Laporan Kimia Analitik KI-3121

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

Laporan Kimia Analitik KI-3121

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

Spektrofotometri Serapan Atom

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

Analisis Kolorimetri Kadar Besi(III) dalam Sampel Air Sumur dengan Metoda Pencitraan Digital

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2.

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

4 Hasil dan Pembahasan

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Laporan Kimia Fisik KI-3141

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

ANALISIS NEODIMIUM MENGGUNAKAN METODA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB VI PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut Sampel Panjang Gelombang Absorbansi Konsentrasi Kadar (%)

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

3 Metodologi Penelitian

Makalah Pendamping: Kimia Paralel A PENETAPAN LOGAM TIMBAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

Hasil dan Pembahasan

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

Pemberian larutan kimia ke dalam contoh air laut.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN BATAS DETEKSI (LOD) DAN BATAS KUANTITASI (LOQ) PADA PENGUKURAN FOSFAT (PO 4 -P) DALAM AIR TAWAR DENGAN METODE ASAM ASKORBAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Laporan Kimia Fisik KI-3141

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Transkripsi:

Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 28 September 2012 Tanggal Laporan : 5 Oktober 2012 Asisten : Hikmat (20511020) Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung 2012

Penetapan Anion Fosfat Dalam Air I. Tujuan 1. Menentukan max fosfat 2. Menentukan PO 4 3- dalam sampel air II. Teori Dasar Fosfat dalam jumlah renik dapat menyebabkan lumut tumbuh dengan baik di dalam reservoir-reservoir air. Dalam suasana asam, asam fosfat akan bereaksi dengan asam molibdat membentuk kompleks asam heteropoli, kadang-kadang ditulis sebagai H 3 [P(M 03 O 10 ) 4 ]. Dalam air, asam heteropoli ini berwarna kuning yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan fosfat secara kolorimetri. Asam heteropoli ini dapat pula direduksi menjadi larutan berwarna biru yang disebut biru heteropoli atau biru molibden. Larutan biru molibden lebih pekat daripada kuning. Reaksi pembentukan larutan berwarna kuning berlangsung cepat, sedangkan untuk larutan biru molibden berlangsung lambat, sekitar 10-15 menit. Namun larutan biru hasil reduksi ini tidak stabil dan mempunyai kecenderungan untuk berkurang intensitasnya disebabkan oleh adanya reaksi tambahan. Cara biru molibden hanya peka terhadap ion-ion ortofosfat (PO 3-4 ) dan tidak 2- peka terhadap ion-ion fosfat ganda, seperti P 2 O 7 (pirofosfat) dan P 2 O 3-9. Oleh karena itu, jika tujuan analisis adalah kadar fosfat total maka larutan yang dianalisis harus diasamkan terlebih dahulu dan dididihkan beberapa menit. Pada percobaan ini terdapat gangguan-gangguan yang mungkin terjadi. Gangguan paling penting terjadi karena ion silika pada dinding labu ukur yang bisa menghasilkan hasil reaksi heteropoli yang berwarna biru juga. Contohnya adalah sebagai berikut. 1. Warna molibden tidak stabil, intensitasnya berangsur-angsur akan menurun. Tetapi hasil pengukuran absorbans yang bersifat bolehulang dapat diperoleh jika setiap kali pengukuran dipertahankan jangka waktu yang sama antara pembentukan warna biru dan pembacaan absorbans.

2. Di atas konsentrasi 1,6 ppm akan terjadi penyimpangan Lambert-Beer yang ditunjukkan dengan melengkungnya kurva kalibrasi yang diperoleh. III. Data Pengamatan max = 702 nm Larutan Absorbansi Blangko 0,294 0,5 ml 0,1371 1 ml 0,2739 1,5 ml 0,3946 2 ml 0,5300 2,5 ml 0,4878 Sampel 1 0,1760 Sampel 2 0,0340 IV. Pengolahan Data Penentuan panjang gelombang pengukuran Kurva kalibrasi absorbansi terhadap volume larutan standar adalah sebagai berikut.

A 0.6 0.5 0.4 0.3 y = 0.1915x + 0.0774 R² = 0.8865 0.2 0.1 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 V (ml) Penentuan konsentrasi fosfat dalam sampel Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis y = 0,1915x + 0,0774 Dengan mensubstitusi nilai absorbansi sampel, konsentrasi fosfat dalam sampel dapat diketahui. Untuk sampel 1: y = 0,1915x + 0,0774 0,176 = 0,1915 x + 0,0774 x = 0,5149 ppm Untuk sampel 2: y = 0,1915x + 0,0774 0,034 = 0,1915 x + 0,0774 x = -0,2266 ppm Diketahui konsentrasi fosfat teoritis untuk sampel 1 adalah 1,25 ppm. Galat = x 100% = ( ) x 100% = 58,808 %

V. Pembahasan Pada percobaan ini ditentukan konsentrasi fosfat dalam sampel air dengan menggunakan Spektrofotometer Spectronic-20 B&L. Pada pembuatan SnCl 2, gliserin berfungsi sebagai pelarut. Tidak digunakan air karena dikhawatirkan dalam air tersebut mengandung fosfat, kecuali air yang digunakan adalah air bebas fosfat. Dalam suasana asam, asam fosfat akan bereaksi dengan asam molibdat menghasilkan kompleks asam heterpoli, H 3 [P(M 03 O 10 ) 4 ]. Asam heteropoli ini akan menghasilkan warna kuning jika dilarutkan dalam air yang dapat digunakan dalam penetapan fosfat secara kolorimetri. Pada percobaan ini asam heteropoli tersebut direduksi sehingga menghasilkan larutan berwarna biru yang disebut biru heteropoli atau biru molibden. Dilakukan reduksi menjadi warna biru karena warna biru yang dihasilkan lebih kuat dibandingkan dengan warna kompleks kuning sebelum direduksi. Selain itu, oleh karena analisis dilakukan untuk menentukan kadar fosfat total, maka digunakan larutan biru molibden dikarenakan senyawa biru molibden ini hanya peka terhadap ion-ion ortofosfat (PO 3-4 ) dan tidak peka terhadap ion-ion fosfat 2- ganda seperti P 2 O 7 (pirofosfat) sehingga larutan yang dianalisis harus diasamkan untuk mengubah fosfat-fosfat ganda menjadi ortofosfat. Namun, reaksi pembentukan biru molibden ini berlangsung lambat. Oleh karenanya warna biru terbentuk setelah sekitar 10-15 menit. Namun, senyawa biru hasil reduksi ini tidak stabil dan cenderung berkurang intensitasnya dikarenakan oleg berbagai reaksi tambahan. Pada percobaan ini, pengukuran dilakukan setelah larutan didiamkan 10 menit agar larutan diukur pada saat warna biru yang dihasilkan berada dalam keadaan paling stabil. Jika terlalu lama didiamkan, dikhawatirkan larutan tersebut telah berkurang intensitasnya sehingga hasil pengukuran yang diperoleh pun tidak akurat. Sedangkan jika terlalu cepat dilakukan pengukuran pun dikhawatirkan larutan biru yang dimaksud belum terbentuk dengan sempurna disebabkan reaksi pembentukan senyawa biru ini berlangsung kurang spontan atau lambat. Pada percobaan ini tidak dilakukan pengocokan pada labu takar dengan cara dibolak-balik, melainkan hanya dengan cara memutar-mutar labu takar saja. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya gangguan oleh ion silika (SiO 4-4 ) yang dapat pula menghasilkan senyawa heteropoli berwarna biru.

Panjang gelombang maksimum diperoleh dari pengukuran terhadap larutan yang mengandung 1,0 ml standar fosfat. Pada percobaan ini diperoleh max pada 702 nm. Oleh karena warna larutan yang terlihat adalah biru, maka warna yang diserap adalah oranye sehingga panjang gelombang maksimal yang diserap berada pada 702 nm. Setelah diperoleh panjang gelombang maksimal, dilakukan pengukuran absorbansi terhadap larutan-larutan standar fosfat 0,00 ml (blangko); 0,50 ml; 1,00 ml; 1,50 ml; 2,00 ml; dan 2,50 ml sehingga diperoleh kurva kalibrasi dengan persamaan garis y = 0,1915x + 0,0774. Dengan mensubstitusi nilai absorbansi sampel yang diperoleh dari pengukuran ke dalam persamaan ini, maka dapat diperoleh kadar fosfat dalam sampel secara eksperimen. Galat yang diperoleh adalah sebesar 58,808%. Hal ini bisa terjadi dikarenakan perlakukan terhadap semua larutan tidak benar-benar sama. Urutan pengukuran absorbansi pun tidak selalu naik dari konsentrasi terendah ke konsentrasi tertinggi. Hal ini menyebabkan kesalahan yang diperoleh cukup besar. VI. Kesimpulan max fosfat adalah pada 702 nm. Kadar fosfat dalam sampel 1 adalah 0,5149 ppm. VII. Daftar Pustaka Day, RA; Underwood, AL.2002.Analisis Kimia Kuantitatif ed.6. Jakarta: Erlangga. hal. 382-412 Harvey, David. Modern Analitycal Chemistry. Hal. 446