BAB I PENDAHULUAN. setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20% (Adisarwanto, 2000). Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

PENDAHULUAN. setelah beras. Jagung juga berperan sebagai bahan baku industri pangan dan

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian dipandang dari dua pilar utama dan tidak bisa

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KACANG TANAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGKA TETAP 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang sedang dikembangkan di Indonesia. besar mengimpor karena kebutuhan kedelai yang tinggi.

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006)


PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2014 dan ANGKA RAMALAN I 2015)

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

1 Universitas Indonesia

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

ANGKA RAMALAN II 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH


BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan III Tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH ( Angka Ramalan II Tahun 2015 )

Transkripsi:

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri. Penggunaan sebagai bahan pakan yang sebagian besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20% (Adisarwanto, 2000). Tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu di Indonesia yang didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produksi jagung di Indonesia pada mulanya terkonsentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Selanjutnya, tanaman jagung lambat laun meluas ditanam di luar Pulau Jawa. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana, 2012). Sumatera Utara merupakan salah satu daerah sentra produksi jagung di Indonesia. Berikut ini merupakan tabel luas panen, hasil per hektar dan produksi jagung menurut angka tetap (ATAP) Sumatera Utara tahun 2010, 2011 dan 2012.

16 Tabel 1.1 Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Jagung Menurut Angka Tetap (ATAP) 2010, Angka Tetap (ATAP) 2011 dan Angka Tetap (ATAP) 2012 Sumatera Utara Komoditas Uraian Satuan ATAP 2010 Sumber: ATAP 2011 ATAP 2012 Jagung Luas Panen Ha 274.822 255.291 243.098 Hasil/Hektar Kw/Ha 50,13 50,71 55,41 Produksi Ton 1.377.718 1.294.645 1.347.006 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010; Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (http://www. sumut.bps.go.id); Laporan Pemantauan dan Analisis Produksi dan Ketersediaan Pangan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012 Produksi jagung Sumatera Utara tahun 2012 naik 52.361 ton dari angka tetap tahun 2011 dengan meningkatnya produktivitas tanaman petani. Produksi jagung tahun 2012 mencapai 1.347.006 ton naik 52.361 ton dari angka tetap (ATAP) tahun 2011 yang masih 1.294.645 ton. Kenaikan itu dipicu naiknya produktivitas tanaman petani dari tahun 2011 sebesar 50,71 kuintal per hektar menjadi 55,41 kuintal per hektar. Seharusnya dengan produktivitas yang naik cukup besar, produksi bisa lebih banyak lagi. Namun, terhalang oleh luas panen jagung yang menurun. Pada ATAP tahun 2012 luas panen sebesar 243.098 hektar lebih rendah dibanding dari ATAP tahun 2011 yang mencapai 255.291 hektar. Produksi jagung di Kabupaten Dairi menunjukkan perkembangan. Hal ini diperlihatkan oleh meningkatnya produksi jagung secara signifikan dari 146,6 ribu ton tahun 2009 menjadi 148,07 ribu ton pada tahun 2010. Rata-rata luas panen jagung selama tahun 2008-2010 adalah sekitar 108,7 hektar (BPS Dairi, 2011).

17 Namun dalam harga jual, tidak menunjukkan hal yang menggembirakan. Banyaknya impor membuat harga jagung petani menjadi menurun. Harga jagung bulan Juni 2012 sebesar Rp 1.700 per kilogram (Muary, 2012). Harga ini berada di bawah harga referensi daerah (HRD) jagung Sumatera Utara tahun 2012. Jumlah impor jagung di Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Jumlah Impor Jagung di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2011 No Tahun Impor (Ton) 1 2009 102.475,113 2 2010 118.524.00 3 2011 286.360,00 4 2012 216.859,00 Sumber: Impor Komoditi Jagung Tahun 2009 2012 Dinas Pertanian Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah impor jagung di Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi. Impor tertinggi sejak tahun 2009-2011 terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 286.360 ton. Tingginya impor jagung tentunya akan mempengaruhi harga jagung di provinsi Sumatera Utara terutama harga jual di tingkat produsen. Ketidakstabilan harga jagung di tingkat produsen mengakibatkan pemerintah melakukan upaya perbaikan harga jual petani. Hal ini sebagai upaya agar petani tidak semakin rugi akibat harga jual yang rendah. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyiapkan harga referensi daerah (HRD) jagung sebagai standar

18 pembelian dari petani dengan mencari masukan dari berbagai pihak, termasuk kalangan pengusaha pakan ternak. Berdasarkan surat keputusan (Ketapang SUMUT, 2012), disebutkan bahwa Harga Referensi Daerah Jagung adalah harga minimum pembelian jagung di tingkat petani yang disepakati sebesar biaya produksi ditambah margin/keuntungan petani sebesar 30% (tiga puluh persen). Landasan kesepakatan Harga Referensi Daerah Jagung tahun 2012 di Provinsi Sumatera Utara adalah : 1) Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah sentra produksi jagung nasional dengan produksi ± satu juta ton/tahun. 2) Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa perusahaan pakan ternak berskala besar yang membutuhkan bahan baku jagung sebanyak 750.000-800.000 ton/tahun. 3) Petani produsen, pelaku tata niaga dan perusahaan pakan ternak dapat bersinergi dalam meningkatkan pembangunan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara Maksud dan tujuan disepakatinya Harga Referensi Daerah (HRD) jagung di Provinsi Sumatera Utara adalah untuk menjadi acuan bagi petani produsen dan pelaku tata niaga jagung sehingga tidak merugikan petani. Dari kesepakatan tersebut maka ditetapkanlah Harga Referensi Daerah (HRD) jagung di Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut:

19 Tabel 1.3 Ketetapan Harga Referensi Daerah (HRD) Jagung Sumatera Utara Tahun 2008-2012 Tahun Mulai Berlaku HRD Jagung Peraturan Gubernur (Rp/Kg) (Pergub) 2008-2011 29 Agustus 1.600 No. 23 Tahun 2008 2012 20 Maret 2.133 No. 188.44 Tahun 2012 Sumber: Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara Harga Referensi Daerah (HRD) Jagung Sumatera Utara tahun 2008 sebesar Rp 1600/Kg pipilan kering mengalami peningkatan di tahun 2012 sebesar 24,98% menjadi Rp 2133/Kg pipilan kering. Adapun standart mutu jagung yang diharapkan adalah sebagai berikut (Ketapang SUMUT, 2012): a. Kadar air 17 %. b. Aflatoxin maksimal 50 ppb. c. Tidak berjamur. d. Kotoran, biji rusak/mati, campuran dan lain-lain maksimal 3 %. Artinya adalah bahwa terdapat standart mutu yang digunakan dalam pemberlakuan harga referensi harga (HRD) jagung. Persentasi kandungan air yang terdapat pada jagung pipil minimal 17% dengan kadar aflatoxin atau racun yang terkandung dalam jagung pipil maksimal 50 ppb dan tidak boleh berjamur dengan kotoran, biji rusak/mati, campuran dan lain-lain maksimal 3%. Kabupaten Dairi sebagai salah satu daerah sentra produksi jagung di Sumatera Utara mengalami fluktuasi harga dalam pemasarannya. Berikut ini disajikan grafik fluktuasi harga jual petani jagung pipil kering di Kabupaten Dairi.

20 Grafik 1.1: Fluktuasi Harga Jual Petani Jagung Pipil di Kabupaten Dairi Tahun 2008-2010 3000 Y 2500 2000 1500 1000 2008 2009 2010 500 0 X Sumber: Statistik Produsen Sektor Pertanian di Sumatera Utara Tahun 2008, 2009 dan 2010, Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa harga jual petani jagung pipil kering di Kabupaten Dairi berfluktuasi. Pada periode tahun 2008-2010, rata-rata harga jual petani jagung pipil di Kabupaten Dairi tertinggi berada pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 2238,06/Kg. Pada tahun 2009, harga jual petani menurun dengan rata-rata harga jual sebesar Rp 2006,95 dan tahun 2010 kembali mengalami peningkatan dengan rata-rata harga jual petani sebesar Rp 2168,75. Besarnya harga jual yang diterima oleh petani tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani.

21 Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka perlu diadakan suatu penelitian tentang penetapan kebijakan Harga Referensi Daerah (HRD) jagung Sumatera Utara dan dampaknya terhadap harga jual, dan pendapatan petani di Kabupaten Dairi. 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana perbedaaan antara harga referensi daerah (HRD) jagung Sumatera Utara tahun 2012 dengan rata-rata harga jual petani (harga aktual) tahun 2012? 2) Bagaimana dampak penetapan harga referensi daerah (HRD) jagung Sumatera Utara terhadap harga jual dan pendapatan petani? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis perbedaan harga referensi daerah (HRD) jagung Sumatera Utara tahun 2012 dengan rata-rata harga jual petani (harga aktual) tahun 2012. 2) Untuk menganalisis dampak penetapan harga referensi daerah (HRD) jagung Sumatera Utara terhadap harga jual dan pendapatan petani.

22 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Sebagai bahan informasi bagi petani dalam meningkatkan harga jual dan pendapatan. 2) Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan terutama kebijakan harga jagung sehingga tercapai swasembada jagung dan diversifikasi pangan dalam usaha peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. 3) Sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan khususnya kalangan akademis yang akan mengadakan penelitian selanjutnya