PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri Medan E-mail : julikarahma92@gmail.com Abstrak Konsumsi bawang merah penduduk Indonesia sejak tahun 1993-2012 menunjukkan perkembangan yang fluktuatif namun relatif meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah harga bawang merah Impor berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap volume total permintaan impor bawang merah di Indonesia dan apakah teori permintaan berlaku pada kondisi naik atau turunnya harga bawang merah impor terhadap permintaan impor bawang merah di Indonesia.Variabel yang digunakan meliputi Variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) dan Volume Total Permintaan Impor Bawang Merah di Indonesia (Y). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang menggunakan metode regresi linear sederhana untuk mengelola data tersebut dengan menggunakan SPSS 15.0 for Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil perhitungan regresi linier sederhana Y = -46396,1 + 37,431X 1 + e dimana koefisien dari variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) adalah 37,431 yang artinya setiap terjadi peningkatan variabel Harga Bawang Merah Impor sebesar 1 satuan, maka Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia akan bertambah sebesar 37,431 dan teori permintaan tidak berlaku dalam kondisi ini. Kata Kunci : Harga Impor Bawang Merah, Volume Total Permintaan Impor Bawang Merah Di Indonesia. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia yang berdampak pada tingginya kebutuhan pangan nasional. Indonesia adalah negara agraris, namun Indonesia belum mampu untuk melakukan swasembada beras untuk memenuhi kebutuhan pangan negeri. Ketidakmampuan Indonesia tersebut mengharuskan Indonesia untuk melakukan perdagangan internasional. Bawang merah merupakan salah satu komoditi holtikultura yang permintaannya cukup tinggi di Indonesia. Konsumsi bawang merah penduduk Indonesia sejak tahun 1993-2012 menunjukkan perkembangan yang fluktuatif namun relatif meningkat. Konsumsi rata-rata bawang merah untuk tahun 1993 adalah 1,33 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2012 konsumsi bawang merah telah mencapai 2,764 kg/kapita/tahun (Dirjen Holtikultura, 2013). Tingkat konsumsi bawang merah tertinggi terjadi pada 2007 yang mencapai 3,014 kg/kapita/tahun dengan volume total permintaan bawang merah
mencapai 901.102 ton (Badan Pusat Statistik, 2013). Fluktuasi impor bawang merah menunjukkan peningkatan jumlah impor bawang merah dimana tahun 2002 sebesar 32.930 ton dan pada tahun 2008 mencapai 128.015 ton. Namun pada tahun 2009 terjadi penurunan jumlah impor bawang merah yang tajam yaitu menjadi 67.330 ton dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 156.381 ton (Kementerian Pertanian, 2011 dan Badan Pusat Statistik, 2010). Penurunan impor tersebut diperkirakan karena terjadinya krisis ekonomi dunia di Eropa sehingga berpengaruh terhadap perdagangan Indonesia termasuk impor bawang merah. Dilakukannya impor bawang merah pada waktu yang tidak tepat jumlah dan waktunya memberikan dampak pada tingginya tingkat penawaran dan akan berdampak lanjut pada penurunan harga bawang merah itu sendiri. Dengan terjadinya kelebihan pasokan impor bawang merah tersebut, pemerintah menerapkan kembali kebijakan harmonisasi tarif bea masuk pada tanggal 1 Januari 2005. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa bawang merah yang masuk dikenakan tarif sebesar 25% pada tahun 2005-2010 dan turun menjadi 20% pada tahun 2011 (Kementerian Keuangan, 2012). METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono:2013). Definisi Operasional Variabel Variabel dependent dan independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Dependent Variabel dependen dalam penelitian ini adalah permintaan impor bawang merah di Indonesia (MB) yaitu Y (Volume Total Permintaan Impor Bawang Merah di Indonesia) dengan satuan ton. 2. Variabel Independent Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah X 1 (Harga Bawang Merah Impor), yaitu harga bawang merah impor (Rupiah/ton) yang diperoleh dari perkalian harga bawang merah impor dalam Dollar Amerika dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) karena jumlah variabel yang digunakan satu. Persamaan linear sederhana penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + e Keterangan: Y : Volume Total Permintaan Impor Bawang Merah Di Indonesia a : Konstanta
b 1 X 1 e : Koefisien Regresi : Harga Bawang Merah Impor : standard error HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Hipotesis 1) Uji Regresi Linier Sederhana Penelitian tentang analisis permintaan impor bawang merah di Indonesia dapat dilakukan dengan pendekatan langsung atau pendekatan tidak langsung. Dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan tidak langsung dengan memasukkan beberapa variableindependent (variabel bebas) dugaan yang dilinierkan untuk melihat pengaruhnya terhadap permintaan impor bawang merah di Indonesia. Persamaan linier yang disusun untuk penelitian ini telah lulus dari uji asumsi klasik maka dapat dilakukan pengujian regresi selanjutnya. Terdapat satu variabel independen yang diuji untuk menentukan bagaimana pengaruh variabel tersebut secara bersama terhadap permintaan impor bawang merah di Indonesia dengan data time series tahun 2002-2012 pada program SPSS 15.0 for Windows yang hasilnya tampak pada tabel berikut: Tabel 1 Analisis Regresi Linier Sederhana Model 1 (Constant) Harga Bawang Merah Impor Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. -46396.1 35724.686-1.299.226 37.431 10.102.777 3.705.005 a. Dependent Variable: Volume Total Impor Bawang Merah Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linier Sederhana sebagai berikut : Y = -46396,1 + 37,431X 1 + e Dengan keterangan : Y : Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia a : Konstanta b 1 : Koefisien Regresi X 1 : Harga Bawang Merah Impor Interpretasi model : a. Konstanta (a) = -46396,1 menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel X 1 = 0, maka Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia (Y) = -46396,1. Artinya apabila Harga Bawang Merah Impor tidak meningkat maka Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia tetap bernilai -46396,1. b. Koefisien X 1 = 37,431, menujukkan bahwa variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) berpengaruh positif terhadap Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia. Artinya setiap terjadi peningkatan variabel Harga Bawang Merah
Impor sebesar 1 satuan, maka Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia akan bertambah sebesar 37,431. 2) Uji Signifikan Simultan (Uji-F) Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu Harga Bawang Merah Impor (X 1 )berpengaruh positif dan signifikan terhadap Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). H 0 : b 1, = 0, artinya secara bersama sama tidak berpengaruh signifikan antara variabel independent yaitu Harga Bawang Merah Impor (X 1 )dengan variabel dependent yaitu Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). H 1 : b 1, 0, artinya secara bersama sama berpengaruh signifikan antara variabel independent yaitu Harga Bawang Merah Impor (X 1 )dengan variabel dependent yaitu Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). Kriteria pengambilan keputusan : H 0 diterima atau H 1 ditolak jika F hitung < F tabel pada α = 5%. H 0 ditolak atau H 1 diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%. Model 1 Regression Residual Total Tabel 2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 9.6E+009 1 9630656727 13.730.005 a 6.3E+009 9 701414152.7 1.6E+010 10 a. Predictors: (Constant), Harga Bawang Merah Impor b. Dependent Variable: Volume Total Impor Bawang Merah Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 13,730 dengan tingkat signifikan 0,005. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 5,12. Oleh karena kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,005)<0,05 menunjukkan bahwa variabel independent Harga Bawang Merah Impor (X 1 )secara simultan adalah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent yaitu Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). 3) Uji Parsial (Uji-t) Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebasnya secara sendiri-sendiri secara signifikan terhadap variabel terikatnya. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Model hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah: a) H 0 : b 1 = 0, artinya sacara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu Harga Bawang Merah Impor (X 1 )terhadap variabel dependent yaitu Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). b) H 1 : b 1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independent yaitu Harga Bawang Merah Impor (X 1 terhadap variabel dependent yaitu Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). c) Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
H 0 diterima atau H 1 ditolak jika t hitung < t tabel atau jika nilai Sig > α = 0,05. H 0 ditolak atau H 1 diterima jika t hitung > t tabel atau jika nilai Sig < α = 0,05. 2) Hasil uji t hitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Hasil Uji t (Uji Parsial) Model 1 (Constant) Harga Bawang Merah Impor Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. -46396.1 35724.686-1.299.226 37.431 10.102.777 3.705.005 a. Dependent Variable: Volume Total Impor Bawang Merah Berdasarkan tabel di atas, tingkat signifikansi Variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) yaitu 0,005. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,005<0,05 sehingga H a diterima. Variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) memiliki t hitung yaitu 3,705 dengan t tabel yaitu 1,85955 jadi t hitung > t tabel. Sehingga dapat disimpulkan Variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) berhubungan secara parsial dengan Variabel Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y). 4) Uji Determinasi (R 2 ) Pengujian koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 R 2 1. Jika R 2 semakin besar (mendekati satu) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X 1 ) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Tabel 4 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model 1 Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change.777 a.604.560 26484.2246.604 13.730 1 9.005 a. Predictors: (Constant), Harga Bawang Merah Impor b. Dependent Variable: Volume Total Impor Bawang Merah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,777, berarti hubungan antara variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 )terhadap variabel Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y) sebesar 77,7%. Artinya hubungannya sangat erat. 2. Adjusted R Square sebesar 0,560 berarti 56% variabel Volume Total Impor Bawang Merah Di Indonesia (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ). Sedangkan sisanya 44% dapat dijelaskan oleh variabel variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 3. Standard error of estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 26484,2246. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
B. Pengaruh Harga Bawang Merah Impor Terhadap Volume Total Permintaan Impor Bawang Merah di Indonesia Tahun 2002-2012 Harga bawang merah impor tentu saja turut mempengaruhi permintaan impor bawang merah apabila dikaitkan dengan hukum permintaan. Tingkat harga impor bawang merah pada tahun 2012 yang mencapai US$ 445,60/ton mengalami penurunan dari tahun 2011 yang mencapai US$ 483,00/ton dimana penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar selama periode 2002-2012 yang mencapai penurunan sebesar US$ 37,4/ton. Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yang mencapai US$ 32,5/ton dari tahun sebelumnya, sehingga tingkat harga bawang merah impor pada tahun tersebut mencapaius$ 260,2 / ton. Perkembangan variabel nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing tentu saja turut mempengaruhi impor bawang merah yang merupakan salah satu kegiatan perdagangan internasional. Berdasarkan data deskriptif diatas, tingkat nilai tukar pada tahun 2002-2012 mengalami fluktuasi yang tidak terlalu signifikan.peningkatan nilai tukar tertinggi terjadi (Rupiah melemah) pada tahun 2008 yang mencapai Rp. 10.950 / US$ dan mengalami penurunan kembali (Rupiah menguat) pada tahun berikutnya yaitu tahun 2009 yang menjadi Rp.9.400/US$. Perkembangan laju nilai tukar pada periode tersebut cenderung stabil pada kisaran Rp.8.000/US$ hingga Rp.10.000/US$.Perkembangan volume impor bawang merah juga turut berpengaruh dengan asumsi berhubungan negatif dengan permintaan impor bawang merah itu sendiri. Dalam hukum permintaan dimana apabila harga naik, maka permintaan turun dan sebaliknya jika harga turun maka permintaan naik. Maka apabila harga suatu barang naik, maka permintaan akan barang tersebut turun karena kemampuan konsumen dalam membeli barang tersebut rendah. Dan apabila harga barang turun, maka permintaan akan barang naik karena harga barang yang turun dari biasanya mengakibatkan kemampuan konsumen dalam membeli barang tersebut naik. Di Indonesia sejak tahun 2002-2012 permintaan impor bawang merah yang dilihat dari perkembangan volume impor bawang merah Indonesia mengalami fluktuatif yang cenderung meningkat. Bila dikaitkan dengan pendekatan teori permintaan maka kondisi ini tidak berpengaruh di Indonesia dalam permintaan impor bawang merah. Meskipun harga bawang merah impor naik, permintaan akan impor bawang merah di Indonesia terus meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Apabila ditinjau dari teori permintaan, dimana apabila harga barang naik maka permintaan akan barang turun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka permintaa akan barang naik maka dalam kasus permintaan impor bawang merah di Indonesia teori ini tidak berlaku. Karena dari penelitian yang didapat, dari hasil perhitungan regresi linier sederhana Y = -46396,1 + 37,431X 1 + e dimana koefisien dari variabel Harga Bawang Merah Impor (X 1 ) adalah 37,431 yang artinya setiap terjadi peningkatan variabel Harga Bawang Merah Impor sebesar 1 satuan, maka Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia akan bertambah sebesar 37,431.
2. Variabel Harga Bawang Merah Impor (X 2 ) berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap Volume Total Impor Bawang Merah di Indonesia (Y). SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun beberapa saran dari penulis yaitu: 1. Kepada pemerintah sebagai pelaksana maupun pengendali kebijakan impor bawang merah di Indonesia disarankan agar kiranya lebih meningkatkan produktifitas bawang merah dalam negeri melalui peningkatan pertanian bawang merah domestik untuk memenuhi kebutuhan bawang merah nasional daripada mengandalkan peningkatan impor bawang merah. Hal ini diharapkan agar produksi bawang merah dalam negeri mampu berkembang dan konsumsi nasional tidak terus menerus tergantung pada impor bawang merah itu sendiri. 2. Kepada pelaku pasar ekspor maupun impor bawang merah, untuk lebih mengendalikan volume perdagangan yang dilakukan sesuai aturan perdagangan internasional yang ada dan sesuai kondisi perekonomian yang terjadi. Apabila impor bawang merah tidak terkendali dan melebihi jumlah yang dibutuhkan, akanmenyebabkan kelebihan pasokan bawang merah di dalam negeri. Hal ini justru akanmengancam kestabilan harga bawang merah di dalam negeri dan justru mengancam produksi bawang merah dalam negeri yang pertaniannya masih sangat terbatas dan sulit bersaing. 3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor bawang merah di Indonesia menggunakan variabel yang lebih berpengaruh dengan data analisis yang lebih efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Dirjen Tanaman Pangan dan Holtikultura, Departemen Pertanian. 2013. Data Susenas: Jakarta. Djauhari, Ahsjar. 2007. Pedoman Transaksi Ekspor & Impor.Jakarta: Prestasi Pustaka. Halwani, R. Hendra, 2002. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Edisi Ketiga Belas. Terjamahan Drs. Alexander Sindoro. Jakarta: PT. Indeks. Manurung, Mandala dan Rahardja Pratama, 2006. Teori Makro Ekonomi Edisi Ketiga.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sukirno, S. 2005. Teori Pengantar Mikro Ekonomi Edisi Kedua.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Putong, Iskandar. 2010. Economic Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugiyono. 2013.Metode Penelitian ManajemenBandung: ALFABETA, CV http://www.bps.go.id/publications/publikasi2013.php. Diakses 25 Oktober 2016. http://www.bps.go.id/publications/publikasi2013.php. Diakses 25 Oktober 2016. www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/nkapbn2009complete.pdf. Diakses 25 Oktober 2016.