1 HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO Eko Saputra 1, Liza Husnita 2, Kaksim 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ekosaputra93@gmail.com ABSTRACT Students who work together when doing repetition, difficulty doing self-help tasks from IPS subject teachers, interdependence with friends in doing teacher tasks, and making decisions. This study aims to analyze the relationship of learning independence with learning achievement IPS class VIII SMP Bungo District. The type of this research is descriptive correlation. The study is located at SMP. The population in this study is all students of class VIII, amounting to 56 students and sample respondents taken with total sampling technique so that the sample amounted to 56 students. Data obtained through questionnaire. Data analysis uses descriptive statistics and inferential statistics. The result of data analysis showed that there was a significant correlation between independence with student learning achievement in SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang because tcount> ttable (4,825> 1,672), F count> F table (23,284> 3,953), the amount of independent learning contribution to IPS learning achievement of 30.1%, which means small and the relationship between the independence of learning with learning achievement, known value r = 0.549, means the relationship between learning independence with learning achievement including the category is. Keywords: Learning Autonomy, Learning achievement PENDAHULUAN Pembangunan Nasional dibidang pendidikan dilaksanakan dalam upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia dalam mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang memungkinkan setiap warga negaranya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 yang berbunyi: "Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
2 mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Usaha mencapai tujuan pendidikan nasional dilakukan pemerintah dengan mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. Upaya-upaya dimaksud antara lain dengan penyediaan sarana prasarana pendidikan, peningkatan kemampuan profesi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, serta adanya penyesuaian kurikulum sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat. Membentuk suatu karakter bangsa yang bermartabat, diperlukan sistem pendidikan yang didalamnya tercipta sistem belajar mengajar yang baik bagi siswa itu sendiri. Proses belajar mengajar yang baik akan menunjang terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang baik pula. Dalam proses belajar mengajar diharapkan adanya perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Perubahan tingkah laku siswa berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan karakteristik setiap peserta. Perbedaan tersebut dapat meliputi kesehatan, tingkat kecerdasan, motivasi, kemandirian dan masih banyak lagi. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:287) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Berkualitas atau tidaknya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: Kemampuan guru, tersedianya sarana dan prasarana, memilih metode, media, kemampuan siswa dan dukungan dari pemimpin sekolah. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Obyek material IPS yang utama adalah hubungan antara manusia dengan kelompok dan lingkungan berikut misalnya, maka belajar IPS pada hakikatnya adalah belajar pemecahan masalah, dengan demikian fokus perhatian sesungguhnya terletak pada upaya pengembangan kemampuan
3 implikasi dan penemuan-penemuan alternatif pemecahannya. Dalam hal ini guru harus memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, disesuaikan dengan pokok bahasan serta tujuannya agar belajar yang sifatnya verbalitas dan hafalan sifatnya dapat dihindari. Agar tercapainya tujuan pengajaran sekolah, diharapkan pelajaran IPS menjadi pelajaran yang disenangi dan disukai siswa. Jika pelajaran IPS sudah disenangi dan disukai siswa maka secara berangsurangsur pelajaran IPS juga dapat dikuasai dan dipahami siswa, namun kenyataannya di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang justru menunjukkan kondisi berbeda. Penyebab dari fenomena ini diantaranya adalah motivasi belajar siswa, disiplin dalam belajar, kecerdasan, minat, kemampuan kognitif, kualitas tenaga pengajar, keadaan keluarga, sistem evaluasi, serta sarana dan prasarana. Morrison (2012:228) kemandirian adalah kemampuan untuk mengerjakan tugas sendiri, menjaga diri sendiri, dan memulai kegiatan tanpa harus selalu diberi tahu apa yang harus dilakukan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Barnadib (Fatimah, 2006:142) mengungkapkan bahwa: kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap kemandirian belajar, pemerintah dalam Peraturan Menteri Nomor 41 tahun 2007 menjelaskan bahwa sikap kemandirian belajar suatu sikap yang dimiliki individu untuk belajar dengan inisiatif sendiri dalam upaya menginternalisasi pengetahuan tanpa tergantung atau mendapat bimbingan langsung dari orang lain. Kurang baiknya sikap kemandirian belajar yang dimiliki siswa mengindikasikan kurang baiknya inisiatif siswa dalam belajar, kurang baiknya kedisiplinan siswa dalam belajar, kurang baiknya rasa kepercayaan diri siswa dalam belajar, serta kurang baiknya tanggung jawab siswa dalam belajar. Dengan kurang baiknya inisistif, tanggung jawab, kedisiplinan, dan kepercayaan diri dalam belajar diyakini akan berpengaruh pada kurang baiknya prestasi belajar yang akan diraih siswa (Saefullah, dkk, 2013:27). Prestasi belajar merupakan suatu penilaian terhadap suatu kecakapan
4 nyata yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Hasil penilaian tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai dan huruf setelah dievaluasi. Tujuan dari prestasi belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai dan memahami materi dari mata pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Untuk mencapai prestasi yang baik tidaklah mudah, dibutuhkan usaha yang optimal untuk mencapainya. Berdasarkan observasi di SMP tanggal 12 Mei 2017 dan keterangan guru mata pelajaran IPS bahwa terdapat siswa yang bekerjasama bila mengerjakan ulangan, kesulitan mengerjakan tugas-tugas mandiri dari guru mata pelajaran IPS, saling ketergantungan dengan teman dalam mengerjakan tugas-tugas guru, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya dalam hal belajar. Selain itu juga terdapat siswa yang lebih senang mengerjakan kegiatan yang lain diluar pelajaran daripada memperhatikan pelajaran karena mereka kurang memahami materi IPS sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Jika tidak diteliti maka akan berdampak negatif pada siswa seperti: ia akan mencontek dan prestasi belajarnya tidak mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 80. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai penelitian dengan judul Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan ketersediaan buku IPS dengan Prestasi Siswa Kelas VIII di SMP N 4 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Sudjana dan Ibrahim (2007) menjelaskan mengenai pengertian metode penelitian deskriptif korelasi, Studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain Metode deskriptif korelasional digunakan dalam penelitian ini didasarkan dari penelitian yang ingin mengkaji dan melihat hubungan ketersediaan buku IPS dengan prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, terdapat
5 dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari kemandirian belajar, sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar.. Penelitian dilakukan di SMP yang beralamat di SP VI Desa Sekar Mengkuang Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 56 siswa. Sampel responden dalam penelitian ini diambil dengan teknik total sampling sehingga sampel berjumlah 56 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui angket dan dokumentasi. Analisis data terdiri dari statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakan regresi linier, uji korelasi dan uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Distribusi Data Kemandirian Belajar (X) Variabel kemandirian belajar diukur melalui 31 butir pernyataan. Hasil analisis deskriptif variabel kemandirian belajar yang diperoleh di lapangan didapat rentangan skor terendah 66,0 sampai skor tertinggi 135,0 dan nilai rata-rata sebesar 106,46 dan standar deviasi sebesar 16,25. Distribusi data menunjukan bahwa 1,79% dari responden memiliki skor rata-rata (106,46) yang berarti kemandirian siswa termasuk baik, 37,51% responden memiliki skor dibawah rata-rata yang berarti kemandirian siswa termasuk kurang baik dan 60,71% responden memiliki skor di atas rata-rata yang berarti kemandirian siswa termasuk baik. Berdasarkan distribusi data di atas diketahui bahwa kemandirian Siswa di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang tergolong baik karena berada di atas rata-rata kelas dengan persentase sebesar 60,71%. 2. Distribusi Data Prestasi Belajar IPS (Y) Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang prestasi belajar IPS Siswa di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang didapat skor terendah 66,0 sampai tertinggi 88,0 dan nilai rata-rata sebesar 74,96 dan standar deviasi sebesar 5,40. Distribusi data menunjukan bahwa 26,79% dari responden memiliki skor rata-rata atau sama dengan rata-rata kelas, 44,64% responden memiliki skor dibawah rata-rata atau mendapatkan nilai dibawah rata-rata kelas dan 28,57% responden memiliki skor di atas rata-
6 rata atau memiliki nilai tinggi. Berdasarkan distribusi data di atas diketahui bahwa prestasi belajar IPS Siswa di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang tergolong dibawah rata-rata kelas dengan persentase 44,64%. 3. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Dari pengolahan data melalui Uji Normalitas Kolmogorof- Smirnov diperoleh angka normalitas distribusi data kemandirian belajar sebesar 0,087> 0,05 yang berarti bahwa distribusi frekuensi data kemandirian siswa berdistribusi normal. Sedangkan untuk data prestasi belajar IPS menunjukkan angka sebesar 0,346 > 0,05 yang berarti bahwa distribusi frekuensi data prestasi belajar IPS berdistribusi normal. Berdasarkan uraian di atas, maka seluruh data yang dikumpulkan pada setiap variabel penelitian berdistribusi normal. Hal ini berarti bahwa distribusi jawaban responden telah normal dapat digunakan dalam pengujian selanjutnya. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sampel yang berasal dari populasi memiliki karakteristik yang sama atau tidak. Untuk pengujian ini digunakan uji test of homogeneity of variances. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikasi (Sig.) atau nilai probabilitas (p) > 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut berasal dari populasi yang mempunyai varian yang sama atau data bersifat homogen karena nilai signifikan probability pada variabel lebih besar dari 0,05 dengan demikian berarti bahwa data penelitian ini adalah homogen, sehingga dapat di lanjutkan untuk analisis pengujian hipotesis. 4. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar (X) dengan prestasi belajar IPS (Y). Hasil regresi linear sederhana hubungan antara kemandirian siswa dengan prestasi belajar IPS Siswa di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang koefisien regresi 0,183 dan konstanta 55,495. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan dalam persamaan regresi Y = 55,495 + 0,183X. b. Uji Korelasi dan Keberartian Regresi Dari data di atas dapat diketahui besarnya kontribusi kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS yaitu
7 sebesar 30,1%, yang berarti kecil. Selanjutnya kekuatan hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar, diketahui nilai r = 0,549, berarti hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar termasuk kategori sedang. Dengan demikian terbukti bahwa koefisien tersebut berarti atau hipotesis yang diajukan diterima. c. Uji F Ratio Uji F ratio digunakan untuk membuktikan tingkat keberartian model regresi. Hasil uji diperoleh harga F hitung sebesar 23,284, harga ini lebih besar dibandingkan dengan harga F tabel dengan DF pembilang 1 dan penyebut 54 pada taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar 3,953, dengan membandingkan F hitung dengan F tabel tersebut diketahui bahwa koefisien regresi signifikan karena F hitung> Ftabel. d. Uji t Uji t digunakan untuk menguji tingkat keberatian masing-masing koofisien korelasi yang digunakan. Berdasarkan hasil uji t, diperoleh t hitung sebesar 4,825, sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar 1,672, berarti terdapat hubungan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Siswa SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang (thitung > ttabel). Pembahasan Analisis data penelitian ditujukan untuk mencari arah dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis tersebut melihat hubungan antara kemandirian dengan Prestasi belajar IPS Siswa di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang. Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan dan membahas melalui pembahasan berikut ini: Hasil deskripsi data didapatkan rata-rata prestasi belajar Siswa di SMP adalah 74,96 dan dari distribusi frekuensi sebagian besar siswa tergolong dibawah rata-rata kelas dengan persentase 44,64%. Rata-rata kemandirian belajar Siswa di SMP adalah 106,46 dan dari distribusi frekuensi sebagian besar siswa tergolong di bawah rata-rata kelas dengan persentase 60,71% Hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian dengan prestasi belajar IPS Siswa di SMP karena thitung> ttabel (4,825 > 1,672), F hitung > F tabel (23,284 > 3,953), besarnya kontribusi kemandirian belajar terhadap
8 prestasi belajar IPS yaitu sebesar 30,1% yang berarti kecil dan hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar, diketahui nilai r = 0,549, berarti hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar termasuk kategori sedang. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful (2005:24) menyatakan bahwa: Prestasi belajar merupakan suatu tingkat penguasaan yang dicapai peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Barnadib (Fatimah, 2006:142) mengungkapkan bahwa: kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Morrison (2012:228) bahwa: kemandirian adalah kemampuan untuk mengerjakan tugas sendiri, menjaga diri sendiri, dan memulai kegiatan tanpa harus selalu diberi tahu apa yang harus dilakukan. Sedangkan Barnadib (dalam Fatimah, 2006:142) mengungkapkan bahwa: kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. KESIMPULAN Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka kesimpulan hasil penelitian yaitu prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Limbur Lubuk Mengkuang Kabupaten Bungo adalah 74,96 dan dari distribusi frekuensi sebagian besar siswa tergolong dibawah rata-rata kelas dengan persentase 44,64%. Rata-rata kemandirian belajar Siswa di SMP Kabupaten Bungo adalah 106,46 dan dari distribusi frekuensi sebagian besar siswa tergolong di bawah rata-rata kelas dengan persentase 60,71%. Hasil pengujian hipotesis membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian dengan prestasi belajar IPS Siswa di SMP Kabupaten Bungo karena thitung> ttabel (4,825 > 1,672), F hitung > F tabel (23,284 > 3,953), besarnya kontribusi kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS yaitu sebesar 30,1% yang berarti kecil dan hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar, diketahui nilai r = 0,549, berarti hubungan antara kemandirian belajar
9 dengan prestasi belajar termasuk kategori sedang. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Morrison Goorge S. 2012. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: PT Indeks Nana Sudjana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo Saefulllah A, Siahaan. P dan Sari I.M. 2013. Hubungan Antara Sikap Kemandirian Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Pembelajaran Fisika Berbasis Portofolio. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika 1 (2013) 26-36 Februari 2013 Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional