BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengembangan Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN TES FORMATIF YANG BERFUNGSI SEBAGAI TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR POKOK BAHASAN ANIMALIA

PENGEMBANGAN TES FORMATIF YANG BERFUNGSI SEBAGAI TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR POKOK BAHASAN ANIMALIA SKRIPSI

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran. Materi Pembelajaran. Zat gizi dan fungsinya bagi. makanan. manusia

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

KISI - KISI SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Standar Isi / Kompetensi Dasar Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Dasar Indikator Esensial

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

BAB III SILABUS. Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian. Mengamati struktur sel hewan dan sel tumbuhan

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

Biologi 1. Kisi UKG berdasarkan Pemetaan Standar Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru BIOLOGI SMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang terjaring menggunakan seluruh instrumen penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODUL MATA PELAJARAN IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS SK / KD. SK KD THP Indikator THP Materi Pokok Ruang Lingkup

BAB III METODOLOGI. A. Metode penelitian

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PEMINATAN KELOMPOK MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. siswa dan guru dalam pembelajaran biologi telah dilaksanakan di sekolah SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan

LAMPIRAN 28 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2 MATERI KINGDOM ANIMALIA FILUM PLATHYHELMINTHES, FILUM NEMATHELMINTHES DAN FILUM ANNELIDA

2.. Mengidentifikasi ciri-ciri organisme dari kelompok protista/jamur A. Ciri kelas Protozoa B. Ciri kelas Algae C.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN BIOLOGI

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

KISI KISI UKG 2015 BIOLOGI SMA. No Kompetensi Standar Kompetensi Guru

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN BAB II

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIOLOGI

KINGDOM ANIMALIA. Sebelum belajar kita berdoa dulu yuuuk kawan Berdoa di mulai..

Kode Mata Kuliah : BI402 Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S 1

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

KINDOM ANIMALIA. Drs. Refli., MSc. Disampaikan pada pelatihan Guru-Guru SLTP se Kabupaten Sabu-Raijua Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS. No. TIK Modul / Pokok Bahasan / Materi TIK

SYLLABUS. 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan. Material Activities Indicator Evaluation Time Resource

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

Biologi SMA kelas X 11

LAMPIRAN 2 KISI-KISI USBN SMP

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BIOLOGI

MAKALAH BIOLOGI HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA. Disusun Oleh : Ira Melita Kelas : XII. IPA. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

DAUR HIDUP PARASIT MALARIA VCB 99

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. aktivitas dan hasil belajar peserta didik, maka penelitian ini termasuk penelitian

LEMBAR KERJA SISWA KINGDOM ANIMALIA 2015

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BIOLOGI

UJIAN NASIONAL PANDUAN MATERI SMA DAN MA B I O L O G I PROGRAM STUDI IPA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

27. peristiwa mutasi; 28. evolusi dan asal-usul kehidupan; 29. usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan; 30. bioteknologi dalam kehidupan.

Proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ 3, 4 dan 5 adalah...

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal Singa. Jamur kancing. Amoeba. Melinjo

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

Pokok Bahasan (PB)/ Sub Pokok Bahasan (SPB) 5. Annelida a.struktur tubuh Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea

BAB III METODE PENELITIAN

Kompetensi Guru Mata pelajaran (Kompetensi Dasar) 1.1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum,dan teori-teori biologi serta penerapannya secara fleksibel

BAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN

ZOOLOGI INVERTEBRATA (BI402) 3 SKS. OLEH: TIM ZOOLOGI INVERTEBRATA (Nono Sutarno, Ammi Syulasmi, Rini Solihat)

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

Biologi PENGELOMPOKAN MAKHLUK HIDUP. Persiapan UN SMP A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup. Tujuan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR BAGAN... ix. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN...

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN TAHUN 2013/2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem klasifikasi untuk masing-masing kingdom atau dunia. Solomon et al

UKBM BIO

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JENJANG SMA X (SEPULUH) BIOLOGI BIOLOGI ILMU TENTANG MAKHLUK HIDUP KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik Tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik adalah tes yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan belajar dan letak kesulitan belajar peserta didik. Kedudukan tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik dalam pembelajaran setara dengan ulangan harian, namun fokus pengukuran pada tes ini lebih dititikberatkan untuk mengetahui letak kesulitan belajar peserta didik. Tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik disusun kemudian diujikan kepada peserta didik untuk mengetahui keberfungsiannya dalam mengukur letak kesulitan belajar peserta didik. Adapun langkahlangkah pengembangan tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik hingga diketahui keberfungsiannya, mengacu pada prosedur penyusunan instrumen tes secara umum yang meliputi: (1) menentukan standar/ kompetensi, (2) menentukan indikator pencapaian kompetensi, (3) menyusun kisikisi tes, (4) menulis item tes berdasarkan kisikisi, (5) melakukan telaah item tes, (6) mengujikan soal pada testi, serta (7) analisis dan intepretasi hasil tes (Bambang Subali. 2016: 12). 1. Menentukan standar/ kompetensi Standar/ kompetensi yang dimaksud adalah pokok bahasan yang akan dijadikan tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik. Peneliti melakukan analisis terhadap pokok bahasan yang akan dijadikan tes 120

formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik. Pada dasarnya, setiap pokok bahasan memiliki karakteristik yang berbedabeda yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik sehingga perlu dianalisis. Analisis dilakukan dengan melihat keluasan materi yang harus dipelajari peserta didik pada setiap pokok bahasan mata pelajaran Biologi SMA semester 2 serta indikator yang harus dicapai peserta didik pada setiap pokok bahasan. Berikut rincian analisis masingmasing pokok bahasan tersebut: Tabel 5. Analisis Pokok Bahasan Mata Pelajaran Biologi SMA Semester 2 No Kelas Pokok KD Materi Indikator Bahasan 1. X Plantae Mendeskripsikan a. Tumbuhan a. Menjelaskan ciri ciriciri Divisio Lumut umum tumbuhan. dalam dunia b. Tumbuhan b. Menjelaskan tumbuhan dan Paku tentang tumbuhan perannya bagi c. Tumbuhan Biji lumut (Bryophyta). kelangsungan c. Menjelaskan hidup di bumi tumbuhan paku (Pterydophyta). d. Menjelaskan tentang tumbuhan biji (Spermatophyta). e. Menjelaskan peranan tumbuhan bagi kehidupan. f. Menunjukkan sikap kepedulian terhadap dunia tumbuhan Animalia Mendeskripsikan ciriciri Filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan a. Keanekaragama n Hewan b. Kingdom Parazoa c. Kingdom Radiata d. Platyhelminthes e. Nemathelminth es f. Annelida g. Arthropoda h. Mollusca i. Echinodermata a. Menjelaskan ciri umum hewan. b. Menjelaskan pengelompokan hewan. c. Menjelaskan tentang Porifera. d. Menjelaskan tentang Coelenterata. e. Menjelaskan tentang Platyhelminthes. 121

Ekosistem Pencemaran Lingkungan Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi kehidupan Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan Mengidentifik asi jenisjenis limbah dan daur ulang limbah serta membuat produk daur ulang limbah j. Chordata f. Menjelaskan tentang Nemathelminthes. g. Menjelaskan tentang Annelida. h. Menjelaskan tentang Arthropoda. i. Menjelaskan tentang Mollusca. j. Menjelaskan tentang Echinodermata. k. Menjelaskan tentang Chordata l. Menjelaskan peranan hewan bagi kehidupan. a. Lingkungan makhluk hidup b. Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya c. Tiprtipe ekosistem d. Rantai makanan e. Aliran energi f. Daur biogeokimia g. Suksesi a. Pencemaran b. Parameter kualitas limbah c. Penanganan limbah d. Daur ulang limbah organik e. Kerugian ekonomi akibat pencemaran a. Menyebutkan macammacam komponen ekosistem. b. Menjelaskan tentang interaksi dalam ekosistem. c. Menjelaskan tentang daur biogeokimia. d. Menunjukkan perilaku menjaga keberlangsungan ekosistem. a. Menyebutkan pengertian lingkungan dan pencemaran lingkungan. b. Menjelaskan macammacam pencemaran lingkungan. c. Menjelaskan penyebab terjadinya perubahan lingkungan. d. Menjelaskan berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan. e. Membedakan jenisjenis limbah dan cara penanggulanganny 122

2 XI Sistem Pencernaan Sistem Pernapasan Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kalainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan membandingkan struktur pencernaan pada hewan ruminansia Mengaitkan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernafasan pada manusia dan membandingkan dengan pernapasan pada hewan burung a. Makanan b. Sistem pencernaan manusia c. Sistem pencernaan hewan a. Sistem pernapasan manusia b. Sistem pernapasan hewan a. f. Menunjukkan perilaku ramah lingkungan. a. Menentukan kandungan gizi yang terdapat dalam bahan makanan dengan menggunakan uji makanan sederhana b. Mengidentifikasi zatzat yang terdapat dalam bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh. c. Menghubungkan struktur dan fungsi organorgan dalam sistem pencernaan makanan manusia d. Menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi pada organorgan sistem pencernaan makanan manusia. e. Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan Ruminansia dengan menggunakan gambar f. Menjelaskan penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan a. Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia b. Menjelaskan proses pernapasan yang terjadi pada manusia c. Membandingkan volume dan kapasitas paruparu d. Menjelaskan proses pertukaran gas e. Mengumpulkan informasi dari 123

Sistem Ekskresi Sistem Koordinasi Mengaitkan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan membandingkann ya dengan hewan ikan dan serangga Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaian/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia a. Sistem ekskresi manusia b. Sistem ekskresi hewan a. Sistem saraf b. Sistem indera c. Sistem hormon berbagai sumber tentang gangguan/penyakit yang terdapat dalam sistem pernapasan manusia f. Mengamati sistem pernapasan pada hewan Vertebrata g. Menghubungkan antara struktur dan fungsi sistem pernapasan pada hewan Vertebrata. a. Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi b. Menggambar struktur ginjal dan menjelaskan proses pembentukan urine c. Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada alat ekskresi manusia d. Menjelaskan struktur dan fungsi hati sebagai alat ekskresi e. Menjelaskan struktur dan fungsi paruparu sebagai alat ekskresi f. Menjelaskan struktur dan fungsi kulit sebagai alat ekskresi g. Menyimpulkan pengaturan fungsi osmoregulasi dalam tubuh manusia h. Mengidentifikasi alat ekskresi pada hewan a. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia b. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem 124

Sistem Reproduksi Sistem Imun (saraf, endokrin, dan penginderaan) Mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia Mendeskripsikan mekanisme a. Sistem reproduksi manusia a. Fungsi sistem imun saraf manusia c. Mengidentifikasi stuktur, fungsi, dan proses pada sistem indra manusia d. Mengkaitkan struktur, fungsi, dan proses sistem indera manusia e. Mengidentifikasi stuktur, fungsi, dan proses sistem hormon manusia f. Mengkaitkan struktur, fungsi, dan proses sistem hormon manusia g. Menjelaskan mekanisme umpan balik dalam pengaturan homeostasis manusia h. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengob atan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem koordinasi manusia a. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada organ reproduksi pria b. Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada organ reproduksi wanita c. Menjelaskan proses fertilisasi dan kehamilan d. Menghubungkan alat kontrasepsi dan proses pencegahan kehamilan pada keluarga berencana e. Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia a. Menjelaskan fungsi sistem imun tubuh 125

pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit 3 XII Evolusi Mendeskripsikan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi dari studi pustaka baik teori lama maupun kecenderungan baru tentang teori evolusi Bioteknologi Mendeskripsikan arti, prinsip dasar, dan jenisjenis bioteknologi serta implikasi bioteknologi pada sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat b. Respon imun c. Pencegahan penyakit d. Kekebalan tubuh e. Vaksinasi a. Asalusul kehidupan b. Teoriteori evolusi c. Fakta evolusi d. Spesiasi e. Mekanisme evolusi f. Kecenderunga n baru teori evolusi a. Pengertian bioteknologi b. Ilmuilmu yang digunakan dalam bioteknologi c. Perkembanga n bioteknologi d. Penanggulang an dampak negatif bioteknologi b. Mengidentifikasi sistem pertahanan tubuh secara alami c. Membedakan respon imun non spesifik dan spesifik pada sistem imun tubuh. d. Menjelaskan berbagai upaya untuk pencegahan penyakit a. Menjelaskan pengertian evolusi (asalusul kehidupan). b. Menjelaskan teori evolusi menurut para ahli. c. Mengetahui faktorfaktor pendukung evolusi. d. Menjelaskan meka nisme evolusi menurut para ahli. e. Menjelaskan faktafakta baru tentang teori evolusi a. Menjelaskan pengertian bioteknologi b. Menjelaskan prinsipprinsip dasar bioteknologi c. Membedakan bioteknologi tradisional dan modern d. Menjelaskan prinsip rekayasa genetika dan hasilnya e. Menjelaskan dampak pemanfaatan produk bioteknologi di berbagai bidang (Sumber: RPP Guru Biologi SMA N 1 Banguntapan) 126

Pokok bahasan yang akan dijadikan tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik adalah pokok bahasan yang dinilai memberikan kesulitan paling tinggi kepada peserta didik. Dari hasil analisis, peneliti menilai pokok bahasan yang mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi adalah pokok bahasan Animalia yang merupakan pokok bahasan mata pelajaran Biologi SMA kelas X. Materi pokok bahasan Animalia sangatlah luas, secara keseluruhan terdapat 9 Filum yang harus dipelajari peserta didik. Peserta didik diharuskan untuk bisa menjelaskan keseluruhan filumfilum tersebut, mulai dari klasifikasi, karakteristik, dan peranan hewan yang menjadi anggota filum. Selain itu, pokok bahasan Animalia banyak menggunakan bahasa latin sehingga akan semakin mempersulit peserta didik dalam belajar. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru Biologi SMA N 1 Banguntapan untuk memastikan bahwa pokok bahasan Animalia memang menimbulkan kesulitan belajar bagi peserta didik. Dari wawancara tersebut didapatkan informasi bahwa ketika belajar Animalia masih ada saja peserta didik yang belum mencapai nilai KKM. Ketidaktuntasan peserta didik pada pokok bahasan Animalia merupakan indikasi peserta didik memang berkesulitan belajar. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sugihartono (2012: 149) peserta didik yang berkesulitan belajar, prestasi belajarnya lebih rendah bila dibandingkan dengan prestasi temantemannya atau prestasi belajar mereka lebih rendah dibandingkan dengan prestasi belajar sebelumnya. Peserta didik yang mendapat nilai di bawah Kriteria 127

Ketuntasan Minimal (KKM) dapat disebut juga mengalami kesulitan belajar. 2. Menentukan indikator pencapaian kompetensi Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan dari kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik pada pokok bahasan Animalia. Tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik akan diujicobakan kepada peserta didik untuk mengetahui letak kesulitan belajarnya. Agar kesulitan belajar yang terukur benarbenar menunjukkan kendala belajar yang dihadapi peserta didik, maka isi tes harus memuat keseluruhan materi yang disampaikan guru pada pokok bahasan Animalia. Karena itu, peneliti menggunakan indikator pencapaian kompetensi yang tercantum dalam RPP guru Biologi SMA N 1 Banguntapan (sekolah di mana peneliti melakukan uji coba tes). Selengkapnya, indikator pencapaian kompetensi pokok bahasan Animalia berdasarkan RPP guru Biologi SMA N 1 Banguntapan dapat dilihat pada tabel 5. 3. Menyusun kisikisi tes Kisikisi tes merupakan panduan peneliti dalam mengembangkan tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik. Desain kisikisi tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik terdiri atas kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tingkatan kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi disesuaikan dengan RPP guru Biologi SMA N 1 Banguntapan. 128

Dari dua belas indikator pencapaian kompetensi, peneliti mengembangkannya menjadi 40 item tes berbentuk pilihan ganda. Proporsi item tes pada masingmasing indikator pencapaian kompetensi adalah: Tabel 6. Proporsi Item Tes pada MasingMasing Indikator Pencapaian Kompetensi Pokok Bahasan Animalia No. Indikator Pencapaian Kompetensi Jumlah Item Tes 1. Menjelaskan ciri umum hewan. 1 2. Menjelaskan pengelompokan hewan. 2 3. Menjelaskan tentang porifera. 4 4. Menjelaskan tentang coelenterata. 4 5. Menjelaskan tentang platyhelminthes. 2 6. Menjelaskan tentang nemathelminthes. 1 7. Menjelaskan tentang annelida. 3 8. Menjelaskan tentang mollusca. 4 9. Menjelaskan tentang arthropoda. 6 10. Menjelaskan tentang echinodermata. 3 11. Menjelaskan tentang chordata 7 12. Menjelaskan peranan hewan bagi kehidupan. 3 Proporsi item tes dibuat berdasarkan pertimbangan dari guru Biologi SMA N 1 Banguntapan. Beliau menyarankan agar proporsi item tes pada indikator Arthropoda dan Chordata diperbanyak, karena kedua indikator ini sering muncul pada soalsoal UN Biologi SMA. Tingkatan kognitif tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik terdiri dari C1 (pengetahuan) dan C2 (pemahaman). Tingkatan kognitif tes disesuaikan dengan tuntutan Kompetensi Dasar pokok bahasan Animalia yang hanya menuntut peserta didik untuk mendeskripsikan. Berikut kisikisi tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik: 129

Tabel 7. Kisikisi Soal Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciriciri Filum dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan. Indikator Pencapaian Kompetensi Siswa dapat menunjukkan ciriciri kingdom Animalia secara umum di antara ciriciri makhluk hidup yang disajikan Siswa dapat mengkategorikan filum yang termasuk ke dalam sub kingdom Parazoa Siswa dapat mencirikan hewan yang termasuk triploblastik pseudoselomata Siswa dapat mengidentifikasi penyusun kerangka tubuh spesies Porifera berdasarkan kelasnya Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Porifera Siswa dapat menerangkan bagian tubuh tertentu dari Porifera Siswa dapat membedakan tipetipe sistem aliran air pada Porifera Siswa dapat menerangkan alasan dari penamaan filum Coelenterata Siswa dapat mengkategorisasikan gambar hewan Coelenterata yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Coelenterata Siswa dapat mengidentifikasi fase reproduksi generatif dari Aurelia sp. Siswa dapat menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia Siswa dapat mengidentifikasi fase tertentu dari siklus hidup cacing pita Siswa dapat mengidentifikasi stadium tertentu dari siklus hidup Fasciola hepatica Siswa dapat mengenali marga dari hospes perantara penyebab penyakit Filariasis Siswa dapat menyimpulkan jenis Annelida yang tepat berdasarkan ciriciri yang disajikan Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Annelida (cacing tanah) Siswa dapat mengenali spesies Annelida yang berguna dalam bidang pertanian Siswa dapat menerangkan alasan pemberian nama yang berbedabeda pada Kerang Tingkatan Bentuk No. Kognitif Soal Soal C 1 PG 1 C 2 PG 2 C 2 PG 3 C 1 PG 4 C 2 PG 5 C 2 PG 6 C 2 PG 7 C 2 PG 8 C 2 PG 9 C 2 PG 10 C 1 PG 11 C 2 PG 12, 14, 16 C 1 PG 13 C 1 PG 15 C 1 PG 17 C 2 PG 18 C 2 PG 19 C 1 PG 20 C 2 PG 21 130

Siswa dapat menunjukkan lapisan dari kerang mutiara yang dapat menghasilkan mutiara berdasarkan gambar yang disajikan Siswa dapat mengkategorisasikan gambar hewan Mollusca yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Mollusca (bekicot) Siswa dapat mencirikan kelaskelas dari filum Arthropoda dengan benar Siswa dapat menerangkan bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) Siswa dapat mengkategorisasikan serangga ke dalam ordo tertentu sesuai dengan ciriciri yang disajikan Siswa dapat mengenali serangga yang mengalami metamorfosis sempurna Siswa dapat mengenali serangga yang mempunyai tipe mulut tertentu dari gambar yang disajikan Siswa dapat menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) Siswa dapat mengenali bagian tertentu dari sistem ambulakral Echinodermata Siswa dapat mengenali spesies Echinodermata yang termasuk ke dalam kelas Ophiuroidea dari gambar yang disajikan Siswa dapat mengkategorisasikan hewan Echinodermata ke dalam kelasnya sesuai dengan ciriciri yang disajikan Siswa dapat mengidentifikasi ciri umum dari hewan Chordata yang paling tepat Siswa dapat mencirikan kelaskelas dari sub filum Vertebrata dengan benar Siswa dapat mengenali hewan yang mempunyai fertilisasi internal dan perkembangan embrionya terjadi di dalam tubuhnya berdasarkan gambar yang disajikan Siswa dapat mengenali hewan yang termasuk poikiloterm Siswa dapat mengenali hewanhewan yang termasuk ke dalam kelas Osteichthyes berdasarkan gambar yang disajikan Siswa dapat mengkategorisasikan hewan tertentu (trenggiling) berdasarkan ciricirinya C 1 PG 22 C 2 PG 23 C 2 PG 24 C 2 PG 25 C 2 PG 26 C 2 PG 27 C 1 PG 28 C 1 PG 29 C 2 PG 30 C 1 PG 31 C 1 PG 32 C 2 PG 33 C 1 PG 34 C 2 PG 35 C 1 PG 36 C 1 PG 37 C 1 PG 38 C 2 PG 39 131

Siswa dapat menyimpulkan cara perkembangbiakan hewan tertentu berdasarkan ciri khas dari kelas hewan tersebut C 2 PG 40 4. Menulis item tes berdasarkan kisikisi Kisikisi tes yang sudah jadi kemudian dikembangkan menjadi perangkat tes. Penulisan tes disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi yang ada pada kisikisi tes. Secara keseluruhan, terdapat 40 item tes pilihan ganda beralasan terbuka dengan empat alternatif pilihan jawaban pada perangkat tes yang dikembangkan. Tes pilihan ganda dipilih karena jumlah materi yang dapat ditanyakan pada bentuk tes ini relatif lebih luas, dibandingkan dengan yang dapat dicakup oleh bentuk tes lainnya. Sebagaimana yang diketahui bahwa tes yang dikembangkan merupakan tes formatif sehingga tes harus mencangkup semua materi yang sudah diajarkan pada peserta didik dalam satu kompetensi dasar atau pokok bahasan, sedangkan pokok bahasan Animalia sendiri materinya sangatlah luas. Alasan pada tiap item tes digunakan untuk memastikan pemahaman konsep dari peserta didik, apakah peserta didik benarbenar memahami tes atau hanya menebak jawaban. Peserta didik yang paham akan menjawab benar disertai alasan yang benar sedangkan peserta didik yang tidak paham dapat menjawab dengan benar namun alasannya salah atau menjawab salah dengan alasan benar. Alasan terbuka pada item tes dimaksudkan agar peserta didik dapat dengan bebas mengungkapkan pendapatnya mengenai jawaban yang ia pilih sesuai dengan alur berpikirnya. Berikut ini disajikan 132

contoh spesifikasi tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik pokok bahasan Animalia: 1) Perhatikan ciriciri makluk hidup berikut! 1. Eukariotik 2. Tidak mempunyai membran inti 3. Prokariotik 4. Motil 5. Autotrof 6. Heterotrof Ciriciri kingdom Animalia secara umum adalah... A. 1 dan 5 B. 2 C. 3 D. 4 dan 6 Alasan:......... Gambar 11. Contoh Spesifikasi Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik pada Pokok Bahasan Animalia Tiap butir item tes yang dikembangkan selanjutnya ditentukan atributatribut yang mendasari penyelesaian tes yang dimaksud. Atribut ini merupakan patokan peneliti dalam menilai benar tidaknya alasan dari jawaban peserta didik. Berikut contoh atribut penyelesaian dari salah satu item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik: 133

2) Perhatikan ciriciri makluk hidup berikut! 1. Eukariotik 2. Tidak mempunyai membran inti 3. Prokariotik 4. Motil 5. Autotrof 6. Heterotrof Ciriciri kingdom Animalia secara umum adalah... A. 1 dan 5 B. 2 C. 3 D. 4 dan 6 Alasan: Eukariotik mempunyai membran inti Prokariotik tidak mempunyai membran inti Motil bergerak aktif Autotrof mampu mengolah bahan organik dari bahan anorganik Heterotrof tidak mampu mengolah bahan organik dari bahan anorganik Yang merupakan ciriciri dari Animalia atau hewan adalah eukariotik, heterotrof, dan motil. Prokariotik adalah ciriciri yang hanya dimiliki kingdom Monera sedangkan Autotrof adalah ciriciri dari kingdom Plantae. Gambar 12. Contoh Atribut dari Penyelesaian Salah Satu Item Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik 5. Melakukan telaah item tes Instrumen tes yang telah disusun (kisikisi tes, perangkat tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik, dan atribut tes) selanjutnya ditelaah terlebih dahulu dari segi kurikulum dan segi konten sebelum diujicobakan kepada peserta didik. Dari segi kurikulum, instrumen tes ditelaah oleh dosen ahli bidang evaluasi pendidikan Prof. Dr. Bambang Subali, M. S. Beliau memeriksa kebenaran komponenkomponen yang ada pada kisikisi tes dan kesesuaian kisikisi tes dengan perangkat tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik. 134

Dari segi konten, instrumen tes ditelaah oleh dosen ahli Avertebrata dan Vertebrata (Animalia), ibu Rizka Apriani Putri, M. Sc. Beliau memeriksa kebenaran konsep pada setiap item tes dan atribut tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik. Para ahli memberikan beberapa masukan tentang instrumen tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik. Masukan dari para ahli tersebut antara lain: a. Kata kerja operasional pada indikator soal perlu diperbaiki b. Tingkatan kognitif pada item tes belum sesuai dengan tingkatan kognitif pada kisikisi soal. c. Pilihan alternatif jawaban sebaiknya tidak mengarahkan siswa untuk memilih jawaban yang benar d. Atribut penyelesaian item tes perlu diperluas pembahasannya sehingga dapat menambah wawasan peserta didik e. Gambar pada item tes kurang jelas f. Sumber gambar harus disertakan Masukan dari para ahli ditindaklanjuti peneliti dengan melakukan perbaikan. Perbaikan disampaikan kepada para ahli untuk ditelaah kembali. Setelah tidak ada lagi masukan dari para ahli, maka tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik yang dikembangkan sudah dinyatakan layak dan disetujui untuk diujicobakan kepada peserta didik. 6. Mengujikan soal pada testee Uji coba tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik dibatasi pada uji coba terbatas yaitu uji coba yang dilakukan pada kelompok kecil. 135

Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kualitas tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik serta untuk menyelidiki kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada pokok bahasan Animalia. Uji coba dilakukan pada 34 orang peserta didik kelas XI MIPA 3 SMA N 1 Banguntapan dengan asumsi bahwa kelas XI sudah pernah mempelajari pokok bahasan Animalia. 7. Analisis dan intepretasi hasil tes Jawaban peserta didik dari uji coba terbatas kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif jawaban peserta didik dianalisis dengan bantuan program Quest, dan secara kualitatif jawaban peserta didik per item dianalisis kebenarannya berdasarkan pilihan jawaban dan alasan pilihan jawaban. Hasil dari analisis ini adalah kualitas item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik dan kesulitan belajar peserta didik pada pokok bahasan Animalia. B. Kualitas Tes Formatif Yang Berfungsi Sebagai Tes Diagnostik Kualitas tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitas setiap item tesnya dan kualitas perangkat tes secara keseluruhan. 1. Kualitas item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik Kualitas item tes ditentukan oleh kesesuaian item tes dengan model Rasch. Item tes dinyatakan sesuai atau tidak tergantung dari nilai infit meansquare item tersebut berdasarkan hasil analisis Quest. Item yang sesuai 136

dengan model Rasch memiliki nilai infit meansquare antara 0,77 1,30 (La Ode. 2006: 82). Di bawah ini adalah kesesuaian item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik dengan model Rasch berdasarkan data Quest: Tabel 8. Kesesuaian Item Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik dengan Model Rasch Item Nilai Infit Meansquare Kesesuaian dengan model Rasch 1 1, 05 Fit (sesuai) 2 1, 09 Fit (sesuai) 3 1, 05 Fit (sesuai) 4 0, 81 Fit (sesuai) 5 1, 07 Fit (sesuai) 6 1, 15 Fit (sesuai) 7 1, 02 Fit (sesuai) 8 1, 06 Fit (sesuai) 9 0, 88 Fit (sesuai) 10 0, 87 Fit (sesuai) 11 1, 08 Fit (sesuai) 12 0, 78 Fit (sesuai) 13 1, 06 Fit (sesuai) 14 0, 91 Fit (sesuai) 15 0, 82 Fit (sesuai) 16 0, 97 Fit (sesuai) 17 1, 16 Fit (sesuai) 18 0, 88 Fit (sesuai) 19 0, 72 Unfit (tidak sesuai) 20 0, 92 Fit (sesuai) 21 1, 09 Fit (sesuai) 22 0, 90 Fit (sesuai) 23 1, 01 Fit (sesuai) 24 1, 09 Fit (sesuai) 25 1, 22 Fit (sesuai) 26 0, 97 Fit (sesuai) 27 0, 97 Fit (sesuai) 28 0, 98 Fit (sesuai) 29 1, 14 Fit (sesuai) 30 0, 88 Fit (sesuai) 31 1, 00 Fit (sesuai) 32 1, 01 Fit (sesuai) 33 0, 97 Fit (sesuai) 34 1, 12 Fit (sesuai) 137

35 0, 94 Fit (sesuai) 36 1, 05 Fit (sesuai) 37 1, 27 Fit (sesuai) 38 1, 04 Fit (sesuai) 39 1, 03 Fit (sesuai) 40 0, 98 Fit (sesuai) Dari 40 item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik, hanya 1 item tes yang tidak sesuai dengan model Rasch, yaitu item nomor 19. Kesesuaian item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik dengan model Rasch, juga dapat dipetakan sebagai berikut: Gambar 13. Pemetaan Kecocokan Item Tes dengan Model Rasch Pemetaan item tes di atas menunjukkan bahwa, 39 item tes sesuai dengan model Rasch dengan kriteria batas penerimaan 0,77 sampai 1,30. Terdapat 1 item tes yang keluar dari garis vertikal yaitu item nomor 19 karena berada pada Infit Meansquare 0,72 (tidak memenuhi batas penerimaan). 138

Item tes yang valid adalah item tes yang sesuai dengan model Rasch karena dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Item ini kemudian dianalisis kebenaran jawabannya untuk menyelidiki kesulitan belajar peserta didik. Item tes yang tidak sesuai dengan model Rasch berarti item tes tersebut tergolong ke dalam item tes yang jelek dan tidak dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga akan langsung dibuang dan tidak dianalisis. Dari 40 item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik hanya item tes nomor 19 yang kualitasnya jelek dan tidak dianalisis. 2. Kualitas perangkat tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik secara keseluruhan Kualitas perangkat tes secara keseluruhan ditentukan oleh nilai reliabilitas atau keandalan berdasarkan indeks persetujuan dan indeks Kappa. Indeks persetujuan dan indeks Kappa biasa digunakan untuk mengukur keandalan tes jenis prestasi. Tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik difokuskan untuk mengukur kesulitan belajar peserta didik yang merupakan ukuran dari kemampuan belajar peserta didik itu sendiri. Karena itu, tes ini dapat digolongkan ke dalam tes jenis prestasi. Koefisien atau indeks persetujuan adalah proporsi penempuh tes yang secara konsisten tergolongkan ke dalam kelompok yang menguasai dan yang tidak menguasai dari pengujian tes, sedangkan koefisien Kappa mencerminkan proporsi klasifikasiklasifikasi yang konsisten yang sesuai dengan harapan dan yang secara kebetulan. Dalam terminologi yang sederhana, koefisien persetujuan mengukur konsistensi secara keseluruhan, 139

sedangkan koefisien Kappa mengukur keuntungan di dalam konsistensi yang direalisir dengan menggunakan tes yang bersangkutan (Bambang Subali dan Pujiyati Suyata. 2011: 3839). Nilai reliabilitas atau keandalan tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik berdasarkan indeks persetujuan dan indeks Kappa adalah: Tabel 9. Nilai Reliabilitas Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik Informasi Indeks Persetujuan (p o ) Indeks Kappa (K) Reliabilitas 0,92 0,67 Reliabilitas berdasarkan indeks persetujuan sebesar 0,92. Hal ini menunjukkan bahwa 92% dari kelompok yang melakukan tes secara konsisten dapat digolongkan sebagai kelompok master (menguasai) dan nonmaster (tidak menguasai). Menurut Bambang Subali dan Pujiyati Suyata (2011: 45), suatu tes memiliki keandalan atau reliabilitas yang baik apabila memiliki koefisien persetujuan 0,86. Karena nilai keandalan atau reliabilitas tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik sebesar 0,92, maka tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik berdasarkan indeks persetujuannya memiliki reliabilitas yang baik. Reliabilitas berdasarkan indeks Kappa sebesar 0,67. Bhisma Murti (2011 : 17) mengkategorikan tingkatan reliabilitas berdasarkan indeks Kappa sebagai berikut: 140

Tabel 10. Kategori reliabilitas berdasarkan Indeks Kappa Nilai Kappa Kategori 0,20 Buruk 0,20 0,40 Kurang dari sedang 0,41 0,60 Sedang 0,61 0,80 Baik 0,81 1,00 Sangat baik Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa, reliabilitas tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik berdasarkan indeks Kappa adalah baik, yang artinya keuntungan yang diperoleh dari konsistensi tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik adalah baik yaitu sebesar 67%. C. Kesulitan Belajar Peserta Didik Pada Pokok Bahasan Animalia 1. Sumber Kesulitan Belajar Identifikasi kesulitan belajar peserta didik dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu berdasarkan jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar pada setiap item tes, nilai Mean Ability (MA) dan Difficulty (Dt) setiap item tes, serta jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar disertai alasan yang benar pada setiap item tes. Berikut informasi dari ketiga pendekatan tersebut pada setiap item tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik: 141

Tabel 11. Informasi Item Tes Formatif yang Berfungsi sebagai Tes Diagnostik Item Pilihan Jawaban Benar Jumlah Peserta Didik yang Memilih Pilihan Jawaban Benar MA Dt Selisih MA dan Dt Jumlah Peserta Didik yang Memilih Pilihan Jawaban Benar dengan Alasan yang Benar 1 D 31 0,35 2,06 2,41 1 2 C 31 0,33 2,06 2,39 10 3 D 12 0,44 0,97 0,53 3 4 D 20 0,61 0,09 0,7 2 5 D 11 0,43 1,06 0,63 6 D 14 0,32 0,71 0,39 4 7 A 23 0,42 0,43 0,85 5 8 C 31 0,34 2,06 2,4 21 9 B 26 0,48 0,88 1,36 2 10 A 22 0,52 0,29 0,81 6 11 B 4 0,28 2,37 2,09 3 12 A 21 0,61 0,16 0,77 3 13 C 17 0,42 0,28 0,14 2 14 A 17 0,56 0,34 0,22 5 15 D 12 0,75 0,97 0,22 16 B 33 0,36 3,21 3,57 14 17 D 26 0,3 0,88 1,18 4 18 C 7 0,79 1,81 1,02 1 19 20 D 11 0,62 1,05 0,43 2 21 A 6 0,36 1,92 1,56 1 22 B 16 0,58 0,46 0,12 2 23 C 13 0,47 0,84 0,37 3 24 C 14 0,39 0,66 0,27 1 25 B 16 0,26 0,41 0,15 26 C 6 0,57 1,92 1,35 2 27 D 18 0,49 0,22 0,27 6 28 A 31 0,38 2,06 2,44 7 29 B 27 0,31 1,06 1,37 7 30 C 18 0,57 0,15 0,42 31 B 13 0,5 0,79 0,29 32 D 33 0,35 3,21 3,56 13 33 D 16 0,52 0,41 0,11 3 34 C 9 0,26 1,23 0,97 4 35 A 21 0,47 0,16 0,63 1 36 B 33 0,32 3,21 3,53 14 37 B 22 0,23 0,29 0,52 7 38 D 18 0,43 0,22 0,21 3 39 C 6 0,5 1,9 1,4 2 40 D 9 0,53 1,4 0,87 2 142

a. Kesulitan belajar peserta didik berdasarkan jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar pada setiap item tes Item tes dikatakan sulit dikerjakan peserta didik apabila jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar pada item tes sedikit (kurang dari setengah jumlah peserta tes). Indikator dari item tes yang sulit dikerjakan peserta didik, merupakan aspek dari kompetensi Animalia yang belum dikuasai peserta didik dan menjadi sumber dari kesulitan belajar peserta didik. Pada item tes nomor 1, pilihan jawaban benar adalah D dan peserta didik yang memilih pilihan jawaban D sebanyak 31 anak. Dari 34 peserta didik, jika terdapat 31 anak yang dapat mengerjakan item tes dengan benar maka tentunya item tes tersebut termasuk ke dalam item tes yang mudah dikerjakan. Informasi yang diperoleh dari keseluruhan item menunjukkan bahwa terdapat 16 item tes yang sulit dikerjakan peserta didik yaitu item tes nomor 3, 5, 6, 11, 15, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 31, 34, 39, dan 40, sehingga aspek kompetensi yang belum dikuasai dan menjadi sumber kesulitan belajar peserta didik adalah: 143

Tabel 12. Aspek Kompetensi Pokok Bahasan Animalia yang Belum Dikuasai Peserta Didik Berdasarkan Jumlah Peserta Didik yang Memilih Pilihan Jawaban Benar No. Aspek yang belum dikuasai Jumlah Peserta Didik yang Belum Menguasai 1 Mencirikan hewan yang termasuk triploblastik pseudoselomata 2 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Porifera 3 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Porifera 4 Mengidentifikasi fase reproduksi generatif dari Aurelia sp. 5 Mengidentifikasi stadium tertentu dari siklus hidup Fasciola hepatica 6 Menyimpulkan jenis Annelida yang tepat berdasarkan ciriciri yang disajikan 7 Mengenali spesies Annelida yang berguna dalam bidang pertanian 8 Menerangkan alasan pemberian nama yang berbedabeda pada Kerang 9 Mengkategorisasikan gambar hewan Mollusca yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak 10 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Mollusca (bekicot) 11 Mencirikan kelaskelas dari filum Arthropoda dengan benar 12 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) 13 Mengenali bagian tertentu dari sistem ambulakral Echinodermata 14 Mengidentifikasi ciri umum dari hewan Chordata yang paling tepat 15 Mengkategorisasikan hewan tertentu (trenggiling) berdasarkan ciricirinya 16 Menyimpulkan cara perkembangbiakan hewan tertentu berdasarkan ciri khas dari kelas hewan tersebut Tingkat Kesulitan 64,7% 67,6% 58,8% 88,2% 64,7% 79,4% 67,6% 82,4% 61,8% 58,8% 52,9% 82,4% 61,8% 73,5% 82,4% 73,5% 144

b. Kesulitan belajar peserta didik berdasarkan nilai Mean Ability dan Difficulty item tes Mean Ability merupakan kemampuan ratarata testi dalam menjawab benar item tes, sedangkan Difficulty merupakan indeks kesukaran item tes. Item tes dikatakan sulit dikerjakan peserta didik apabila nilai Mean Ability peserta didik lebih rendah dibandingkan Difficulty item tesnya atau selisih Mean Ability dengan Difficultynya bernilai (negatif) yang artinya peserta didik tidak berkemampuan mengerjakan item tes. Pada item tes nomor 1, nilai Mean Ability peserta didik adalah 0,35 sedangkan Difficulty item tesnya 2,06. Karena Mean Ability peserta didik lebih tinggi daripada Difficulty item tes maka peserta didik dapat dengan mudah mengerjakan item tes nomor 1. Jika dilihat dari selisih Mean Ability dengan Difficulty, selisihnya bernilai +2,41 yang berarti peserta didik juga dikatakan berkemampuan mengerjakan item tes nomor 1. Informasi keseluruhan item tes menunjukkan bahwa item tes yang sulit dikerjakan peserta didik adalah item tes nomor 3, 5, 6, 11, 15, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 31, 34, 39, dan 40. Sehingga aspek kompetensi Animalia yang belum dikuasai dan menjadi sumber kesulitan belajar peserta didik adalah: 145

Tabel 13. Aspek Kompetensi Pokok Bahasan Animalia yang Belum Dikuasai Peserta Didik Berdasarkan Nilai Mean Ability dan Difficulty Item Tes No. Aspek yang belum dikuasai Selisih MA dan Dt Tingkat Kesulitan 1 Mencirikan hewan yang termasuk triploblastik pseudoselomata 0,53 2 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Porifera 0,63 3 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Porifera 0,39 4 Mengidentifikasi fase reproduksi generatif dari 2,09 Aurelia sp. 5 Mengidentifikasi stadium tertentu dari siklus hidup Fasciola hepatica 0,22 6 Menyimpulkan jenis Annelida yang tepat 1,02 berdasarkan ciriciri yang disajikan 7 Mengenali spesies Annelida yang berguna dalam bidang pertanian 0,43 8 Menerangkan alasan pemberian nama yang 1,56 berbedabeda pada Kerang 9 Mengkategorisasikan gambar hewan Mollusca yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak 0,37 10 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Mollusca (bekicot) 11 Mencirikan kelaskelas dari filum Arthropoda dengan benar 12 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) 13 Mengenali bagian tertentu dari sistem ambulakral Echinodermata 14 Mengidentifikasi ciri umum dari hewan Chordata yang paling tepat 15 Mengkategorisasikan hewan tertentu (trenggiling) berdasarkan ciricirinya 16 Menyimpulkan cara perkembangbiakan hewan tertentu berdasarkan ciri khas dari kelas hewan tersebut 0,27 0,15 1,35 0,29 0,97 1,4 0,87 146

c. Kesulitan belajar peserta didik berdasarkan jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar disertai alasan yang benar Sulit tidaknya item tes dikerjakan peserta didik ditentukan dari alasan peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar. Item tes dikatakan sulit dikerjakan apabila jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar disertai alasan yang benar sedikit (kurang dari setengah jumlah peserta tes). Karena itu, walaupun pada suatu item tes banyak peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar namun apabila alasannya banyak yang salah maka item tes tersebut digolongkan ke dalam item tes yang sulit. Pada item tes nomor 1, 31 peserta didik memilih pilihan jawaban benar. Namun, hanya 1 peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar dengan disertai alasan yang benar, sehingga dapat dikatakan bahwa item tes nomor 1 adalah item tes yang sulit dikerjakan peserta didik. Informasi dari 39 item tes menunjukkan, 38 item tes sulit dikerjakan peserta didik yaitu item tes nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40. Hanya 1 item tes yang mudah dikerjakan peserta didik yaitu item tes nomor 8. Berdasarkan informasi ini maka dapat dikatakan bahwa hampir semua peserta didik belum menguasai keseluruhan aspek kompetensi Animalia dalam tes formatif yang berfungsi sebagai tes diagnostik yang diujikan. Berikut aspek 147

kompetensi yang belum dikuasai dan menjadi sumber kesulitan belajar peserta didik: Tabel 14. Aspek Kompetensi Pokok Bahasan Animalia yang Belum Dikuasai Peserta Didik Berdasarkan Jumlah Peserta Didik yang Memilih Pilihan Jawaban Benar Disertai Alasan yang Benar No. Aspek yang belum dikuasai Jumlah Peserta Didik yang Belum Menguasai 1 Menunjukkan ciriciri kingdom Animalia secara umum di antara ciriciri makhluk hidup yang disajikan 2 Mengkategorikan filum yang termasuk ke dalam sub kingdom Parazoa 3 Mencirikan hewan yang termasuk triploblastik pseudoselomata 4 Mengidentifikasi penyusun kerangka tubuh spesies Porifera berdasarkan kelasnya 5 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Porifera 6 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Porifera 7 Membedakan tipetipe sistem aliran air pada Porifera 8 Mengkategorisasikan gambar hewan Coelenterata yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak 9 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Coelenterata 10 Mengidentifikasi fase reproduksi generatif dari Aurelia sp. 11 Menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia 12 Mengidentifikasi fase tertentu dari siklus hidup cacing pita 13 Menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia 14 Mengidentifikasi stadium tertentu dari siklus hidup Fasciola hepatica 15 Menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada 97,1% Tingkat Kesulitan 70,6% 91,2% 94,1% 100,0% 88,2% 85,3% 94,1% 82,4% 91,2% 91,2% 94,1% 85,3% 100,0% 58,8% 148

manusia 16 Mengenali marga dari hospes perantara penyebab penyakit Filariasis 17 Menyimpulkan jenis Annelida yang tepat berdasarkan ciriciri yang disajikan 18 Mengenali spesies Annelida yang berguna dalam bidang pertanian 19 Menerangkan alasan pemberian nama yang berbedabeda pada Kerang 20 Menunjukkan lapisan dari kerang mutiara yang dapat menghasilkan mutiara berdasarkan gambar yang disajikan 21 Mengkategorisasikan gambar hewan Mollusca yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak 22 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Mollusca (bekicot) 23 Mencirikan kelaskelas dari filum Arthropoda dengan benar 24 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) 25 Mengkategorisasikan serangga ke dalam ordo tertentu sesuai dengan ciriciri yang disajikan 26 Mengenali serangga yang mengalami metamorfosis sempurna 27 Mengenali serangga yang mempunyai tipe mulut tertentu dari gambar yang disajikan 28 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) 29 Mengenali bagian tertentu dari sistem ambulakral Echinodermata 30 Mengenali spesies Echinodermata yang termasuk ke dalam kelas Ophiuroidea dari gambar yang disajikan 31 Mengkategorisasikan hewan Echinodermata ke dalam kelasnya sesuai dengan ciriciri yang disajikan 32 Mengidentifikasi ciri umum dari hewan Chordata yang paling tepat 33 Mencirikan kelaskelas dari sub filum Vertebrata dengan benar 88,2% 97,1% 94,1% 97,1% 94,1% 91,2% 97,1% 100,0% 94,1% 82,4% 79,4% 79,4% 100,0% 100,0% 61,8% 91,2% 88,2% 97,1% 149

34 Mengenali hewan yang mempunyai fertilisasi internal dan perkembangan embrionya terjadi di dalam tubuhnya berdasarkan gambar yang disajikan 35 Mengenali hewan yang termasuk poikiloterm 36 Mengenali hewanhewan yang termasuk ke dalam kelas Osteichthyes berdasarkan gambar yang disajikan 37 Mengkategorisasikan hewan tertentu (trenggiling) berdasarkan ciricirinya 38 Menyimpulkan cara perkembangbiakan hewan tertentu berdasarkan ciri khas dari kelas hewan tersebut 58,8% 79,4% 91,2% 94,1% 94,1% Kesulitan belajar peserta didik yang teridentifikasi berdasarkan jumlah peserta did1ik yang memilih pilihan jawaban benar dan berdasarkan nilai Mean Ability dan Difficulty item tes menunjukkan hasil yang sama, baik dari segi aspek kompetensi yang belum dikuasai peserta didik maupun tingkat kesulitan dari aspek kompetensi. Peserta didik samasama belum menguasai 16 aspek kompetensi Animalia, dengan 11 aspek kompetensi berkesulitan sukar dan 5 aspek kompetensi berkesulitan sukar sekali. Hal ini dikarenakan, nilai Mean Ability dan Difficulty item tes yang diperoleh berasal dari hasil olahan data pilihan jawaban peserta didik pada setiap item tes, sehingga sudah seharusnya jika sumber kesulitan belajar peserta didik yang teridentifikasi pada kedua pendekatan ini adalah sama. Kesulitan belajar peserta didik berdasarkan jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar disertai alasan yang benar menunjukkan hasil yang berbeda, baik dari segi aspek kompetensi yang belum dikuasai maupun tingkat kesulitan dari aspek kompetensi itu sendiri. Peserta didik belum menguasai hampir keseluruhan aspek kompetensi 150

Animalia dengan ratarata tingkat kesulitan aspek kompetensi tersebut adalah sukar sekali. Aspek kompetensi yang pada pendekatan pilihan jawaban benar dan nilai Mean Ability dan Difficulty item tes memiliki tingkat kesulitan sukar, pada pendekatan ini tingkat kesulitannya meningkat menjadi sukar sekali. Pada pendekatan jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar disertai alasan yang benar, alasan dari pilihan jawaban benarlah yang menentukan peserta didik menguasai suatu aspek kompetensi atau tidak. Alasan ini dapat menunjukkan pemahaman peserta didik terhadap suatu aspek kompetensi. Peserta didik yang paham dapat menjelaskan pilihan jawaban benarnya secara tepat (alasan benar), sedangkan peserta didik yang tidak paham adalah peserta didik yang tidak dapat menjelaskan pilihan jawaban benarnya secara tepat (alasan salah) atau tidak dapat menjelaskannya sama sekali (tanpa alasan). Peserta didik yang alasannya salah, tidak semua alasannya benarbenar salah. Ada peserta didik yang alasannya salah karena hanya dapat menjelaskan sebagian alasan sehingga alasannya tidak sepenuhnya benar atau hanya dapat menjelaskan alasan dari pilihanpilihan jawaban yang salah sehingga yang tersisa adalah pilihan jawaban yang benar, kemudian ia memilih pilihan jawaban yang benar namun tidak mengetahui alasan dari pilihan jawaban benarnya. Peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar tanpa adanya alasan merupakan peserta didik yang hanya secara kebetulan menebak jawaban. 151

Kesulitan belajar peserta didik berdasarkan jumlah peserta didik yang memilih pilihan jawaban benar disertai alasan yang benar merupakan kesulitan belajar peserta didik yang sesungguhnya. Setiap aspek yang menjadi sumber kesulitan belajar pada pendekatan ini memanglah aspek yang benarbenar tidak dipahami peserta didik. Pada pendekatan pilihan jawaban benar serta nilai Mean Ability dan Difficulty item tes, aspek yang menjadi sumber kesulitan belajar peserta didik belum semuanya teridentifikasi. Kedua pendekatan ini hanya mengacu pada pilihan jawaban benar, sehingga bisa saja peserta didik yang kelihatannya bisa menjawab suatu aspek kompetensi ternyata sesungguhnya peserta didik tidak memahami aspek kompetensi. 2. Jenis Kesulitan Belajar Selain aspek yang menjadi sumber kesulitan belajar peserta didik, peneliti juga mengidentifikasi jenis kesulitan belajar yang dialami peserta didik, apakah peserta didik memang tidak tahu konsep atau mengalami miskonsepsi. Hal ini penting dilakukan untuk menentukan cara penanganan yang tepat terhadap kesulitan belajar peserta didik. Penanganan peserta didik yang mengalami miskonsepsi dan tidak tahu konsep tentunya akan berbeda. Identifikasi dilakukan dengan melihat alasan dari jawaban peserta didik pada setiap item tes yang menjadi sumber kesulitan belajar. Jenis kesulitan belajar peserta didik pada masingmasing item tes tersebut adalah: 152

Tabel 15. Jenis Kesulitan Belajar Peserta Didik pada Item Tes yang menjadi Sumber Kesulitan Belajar Item Indikator Jenis Kesulitan Keterangan 1 Menunjukkan ciriciri kingdom Animalia secara umum di antara ciriciri makhluk hidup yang disajikan 2 Mengkategorikan filum yang termasuk ke dalam sub kingdom Parazoa 3 Mencirikan hewan yang termasuk triploblastik pseudoselomata 4 Mengidentifikasi penyusun kerangka tubuh spesies Porifera berdasarkan kelasnya 5 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Porifera 6 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Porifera 7 Membedakan tipetipe sistem aliran air pada Porifera 9 Mengkategorisasikan gambar hewan Coelenterata yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak 10 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Coelenterata 11 Mengidentifikasi fase reproduksi generatif dari Aurelia sp. 12 Menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia 13 Mengidentifikasi fase tertentu dari siklus hidup cacing pita 14 Menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Hanya paham tentang konsep heterotrof sebagai ciri umum kingdom Animalia dan tidak tahu istilah motil sehingga hanya paham sebagian konsep Beranggapan bahwa ciri khas dari anggota sub kingdom Parazoa adalah yang memiliki jaringan sejati Beranggapan bahwa hewan triploblastik pseudoselomata bersimetri radial. Beranggapan bahwa fungsi sel amoebosit pada Porifera layaknya kaki semu pada amoeba yaitu untuk menangkap makanan Hanya mengetahui ciri dari salah satu tipe sistem aliran air Porifera sehingga hanya paham sebagian konsep Anak mengkategorikan gambar hewan Coelenterata dari nama spesiesnya, bukan dari ciri khas hewan Coelenterata tersebut Anak mengerti bahwa reproduksi generatif terjadi pada saat reproduksi seksual namun salah menunjukkannya pada gambar Anak mengetahui jenis cacing pipih penyebab penyakit adalah cacing pita namun tidak mengetahui nama latinnya 15 Mengidentifikasi stadium 153

tertentu dari siklus hidup Fasciola hepatica 16 Menyimpulkan jenis cacing tertentu yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia 17 Mengenali marga dari hospes perantara penyebab penyakit Filariasis 18 Menyimpulkan jenis Annelida yang tepat berdasarkan ciriciri yang disajikan 19 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Annelida (cacing tanah) 20 Mengenali spesies Annelida yang berguna dalam bidang pertanian 21 Menerangkan alasan pemberian nama yang berbedabeda pada Kerang 22 Menunjukkan lapisan dari kerang mutiara yang dapat menghasilkan mutiara berdasarkan gambar yang disajikan 23 Mengkategorisasikan gambar hewan Mollusca yang disajikan ke dalam kelasnya sesuai ciriciri yang tampak 24 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Mollusca (bekicot) 25 Mencirikan kelaskelas dari filum Arthropoda dengan benar 26 Menerangkan bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) 27 Mengkategorisasikan serangga ke dalam ordo tertentu sesuai dengan ciriciri yang disajikan 28 Mengenali serangga yang mengalami metamorfosis sempurna 29 Mengenali serangga yang mempunyai tipe mulut tertentu dari gambar yang disajikan 30 Menjelaskan fungsi bagian tubuh tertentu dari Arthropoda (labalaba) Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Anak mengerti bahwa untuk menghasilkan mutiara diperlukan bahan CaCO 3, namun tidak mengetaui nama lapisan pembentuknya. Anak mengira bahwa tubuh labalaba hanya terdiri atas kepala (cephal) dan abdomen saja Anak hanya mengenali beberapa tipe mulut serangga sehingga hanya mengetahui sebagian konsep 154

31 Mengenali bagian tertentu dari sistem ambulakral Echinodermata 32 Mengenali spesies Echinodermata yang termasuk ke dalam kelas Ophiuroidea dari gambar yang disajikan 33 Mengkategorisasikan hewan Echinodermata ke dalam kelasnya sesuai dengan ciriciri yang disajikan 34 Mengidentifikasi ciri umum dari hewan Chordata yang paling tepat 35 Mencirikan kelaskelas dari sub filum Vertebrata dengan benar 36 Mengenali hewan yang mempunyai fertilisasi internal dan perkembangan embrionya terjadi di dalam tubuhnya berdasarkan gambar yang disajikan 37 Mengenali hewan yang termasuk poikiloterm 38 Mengenali hewanhewan yang termasuk ke dalam kelas Osteichthyes berdasarkan gambar yang disajikan 39 Mengkategorisasikan hewan tertentu (trenggiling) berdasarkan ciricirinya 40 Menyimpulkan cara perkembangbiakan hewan tertentu berdasarkan ciri khas dari kelas hewan tersebut Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Tidak tahu konsep Miskonsepsi Beranggapan bahwa endoskeleton hewan Chordata hanya tersusun dari tulang keras padahal juga terdiri dari tulang rawan Anak hanya mengetahui sebagian ciriciri kelas sub filum Vertebrata sehingga hanya paham sebagian konsep Anak mengetahui maksud dari hewan poikiloterm tetapi salah beranggapan bahwa ikan hiu yang sebenarnya pisces adalah mamalia sehingga mereka menggolongkannya ke dalam hewan homoioterm Beranggapan bahwa Osteichthyes adalah kelompok ikan yang hidup di air tawar Mengkategorikan trenggiling ke dalam subkelas Squamata karena hewan tersebut bersisik dan memakan serangga padahal Squamata merupakan ordo dari kelas reptilia Anak mengetahui Monotremata adalah golongan mamalia namun beranggapan bahwa cara perkembangbiakan mamalia selalu melahirkan (vivipar), padahal penyebutan mamalia adalah karena hewan tersebut mempunyai kelenjar susu 155