LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : Alkohol, Ester, Eter, Asam Karboksilat, Keton, Oksidasi, Esterifikasi

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

MAKALAH PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL I. TUJUAN Untuk mengetahui sifat fisika alcohol dan fenol Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia karakteristik dari

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

BAB I IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ALDEHID dan KETON

LABORATORIUM SATUAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM ORGANIK REAKSI SENYAWA HIDROKARBON

IDENTIFIKASI SENYAWA HIROKARBON DAN SENYAWA ORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUH

BAB 17 ALKOHOL DAN FENOL

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

Terbentuk endapan coklat formaldehid 2 1ml KMnO4 1%+ 1tetes aseton Tidak terbentuk endapan 3 1ml KMnO4 1% +1tetes benzaldehid

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6.

LAPORAN LENGKAP IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI KIMIA DASAR LANJUT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN REAKSI ESTERIFIKASI DISUSUN OLEH :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

kimia K-13 HIDROKARBON II K e l a s A. Alkena Tujuan Pembelajaran

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

SENYAWA ALDEHID. oleh. Dra. Machdawaty Masri,MSI, Apt.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

MODUL SENYAWA KARBON ( Alkohol dan Eter )

Revisi BAB I PENDAHULUAN

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

Kelompok G : Nicolas oerip ( ) Filia irawati ( ) Ayndri Nico P ( )

Reaksi Esterifikasi. Oleh : Stefanus Dedy ( ) Soegiarto Adi ( ) Cicilia Setyabudi ( )

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

Aldehid dan Keton. Sulistyani, M.Si

SENYAWA KARBON. Indriana Lestari

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II REAKSI REAKSI GOLONGAN ALKOHOL FENOL DAN ASAM KARBOKSILAT. KAMIS, 1 OKTOBER 2015 Pukul

kimia HIDROKARBON III DAN REVIEW Tujuan Pembelajaran

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Atom unsur karbon dengan nomor atom Z = 6 terletak pada golongan IVA dan periode-2 konfigurasi elektronnya 1s 2 2s 2 2p 2.

: 1. Mempelajari reaksi beberapa hidrokarbon

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

GUGUS AMINA, AMIDA DAN SULFONAT

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Sintesis Asam Salisilat Dari Minyak Gandapura Dan Kenaikan Titik Leleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Uji Kualitatif Formalin dalam sampel Mie basah. Hasil Uji (+/-)

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

KIMIA. Sesi. Hidrokarbon (Bagian III) A. REAKSI-REAKSI SENYAWA KARBON. a. Adisi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SINTESIS KLOROFORM. I. TUJUAN 1. Membuat kloroform dengan bahan dasar aseton dan kaporit. 2. Menghitung rendemen kloroform yang terbentuk.

ALKHOHOL-ETER. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

Chapter 20 ASAM KARBOKSILAT

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

KONSEP DASAR KIMIA ORGANIK YANG MENUNJANG PEMBELAJARAN KIMIA SMA GEBI DWIYANTI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Titik Leleh dan Titik Didih

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat!

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Keunikan atom C?? Atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )


Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

Reaktifitas alkohol terhadap esterifikasi. Reaktifitas asam karboksilat terhadap esterifikasi

ETER dan EPOKSIDA. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

KIMIA. Sesi. Benzena A. STRUKTUR DAN SIFAT BENZENA. Benzena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul C 6 H 6

Secara umum terdapat 4 tipe reaksi kimia organik: 1. Reaksi substitusi (Penggantian)

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Disusun Oleh : Nama : Veryna Septiany NPM : E1G014054 Kelompok : 3 Hari, Jam : Kamis, 14.00 15.40 WIB Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung Lestari Nike Situngkir Tanggal Praktikum : 26 Maret 2015 Dosen : Dra. Devi Silsia, M.Si Drs. Syafnil, M.Si Objek Praktikum : IDENTIFIKASI ALKOHOL LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil.karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol. Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ; 1. Letak gugus OH pada atom karbon. 2. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya). 3. Bentuk rantai karbonnya. Oksidasi alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol (salah satu gugus fungsi dari alkohol) digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Didasari dengan teori pada praktikum, penulis memperoleh pembelajaran yang dibenarkan oleh dasar dari teori. Untuk itulah dengan adanya teori dan praktikum tersebut penulis dapat lebih yakin dan membenarkan akan dasar teori tersebut. Oleh karena penulis telah menerima dan membenarkan dasar teori dari identifikasi senyawa karbon melalui kegiatan praktikum identifikasi senyawa hidrokarbon tidak jenuh. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alkohol. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengenal Alkohol

Menurut (Brady, 1999), alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkanaalkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sedangkan menurut (Fessenden, 1997), alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil.adapun rumus molekul dari alkohol yaitu C n H 2n+2 O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus OH terikat pada atom karbon. Ada tiga jenis alkohol yang ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama karbon: 1. Alkohol Primer Alkohol yang gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain). Contoh: H 3 C-CH 2 -OH (etanol) Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat. [O] [O] R-CH 2 -OH R-C=O R-C=O Alkohol primer Aldehida Asam karboksilat 2. Alkohol Sekunder Alkohol yang gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain). Contoh: (H 3 C) 2 CH-OH (2-metiletenol).

Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton. [O] R-CH-R R-C-R Alkohol sekunder Keton 3. Alkohol Tersier Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain). Contoh : (CH 3 )C-OH (2,2-dimetil-etanol). Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi. 2.2 Reaksi-reaksi pada Alkohol Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1987). Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990). Menurut (Brady, 1999), alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkanaalkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul

alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Memnurut (Sabirin, 1992) terdapat beberapa reaksi yaitu reaksi Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier pada alkohol primer, sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang berbeda terhadap oksidator K 2 CrO 7, KMnO 4, dan O 2. Dengan bantuan katalis, atom O dari oksidator akan menyerang atom H yang terikat ke atom C yang mengandung gugus OH (atom C karbinol). Berikut reaksi oksidasi pada masing-masing alkohol. Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain: 1. Oksidasi menjadi Aldehid Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu aldehid (RCH=O). Jika dibiarkan beberapa lama, maka proses oksidasi akan berlanjut menghasilkan asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan asam karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan hasil yang diinginkan. Jika kita ingin memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka secepatnya dilakukan destilasi untuk menghindari proses oksidasi berlanjut. 2. Oksidasi menjadi Keton Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif kuat menjadi keton. 3. Oksidasi menjadi Asam Karboksilat Suatu oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol primer menjadi asam karboksilat. Oksidator umum : 1) Larutan panas KMnO 4 + OH -.

2) Larutan panas CrO 3 + H 2 SO 4 (pereaksi Jones). (Hart, 1999). Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi (Mardzuki, 1990). 2.3 Kelarutan Alkohol dalam Air Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan. Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring dengan bertambahnya panjang rantaihidrokarbon dalam alkohol.apabila atom karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat, dan campuran kemungkinan tidak menyatu.contoh butanol yang memilki jumlah atom karbon empat. Secara umum, sifat alkohol itu adalah : 1. Mudah terbakar 2. Mudah bereaksi dengan air 3. Bentuk fase pada suhu ruang 4. Mempunyai titik didih paling tinggi dibandingkan alkananya. BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat 1. Botol semprot 2. Gelas piala 100 ml dan 500 ml 3. Gelas ukur 100 ml dan 25 ml 4. Pipet tetes 5. Erlenmeyer 250 ml dan 100 ml 6. Tabung reaksi dan rak 7. Penangas air 8. Corong 9. Thermometer 10. Pipet volume 5 ml 11. Penjepit tabung reaksi 3.1.2 Bahan 1. KMnO 4 2. FeCl 3 3. 2-Propanol 4. Etanol 5. Aquades 6. NaOH 7. K 2 Cr 2 O 7 8. H 2 SO 4 9. Tersier-butanol 10. CH 3 COOH glasial 11. I 2 / KI 3.2 Cara Kerja 3.2.1 Identifikasi Alkohol (Reaksi Oksidasi) Cara I:

1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, di dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 3 ml asam asetat glasial. 2. Selanjutnya pada masing-masing tabung telah ditambahkan: Tabung reaksi I : 1 tetes etanol Tabung reaksi II : 1 tetes 2-propanol Tabung reaksi III : 1 tetes tersier-butanol 3. Pada campuran di atas telah ditambahkan larutan KMnO 4 0,1 M tetes demi tetes sampai terbentuk warna merah muda. 4. Selanjutnya telah ditambahkan 1 tetes H 2 SO 4 pekat dan 1 tetes KMnO 4 0,1 M. Cara II: 1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, di dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 ml K 2 Cr 2 O 7 0,1 M. 2. Ditambahkan perlahan-lahan (lewat dinding tabung) 1 ml H 2 SO 4 pekat. 3. Diaduk sampai homogen dan dinginkan (jika tabung panas). 4. Perlahan-lahan ditambahkan (lewat dinding tabung): Tabung reaksi I : tambahkan 2 ml etanol Tabung reaksi II : tambahkan 2 ml 2-propanol Tabung reaksi III : tambahkan 2 ml tersier-butanol 5. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi, dan dibandingkan bau yang timbul dengan bau alkohol itu sendiri. 4.2.2 Reaksi Alkohol dengan FeCl 3 1. Disiapkan dua buah tabung reaksi: Tabung reaksi I : ditambahkan 2 ml fenol Tabung reaksi II : ditambahkan 2 ml 2-butanol 2. Pada masing-masing tabung reaksi telah di tambah 5 tetes FeCl 3 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi (Cara I) No. Percobaan Tabung I Tabung II Tabung III Etanol 2-Propanol t-butanol 1. + CH 3 COOH Bening Bening Bening 2. + KMnO 4 0,1 M Merah muda Merah muda Merah muda 3. + 1 tetes H 2 SO 4 p Tidak terjadi Merah muda dan + 1 tetes KMnO 4 Bening perubahan tabung panas 0,1 M warna Keterangan Primer Sekunder Tersier Tabel 1 - Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi I 4.1.2 Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi (Cara II) No. Percobaan Tabung I Etanol 2 ml Tabung II 2-Propanol 2 ml Tabung III t-butanol 2 ml 1. Cium bau alkohol Khas etanol Khas Khas 2-propanol t-butanol 2. + 2 ml K2O 7 0,1 M + 1 ml H 2 SO 4 p Coklat pekat Hijau kehitaman Oren 3. Cium bau Sangat Kurang Menyengat campuran menyengat menyengat Keterangan Primer Sekunder Tersier Tabel 2 - Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi II 4.1.3 Reaksi Alkohol dengan FeCl 3 Percobaan Hasil Pengamatan

Fenol 2-Butanol + 5 tetes larutan FeCl 3 Hitam pekat Tidak berubah warna Tabel 3 - Hasil Pengamatan Reaksi Alkohol dengan FeCl 3 4.2 Pembahasan Berdasarkan pada praktikum yang telah penulis lakukan untuk percobaan pertama pada reaksi oksidasi alkohol yang terdiri dari dua cara. Pada pengamatan reaksi oksidasi untuk cara pertama menunjukan perubahan-perubahan sebagai berikut: untuk tabung pertama yang berisi etanol ketika ditambahkan dengan CH 3 COOH glasial warna yang terbentuk bening, namun setelah ditambahkan KMnO 4 sebesar 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi merah muda, dan ketika ditambahkan 1 tetes H 2 SO 4 pekat dan 1 tetes KMnO 4 sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung pertama tetap bewarna merah muda, namun tabung pertama menjadi sedikit panas karena pencampuran yang terjadi. Masih dengan cara yang sama, pada tabung kedua percobaan pertama yang berisi 2-propanol ketika ditambahkan dengan CH 3 COOH glasial, warna yang terbentuk bening, namun setelah ditambahkan KMnO 4 sebesar 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi merah muda, dan ketika ditambahkan 1 tetes H 2 SO 4 pekat dan 1 tetes KMnO 4 sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung kedua ini tetap berubah menjadi bening. Namun, lain halnya untuk tabung ketiga yang berisi t-butanol yang ketika ditambahkan dengan CH 3 COOH glasial, warna yang terbentuk adalah bening, namun setelah ditambahkan KMnO 4 sebesar 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi merah muda sama dengan dua tabung sebelumnya, dan ketika ditambahkan 1 tetes H 2 SO 4 pekat dan 1 tetes KMnO 4 sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung tidak mengalami perubahan warna, karena warna larutan tetap bewarna merah muda. Selain terjadi perubahan warna, reaksi oksidasi alkohol yang dilakukan ini juga menandakan bahwa: pada tabung reaksi pertama yang

berisi etanol menunjukan alkohol primer hal itu terjadi karena pada saat penambahan H 2 SO 4 dan KMnO 4 menyebabkan larutan menjadi tidak berwarna saat pencampuran. Pada tabung reaksi kedua yang berisi 2- propanol menunjukkan bahwa jenis ini adalah alkohol sekunder. Dan pada tabung terakhir tergolong pada alkohol tersier. Pengamatan reaksi oksidasi cara 2: percobaan ini dilakukan dengan cara mencium bau alkohol yang ada pada tiap-tiap tabung. Pada tabung pertama yang diisi etanol 2 ml berbau khas etanol, pada tabung kedua diisi 2-propanol 2 ml berbau khas 2-propanol, dan pada tabung ketiga yang diisi t-butanol 2 ml berbau khas t-butanol. Percobaan pun dilakukan dengan menambahkan 2 ml K 2 O 7 sebesar 0,1 M dan 1 ml H 2 SO 4 pekat pada tiaptiap tabung. Pada tabung pertama, etanol 2ml berubah warna menjadi coklat pekat dengan bau setelah pencampuran sangat menyengat. Namun pada tabung kedua yang diisi dengan 2-propanol 2 ml warna berubah menjadi hijau kehitaman dengan bau setelah pencapuran menyengat. Dan pada saat tabung ketiga yang diisi t-butanol dicampurkan dengan 2 ml K 2 O 7 sebesar 0,1 M dan 1 ml H 2 SO 4 pekat terjadi perubahan warna menjadi oren dengan bau yang kurang menyengat. Perubahan warna yang terjadi juga menimbulkan bau yang berbeda jika dibandingkan dengan bau alkohol. Sehingga membuktikan bahwa dengan reaksi oksidasi jenis alkoholnya maupun reaktifitasnya dapat diketahui. Pada percobaan selanjutnya, yaitu poercobaan reaksi alkohol dengan FeCl 3 membuktikan bahwa fenol berubah warna menjadi hitam pekat setelah ditambah 5 tetes FeCl 3. Hal ini terjadi karena senyawa aromatik ini bereaksi dengan FeCl 3, sedangkan 2-butanol tidak mengalami perubahan warna setelah ditambah 5 tetes FeCl 3 sehingga warna yang dihasilkan tetap bewarna kuning. Dari reaksi tersebut juga membuktikan jenis alkohol dan reaktifitasnya dapat diketahui dari perubahan-perubahan akibat reaksinya yang terlihat. BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alcohol dengan beberapa cara, yaitu melalui reaksi oksidasi dengan mengamati perubahan warna yang dihasilkan akibat reaksi dari pencampuran larutan, melalui reaksi oksidasi dengan mengamati perubahan bau yang dihasilkan akibat reaksi dari pencampuran larutan, dan melalui reaksi dengan FeCl 3. Dan melalui cara identifikasi itu dapat diketahui jenis alkohol dan reaktifitasnya dari perubahan-perubahan akibat reaksinya yang terlihat. 5.2 Saran 1. Sebaiknya praktikan tidak bermain-main dengan alat-alat yang ada dilaboraturium. 2. Sebaiknya praktikan serius pada saat sedang melakukan percobaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 3. Sebaiknya praktikan tidak ribut saat berada di dalam laboratorium. 4. Sebaiknya alat-alat laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat agar saat praktikan melakukan percobaan alat-alat dapat digunakan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA

Brady. James E.1999 Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press. Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta Fushie. Annisan. 2008. Alkohol. https://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/ 16/alkohol/. 28 Maret 2015 Hadi. 2013. Identifikasi Alkohol.http://hadyechote.blogspot.com/2013/04/identi fikasi-alkohol.html.28 Maret 2015 Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta. Mardzuki. 1990. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga. Petrucci, Ralph H. 1987. Alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 3.Erlangga: Jakarta.