HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

Transkripsi

1 HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA N I KOTA SOLOK Abdus Syahid, Zafri,Kaksim Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat abdussyahid6@yahoo.com ABSTRACT This research is expose facto research with correlational approach, sample selection using Taro Yamane formula, so that got sample counted 64 student. Data obtained through questionnaires.analysis showed that there is a high correlation between student's impression toward the implementation of discussion method of cooperative learning model with student's learning motivation in History Class XI IPS in SMA N I Kota Solok because it is in the range The direction of the relationship is positive because the value of r positive, means the higher the impression of students on the implementation of the discussion method of cooperative learning model then the better the students' motivation in the subjects of history. Keywords: Impression of student, Motivation, Cooperative learning PENDAHULUAN Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU RI No 0/003). Pendidikan nasional tersebut akan terealisasi atau terlaksana dengan baik apabila tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya terfokus pada segi kognitif siswa saja, tetapi juga pada segi afektif dan psikomotor terutama pada jenjang pendidikan formal. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa guru merupakan komponen penting dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Dengan demikian guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu menciptakan proses pembelajaran untuk tercapainya tujuan pendidikan yang di harapkan. Sehingga peran guru lah yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

2 Guru merupakan orang yang paling penting mengetahui tingkat perkembangan peserta didik dalam pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan dan di persiapkan, persiapan dan pelaksanaan untuk setiap pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Salah satu ilmu pengetahuan yang menunjang kemajuan dan perkembangan teknologi adalah ilmu sosial yang termasuk di dalamnya mata pelajaran sejarah. Pembelajaran sejarah bertujuan untuk memperkenalkan siswa kepada riwayat perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur. Serta menyadarkan siswa tentang dasar kehidupan manusia berjuang pada umumnya. Melalui pelajaran sejarah peserta didik mampu mengembangkan kompetensi untuk berfikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat. Pembelajaran sejarah akan menarik bila mengunakan metode diskusi. Para ahli pendidikan menyarankan metode diskusi yang baik dilaksanakan yaitu model Cooperative Learning. Hal ini dilihat dari proses belajar sejarah masih diterapkan cara belajar konvensional menekankan pada metode ceramah. Tetapi dalam kenyataannya metode diskusi masih belum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMA N I Kota Solok tanggal 7 Juli 07, bahwa motivasi siswa sangat rendah itu terlihat pada sebagian siswa dalam belajar, ketika berlangsungnya metode diskusi yang diberikan guru dalam proses belajar, siswa masih ada yang bercerita diluar mata pelajaran, catatan kesimpulan diskusi siswa tidak lengkap dan siswa tidak berkonstrasi mengikuti pelajaran. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah dapat di atasi dengan menggunakan model pembelajaran cooperative. Model pembelajaran cooperative merupakan salah satu dari metode diskusi yang merupakan pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis

3 kelamin, ras atau suku yang berbeda. Melalui model pembelajaran cooperative siswa diharapkan dapat berpartisipasi dalam kegiatan diskusi. Berdasarkan penelitian di atas peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul Hubungan Kesan Siswa terhadap pelaksanaan Metode Diskusi Model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan hubungan kesan siswa model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah expost facto desain korelasional. Sudjana dan Ibrahim (007:77) menjelaskan mengenai pengertian metode penelitian deskriptif korelasi, Studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Pemilihan metode deskriptif korelasional dalam penelitian ini didasarkan dari penelitian yang ingin mengkaji dan melihat hubungan kesan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA N kota Solok pada semester ganjil 07/08. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa IPS di kelas XI di SMA N Kota Solok terdiri dari enam kelas dengan jumlah siswa 79 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan rumus Taro Yamane, sampel didapatkan 64 orang siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Angket terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Uji coba instrument dianalisis dengan uji validitas dan reliabilitas. Analisis data terdiri dari statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakan uji normalitas dengan menggunakan rumus Jarquer Bera dan uji hipotesis dengan korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi data Kesan Siswa terhadap Pelaksanaan Metode Diskusi model 3

4 Cooperative learning (X) Data mengenai kesan siswa model Cooperative learning diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa SMA N Kota Solok, nilai terendah,0 sampai tertinggi 6,0 dan nilai ratarata sebesar 0,38. Kesan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi model Cooperative learning didapatkanresponden yang memperoleh nilai rata-rata,50%, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 3,6%, dan responden yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 56,6%.. Deskripsi data Motivasi Belajar Siswa (Y) Data tentang motivasi belajar siswa SMA N Kota Solok, diperoleh rentangan skor terendah 33,0 dan skor tertinggi 65,0. Dari analisis data didapatkan harga rata-rata sebesar 54,06. Gambaran motivasi belajar siswa, responden yang memperoleh nilai ratarata 4,06%, siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 3,8%, dan responden yang memperoleh nilai di atas rata-rata sebanyak 53,%. 3. Uji Hipotesis Hasil analisis hubungan kesan Siswa terhadap pelaksanaan Metode Diskusi model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok sebagai berikut Diketahui: N = 64 ΣX = 304 ΣX = 7468 ΣY = 3460 ΣY = 93 ΣX.Y = 7967 r y X Y n. Y N X X Y N X Y. 64( 7967 ) ( 304)( 3460) ( 64( 7468) ( 304) ). 64.( 93 ( 3460) ) ( ).( ) ( ).( 7368 ) ( = 0,75 Hasil di atas menunjukkan perhitungan korelasi kesan siswa terhadap pelaksanaan Metode Diskusi model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok (r) adalah 0,75, berarti 4

5 rhitung > rtabel (0,75 >0,46). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kesan siswa terhadap pelaksanaan Metode Diskusi model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok karena berada pada rentang 0,6 0,8. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kesan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi model cooperative learning maka semakin baik motivasi siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. 4. Pembahasan Hasil penelitian telah dibuktikan melalui deskripsi data dan pengujian hipotesis. Berdasarkan temuan dan deskripsi data tersebut, selanjutnya dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kesan siswa model cooperative learning dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok karena berada pada rentang 0,6 0,8. Arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kesan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi model cooperative learning maka semakin baik motivasi siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. Motivasi siswa meningkat setelah guru memberikan motivasi tentang topik pembelajaran yang diajarkan, selanjutnya Kesan siswa model cooperative learning karena guru menjelaskan secara jelas tentang materi yang diajarkan dan siswa menerima penghargaan yang pantas sesuai hasil yang dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Mc. Donald (Sardiman, 0:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya filling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak 5

6 energi untuk melakukan kegiatan belajar Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kesan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi model cooperative learning dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok. Hubungan yang terjadi sudah tinggi, berarti guru harus mempertahankan model pembelajaran yang dipilih karena bisa meningkatkan tanggapan siswa terhadap materi pelajaran dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Munculnya tanggapan yang baik dari siswa terhadap model/metode yang dipilih oleh guru, karena masing-masing metode pembelajaran memiliki kelebihan dan umumnya menggunakan metode diskusi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang tinggi antara kesan siswa terhadap pelaksanaan Metode Diskusi model Cooperative Learning dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS di SMA N I Kota Solok karena berada pada rentang 0,6 0,8. Arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi kesan siswa terhadap pelaksanaan metode diskusi model cooperative learning maka semakin baik motivasi siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi. 00. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. Aunurrahman. 0. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Couto, Nasbahry. 00. Psikologi Persepsi dalam desain komunikasi visual. Padang: UNP pers Hamalik, Oemar. 04. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kompri. 05. Motivasi Pembelajaran Presfektif Guru dan Siswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduwan. 00. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan peneliti pemula. Bandung: Alfabeta. Sardiman.0. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Slameto. 03. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 0. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta. 6