam hal ini meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan. Dalam perannya, komoditi buah-buahan sangat memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas dan mutu gizi setiap individu dalam kebutuhan makan sehari-hari. Komoditas buah-buahan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman dan jumlah penduduk. Oleh karena itu masalah penyediaan buah-buahan menjadi perhatian penting untuk pemenuhan gizi masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat membuat permintaan terhadap konsumsi buah-buahan meningkat. Berdasarkan data BPS Proyeksi Permintaan Buah-buahan Pasar Dalam Negeri Indonesia (% per tahun), konsumsi buah-buahan perkapita menunjukkan adanya kebutuhan akan buah-buahan di masyarakat. Dalam setahun, rata-rata konsumsi buah pisang per kapita sebesar 4,2 kg, buah jeruk 3,5 kg, dan buah apel 1,4 kg (www.pertanian.go.id). Hal ini menjadi peluang pangsa pasar buah-buahan untuk pemenuhan kesehatan masyarakat. Berdasarkan data BPS Yogyakarta, konsumsi buah per kapita masyarakat kota Yogyakarta sekitar 0,93% per hari. Hal ini memberikan peluang untuk para penjual buah dalam berwirausaha. Selain itu pasokan buah yang tersedia cukup memadai di wilayah Pulau Jawa seperti apel dari Malang, mangga dari Indramayu, anggur dari Probolinggo, dan buah lainnya yang dapat memberikan keuntungan sendiri karena mempunyai jarak distribusi yang dekat (Alfri, 2016). Menjamurnya toko buah di kota Yogyakarta menunjukkan buah-buahan merupakan barang konsumsi yang diminati 4

oleh masyarakat. Toko-toko buah di pinggir jalan pun menyediakan buah-buahan segar namun dengan display yang kurang menarik dan kurang higienis. Tren gaya hidup sehat pun sudah masuk dalam kota Yogyakarta. Hal ini dibuktikan banyaknya toko buah dan sayur yang menjual buah dan sayur organik seperti Kolondjono, dan pasar Jumat di Demangan yang mempunyai ciri khas sendiri dalam menjual buah dan sayuran sehat. Untuk penjualan buah sendiri, terdapat beberapa kompetitor lain berupa toko retail modern seperti Hypermart, Carrefour, Superindo, dan supermarkert lainnya yang juga menjual buah meskipun tidak secara spesifik (buah bukan barang utama yang dijual). Pesaing lainnya adalah kios-kios buah yang memenuhi sudut kota Yogyakarta contohnya daerah di sekitar UNY, terutama daerah Samirono maka terlihat deretan kios-kios buah yang menjual buah lokal dengan tempat yang kurang strategis, sulit untuk parkir (berada di dekat lampu merah), tempatnya sempit dan tidak teratur dan berpotensi tercemar polusi udara. Hal ini terjadi serupa dengan toko buah di daerah Tajem. Kesempatan untuk membuka bisnis toko buah terbuka lebar karena hambatan masuknya relatif rendah. Berdasarkan pengamatan peneliti, berikut beberapa tempat yang dianggap sebagai kompetitor dalam penjualan buah. Gambar 1.1 menunjukkan lokasi toko buah Tajem yang di pinggir jalan sehingga sulit untuk parkir dan pada Gambar 1.2 merupakan salah satu toko buah yang berada di daerah Samirono yang mempunyai gerai yang sempit, display produk tidak teratur, dan tidak terjaga kebersihannya. 5

Gambar 1.1 Lokasi Toko Buah Daerah Tajem (Sumber: Pengamatan Langsung, 2016) Gambar 1.2 Display Toko Buah Daerah Samirono (Sumber: Pengamatan Langsung, 2016) Banyak cara dalam mengonsumsi buah selain untuk dimakan langsung, buah juga dapat diolah seperti untuk jus, smoothie, maupun infused water. Maraknya gaya hidup sehat di masyarakat membuat banyak peluang usaha dalam pengolahan produk olahan buah. Beberapa tempat menawarkan fasilitas jus dengan menawarkan terapi jus buah untuk kesehatan. Terapi kesehatan dengan memanfaatkan jus berbahan baku 6

buah-buahan dan sayuran mempunyai keuntungan yaitu meminimalkan asupan zat kimia ke dalam tubuh dan dapat dinikmati untuk makanan sehari-hari dengan rasa yang sesuai selera (Feminagroup, 2015). Hal lain yang menjadi tren di masyarakat adalah food combining. Salah satu cara mengikuti pola hidup sehat food combining adalah dengan mengonsumsi buah dan jus di pagi hari (caramakan.com, 2015). Oleh karena itu, penjualan buah dilengkapi dengan penjualan produk olahan dapat menjadikan peluang bisnis bagi penulis. Berdasarkan pengamatan terhadap gerai yang menjual produk olahan seperti jus dan smoothie, berikut beberapa gerai yang menjual produk olahan seperti jus dan smoothie ditunjukkan pada Tabel 1.2 Tabel 1.2 Gerai yang Menyediakan Produk Olahan Buah di Yogyakarta No Nama Lokasi Produk Karakteristik 1. Just Juice Gondomanan Jus, smoothie, mix fruit, milkshake, es buah, roti bakar, nasi goreng buah-buahan 2. Loka Loka Bistro Condongcatur Cold press juice, smoothie, dan makanan Prancis Penyedia minuman yang berbahan dasar Bistro bergaya Prancis yang menyediakan menu cold press juice untuk kesehatan 3. Memixjuice Online Jus dan infused water Menjual jus dan infused water secara online (Sumber: Pengamatan Langsung, 2016) Produksi buah di Indonesia memberikan peluang bisnis untuk menyediakan dan menjual buah-buahan yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain peningkatan pendapatan perkapita mengakibatkan perubahan pola konsumsi. Hal ini akan berkaitan dengan masalah kesehatan karena individu akan mengarah pada pola hidup sehat dimana salah satunya buah menjadi salah satu indikator yang penting (Muaris, 7

2014). Berdasarkan pengamatan penulis, belum ada gerai buah yang menjual produk olahan dengan panduan kebutuhan nutrisi tertentu di daerah Yogyakarta. Kebanyakan suatu gerai menjual buah saja atau hanya menjual produk olahan saja. Hal ini tentunya memberikan gagasan kepada penulis untuk membuka sebuah gerai dengan konsep one stop shopping yang menggabungkan anatara penjualan buah-buahan untuk kesehatan seperti orang-orang yang menganut pola hidup sehat, membutuhkan gizi tertentu, ataupun untuk orang-orang yang mengidap penyakit tertentu dengan produk olahan yang sesuai dengan kebutuhan serta adanya konsultasi jasa ahli gizi dalam satu gerai. 1.2 Lingkungan Internal Berdasarkan pemaparan pembahasan lingkungan eksternal diatas maka hal tersebut membuka peluang usaha baru yaitu dengan pendirian toko buah yang melayani berbagai macam buah untuk kesehatan yaitu dengan nama Hua Hua Fruits. Hua berasal dari bahasa Hawai yang artinya adalah buah. Nama Hua Hua Fruits dipilih dengan tujuan untuk memunculkan brand konsumen untuk produk buah dan produk olahannya. Dalam bisnis ini, Hua Hua Fruits menawarkan berbagai jenis buah-buahan berikut produk olahannya seperti jus, smoothie, dan infused water dengan berbagai manfaat yang dibutuhkan untuk kesehatan seperti program diet, penyakit tertentu, ataupun untuk dikonsumsi sehari-hari. Hua Hua Fruits merupakan toko buah fisik dengan display buah yang menarik sehingga konsumen pun dapat memilih buah yang diinginkan. Hua Hua Fruits memberikan layanan jasa konsultasi ahli gizi yang dapat dimanfaatkan konsumen 8

untuk mengonsumsi buah secara tepat untuk kesehatan. Selain itu, Hua Hua Fruits juga menawarkan layanan pengolahan buah. Konsumen dapat memilih buah dan buah tersebut dapat langsung diolah sesuai permintaan. Hua-Hua Fruits juga memberikan kemudahan konsumen seperti menjual produk olahan yang langsung dapat dinikmati oleh konsumen. Database konsumen akan disimpan sebagai acuan pemesanan buah yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan membership. Hua-Hua Fruits juga menyediakan tempat yang dapat dimanfaatkan konsumen untuk mengonsumsi produk olahan secara langsung. Hua Hua Fruits berlokasi di Yogyakarta karena berdasarkan pengamatan, peneliti mendapatkan hasil yaitu sulitnya untuk mencari tempat buah yang nyaman dan menyediakan fasilitas konsultasi kesehatan di Yogyakarta. Hua Hua Fruits juga menyediakan jasa delivery services bagi konsumen yang mempunyai kesibukan dan tetap ingin menjalankan pola hidup sehat di tengah kesibukannya. Hua Hua Fruits menawarkan kemudahan konsumen dalam mengonsumsi buah dan produk olahannya secara mudah dan terjangkau. Namun Hua Hua Fruits mempunyai tantangan dalam usaha ini yaitu menjaga kualitas buah dan produk olahannya serta mengedukasi konsumen untuk menyadari pentingnya mengonsumsi buah ataupun produk olahan sesuai yang dibutuhkan konsumen. 9

1.3 Rumusan Masalah Pertumbuhan ekonomi makro nasional dan Yogyakarta menyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi. Hal tersebut berhubungan dengan kesehatan dan gaya hidup sehat yang semakin hari menjadi tren di masyarakat. Saat ini di kota Yogyarakata sendiri terdapat banyak toko atau gerai yang menjual buah-buahan namun dari segi fisik belum memenuhi harapan konsumen. Hal tersebut menjadikan peluang untuk mengembangkan bisnis dengan melakukan berbagai inovasi. Inovasi yang dilakukan adalah dengan menjual buah utuh, produk olahan sekaligus jasa konsultasi ahli gizi. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menyusun rencana bisnis yang komprehensif atas rencana usaha Hua Hua Fruits. 1.5 Manfaat Penelitian a. Bagi Pelaku Bisnis Memberikan hasil analisa komprehensif yang dapat digunakan sebagai panduan dalam menjalankan proses bisnis. b. Akademisi Menjadi acuan dalam proses penyusunan rencana bisnis, utamanya dalam bidang bisnis toko buah dan produk olahannya. 10

c. Investor Memberikan gambaran kelayakan pendirian perusahaan baik dari sisi non ekonomi maupun ekonomi, prospek usaha yang akan dilakukan dan tingkat pengembalian yang diharapkan. 1.6 Sistematika Penulisan Perencanaan Bisnis untuk Hua Hua Fruits terdiri dari lima bab: Bab I memuat latar belakang dari penulisan perencanaan bisnis dimaksud, meliputi pembahasan kondisi lingkungan eksternal beserta peluang usaha yang ditawarkan. Selanjutnya peluang tersebut ditindaklanjuti dengan pembahasan lingkungan internal perusahaan, perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian beserta manfaat dari penelitian yang dilakukan. Bab II memuat pembahasan mengenai teori-teori maupun hasil-hasil penelitian terkini yang berkaitan dan dapat menjadi referensi untuk proses penyusunan perencanaan bisnis Hua Hua Fruits. Selanjutnya Bab III akan memuat pembahasan metode penelitian. Pembahasan meliputi identifikasi sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisa data yang dilakukan. Bab IV merupakan proses penyusunan strategi dan rencana dilakukan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen dalam perusahaan, yaitu pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan keuangan. Bab V membahas perencanaan waktu dan pengukuran performa dari eksekusi strategi dan rencana yang telah disusun. 11