DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN (Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) OLEH : NONOS MAFIANOS A14201002 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN NONOS MAFIANOS. DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN. Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. (Di bawah bimbingan MURDIANTO). Pada tahun 1980-an, pembangunan sektor pariwisata bukanlah sektor yang diprioritaskan dalam pengumpulan devisa negara. Keadaan ini berubah ketika harga minyak bumi di pasaran internasional merosot tajam, sehingga sektor pariwisata menjadi sektor andalan untuk menghasilkan devisa negara. Pembangunan pariwisata membutuhkan lahan, dimana keberadaan lahan di perdesaan memiliki peranan penting. Selain rumahtangga petani, terdapat juga pemerintah dan pemilik modal yang memiliki kepentingan atas lahan. Pengembangan wisata yang membutuhkan lahan dapat mempengaruhi perubahan struktur agraria masyarakat lokal. Maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perubahan struktur agraria masyarakat lokal, perubahan kelembagaan masyarakat lokal, dan menganalisis ada atau tidak adanya peluang usaha dan peluang kerja bagi masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan metode penelitian survai. Penelitian dilaksanakan di Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dan tempat wisata yang bernama Kota Bunga yang terletak di desa yang sama. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan alat bantu kuesioner dan panduan pertanyaan. Data sekunder diambil dari data Desa Sukanagalih, kantor Kota Bunga, instansi-instansi seperti Bappeda, Dinas Perhubungan dan Pariwisata, serta laporan-laporan penelitian. Teknik penentuan responden menggunakan metode Pengambilan Sampel Gugus
Sederhana (Simple Cluster Sampling). Pengolahan data menggunakan uji statistik Chi-Square dan Korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS versi 11.0. Sementara itu, data hasil wawancara dirangkum dan diorganisasikan sesuai kebutuhan penelitian. Responden yang dipilih adalah petani pemilik lahan yang sekarang dibangun Kota Bunga. Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa awalnya Kota Bunga bernama Taman Mawar dengan luas wilayah sekitar 40 ha. Sekitar tahun 1996, nama tersebut berubah menjadi Kota Bunga. Pembangunan Kota Bunga diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Cianjur. Sebelum tahun 1993, lahan-lahan yang sekarang dibangun fasilitas pariwisata Kota Bunga masih dimiliki petani. Lahan-lahan tersebut sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan tempat tinggal. Pola kepemilikan lahan petani berubah setelah pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga. Perubahan itu bervariasi, ada petani yang sebelum pembangunan fasilitas memiliki lahan yang tergolong luas, namun setelah pembangunan fasilitas pariwisata, petani tersebut tergolong menjadi petani yang memiliki lahan sedang, atau justru sebaliknya. Hal ini dibuktikan dari hasil uji statistik Korelasi Rank Spearmen untuk melihat hubungan antara luas kepemilikan lahan sebelum pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga dan Setelah pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa pada taraf nyata 0,05 dengan rho hitung 0,897 dan rho tabel 0,364 ternyata ada kesesuaian antara luas kepemilikan lahan petani sebelum dan setelah pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga. Perubahan tersebut terjadi disebabkan beberapa faktor,
salah satunya yaitu tingkat harga jual lahan. Tingkat harga jual lahan yang didapatkan petani bervariasi tergantung lokasi lahan, kegunaan lahan, masa penjualan, dan keahlian petani dalam hal tawar menawar harga jual lahan. Sebelum pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga, sebagian besar masyarakat Desa Sukanagalih menggantungkan hidupnya dari hasil bertani. Hampir setiap warga kampung terlibat dalam kegiatan bercocok tanam. Kegiatan bertani ini dilakukan secara bersama-sama dan saling tolong menolong antar tetangga, mulai dari kegiatan menanam, memberantas hama, memperbaiki saluran air, hingga panen. Tujuan bertani semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (subsisten). Maka kegiatan-kegiatan ini menjadi ciri khas sifat kelembagaan masyarakat Desa Sukanagalih yaitu gotong royong. Setelah adanya pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga, masyarakat Desa Sukanagalih mengalami perubahan kelembagaan dalam bertani. Sifat kelembagaan setelah pembangunan Kota Bunga yaitu komersil, dimana segala sifat kerja atau aktivitas dinilai dengan uang. Berbeda dengan sifat kelembagaan sebelum pembangunan fasilitas pariwisata, masyarakat masih bersedia membantu tetangganya bertani dengan dasar tolong menolong. Peluang usaha di sektor wisata setelah pembangunan Kota Bunga ternyata rendah. Peluang usaha yang dapat dimasuki masyarakat lokal yaitu usaha membuka rumah makan dan jasa angkutan, baik angkutan kendaraan beroda empat maupun kendaraan beroda dua. Peluang kerja yang ada pun rendah. Peluang kerja yang dapat dimasuki masyarakat lokal adalah sebagai buruh pencabut rumput di Kota Bunga. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pembangunan fasilitas pariwisata Kota Bunga mengakibatkan perubahan kepemilikan lahan masyarakat lokal dan kelembagaan. Dalam hal peluang usaha dan peluang
kerja, pembangunan fasilitas pariwisata tidak memberikan perubahan mata pencaharian. Bahkan, hampir tidak ada peluang usaha bagi masyarakat lokal. Saran bagi penelitian ini adalah agar Perusahaan Kota Bunga memberikan peluang kerja bagi masyarakat lokal karena izin pembangunan Kota Bunga terkait dengan janji perusahaan melakukan pengembangan masyarakat.
DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN (Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) SKRIPSI Se bagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ii Judul : Dampak Pembangunan Fasilitas Pariwisata terhadap Perubahan Struktur Agraria, Kelembagaan dan Peluang Usaha di Perdesaan (Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat) Nama NRP : Nonos Mafianos : A14201002 Program Studi : Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Murdianto, MSi. NIP. 131 999 962 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M. Agr NIP. 130 422 698 Tanggal disetujui : Januari 2006 ii
iii PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN (KASUS DI SEKITAR KAWASAN PARIWISATA KOTA BUNGA, DESA SUKANAGALIH, KECAMATAN PACET, KABUPATEN CIANJUR, PROPINSI JAWA BARAT) BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN ATAU LEMBAGA LAIN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA PENELITIAN INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Januari 2006 Nonos Mafianos A14201002 iii
iv RIWAYAT HIDUP PENULIS Penulis merupakan anak ke dua dari dua bersaudara pasangan Bapak M. Masjkur Iljas dan Ibu Yeti Sumiati. Penulis dilahirkan di Kota Rangkasbitung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten pada tanggal 20 April 1983. Riwayat pendidikan penulis diawali dengan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 4 Rangkasbitung pada tahun 1989 hingga 1995. Pada tahun 1995 hingga tahun 1998 penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 4 Rangkasbitung. Selama tiga tahun berikutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 1 Rangkasbitung yaitu pada tahun 1998 sampai dengan 2001. Pada tahun 2001, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada Divisi Hubungan Masyarakat, Departemen Sosial dan Budaya, Keluarga Mahasiswa Banten pada tahun 2002-2006. Selain itu, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh mahasiswa angkatan 38 Program Studi Komunikasi Pengembangan Masyarakat. iv
v KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Dampak Pembangunan Fasilitas Pariwisata terhadap Perubahan Struktur Agraria, Kelembagaan dan Peluang Usaha di Perdesaan (Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat). Penulisan skripsi merupakan prasyarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Adapun uraian isi dari laporan penelitian ini adalah Bab I menguraikan latar belakang dari penelitian ini; Bab II Mencakup tinjauan-tinjauan pustaka yang bekaitan dengan kebijakan kepariwisataan, perubahan struktur agraria, kelembagaan, peluang usaha, pelapisan sosial, dan marginalisasi petani; Bab III menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian ini; Bab IV berisi gambaran lokasi penelitian; Bab V, Bab VI, Bab VII, Bab VIII merupakan analisis dan pembahasan masalah penelitian; dan Bab IX Merupakan Bab yang berisi kesimpulan dan saran yang direkomendasikan peneliti. Laporan skripsi ini penulis persembahkan dengan penuh pengharapan semoga cakrawala keilmuwan semakin memperkaya jiwa para pembaca dan semakin mendorong kita untuk selalu belajar. Penulis juga mengharapkan bahwa tulisan ini dapat menggugah kepekaan kita tentang fakta sosial menyangkut kehidupan petani dan masyarakat desa hutan. Bogor, Januari 2006 Penulis v