FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

Transkripsi

1 FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) MARVIA ELVI YENNI NPM: Pembimbing I Pembimbing II Drs. Ridwan Ahmad Yeni Erita, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013

2 1 EKSTERNAL FACTORS EFFECTING LEARNING GEOGRAPHY OF LOW CLASS XI IPS SMA N 1 TALAMAU DISTRICT PASAMAN BARAT By: Marvia Elvi Yenni*Ridwan Ahmad**Yeni Erita** *Student at Geography Departement of STKIP PGRI Sumatera Barat **Lecturer at Geography Departement of Geography STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The purposes of this research to know the factor influence about student s low study of geography class XI IPS SMA N Talamau Kabupaten Pasaman Barat. According to phenomenon were environment habitation, physic of school environment, and the influence of tool and infrastructure based on the result study of geography.the kinds of this research were descriptive correlation as the research approach with manufactory data to used statistic analysis, the variable classification research was into free variable and string variable. The population and sample of this research, the population was student of class XI IPS SMA N Talamau Kabupaten Pasaman Barat with the total s students 79, whereas the sample of this research from population used to technique total sampling, it purposes to easier in process collecting data with method all population as a sample.the result of this research, the researcher found that 1) the distance habitation based on the result student s study geography in class XI IPS SMA N Talamau Kabupaten Pasaman Barat, 2) the influence based on significant between physical environments of school on the result students study of geography in class XI IPS SMA N Talamau Kabupaten Pasaman Barat, 3) the influence based on significant between tool and infrastructure on the result students study of geography in class XI IPS SMA N Talamau Kabupaten Pasaman Barat, and 4) the influence based on distance habitation, physical environment of school, and tool and infrastructure based on the result students study of geography in class XI IPS SMA N Talamau Kabupaten Pasaman Barat

3 2

4 3 PENDAHULUAN yang diamanatkan dalam pembukaan Pendidikan menduduki posisi sentral undang-undang dasar 1945 dan Undang- dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan bidang ekonomi, politik, hukum, sosial budaya. Militer, ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan baik untuk menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerintah sampai saat ini masih mempercayakan sekolah lembaga pendidikan formal untuk melaksanakan proses pembelajaran guna mempersiapkan Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Talamau ditemukan bahwa pada umumnya ketika pembelajaran berlangsung siswa tidak memperhatikan guru, interaksi antara siswa dan guru rendah, siswa pasif, siswa tidak mau bertanya, karena siswa hanya diharuskan membaca buku paket dan mengisi LKS, jadi siswa sulit untuk memahami konsep pembelajaran geografi sumber daya manusia yang sesuai dengan

5 4 yang akhirnya berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Fenomena di lapangan terlihat lingkungan fisik sekolah yang kurang kondusif karena sekolah berada pada lingkungan yang bising sehingga terkadang siswa kurang dapat menerima pelajaran karena lingkungan fisik sekolah yang kurang nyaman karena terlalu dekat dengan jalan raya, ruang kelas yang sempit karena jumlah siswa yang terlalu banyak, jarak antara meja satu siswa dengan siswa lain terlalu rapat sehingga mempersempit ruang gerak serta jarak meja siswa yang terlalu dekat dengan meja guru mempengaruhi kenyamanan dalam belajar jadi dapat dikatakan lingkungan fisik yang kurang baik mempengaruhi hasil belajar siswa, dan kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, dimana saat melaksanakan praktik di Sudjana (2002: 40) hasil belajar adalah kemampuan dalam bentuk tingkah laku siswa berupa kognitif, afektif dan psikomotor setelah menerima pengalaman belajar. Perubahan tingkah laku dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Jadi siswa yang telah melakukan proses belajar akan tampak dari perubahan pengetahuan yang diperolehnya, yang semula belum tahu kemudian menjadi tahu. Begitu juga dalam aspek afektif yang semula mungkin belum mempunyai sikap yang baik kemudian sesudah belajar mempunyai sikap yang baik terhadap sesuatu hal. Begitu juga halnya dengan aspek psikomotorik yang berhubungan dengan perubahan keterampilan yang terjadi dalam diri siswa sesudah proses belajar. Hasil belajar ini perlu diketahui atau diukur agar dapat terus menerus ditingkatkan sehingga siswa dapat laboratorium banyak prasarana yang di tidak mencapai tingkat perkembangan yang ada. optimal. Di samping itu hasil belajar siswa

6 5 dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas, perbaikan proses belajar mengajar dan lingkungan belajar. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar, ialah kualitas pengajaran. Yang meningkatkan motivasi belajar siswa. dimaksud dengan kualitas pengajaran Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Belajar menurut Slameto (2010:2) adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran. Menurut Sudjana (2002:39) Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud di sini adalah adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, dan faktor fisik. Hasil belajar siswa dapat dilihat dengan melakukan kegiatan evaluasi. Evaluasi berguna untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan evaluasi pendidik juga dapat memperoleh timbal balik yang kemudian digunakan untuk memperbaiki serta mengembangkan proses pembelajaran berikutnya.

7 6 Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh yang positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Linkungan fisik dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa, lingkungan belajar adalah kondisi dan segala fasilitas yang digunakan untuk kegiatan belajar sehari-hari. Termasuk didalamnya keadaan ruangan belajar, pengaturan tempat duduk, penerangan (ventilasi dan pengaturan cahaya), kondisi sekelilingnya, serta tempat penyimpanan barang yang teratur. Untuk bisa belajar dengan baik, dibutuhkan lingkungan belajar yang memadai, tempat yang memadai sehingga proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan masalah yang diajukan, maka penelitian ini tergolong kepada jenis penelitian deskriptif korelasional, oleh karena itu digunakan pendekatan secara kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian dengan pengolahan data yang menggunakan analisis statistik. A. Muri (2005: 84) mengatakan penelitian korelasional merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu orang atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lain. Menggunakan pendekatan prediktif dan korelasional dengan mengklafikasikan variabel penelitian kedalam kelompok variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari lingkungan fisik sekolah, dan variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat pada bulan September 2013.

8 7 dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Talamau. Sampel menurut Sudjana (2005:6) adalah sebagian yang diambil dari populasi. Adapun teknik menentukan sampel dengan total sampling, hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pengumpulan data dengan cara mengambil seluruh populasi menjadi sampel yaitu 79. Menurut Sudjana (2002:40) hasil belajar merupakan umpan balik dari kegiatan proses belajar mengajar yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran diukur dalam bentuk kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat. 0 dan skor maksimum 100. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 60 dan skor tertinggi 90. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 77,70, modus (mode) sebesar 75,0, median sebesar 75,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 7,6. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi hasil belajar Geografi siswa cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor hasil belajar Geografi siswa, Angket variabel Jarak Tempat Tinggal siswa terdiri dari 9 butir. Maka skor minimum 9 dan skor maksimum 45. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 12 dan skor tertinggi 40. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 24,34 modus (mode) sebesar 17,0, median sebesar 23.0 TEMUAN DAN PEMBAHASAN Hasil belajar Geografi siswa SMA Negeri 1 Talamau didapatkan skor minimum dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 6.9. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak

9 8 melebihi satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi jarak tempat tinggal cenderung normal. Gambaran distribusi frekuensi skor jarak tempat tinggal, Angket variabel lingkungan fisik terdiri dari 19 butir. Maka skor minimum 19 dan skor maksimum 95. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 31 dan skor tertinggi 85. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 54,45, modus (mode) sebesar 53,0, median sebesar 53,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 11,5. harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebih satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi lingkungan fisik cenderung normal, Lingkungan fisik sekolah dilihat dari interval skor terdapat 5 orang skor tertinggi pada rentang sedangkan skor terendah 7 orang pada interval dan nilai terbanyak padang rentang sebanyak 25 orang. Angket variabel sarana dan prasarana belajar terdiri dari 15 butir. Maka skor minimum 15 dan skor maksimum 75. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 28 dan skor tertinggi 55. Hasil pengolahan data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 39,8 modus (mode) sebesar 44,0, median sebesar 40,0 dan simpangan baku (standar deviation) sebesar 5,5 harga skor rata-rata, modus dan median tidak jauh berbeda dan tidak melebihi satu simpangan baku, ini berarti bahwa distribusi motivasi cenderung normal. Sarana dan Prasana sekolah di dapatkan interval terendah berada pada rentang sebanyak 4 orang, dan skor tertinggi pada rentang sebanyak 4 orang dan skor terbanyak berada pada rentang sebanyak 28 orang. Uji normalitas data dilakukan karena merupakan persyaratan penting dalam analisis data berikutnya. Pengujian kenormalan data dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa rata-rata sampel mendekati kenormalan populasi, kegunaannya untuk mengetahui dan memberikan keyakinan apakah data

10 9 dapat diolah dengan teknik regresi analisis. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak signifikan dan juga sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi, apabila taraf signifikan antara dua variabel kurang dari 0,05 maka dikatakan mempunyai hubungan yang linear. Tujuan diadakan pengujian dengan t Sedangkan sumbangan yang diberikan secara bersama-sama jarak tempat tinggal, lingkungan fisik sekolah dan sarana prasarana terhadap hasil belajar Geografi sebesar 24.2% siswanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Hasil penelitian mengambarkan bahwa lingkungan fisik sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa karena test adalah untuk mengetahui derajat t hitung> t tabel. Artinya semakin baik signifikansi pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil olahan data lingkungan fisik sekolah maka akan semakin meningkat hasil belajar Geografi siswa. Kondisi lingkungan merupakan unsur diperoleh f hit sebesar dan f tab (α = yang datang dari luar siswa yaitu lingkungan 0,05 dan df = 79) sebesar Dengan demikian, f hit lebih besar dari f tab (7.985> 2,761) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh pengaruh secara signifikan antara kualitas layanan antara jarak tempat tinggal, lingkungan fisik sekolah dan prasarana sekolah sarana terhadap hasil belajar keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk belajar. Kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus Geografi Siswa SMA Negeri I Talamau.

11 10 dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan Hasil penelitian mengambarkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sarana dan prasana sekolah terhadap hasil belajar Geografi Siswa SMA Negeri I Talamau. Artinya bahwa semakin lengkap sarana dan prasaran sekolah, maka akan semakin meningkat hasil belajar Geografi siswa SMA Negeri I Talamau. Hasil peneltian mengambarkan bahwa terdapat pengaruh baik secara parsial maupun simultan jarak tempat tinggal, hasil belajar Geografi Siswa SMA Negeri I Talamau 2. Hasil pengujian hipotesis kedua diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan fisik sekolah terhadap hasil belajar Geografi Siswa SMA Negeri I Talamau 3. Hasil penelitian ketiga menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sarana dan prasarana sekolah terhadap hasil belajar Geografi Siswa SMA Negeri I Talamau 4. Berdasarkan hasil analisis pengujian lingkungan fisik dan lingkungan fisik hipotesis keempat menunjukan bahwa terhadap disiplin belajar siswa karena f hitung> f tabel. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis pertama jarak tempat tinggal berpengaruh terhadap terdapat pengaruh jarak tempat tinggal, lingkungan fisik sekolah dan sarana dan prasaranas terhadap hasil belajar Geografi Siswa SMA Negeri I Talamau Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Melihat pengaruh positif jarak tempat tinggal dan lingkungan fisik dan sarana

12 11 prasarana sekolah terhadap hasil belajar siswa, maka diharapkan kepada arga sekolah untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam pembelajaran 2. Diharapkan kepada siswa agar lebih meningkatkan motivasi dan disiplin belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama mata pelajaran Geografi 3. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk memberikan mata pelajaran geografi kepada guru mata pelajaran lul hasil belajar lulusan geografi, agar hasil belajar siswa lebih meningkat. 4. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menambah variabel-vriabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar dengan teknik dan metode yang berbeda DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsudin, 1996, Model Penilaian Kelas Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdikbud Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dwi Prayitno Metode Statistik. Bandung: Alfabeta. Nana Sudjana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algersindo. Oemar, Hamalik Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rachman, Maman.1997.Manajemen kelas. Semarang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Riduwan dan Kuncoro Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta Ridwan dan Sunarto Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Slameto Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana. (1989).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Sudjana Metode Statistika, Bandung: Tarsito Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Syah, (2008).Pengukuran Hasil Belajar. speaking/presenting/ pengukuran-hasil-

13 12 belajar/#ixzz1s3gnkzow, tanggal 2 Juli diakses Tim Dosen Adpend. (2008). Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta