PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia, yaitu di provinsi : Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Barat. Kentang digunakan sebagai penunjang program diversifikasi pangan dalam usaha pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, yaitu berupa keripik (chip), kentang goreng (steak), puree, tepung dan pati. Tingginya permintaan kentang di Indonesia dapat dijadikan peluang bagi produsen untuk memenuhi ketersediaan kentang bermutu di masingmasing kawasan kentang di Indonesia. Produktivitas kentang di Indonesia masih relatif rendah, yaitu kurang lebih 16 ton/ha. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya ketersediaan bermutu di masingmasing kawasan kentang di Indonesia, dan sebagian petani masih rendah menggunakan kentang bermutu. Ketersediaan kentang bermutu di Indonesia baru terpenuhi sekitar 31 % dari total kebutuhan, yaitu 125.000 ton. Dalam rangka percepatan ketersediaan kentang bermutu di Indonesia, maka dibuatlah Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 20/Kpts/SR.130/IV/2014, tentang Teknis Perbanyakan dan Sertifikasi Benih Kentang Bermutu (dimulai dari kelas Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (BD/ G0), Benih Pokok (BP/G1), dan Benih Sebar (BR). Dengan berlakunya Keputusan Menteri ini, Pedoman Sertifikasi Benih Hortikultura Nomor : 01/Kpts/SR.130/2012 yang terkait dengan kentang dinyatakan tidak berlaku. Beberapa petani di Pangalengan dan Garut provinsi Jawa Barat telah melakukan demonstrasi unggul dengan menggunakan kentang bermutu yang dipadukan dengan SOP teknologi budidaya kentang, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kentang antara 35 40 ton/ha. Persyaratan yang harus dipenuhi perbanyakan dan sertifikasi kentang bermutu, yaitu : BS (Benih Inti)/ BD (G0)/ BP (G1)/ BR (G2), adalah sebagai berikut : 1. Produsen Benih Penjenis dapat melaksanakan kerjasama dengan Pemilik Varietas untuk mendapatkan Delegasi Legalitas dengan membuat Nota Kesepahaman diantara kedua belah pihak. Sedangkan produsen BD/ BP/ BR harus memiliki sertifikat kompetensi
2. Produsen memiliki fasilitas pendukung perbanyakan sesuai kelas yang akan dihasilkan (BS/ BD/ BP/ BR), serta gudang sesuai persyaratan yang telah ditetapkan 3. Mempunyai SDM yang kompeten di bidangnya 4. Mempunyai sumber dari varietas yang telah terdaftar untuk peredaran, lebih tinggi dari kelas yang akan dihasilkan, jumlah sumber harus memenuhi jumlah perbanyakan, sumber harus disertai dengan surat keterangan untuk BS, Label Putih untuk BD, Label Ungu untuk BP dan Label Biru untuk BR 5. Memiliki dan memahami SOP perbanyakan dan sertifikasi sesuai kelas yang akan dihasilkan. 6. Beberapa persyaratan perbanyakan kentang bermutu setiap kelas adalah sebagai berikut : Persyaratan a. Benih Sumber b. Perbanyakan di c. Tersedia SOP Perbanyakan Kelas Benih BS BD (G0) BP (G1) BR Benih Inti atau Planlet/Stek/Umbi Benih G0 Benih G1, atau kelas planlet mikro disertai Label yang lebih tinggi (G0) Terdapat Surat keterangan Putih, atau disertai dengan Surat terpasang BS disertai Label Putih atau keterangan surat Label Ungu, atau keterangan Rekomendasi yang yang terpasang terpasang Laboratorium Rumah kasa Rumah kasa Lahan penangkaran kultur jaringan bebas NSK jaringan dan layu bakteri, & peralatannya, irigasi, media Aphid dengan media tanam steril Kemiringan lahan < MS0 dan kontak 30 % perbanyakan In vitro dan planlet (Subkultur) Rumah kasa peralatannya untuk perbanyakan setek planlet, umbi mikro dengan media tanam steril Benih Penjenis jaringan listrik dan irigasi, paranet Bak isi media steril (konvensional), dan/atau bak tanam aeroponik instalasi nutrisi tanaman sesuai rekomendasi langsung dengan dasar tanah Rotasi tanam : 3 musim tanam ditanami selain famili solanaceae, 3 musim tanam diberokan, lahan diberokan selama 1 2 musim tanam dilanjutkan 1 2 musim tanam selain tanaman solanaceae Lahan diisolasi dengan menggunakan border yang lebih tinggi Benih Dasar Benih Pokok Benih Sebar
d e dan sertifikasi Kemasan dengan bahan yang kuat Legalitas Planlet dalam botol ditempatkdan dalam dos Setek di tempatkan box plastik dengan alas kertas Surat keterangan dari pemilik/kuasa dari pemilik varietas (Delegasi Legalitas melalui MOU) 1.000 knol, dengan waring dan/ atau peti Label Putih Legalitas berupa nomor seri label dan stempel Label terpasang 500 knol (25 kg), ukuran seragam atau campuran dari beberapa ukuran, dengan waring dan/ atau peti Label Ungu, legalitas berupa nomor seri label dan stempel, dan label terpasang 25 kg, dengan ukuran seragam dengan waring dan/ atau peti Label Biru Legalitas berupa nomor seri label dan stempel Label terpasang Hasil perbanyakan kentang bermutu yang dihasilkan harus lulus pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan pertanaman, dan pemeriksaan umbi di gudang oleh Petugas Pengawas Benih Tanaman dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura setempat, serta memenuhi Persyaratan Teknis Minimal (PTM). Persyaratan Teknis Minimal Benih Kentang dapat dilihat tabel di bawah ini Tabel1. Persyaratan Teknis Minimal Benih Kentang No. Parameter Satuan Kelas Benih G0 G1 G2 1 LAPANG a Campuran varietas lain % 0*) 0,0 0,0 b Penyakit Jumlah tanaman yang terserang OPT (paling banyak) Virus (PLRV, PVX, PVY) % 0*) 0,0 0,1 Penyakit layu bakteri (Ralstonia % 0*) 0,1 0,5 Solanacearum) Nematoda Sista Kuning (NSK) (Globodera, sp) % 0*) 0*) 0*) c Pengelolaan lapang **) 2 UMBI DI GUDANG a Kesehatan umbi Jumlah umbi terserang :
Busuk coklat dan busuk lunak (maks) % 0*) 0,0 0,3 Commod scab, Black Scurf, Powdery scab, % 0*) 0,5 3,0 Late blight (infeksi ringan) (maks) Busuk kering (maks) % 0*) 0,1 1,0 Kerusakan oleh penggerek umbi % 0*) 0,5 1,0 (Phthorimaea operculella) Nematoda bintil akar (maks) (infeksi ringan) % 0*) 0,5 3,0 b Campuran varietas lain (maks) % 0*) 0,0 0,0 c Kerusakan mekanis (maks) % 0*) 0,5 3,0 Catatan : 0*) Tidak ada (Nihil secara visual) **) Pengelolaan lapang 1 Apabila pengelolaan lapang tidak baik, seperti banyak volunteer, gulma yang menjadi sumber penyakit, sisasisa roguing yang masih berada di lapangan dan aphid sebagai vektor virus yang tidak dikendalikan, lahan mengandung NSK maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan 2 Jika pemeriksaan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan karena serangan hawar daun, kerusakan mekanis/ kimia daun, kerusakan berat oleh serangga, dan/ atau pertumbuhan tanaman yang merana, maka pemeriksaannya tidak dapat dilanjutkan bawah ini Keragaan perbanyakan kentang bermutu dapat dilihat gambar di Gambar 1. Perbanyakan Kultur jaringan di laboratorium Gambar 2. Perbanyakan setek di rumah kasa Gambar 3. Planlet hasil kultur jaringan diuji Elisa Gambar 4. Perbanyakan G0 di rumah kasa
Gambar 5. Perbanyakan G1 di rumah kasa Gambar 6. Perbanyakan G2 di lapangan Untuk itu, masingmasing Diperta Provinsi kawasan kentang di di Indonesia harus sudah membuat program percepatan ketersediaan kentang bermutu dengan melibatkan semua steakholder peran kentang yang terkait dalam perbanyakan dan sertifikasi kentang bermutu. Oleh : Sri Lestari Utami, Fungsional PBT Madya, Direktorat Peran Hortikultura