BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel tergantung Variabel bebas : caregiver burden : supportive group therapy B. Definisi Operasional Variabel Berikut adalah definisi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Caregiver burden Caregiver burden adalah suatu kondisi fisik, psikologis atau emosi, sosial, dan masalah keuangan yang dialami oleh seseorang yang merawat anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan. Untuk mengetahui subjek mengalami caregiver burden atau tidak dilakukan pengetesan dengan Caregiver Burden Assessment. Caregiver Burden Assessment (CBA) yang digunakan dalam penelitian ini dari Karimah (2008) diadaptasi dari Montgomery Borganta Caregiver Burden Scale dan Caregiver Burden Scale dari Zarit yang terdiri dari 39 pernyataan. Semakin tinggi skor CBA yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi tingkat caregiver burden, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula tingkat caregiver burden dari istri yang berperan sebagai primary caregiver penderita stroke (Karimah, 2008). 40
41 2. Supportive group therapy Supportive group therapy adalah terapi kelompok yang dilakukan dengan bantuan profesional untuk membantu caregiver yang memiliki permasalahan yang hampir sama agar dapat keluar dari kondisi sulit sehingga dapat mempelajari hal baru, mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, memperkuat perilaku penyesuaian diri dan memberikan dukungan psikologis pada caregiver. Supportive group therapy pada penelitian ini menggunakan metode presentasi, diskusi, sharing, latihan, dan ice breaking. Supportive group therapy diadakan sebanyak empat sesi, yang merupakan pengembangan dari mutual support group bagi keluarga menurut Chien, Chan & Thompson (2006) dan support system enhancement yang dijelaskan oleh McCloskey dan Bulechek (1996 dalam Stuart dan Laraia, 1998). Berikut merupakan penjelasan pelaksanaan supportive group therapy pada penelitian ini : a) Pertemuan sesi I Pada sesi pertama merupakan sesi pembangunan rapport, kontrak, dan pengetahuan tentang stroke. Pembangunan rapport pada sesi ini memiliki peran penting untuk membangun hubungan dan kepercayaan antara fasilitator dan peserta sehingga terapi dapat berlangsung dengan lancar dan efektif. Pada sesi ini juga diberikan ice breaking menyebutkan nama peserta yang duduk di sebelah kiri. Ice breaking ini untuk mengakrabkan hubungan antar peserta dan saling mengetahui nama setiap peserta.
42 Supportive group therapy ini diawali dengan memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk berbagi pengalaman dan penyebab suami terserang stroke. Setelah itu, fasilitator melaksanakan diskusi dan pemberian materi pengetahuan tentang stroke dengan menggunakan metode presentasi. Fasilitator memberikan materi mengenai pengertian stroke, factor risiko stroke, tanda/gejala stroke, penanganan stroke, dan dampak stroke bagi penderita dan keluarga. Pada sesi ini menggunakan beberapa metode yaitu metode presentasi materi, diskusi, sharing, dan ice breaking. b) Pertemuan sesi II Pertemuan sesi kedua ini, peserta akan mendapatkan informasi mengenai peran sebagai caregiver. Metode yang digunakan dalam sesi kedua ini menggunakan metode presentasi dan diskusi tentang tugas caregiver, permasalahan yang dihadapi caregiver, cara mengatasi masalah dan dampak negatif yang dihadapi caregiver, dan dampak positif dari peran sebagai caregiver. Para peserta juga saling menceritakan pengalaman berperan sebagai caregiver. c) Pertemuan sesi III Pada pertemuan sesi ketiga ini, diawali dengan brain gym sebagai ice breaking. Fasilitator memimpin peserta untuk melakukan brain gym menggunakan video yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada sesi ini, topik yang akan dibahas mengenai sumber dukungan dari dalam dan luar keluarga. Fasilitator memberikan materi tentang sumber dukungan dengan menggunakan metode presentasi dan diskusi. Selain itu peserta diberikan
43 latihan dengan mengisi lembar tugas mengenai penggunaan sumber dukungan dan berusaha menerapkan dalam kehidupan sehari hari. d) Pertemuan sesi IV Pada pertemuan sesi keempat ini diawali dengan brain gym sebagai ice breaking. Sesi ini membahas tentang evaluasi. Fasilitator mengajak peserta melakukan evaluasi pelaksanaan terapi selama ini. Setiap peserta menceritakan kesan dan pengalaman yang diperoleh selama pelaksanaan supportive group therapy. Peserta juga diberikan materi tentang relaksasi pernapasan dan diberikan latihan untuk melaksanakan relaksasi. Supportive group therapy pada penelitian ini dipimpin oleh fasilitator yaitu psikolog yang telah memiliki wewenang untuk melakukan psikoterapi, serta dibantu co-fasilitator dari mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas dari fasilitator diantaranya mempimpin jalannya diskusi, mempertahankan suasana kooperatif, menstimulasi dan memberi kesempatan pada setiap anggota untuk dapat berpartisipasi aktif, sedangkan co fasilitator akan membantu fasilitator dan mengobservasi perilaku anggota dalam pelaksanaan terapi. Selain itu setiap anggota diharapkan dapat mengikuti pelaksanaan supportive group therapy sesuai dengan kesepakatan, mau berpartisipasi aktif selama kegiatan, memberikan masukan, menggunakan komunikasi terbuka, dan saling menghormati antar anggota. Dalam pelaksanaan supportive group therapy terdapat aturan dasar yang harus diperhatikan yaitu setiap anggota diharapkan dapat hadir tepat waktu, informasi tentang pembayaran yang ditanggung oleh peneliti, berperan aktif
44 dalam diskusi, saling memberi dukungan, dan memiliki peluang yang sama untuk belajar dan memberikan umpan balik. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian disebut juga sebagai populasi, yaitu kelompok besar sebagai penerapan hasil penelitian (Seniati, Yulianto, Setiadi, 2011). Subjek yang akan diteliti harus memiliki batasan dan karakteristik yang jelas dan tegas. Karakteristik subjek penelitian eksperimen relatif homogen. Ketika homogenitas dapat dicapai secara maksimal maka dapat meningkatkan validitas penelitian. Homogenitas subjek penelitian dapat dibatasi dengan kriteria tertentu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, kepribadian, kondisi ekonomi, dan wilayah tempat tinggal (Latipun, 2010). Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik subjek yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan peneliti (purposive sample). Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti pada penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut : a. Istri dari penderita stroke yang mengalami kelumpuhan/kelemahan, baik sebagian ataupun keseluruhan dan menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta kurang lebih satu tahun. b. Berusia 40 60 tahun yang tinggal serumah dengan pasien dan berperan sebagai primary caregiver c. Mengalami caregiver burden d. Bisa membaca dan menulis
45 e. Kondisi sosial ekonomi keluarga menengah ke bawah f. Bertempat tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya g. Bersedia menjadi subjek penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 16 orang yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh peneliti. Jumlah subjek dalam penelitian ini 10 16 orang dikarenakan subjek kelompok eksperimen yaitu subjek yang diberikan group therapy paling ideal dengan jumlah anggota 5 8 orang (Miller, 1999; Goldman, 2000; Hunt, 2004). Selain itu, kelompok eksperimen dengan jumlah anggota 5 8 orang adalah ukuran yang paling praktis agar anggota kelompok mendapat pengalaman, meminimalisir keluarnya anggota, dan group lebih stabil (Hunt, 2004). D. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian randomized pretest posttest control group design. Randomized pretest posttest control group design adalah tipe desain penelitian yang dilakukan randomisasi sebagai kontrol terhadap proactive history untuk menyetarakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek dibagi secara acak (random) ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang akan diberikan perlakuan (kelompok eskperimen) dan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Dalam tipe desain ini subjek (baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen) akan diberikan dua test yang memiliki rentang waktu tertentu, yaitu test sebelum dan test sesudah atau disebut juga pretest dan posttest (Seniati,
46 Yulianto, Setiadi, 2011). Penelitian akan dilakukan dengan cara mengambil sample yang berjumlah 10 16 orang dikelompokkan menjadi dua yaitu 5 8 orang sebagai kelompok kontrol dan 5 8 orang sebagai kelompok eksperimen secara random. Berikut adalah skema desain penelitian yang digunakan : KE O 1 Manipulasi (X) O 2 KK O 1 O 2 Gambar 2. Skema Desain Penelitian Keterangan : KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol O 1 : Pretest X : Supportive Group Therapy O 2 : Posttest Prosedur penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut : 1. Peneliti melakukan pengambilan sampel dengan melakukan pengukuran caregiver burden menggunakan caregiver burden assessment terlebih dahulu untuk mencari subjek yang mengalami caregiver burden berdasarkan skor caregiver burden assessment.
47 2. Subjek yang mengalami caregiver burden dibagi secara acak untuk dikelompokkan ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3. Subjek diberikan pretest dengan mengisi caregiver burden assessment pada kedua kelompok subjek dengan rentang waktu tertentu dan kondisi yang hampir sama. 4. Subjek di kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan yaitu supportive group therapy, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. 5. Supportive group therapy dilaksanakan selama empat pertemuan yang terdiri dari empat sesi yang diadakan satu kali dalam seminggu dengan frekuensi waktu 60 sampai 90 menit untuk setiap pertemuan. Supportive group therapy akan dipimpin oleh fasilitator yaitu psikolog dan dibantu co-fasilitator dari mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Setelah pemberian perlakuan, dilakukan pengukuran kembali (posttest) dengan mengisi caregiver burden assessment pada kedua kelompok subjek untuk mengetahui perubahan pada caregiver burden dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dari penelitian ini. 7. Melakukan evaluasi pelatihan dengan menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Caregiver Burden Assessment (CBA) yang disusun oleh Azimatul Karimah (2008) dan modul supportive group therapy.
48 1. Caregiver Burden Assessment (CBA) Caregiver Burden Assessment (CBA) yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh Karimah (2008) yang diadaptasi dari Montgomery Borganta Caregiver Burden Scale dan Caregiver Burden Scale dari Zarit. Adaptasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman responden terhadap setiap butir pertanyaan agar sesuai dengan masyarakat Indonesia dan bahasa yang digunakan. Instrumen terdiri dari 39 item pernyataan yang favorable yaitu sesuai dengan konsep dari kategori yang akan diukur dalam hal ini caregiver burden, baik itu subjective burden maupun objective burden. Pemberian skor menggunakan lima pilihan jawaban yaitu : sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu ragu, setuju, sangat setuju. Teknik skoring Caregiver Burden Assessment (CBA) dibedakan menjadi lima yaitu sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu ragu (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). Hasil skoring berdasarkan jumlah skor dari setiap pertanyaan menunjukkan caregiver burden yang dialami oleh caregiver. Skor yang diperoleh subjek yang semakin tinggi nilai mengindikasikan caregiver burden yang dialami subjek lebih tinggi (Karimah, 2008). 2. Modul supportive group therapy Modul supportive group therapy yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pengembangan dari mutual support group bagi keluarga menurut Chien, Chan & Thompson (2006) dan support system enhancement yang dijelaskan oleh McCloskey dan Bulechek (1996 dalam Stuart dan Laraia, 1998). Secara garis besar supportive group therapy dilaksanakan dengan
49 metode presentasi, diskusi/tanya jawab dan akan diberikan tugas rumah untuk dikerjakan atau dipraktekan di rumah dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Supportive group therapy dalam penelitian dini dilakukan sebanyak empat sesi. Sesi pertama pengembangan dari sesi pembangunan kepercayaan dan pengenalan tentang kebutuhan psikologis dari mutual support group (Chien, Chan, dan Thompson, 2006), sesi kedua pengembangan dari sesi peran baru dan tantangan yang dihadapi dari mutual support group (Chien, Chan, dan Thompson, 2006), sesi ketiga merupakan pengembangan support system enhancement yang dijelaskan oleh McCloskey dan Bulechek (1996 dalam Stuart dan Laraia, 1998), dan sesi keempat sekaligus sesi terakhir ini sesuai dengan sesi akhir pada mutual support group dari Chien, Chan, Thompson (2006). Berikut adalah penjelasan pelaksanaan setiap sesi dari supportive group therapy : Tabel 1. Rangkaian Pelaksaan Supportive Group Therapy No Sesi Tujuan 1 Pembangunan rapport dan pengetahuan tentang stroke a. Pembentukkan kepercayaan dan tujuan bersama b. Berbagi informasi antar anggota tentang informasi penyakit stroke, pengalaman merawat penderita stroke, perasaan dan beban yang dihadapi. 2 Peran sebagai caregiver a. Mengetahui permasalahan yang (tantangan/permasalahan yang muncul dari segi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi yang dialami dihadapi dan cara mengatasi permasalahan) commit to selama user merawat suami yang menderita stroke
50 b. Mengetahui peran sebagai caregiver, dampak dan permasalahan yang muncul setelah berperan sebagai caregiver c. Mengetahui cara mengatasi masalah dalam memberikan perawatan pada penderita 3 Sumber dukungan dari dalam dan luar keluarga (mengidentifikasi sumber dukungan dari dalam dan luar keluarga, hambatan penggunaan dukungan, dan cara mengatasinya) Berbagi informasi mengenai sumber dukungan yang dapat membantu merawat suami yang sakit stroke, hambatan dan cara mengatasinya 4 Sesi Akhir dan Evaluasi Evaluasi dan pembubaran kelompok F. Validitas Dan Reliabilitas 1. Validitas Suatu alat tes atau alat ukur dapat dikatakan valid ketika memiliki derajat fungsi atau kecermatan suatu alat untuk mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Suryabrata, 2005). a. Skala Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Caregiver Burden Assessment (CBA) dari Karimah (2008) yang merupakan adaptasi dari Montgomery Borganta Caregiver Burden Scale dan Caregiver Burden Scale dari Zarit. Pengujian validitas dilakukan melalui uji coba sebelumnya menggunakan alat ukur Caregiver Burden Assessment (CBA) yang menggunakan bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan masyarakat Indonesia.
51 Hasil dari uji validitas item (Karimah, 2008), untuk objective burden memiliki validitas item 0,493 0,842 sedangkan subjective burden 0,436 0,807 dari r table = 0,272 dan taraf signifikansi α = 0,5 sehingga ada 39 item yang valid. Sedangkan untuk uji validitas Caregiver Burden Assessment (CBA) pada penelitian ini didasarkan pada validitas isi, yaitu pengujian validitas melalui pengujian terhadap isi instrument melalui review professional judgement dari pembimbing. b. Modul Uji validitas pada modul supportive group therapy dengan menggunakan review professional judgement dari dosen pembimbing dan tenaga profesional (psikolog). Setelah itu, modul dievaluasi oleh caregiver yang tidak ikut dalam penelitian dan mahasiswa psikologi untuk mengetahui aspek dan isi modul, diantaranya materi dan estimasi waktu. 2. Reliabilitas Suatu alat tes dikatakan reliabel ketika dapat mengukur dengan hasil pengukuran yang dapat dipercaya dan memiliki taraf keajegan atau konsistensi. (Suryabrata, 2005). Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas yang dimiliki, sedangkan koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas dari alat ukur. Alat ukur dapat diuji reliabilitasnya dengan menghitung koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2012). Dari hasil penelitian sebelumnya, uji reliabilitas terhadap alat ukur Caregiver Burden Assessment (CBA) tersebut, maka komponen objective
52 burden memiliki α = 0,936 dan subjective burden α = 0,925 sehingga alat ukur ini dinyatakan reliabel (Karimah, 2008). G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Metode analisis statistik. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan sebelum pengujian hipotesis karena untuk mengetahui apakah sebaran data layak untuk diuji secara parametrik. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov. b. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas menggunakan angka Levene s Test. c. Uji Hipotesis Berdasarkan desain penelitian maka analisis data menggunakan teknik analisis Uji Two Sampel Independen Mann-Whitney. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh VB terhadap VT. Namun yang dijadikan perhitungan adalah gain score, yaitu selisih antara skor pretest dan posttest setiap subjek. Pengujian untuk membuktikan hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan Uji Two Sampel Independen Mann- Whitney dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) ver. 16.0 for Windows.
53 2. Metode analisis kualitatif Analisis kualitatif diperoleh dari penjabaran skor Caregiver Burden Assessment (CBA), sharing, wawancara, observasi, buku kerja, dan lembar evaluasi yang telah diisi subjek selama proses supportive group therapy. Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui pengaruh dan manfaat dari supportive group therapy untuk mengurangi caregiver burden. Analisis kualitatif ini digunakan sebagai pelengkap dan pendukung data hasil penelitian.