BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang

dokumen-dokumen yang mirip
FIFI ASSIFATUR ROCHMAH NIM :

BAB V PENUTUP. 1. Keadilan distributif berpengaruh positif tidak signifikan terhadap customer. Hypermart di Royal Plaza Surabaya artinya H1 ditolak.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dengan datang berbelanja ke toko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merujuk pada penelitian terdahulu yang terkait dengan Keadilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Robbins dan Judge (2008), Kepercayaan adalah suatu harapan positif

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun strategi pemasaran yang diterapkan dalam perusahaan tersebut untuk

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan banyak orang karena dengan internet kita bisa mengakses dan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA PERILAKU KEWARGAAN ORGANISASIONAL DENGAN DUKUNGAN ORGANISASIONAL PERSEPSIAN SEBAGAI MEDIASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. membatasi masalah serta menghindari pengumpulan data yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

terjadinya kegagalan dalam pelayanan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. deskriptif maupun statistik dengan program WarpPLS 4.0, maka kesimpulan

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori yang melandasi penelitian ini adalah Social Exchange Theory. Fung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka. dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam, Syed Shah dan Yasin, Norjaya Mohd (2010) dan Yasin (2010) dengan judul What factors influence online brand trust:

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: diolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

Lampiran 1 (lanjutan) 1. Bagian ini menyatakan identitas responden. a. Jenis Kelamin. 1. Perempuan. 2. Laki-laki. b. Usia Tahun. 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

1. PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MELALUI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA KONSUMEN TOKO BUKU RESTU DI KOTA BLITAR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sumber daya manusia secara optimal. Banyak cara bagi perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pembangkitan Jawa-Bali Unit

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

PENGARUH KARAKTERISTIK WEBSITE TERHADAP KEPUASAN DAN DAMPAKNYA PADA KEPERCAYAAN KONSUMEN. Jennifer Agustin D. Koeshartono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavioral. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavioral (OCB)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang

BAB V PENUTUP. bagi peneliti mendatang, dan saran bagi Pihak Manajemen Game Master.

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. ini, memaksimalkan kinerja setiap karyawan lebih penting daripada. tindakan lainnya yang pernah dilakukan untuk manajer dan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja sama antara penyalur dan pengecer (retail outlet) adalah

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan pengertian jasa menurut beberapa pakar : Definisi jasa menurut Phillip Kotler (Lupiyoadi ; 2006 : 6) :

PENILAIAN KEADILAN PROSEDURAL DITINJAU DARI PENILAIAN KEADILAN INTERAKSIONAL DAN KONTROL PADA PARA KORBAN GEMPA BUMI DI BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepercayaan, kepuasan, loyalitas pelanggan, getok tular, dan pengembangan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. memiliki peran vital guna mencapai tujuan kesuksesan organisasi. Dalam organisasi,

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Niat pembelian untuk produk sehari-hari jadi di toko ritel telah mendapat perhatian dalam dekade terakhir sejak

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Di dalam melakukan penelitian diperlukan suatu landasan teori yang akan digunakan untuk mendukung teori yang akan diajukan. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan Pengaruh Dimensi-Dimensi Keadilan Organisasional Terhadap Customer Citizenship Behaviour Dengan Mediasi Kepercayaan Pada Pelanggan Hypermart Di Royal Plaza Surabaya. Berikut ini akan diuraikan perbandingan antara persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini, diantaranya sebagai berikut : 2.1.1. Eh Di, Chien-Jung Huang, I-Heng Chen dan Te-Cheng Yu (2010) Penelitian yang dilakukan oleh Eh Di, Chien-Jung Huang, I-Heng Chen dan Te-Cheng Yu pada tahun 2010 yang berjudul Organizational justice and customer citizenship behavior of retail industries. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji keadilan organisasi dan CCB, dengan mediasi kepercayaan organisasi pada perusahaan ritel. Dalam pengumpulan data, penelitian tersebut menggunakan metode survei. Variabel yang diteliti dalam penelitian tersebut adalah dimensi keadilan organisasional yang meliputi keadilan distributif, keadilan prosedural dan keadilan interaktif, kepercayaan dan CCB. Sampel yang digunakan untuk diuji dalam penelitian tersebut adalah fokus pada toko ritel umum atau menjadi pelanggan 10

11 selama masa penelitian berlangsung terdiri dari 447 responden yang dilakukan di area restoran makanan cepat saji Kaohsiung. Hasil yang diperoleh dari analisis penelitian tersebut adalah adanya pengaruh signifikan positif antara tiap dimensi keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi, adanya pengaruh signifikan positif antara tiap dimensi keadilan organisasional dan CCB, adanya pengaruh signifikan positif antara tiap dimensi kepercayaan dan CCB. Secara parsial mediasi kepercayaan berpengaruh signifikan antara keadilan organisasi dan CCB. Persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat ini terletak pada variabel bebas yaitu Keadilan Organisasional, variabel mediasi yaitu Kepercayaan dan variabel terikat yaitu Customer Citizenship Behavior (CCB). Instrumen penelitian menggunakan kuisioner, skala pengukuran menggunakan skala Likert dan analisis data menggunakan aplikasi SPSS. Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat ini adalah penelitian terdahulu tidak menjelaskan pengaruh dimensi-dimensi keadilan organisasi terhadap CCB dengan mediasi kepercayaan, pengambilan sampel, jumlah responden, objek penelitian dan lokasi penelitian. Berikut adalah kerangka penelitian terdahulu : Keadilan Organisasi Kepercayaan Customer Citizenship Behavior Sumber : Eh Di, Chien-Jung Huang, I-Heng Chen dan Te-Cheng Yu (2010). Gambar 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENELITI 1

12 2.1.2. Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell (2011) Penelitian yang dilakukan oleh Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell pada tahun 2011 yang berjudul Justice, Trust, and Trustworthiness: A Longitudinal Analysis Integrating Three Theoretical Perspectives. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keadilan, sikap dapat dipercaya dan kepercayaan. Sampel yang digunakan adalah ritel, badan hukum, dan rumah sakit. Sampel penelitian yang diambil sebanyak 202 orang alumni dari universitas terbesar di tenggara sebagai karyawan di industri yang berbeda-beda, dengan usia rata-rata 44 tahun. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hipotesis satu dan dua adanya pengaruh signifikan hubungan unik dengan keadilan pada dua waktu. Hasil tersebut juga mendukung gagasan yang mengarah bahwa keadilan untuk kepercayaan, bahkan ketika kedua tingkat dapat dipercaya dan sebelum level kepercayaan dapat dikendalikan. Hipotesis tiga menyatakan dimensi integritas dapat dipercaya mengarah ke keadilan, bukan melalui dimensi kebajikan. Pengaruh untuk kemampuan dimodelkan secara eksplorasi, kemampuan berpengaruh signifikan, hubungan negatif dengan keadilan distributif. Hipotesis empat menyatakan bahwa adanya pengaruh kemampuan yang dimodelkan dan tidak signifikan, seperti yang diharapkan. Persamaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat ini terletak pada variabel bebas yaitu keadilan organisasional, rancangan penelitian menggunakan metode kuantitatif, dan pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian saat ini terletak pada variabel terikat yaitu kepercayaan, instrumen penelitian menggunakan kuisioner

13 yang dikirim kepada responden melalui email, teknik sampling menggunakan sampel probabilitas (random), analisis data, pengambilan sampel, jumlah responden, objek penelitian dan lokasi penelitian. Berikut adalah kerangka penelitian terdahulu : KEADILAN ORGANISASIONAL Keadilan Prosedural Keadilan Distributif Keadilan Interpersonal Keadilan Informasional KEPERCAYAAN Harapan positif, kepercayaan diri mengenai : kompetensi keahlian efisiensi konsen kepedulian loyalitas nilai-nilai prinsip Keadilan Kesediaan menjadi rentan Sumber: Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell (2011). Gambar 2.2 KERANGKA PEMIKIRAN PENELITI 2

14 Tabel 2.1 PERBANDINGAN PENELITIAN SAAT INI DENGAN PENELITIAN TERDAHULU Keterangan Rancangan Penelitian Variabel Bebas Eh Di, Chien-Jung Huang, I-Heng Chen dan Te- Cheng Yu (2010) Penelitian Kuantitatif (menggunakan kuisioner) Keadilan Jason A. Colquitt and Jessica B. Rodell (2011) Penelitian Kuantitatif (menggunakan kuisioner) Keadilan Fifi Assifatur Rochmah (2015) Penelitian Kuantitatif (menggunakan kuisioner) Keadilan organisasional organisasional organisasional Variabel Tergantung CCB Kepercayaan CCB Variabel Intervening Kepercayaan - Kepercayaan Pengukuran Variabel Skala Likert Skala Likert Skala Likert Instrumen Penelitian Kuisioner Kuisioner Kuisioner Populasi Penelitian Teknik Sampling Pelanggan largest fast-food chain restaurants di area Kaohsiung Sampel Probabilitas (Random) Alumni dari universitas terbesar di Tenggara yang berkerja pada bagian ritel, rumah sakit dan lembaga hukum Sampel Probabilitas (Random) Pelanggan Hypermart Royal di Surabaya Sampel Non- Probabilitas Jumlah Responden 447 202 90 Objek Penelitian Restoran cepat saji Universitas di Kaohsiung terbesar di Ritel Hypermart Royal Plaza Tenggara Surabaya Teknik Analisis Data Regresi SEM Regresi Lokasi Taiwan Amerika (USA) Indonesia Hasil - Adanya pengaruh signifikan positif tiap dimensi keadilan organisasi dan kepercayaan - Adanya pengaruh signifikan positif tiap dimensi keadilan organisasi dan CCB - Adanya pengaruh - Dimensi keadilan organisasi serta kemampuan, kebajikan dan integritas berpengaruh signifikan positif terhadap kepercayaan. - Kemampuan, dan integritas - Keadilan Distributif, Keadilan Prosedural dan Keadilan Interaktif berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Customer

15 Keterangan Hasil Sumber : diolah Eh Di, Chien-Jung Huang, I-Heng Chen dan Te-Cheng Yu (2010) signifikan positif tiap dimensi kepercayaan dan CCB - Secara parsial mediasi kepercayaan berpengaruh signifikan antara keadilan organisasi dan CCB Jason A. Colquitt and Jessica B. Rodell (2011) berpengaruh signifikan negatif terhadap dimensi keadilan. - Dimensi keadilan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan dan integritas Fifi Assifatur Rochmah (2015) Citizenship Behavior (CCB) dengan mediasi kepercayaan pada Pelanggan Hypermart di Royal Plaza Surabaya. - Secara simultan kepercayaan tidak memediasi antara dimensidimensi keadilan organisasional terhadap Customer Citizenship Behavior (CCB) pada pelanggan Hypermart di Royal Plaza Surabaya 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Keadilan Organisasional Keadilan organisasional merupakan pengalokasian keadilan yang diukur melalui tiga dimensi yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaktif (Niehoff & Moorman, dalam Eh Di, Chien-Jung Huang, I-Heng Chen and Te- Cheng Yu, 2010:1923). Keadilan organisasional adalah hasil persepsi subyektif individu atas perlakuan yang diterimanya dibanding dengan orang lain di sekitarnya. Pelanggan modern saat ini sangat apresiatif dan jeli dalam melakukan aktivitas belanja, baik terhadap harga, promosi, pelayanan dan kebijakan

16 perusahaan ritel tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari, sehingga pihak perusahaan maupun ritel harus sigap dalam mengantisipasi perilaku pelanggan yang berubah-ubah, dengan cara mengatur kembali sistem manajemen perusahaan dalam hal pelayanan yang diberikan harus secara adil kepada pelanggan. Keadilan organisasional mengacu pada persepsi keadilan dalam pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya lingkungan dan umumnya dibagi menjadi empat dimensi (Greenberg, dalam Jason A. Colquitt and Jessica B. Rodell, 2011:1183). Definisi keadilan organisasional meliputi tiga dimensi yaitu: 1. Keadilan distributif adalah tingkat keadilan yang dipersepsikan pelanggan yang berasal dari sumber daya yang dimiliki ritel. Menururt Di et al., (2010:1933). Keadilan distributif diukur melalui tiga indikator yaitu pemenuhan permintaan, harga yang ditawarkan, dan kompensasi. Menurut Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell (2011:1192) keadilan distributif diukur melalui indikator yaitu hasil atau outcomes dari konsumen. Pada penelitian ini merujuk pada indikator keadilan distributif Di et al., (2010:1933) dimana pelanggan berfikir bahwa pelanggan merasa mendapat keadilan distributif ketika pedagang/ritel memenuhi berbagai permintaan pelanggan. Pelanggan seringkali ketika berbelanja di sebuah ritel meminta untuk diambilkan produk yang dibutuhkan ternyata pihak ritel tidak menyediakan, sehingga muncullah permintaan akan produk tersebut dan ketika pelanggan datang ke dua kalinya produk tersebut sudah disediakan oleh pihak ritel dengan harga yang bersaing. Keadilan distributif fokus pada reaksi yang dikaitkan dengan hasil spesifik daripada dengan reaksi terhadap seorang atasan (Folger and Konovsky, dalam P B Srikant and L Gurunathan, 2013:8).

17 2. Keadilan prosedural adalah keadilan yang dipersepsikan pelanggan terhadap ritel karena memiliki peraturan yang berhubungan dengan keadilan. Keadilan prosedural adalah keadilan yang muncul karena perusahaan memiliki ketentuan dan prosedur yang dalam pelaksanaanya mencerminkan keadilan, yaitu keadilan dalam pengambilan keputusan (Konovsky, dalam P B Srikanth and L Gurunathan, 2013:8). Keadilan prosedural mengacu pada keadilan yang dirasakan dalam prosedur pengambilan keputusan (Leventhal, Thibaut & Walker, dalam Jason Colquitt and Jessica B. Rodell, 2011:1183). Prosedur dievaluasi oleh tingkat konsistensi, penekanan bias, akurasi, korektabilitas, etikalitas dan sejauh mana pelanggan memungkinkan mensuarakan dan menginput (Leventhal, Thibaut & Walker, dalam Jason Colquitt and Jessica B. Rodell, 2011:1183). Menurut Di et al., keadilan prosedural diukur melalui empat indikator yaitu bersikap adil, mendengarkan suara pelangan, mengumpulkan informasi lengkap dan akurat sebelum membuat keputusan, menerima opini (Di et al., 2010:1933). Menurut Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell (2011:1192) keadilan prosedural diukur melalui tujuh indikator yaitu mengekspresikan pendapat, mempengaruhi keputusan yang ada, prosedur yang konsisten, prosedur yang jelas, prosedur yang akurat, mengutarakan pendapat, prosedur sesuai standar etika dan moral. Pada penelitian ini merujuk pada indikator keadilan prosedural Di et al., (2010:1933) dimana pelanggan merasa mendapatkan keadilan prosedural ketika ritel atau perusahaan akan mendengarkan pendapat pelanggan sebelum membuat keputusan.

18 Pada saat konsumen merasa tidak puas maka, akan memberikan saran terhadap pelayanan maupun manajemen ritel melalui kotak suara konsumen yang disediakan. Perilaku tersebut secara tidak langsung membantu perusahaan dalam mengevaluasi kemudian memperbaiki kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Pada saat suara pelanggan diaplikasikan maka pelanggan merasa perusahaan tersebut adil dan melakukan semua peraturan yang sudah ditetapkan. 3. Keadilan interaktif adalah keadilan yang dirasakan oleh pelanggan terhadap ritel yang perhatian dengan pelanggan dan opini pelanggan sebelum membuat banyak keputusan atau peraturan. Keadilan interaktif adalah prediktor efektif untuk mengawasi dan menghubungkan dengan lingkungan kerja terdekat (Malatesta et al., dalam P B Srikanth and L Gurunathan, 2013:9). Keadilan interaktif mengacu pada melatih keadilan antarpribadi selama prosedur pengambilan keputusan (Bies & Moag, dalam Jason Colquitt and Jessica B. Rodell, 2011:1183). Keadilan interaktif dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu keadilan interpersonal dan keadilan informasional. Menurut Di et al., (2010:1933) keadilan interaktif diukur melalui lima indikator yaitu memperhatikan situasi pelanggan, menghormati pelanggan, peduli dengan kebutuhan setiap individu pelanggan, peduli dengan hak-hak pelanggan, dan penjelasan rinci akan semua keputusan. Menurut Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell (2011:1192) keadilan interaktif diukur melalui dua indikator yaitu keadilan interpersonal dan keadilan informasional, keadilan interpersonal memiliki empat indikator yaitu

19 memperlakukan dengan sopan, bermartabat dan respek, serta menahan diri terhadap komentar yang tidak benar dari pelanggan. Keadilan informasional memiliki lima indikator yaitu kejujuran, pengambilan keputusan secara menyeluruh, penjelasan prosedur yang jelas, komunikasi di saat yang tepat, menyesuaikan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan individu. Penelitian ini merujuk pada indikator Di et al., (2010:1933) dimana pelanggan merasa mendapatkan keadilan interaktif ketika ritel atau perusahaan akan memperlakukan pelanggan dengan hormat. Pelayanan yang memuaskan mampu menimbulkan rasa percaya di dalam benak pelanggan terhadap ritel tempat dimana pelanggan tersebut berbelanja. Saat pelanggan bingung mencari letak produk yang dicari maka saat itu pula karyawan ritel mengantarkan langsung ke tempat produk tersebut. 2.2.2 Customer Citizenship Behavior (CCB) Customer Citizenship Behavior (CCB) adalah perilaku tanpa prasyarat, bukan perilaku yang diisyaratkan oleh perusahaan; tidak memiliki hubungan langsung dengan pembelian, tapi perilaku tersebut benar-benar membantu dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi (Di et al., 2010:1921). Berbeda dengan YLN Kumar yang mengartikan CCB adalah perilaku pelanggan yang diskresioner atau melindungi; secara tidak langsung maupun eksplisit mengakui sistem formal imbalan dan secara langsung mempromosikan fungsi efektif organisasi (YLN Kumar, 2014:23). CCB adalah kegiatan pengambilan keputusan oleh pelanggan, lebih dan diatas kebutuhan normal dari pertukaran yang mana menguntungkan perusahaan

20 (Gilde et al., 2011:619). CCB digunakan untuk mencerminkan tindakan peran ekstra positif yang meningkatkan efektivitas perusahaan atau organisasi (Gilde et al., 2011:620). Perilaku peran ekstra dianggap juga sebagai CCB (Romana Garma and Liliana, 2011:634). Di dalam pemasaran CCB merupakan perilaku positif seperti menghadiri acara penelitian tentang merek, memakai atau menggunakan materi promosi, menjadi fleksibel terhadap janji, dan juga perilaku negatif seperti bersikap kasar kepada staff, memprotes merek dan tidak mengikuti peraturan yang ditetapkan perusahaan (Gilde et al., 2011:619). Bove et al., menggunakan dua teori yaitu teori pertukaran sosial dan teori empati untuk memprediksi bahwa kepercayaan dan komitmen terhadap pelayanan pekerja dapat menunjukkan mengapa pelanggan melakukan CCB (Bove et al., dalam Gilde et al., 2011:620). CCB meliputi merekomendasikan karyawan kepada orang lain; membuat saran konstruktif dan memberikan kerjasama penuh (Yi et al., dalam Romana Garma and Liliana L. Bove, 2011:634). CCB didefinisikan sebagai perilaku sukarela dan melindungi pelanggan sendiri yang secara tidak langsung atau eksplisit diharapkan atau dihargai secara agregat, mengarahkan ke kualitas layanan yang lebih tinggi dan mempromosikan efektivitas fungsi organisasi pelayanan (Groth, dalam Romana Garma and Liliana L. Bove, 2011:634). Menurut Bove et al., mengidentifikasikan tipe CCB seperti word-ofmouth (WOM) positif, pengaruh untuk memperbaiki pelayanan, peraturan untuk pelanggan, suara, aksi kebaikan, afiliasi, fleksibilitas dan berpartisipasi di dalam aktivitas organisasi (Bove et al., dalam Adesegun Oyedele and Penny Simpson, 2011:575). Menurut Cova & Dali, CCB lebih kepada kepentingan interaksi

21 pelanggan kepada perusahaan yang memungkinkan pelanggan memberi kuasa atas besarnya komitmen yang dimiliki terhadap perusahaan (Cova and Dali, dalam Adesegun Oyedele and P. M. Simpson, 2011:576). Pengertian lain Menurut Groth CCB seperti voluntary dan perilaku kebijakan yang bebas dimana tidak dibutuhkan untuk kesuksesan produksi dan atau pelayanan pengiriman tetapi, di dalam jumlah membantu semua pelayanan organisasi (Groth, dalam Adesegun Oyedele and P. M. Simpson, 2011:576). Menurut Organ s dalam Di et al., (2010:1925) dalam mendefinisikan bahwa CCB memiliki empat dimensi yaitu: 1. Altruism atau sifat mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri yaitu pelanggan secara aktif membantu kepastian perusahaan atau pelanggan menghubungkan tugas atau pertanyaan di dalam organisasi dan hal tersebut merupakan sebuah kondisi di luar perilaku pelanggan. 2. Conscientiousness atau berhati-hati atau teliti yaitu pelanggan berhati-hati dalam mempertimbangkan syarat pembelian dan prosedur-prosedur transaksi. 3. Courtesy atau kesopanan, yaitu perilaku pelanggan untuk menghindari kesalahan dalam transaksi supaya jangan ada pelanggan yang memiliki masalah yang sama. 4. Civic virtue atau nilai kewargaan, yaitu pelanggan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang ada pada organisasi, misalnya pelanggan dengan sukarela mempromosikan toko demi kepentingan perusahaan. Menurut Bove et al., dalam Romana Garma and Liliana L. Bove (2011:634) CCB memiliki delapan dimensi yaitu WOM positif, saran untuk perbaikan pelayanan, peraturan dari pelanggan lain, suara, tindakan baik hati

22 terhadap fasilitasi pelayanan, menunjukkan hubungan afiliasi, fleksibilitas, partisipasi dalam kegiatan perusahaan. Penelitian ini merujuk pada indikator CCB Di et al., (2010:1925) dimana pelanggan memiliki perilaku sukarela berdasarkan empat dimensi CCB yaitu Altruism atau sifat mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri, Conscientiousness atau berhati-hati atau teliti, Courtesy atau kesopanan, dan Civic virtue atau nilai kewargaan. 2.2.3 Kepercayaan Menurut Reinartz & Kumar kepercayaan dapat memprediksi perilaku pelanggan dan menciptakan nilai pelanggan tertinggi (Reinartz & Kumar, dalam Di et al., 2010:1922). Kepercayaan mampu mendorong kepuasan (Anderson & Narus, dalam Di et al., 2010:1922), sedangkan menurut Doney & Cannon dalam Eh Di et al., (2010:1923) kepercayaan mampu membangun hubungan bisnis dalam jangka panjang. Kepercayaan merupakan keyakinan, harapan positif mengenai sebuah hubungan antara perusahaan dan pelanggan, motif, serta niat didalam situasi yang melibatkan risiko (Jason A.Colquitt & Jessica B. Rodell, 2011:1183). Mayer et al., mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan untuk waspada terhadap trustee (tindakan pelanggan) atas dasar harapan bahwa trustee akan melakukan tindakan tertentu, terlepas dari pemantauan atau mekanisme kontrol (Mayer et al., dalam Jason A.Colquitt & Jessica B. Rodell, 2011:1184). Kepercayaan dari pelanggan ke pengecer berarti pelanggan masih memiliki keyakinan terhadap pengecer setelah perilaku konsumsi pelanggan (Morgan & Hunt, dalam Di et al., 2010:1924). Menurut Jason A. Colquitt dan

23 Jessica B. Rodell (2011:1192) kepercayaan memiliki lima indikator yaitu kenyamanan, manfaat, sikap bersedia, selalu menjaga, pengaruh lebih. Menurut Di et al., (2010:1933), kepercayaan memiliki empat indikator yaitu mengimplementasikan ide manajemen, kelayakan untuk dipercaya, pemberian garansi, kesediaan untuk menolong. Penelitian ini merujuk pada indikator kepercayaan Di et al., (2010:1933) dimana pelanggan percaya bahwa pedagang selalu memberikan garansi atas barang yang dijual. 2.2.4 Pengaruh Keadilan Organisasional terhadap Kepercayaan Dalam penelitian Di et al., (2010:1922) menunjukkan adanya pengaruh keadilan organisasional terhadap tingkat kepercayaan. Hal tersebut membuktikan bahwa pelanggan memiliki persepsi yang tinggi terhadap keadilan pada tingkat kepercayaan dengan ritel tempat pelanggan tersebut berbelanja. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji keadilan organisasi dan CCB, melalui garis mediasi kepercayaan pada perusahaan ritel. Hasilnya berpengaruh signifikan positif antara tiap dimensi keadilan organisasional dan kepercayaan, sehingga terbukti bahwa kepercayaan sebagai mediasi yang mempengaruhi CCB. Penelitian Jason A. Colquitt dan Jessica B. Rodell (2011:1188) menunjukkan adanya pengaruh keadilan organisasional terhadap kepercayaan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan antara dimensi keadilan organisasional, sikap dapat dipercaya dan kepercayaan. Dibuktikan bahwa dimensi keadilan organisasional berpengaruh signifikan positif terhadap kepercayaan, sehingga terbukti bahwa tiap dimensi keadilan sangat penting dan dapat mempengaruhi pelanggan dalam hal kepercayaan.

24 2.2.5 Pengaruh Kepercayaan terhadap CCB Di dalam penelitian terdahulu telah dijelaskan bahwa adanya pengaruh kepercayaan terhadap CCB. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika pelanggan merasa ritel bisa dipercaya dan membuat pelanggan memiliki CCB. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menguji perbedaan individu pelanggan pada perilaku voluntari di Brick dan berdasarkan outlet ritel mortar terhadap CCB, volunterism, dan literasi OCB (Organizational Customer Citizenship) serta tujuan lainnya adalah untuk membantu manajer ritel dalam memahami CCB jadi, mereka kuat, berani dan langsung berperilaku seperti pantas untuk membantu kedua pelanggan lainnya dan keefektifan dan efisiensi ritel. Hasilnya menunjukkan kepercayaan berpengaruh signifikan positif terhadap CCB. 2.2.6 Pengaruh Keadilan Organisasional terhadap CCB melalui Kepercayaan Dalam penelitian Di et al. (2010:1923) menunjukkan bahwa kepercayaan memediasi antara pengaruh keadilan organisasional terhadap CCB. Hal tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi nilai keadilan pelanggan yang diberikan ke organisasi atau perusahaan, semakin besar kemungkinan untuk menciptakan CCB karena kepercayaan pelanggan terhadap organisasi. Tujuan yang dilakukan dalam pengaruh ini adalah untuk mengetahui interaksi pelanggan terhadap perusahaan dengan menunjukkan perilaku kepercayaan, sehingga hubungan jangka panjang antara pelanggan dengan perusahaan bisa terbangun. Hasilnya adalah kepercayaan berpengaruh signifikan dalam memediasi pengaruh keadilan organisasional terhadap CCB.

25 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah seperti gambar: Keadilan Distributif Keadilan Prosedural Keadilan Interaktif H1 H2 H3 Kepercayaan Customer Citizenship Behavior Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian terdahulu dan landasan teori, maka hipotesis yang diangkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Keadilan distributif berpengaruh positif signifikan terhadap CCB dengan mediasi kepercayaan pada pelanggan Hypermart di Royal Plaza Surabaya. H2 : Keadilan prosedural berpengaruh positif signifikan terhadap CCB dengan mediasi kepercayaan pada pelanggan Hypermart di Royal Plaza Surabaya. H3 : Keadilan interaktif berpengaruh positif signifikan terhadap CCB dengan mediasi kepercayaan pada pelanggan Hypermart di Royal Plaza Surabaya.