Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Analisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw. (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era kompetisi global dan industrialisasi yang semakin canggih,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

Universitas Widyatama I -1

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1.1 merupakan logo perusahaan PT Kabepe Chakra : Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT Kabepe Chakra Sumber : Kabepe Chakra (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA LINE POUCH PT.XYZ

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB III METODOLOGI.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA PT XYZ

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

BAB V ANALISIS HASIL

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

ANALISIS KINERJA PABRIK TEH HITAM PAHIT MADU

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

ANALISIS PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA PROSES PACKAGING DI LINE 2 (STUDI KASUS PT. MULTI BINTANG INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG

PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI OEE PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN LITERATUR...

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

ANALISIS SISTEM PERAWATAN PADA MESIN KMF 250 A MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT TSG

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten Email : heruwinarno42@yahoo.co.id dan setiyawan774@gmail.com ABSTRAK PT. Tom Cococha Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri briquette. yang bertempat di Jl. Modern Industri II No. 5 Kawasan Industri Cikande Estate Serang Banten. salah satu metode pengukuran kinerja yang banyak digunakan oleh perusahaan, adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE). Tujuan analisis OEE adalah untuk menentukan keefektifan kinerja dari proses,disamping untuk menangani masalah dari suatu sistem kerja,memaksimalkan aset-aset perusahaan terhadap ketersediaan waktu (Availability) dalam menghasilkan output (Performance) dengan kualitas produk terbaik (Quality). Dengan metode OEE, maka rencana perbaikan salah satu proses pada pembuatan briquette dapat dilakukan. Hasil perhitungan diperoleh besarnya nilai availability sebesar 85,69%, Performance rate sebesar 77,37%, Quality rate sebesar 90,21 dan nilai OEE sebesar 59,81%. Perbaikan dari analisis ini adalah yaitu Peningkatan operating time pada mesin Discmill untuk mengurangi downtime pada mesin, pengawasan pada bahan baku supaya pada saat proses tidak banyak defect, peningkatan waktu kerja supaya mesin tidak mengalami downtime,dan peningkatan maintenance pada mesin Discmill Kata kunci: OEE, Discmill, defect, downtime 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam era kompetisi global saat ini, banyak perusahaan mencari alternatif unggulan agar dapat meningkatkan keuntungan. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan keuntungan dan menekan biaya perusahaan. Misalnya menambah kapasitas produksi, meningkatkan kualitas, meningkatkan pelayanan konsumen, efisiensi terhadap sistem produksi. Untuk memenuhi tersebut,maka dilakukan peerbaikan-perbaikan yang dilakukan secara terus menerus sehingga dapat mendapatkan ide dan pemikiran serta cara yang paling efektif dan efisien untuk melakukan perbaikan. Perbaikan dari sistem manufaktur adalah salah satu usaha yang dilakukan perusahaan, agar dapat merespon perubahan yang setiap waktu harus dikontrol untuk melihat kodisi pasar. Untuk produksi briquette yang memenuhi konsumen sampai ke luar negeri, perubahan dan perbaikan kualitas sangatlah penting untuk memenuhinya, perubahan yang dilakukan oleh perusahaan. Berbagai proses di lakukan perbaikan dari proses produksi sampai packaging. Yang melatar belakangi peneltian ini adalah Penulis ingin mengambil proses discmill yang pada saat ini perlu ada perbaikan karena merupakan bottleneck dari semua proses pembuatan briquette. Penelitian akan dilakukan dengan melakukan pengukuran OEE sebelum dan sesudah perbaikan proses di line crushing. Cara umum yang digunakan adalah melakukan perbaikan terus menerus (continuous improvement). Namun perbaikan yang dilakukan belum kepada masalah yang sesungguhnya. Karena kurang efektifnya sistem atau metode yang mampu mengukur kinerja sesungguhnya dari peralatan dan solusi terhadap permasalahannya. Pemilihan metode perbaikan sangatlah penting untuk melihat sejauh mana metode tersebut cocok atau tidak dalam perbaikan proses tersebut. Untuk produk briquette sendiri memiliki proses yang berkelanjutan dari arang sampai packaging. Banyak metode yang dilakukan untuk menghasilkan briquette yang sesuai standar. Tetapi metode tersebut kurang layak dipakai 321

karena biaya yang banyak dan cycle time yang lama. Untuk itu dalam perbaikan proses banyak dilakukan metode-metode baru yang bertujuan untuk memilih metode-metode yang tepat dan efektif dengan salah satu dari berbagai proses pembuatan briquette. Salah satu metode pengukuran kinerja yang banyak digunakan oleh perusahaan, yang mengalami masalah serupa adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE adalah sebuah alat ukur untuk mengindikasikan keefektifan kinerja dari proses. OEE juga merupakan sebuah cara terbuka dalam hal memberikan informasi untuk menangani masalah dari suatu sistem kerja. OEE membantu memaksimalkan aset-aset perusahaan terhadap ketersediaan waktu (Availability) dalam menghasilkan output (Performance) dengan kualitas produk terbaik (Quality). Metode pengukuran ini terdiri dari tiga faktor utama yang saling berhubungan yaitu Avaibility (ketersediaan), Performance (kemampuan), Quality (kualitas). Dengan metode OEE, penulis akan melakukan penelitian penggunaan metode ini untuk rencana perbaikan salah satu proses pada pembuatan briquette. Pada penelitian di line crushing, kapasitas yang rendah dibandingkan standar kapasitas mesin discmill. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kapasitas rendah yaitu fisik dan keadaan mesin itu sendiri, pergerakan operator, metode kerja yang kurang bagus, dan kondisi lingkungan pabrik. Yang menjadi faktor utama yang akan kita amati adalah mesin dan operator. Dengan metode OEE diharapakan dapat diketahui akar penyebab rendahnya kapasitas produksi di line crushing. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul pada penelitian di Mesin discmill PT Tom Cococha Indonesia dalam proses pembuatan briquette adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana memperoleh nilai OEE pada mesin atau peralatan yang telah ditentukan objek penelitiannya? 2. Bagaimana mengetahui hasil dari OEE dan mengetahui hubungan unsur-unsur OEE yang saling mempengaruhi satu sama lain? 3. Bagaimana menyusun rencana perbaikan untuk meningkatkan nilai OEE? 1.3 Batasan Masalah Ruang lingkup penelitian mencakup pengambilan data untuk keperluan menghitung nilai OEE. Penulis akan mengambil data tersebut selama satu bulan untuk kemudian diolah dan diperoleh hasil perhitungan OEE pada proses discmill. Setelah itu dilakukan rencana perbaikan proses untuk menghasilkan nilai OEE yang positif. 1.4.Tujuan Adapun tujuan yang dicapai pada penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh nilai OEE pada mesin atau peralatan yang telah ditentukan oleh objek penelitiannya. 2. Untuk mengetahui hasil dari OEE dan mengetahui hubungan unsur-unsur OEE yang saling mempengaruhi satu sama lain. 3. Untuk menyusun rencana perbaikan untuk meningkatkan nilai OEE. 2. Metodologi Penelitian 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di PT. Tom Cococha Indonesia yang berlokasi di Jl. Modern Industri II No. 5 Kawasan Industri Cikande Estate Serang Banten. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2016 31 Desember 2016. 2.2 Metode Pengumpulan data Pelaksanaan penelitian yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut (Purnomo, 2011) : 322

1. Metode observasi, sebagai alat untuk pengumpulan data 2. Metode wawancara, yaitu melakukan wawancara kepada pihak perusahaan 3. Metode keputusan, yaitu mencatat dan mempelajari data data yang berasal dari perusahaan serta teori teori yang berhubungan dengan pemecahan masalahn dari berbagai buku yang sesuai dengan permasalahan yang diamati. Adapun sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder berisikan data umum perusahaan yang menyangkut visi, misi, sejarah perusahaan, struktur organisasi dan informasi informasi lainnya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara informasi secara tidak langsung yang digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi secara umum yang berlangsung diperusahaan. Setelah data dikumpulkan, dilakukan pengolahan data untuk digunakan sebagai sumber informasi dalam melaksanakan analisis terhadap masalah. Data yang telah terkumpul digunakan dalam pengolahn data, antara lain: a. Data downtime b. Planned downtime c. Data waktu set up d. Data produksi mesin Discmill Berikut disampaikan urutan /kerangka metodologi penelitian sebagai berikut : Gambar 1. Kerangka Penelitian 323

2.3 Metode Analisis Data Menganalisis hasil pengolahan data untuk mengetahui seberapa besar perubahan tingkat efektivitas penggunaan mesin atau peralatan produksi dan untuk memperoleh penyelesaian dari masalah yang ada, antara lain : 1. Analisis perhitungan OEE = Availibility x Performance rate x Quality rate. (1) 2. Evaluasi/usulan pemecahan masalah. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data production time, operating time, downtime dan quantity produksi mesin discmill pada bulan desember 2016. berikut adalah data production time, operating time, downtime dan quantity mesin discmill: Tabel 1. Data Produksi Mesin Discmill Production time Operating time Down time Ideal cycle time (menit) (menit) (menit) (menit) 01-Des-16 1440 1260 180 60 02-Des-16 1440 1260 180 60 03-Des-16 1440 1260 180 60 05-Des-16 1440 1260 180 60 06-Des-16 1440 1260 180 60 07-Des-16 1140 660 480 43,32 08-Des-16 1440 1260 180 60 09-Des-16 1440 1260 180 60 10-Des-16 1440 1260 180 60 12-Des-16 1440 1260 180 60 13-Des-16 1440 1260 180 60 14-Des-16 1440 1260 180 60 15-Des-16 1440 1260 180 60 16-Des-16 1440 1260 180 60 17-Des-16 1440 1260 180 60 18-Des-16 1440 1260 180 60 20-Des-16 1440 1260 180 60 21-Des-16 1440 1260 180 60 22-Des-16 1440 1260 180 60 23-Des-16 1440 1260 180 60 24-Des-16 1230 840 390 50,41 26-Des-16 1440 1260 180 60 27-Des-16 1440 1260 180 60 28-Des-16 1440 1260 180 60 29-Des-16 1440 1260 180 60 30-Des-16 1440 1260 180 60 31-Des-16 1440 1260 180 60 324

Tabel 2. Quantity Produksi Mesin Discmill Total actual production Total good proses Total defect (ton) (ton) (ton) 01-Des-16 21,000 1,885 19,115 02-Des-16 21,000 2,020 18,980 03-Des-16 21,000 1,790 19,210 05-Des-16 21,000 1,680 19,320 06-Des-16 21,000 2,000 19,000 07-Des-16 15,235 2,345 12,890 08-Des-16 21,000 1,980 19,020 09-Des-16 21,000 1,890 19,110 10-Des-16 21,000 2,240 18,760 12-Des-16 21,000 2,330 18,670 13-Des-16 21,000 2,120 18,880 14-Des-16 21,000 2,060 18,940 15-Des-16 21,000 1,990 19,010 16-Des-16 21,000 2,000 19,000 17-Des-16 21,000 2,210 18,790 18-Des-16 21,000 2,000 19,000 20-Des-16 21,000 1,900 19,100 21-Des-16 21,000 2,130 18,870 22-Des-16 21,000 2,050 18,950 23-Des-16 21,000 2,000 19,000 24-Des-16 16,663 1,587 15,076 26-Des-16 21,000 2,000 19,000 27-Des-16 21,000 1,900 19,100 28-Des-16 21,000 1,970 19,030 29-Des-16 21,000 2,010 18,990 30-Des-16 21,000 2,020 18,980 31-Des-16 21,000 2,080 18,920 3.2 Pengolahan Data 1. Availability rate Availability ratio merupakan rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin/ peralatan. Dengan demikian formula yang digunakan untuk mengukur availability ratio adalah : Availability 1 Desember = x 100% = 87,5 % 325

Tabel 3. Avability Mesin Discmill Production time Operating time (menit) (menit) Avability 01-Des-16 1440 1260 87,50% 02-Des-16 1440 1260 87,50% 03-Des-16 1440 1260 87,50% 05-Des-16 1440 1260 87,50% 06-Des-16 1440 1260 87,50% 07-Des-16 1140 660 57,89% 08-Des-16 1440 1260 87,50% 09-Des-16 1440 1260 87,50% 10-Des-16 1440 1260 87,50% 12-Des-16 1440 1260 87,50% 13-Des-16 1440 1260 87,50% 14-Des-16 1440 1260 87,50% 15-Des-16 1440 1260 87,50% 16-Des-16 1440 1260 87,50% 17-Des-16 1440 1260 87,50% 18-Des-16 1440 1260 87,50% 20-Des-16 1440 1260 87,50% 21-Des-16 1440 1260 87,50% 22-Des-16 1440 1260 87,50% 23-Des-16 1440 1260 87,50% 24-Des-16 1230 840 68,29% 26-Des-16 1440 1260 87,50% 27-Des-16 1440 1260 87,50% 28-Des-16 1440 1260 87,50% 29-Des-16 1440 1260 87,50% 30-Des-16 1440 1260 87,50% 31-Des-16 1440 1260 87,50% Rata-rata 85,69% 2. Performance rate Performance merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. Adapun formulasi yang digunakan untuk menghitung performance ratio adalah : Performance 1 Desember = x 100% = 79,65 % Tabel 4. Performance Mesin Discmill Production time Ideal cycle time Total good proses (menit) (menit) (ton) Performance 01-Des-16 1440 60 19,115 79,65% 02-Des-16 1440 60 18,980 79,08% 03-Des-16 1440 60 19,210 80,04% 05-Des-16 1440 60 19,320 80,50% 06-Des-16 1440 60 19,000 79,17% 07-Des-16 1140 43,32 12,890 48,98% 08-Des-16 1440 60 19,020 79,25% 09-Des-16 1440 60 19,110 79,63% 10-Des-16 1440 60 18,760 78,17% 12-Des-16 1440 60 18,670 77,79% 13-Des-16 1440 60 18,880 78,67% 14-Des-16 1440 60 18,940 78,92% 15-Des-16 1440 60 19,010 79,21% 16-Des-16 1440 60 19,000 79,17% 17-Des-16 1440 60 18,790 78,29% 18-Des-16 1440 60 19,000 79,17% 20-Des-16 1440 60 19,100 79,58% 21-Des-16 1440 60 18,870 78,63% 22-Des-16 1440 60 18,950 78,96% 23-Des-16 1440 60 19,000 79,17% 24-Des-16 1230 50,41 15,076 61,79% 26-Des-16 1440 60 19,000 79,17% 27-Des-16 1440 60 19,100 79,58% 28-Des-16 1440 60 19,030 79,29% 29-Des-16 1440 60 18,990 79,13% 30-Des-16 1440 60 18,980 79,08% 31-Des-16 1440 60 18,920 78,83% Rata-rata 77,37% 326

2. Quality rate Quality rate adalah suatu rasio yang menggambarkan kemampuan perlatan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan demikian formula yang digunakan untuk menghitung quality ratio adalah sebagai berikut : Quality 1 Desember = x 100% = 91,02 % Tabel 5. Quality Mesin Discmill Total actual Total good production (ton) proses (ton) Quality 01-Des-16 21,000 19,115 91,02% 02-Des-16 21,000 18,980 90,38% 03-Des-16 21,000 19,210 91,48% 05-Des-16 21,000 19,320 92,00% 06-Des-16 21,000 19,000 90,48% 07-Des-16 15,235 12,890 84,61% 08-Des-16 21,000 19,020 90,57% 09-Des-16 21,000 19,110 91,00% 10-Des-16 21,000 18,760 89,33% 12-Des-16 21,000 18,670 88,90% 13-Des-16 21,000 18,880 89,90% 14-Des-16 21,000 18,940 90,19% 15-Des-16 21,000 19,010 90,52% 16-Des-16 21,000 19,000 90,48% 17-Des-16 21,000 18,790 89,48% 18-Des-16 21,000 19,000 90,48% 20-Des-16 21,000 19,100 90,95% 21-Des-16 21,000 18,870 89,86% 22-Des-16 21,000 18,950 90,24% 23-Des-16 21,000 19,000 90,48% 24-Des-16 16,663 15,076 90,48% 26-Des-16 21,000 19,000 90,48% 27-Des-16 21,000 19,100 90,95% 28-Des-16 21,000 19,030 90,62% 29-Des-16 21,000 18,990 90,43% 30-Des-16 21,000 18,980 90,38% 31-Des-16 21,000 18,920 90,10% Rata-rata 90,21% 3. OEE OEE adalah besarnya efektivitas yang dimiliki oleh peralatan atau mesin. OEE dihitung dengan memperoleh availibilitas dari alat alat perlengkapan, efisiensi kinerja dari proses dan rate mutu produk : OEE 1 Desember = 87,50 % x 79,65 % x 91,02 % = 63,43 % 327

Tabel 6. Nilai OEE Mesin Discmill Avability Performance Quality OEE 01-Des-16 87,50% 79,65% 91,02% 63,43% 02-Des-16 87,50% 79,08% 90,38% 62,54% 03-Des-16 87,50% 80,04% 91,48% 64,07% 05-Des-16 87,50% 80,50% 92,00% 64,80% 06-Des-16 87,50% 79,17% 90,48% 62,67% 07-Des-16 57,89% 48,98% 84,61% 23,99% 08-Des-16 87,50% 79,25% 90,57% 62,81% 09-Des-16 87,50% 79,63% 91,00% 63,40% 10-Des-16 87,50% 78,17% 89,33% 61,10% 12-Des-16 87,50% 77,79% 88,90% 60,52% 13-Des-16 87,50% 78,67% 89,90% 61,88% 14-Des-16 87,50% 78,92% 90,19% 62,28% 15-Des-16 87,50% 79,21% 90,52% 62,74% 16-Des-16 87,50% 79,17% 90,48% 62,67% 17-Des-16 87,50% 78,29% 89,48% 61,30% 18-Des-16 87,50% 79,17% 90,48% 62,67% 20-Des-16 87,50% 79,58% 90,95% 63,34% 21-Des-16 87,50% 78,63% 89,86% 61,82% 22-Des-16 87,50% 78,96% 90,24% 62,34% 23-Des-16 87,50% 79,17% 90,48% 62,67% 24-Des-16 68,29% 61,79% 90,48% 38,18% 26-Des-16 87,50% 79,17% 90,48% 62,67% 27-Des-16 87,50% 79,58% 90,95% 63,34% 28-Des-16 87,50% 79,29% 90,62% 62,87% 29-Des-16 87,50% 79,13% 90,43% 62,61% 30-Des-16 87,50% 79,08% 90,38% 62,54% 31-Des-16 87,50% 78,83% 90,10% 62,15% Rata-rata 85,69% 77,37% 90,21% 59,81% a. Analisis 1) Analisis perhitungan Availability ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin/ peralatan. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 85,69%. 2) Analisis perhitungan Performance rate merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 77,37%. 3) Analisis Quality rate adalah suatu rasio yang menggambarkan kemampuan perlatan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 90,21%. 4) Analisis Overall Equipment Effectiveness adalah besarnya efektivitas yang dimiliki oleh peralatan atau mesin. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 59,81%. b. Usulan Perbaikan Berdasarkan data yang didapat, nilai Overall Equipment Effectiveness Mesin Discmill hampir seluruhnya dibawah standar World class untuk nilai OEE yaitu Availibility rate 90% atau lebih, Performance rate 95% atau lebih, Quality rate 99% atau lebih, OEE 85% atau lebih, (Peng, 2012). adapun usulan perbaikan pada Mesin Discmill yaitu: 1) Peningkatan operating time pada Mesin Discmill untuk mengurangi downtime pada mesin. 2) Pengawasan pada bahan baku supaya pada saat proses tidak banyak deffect. 3) Peningkatan waktu kerja supaya mesin tidak mengalami downtime. 4) Peningkatan maintenance pada mesin Discmill. 328

4. Simpulan a. Nilai Availability ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin/peralatan. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 85,69%. b. Nilai Performance rate merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan desember yaitu 77,37%. c. Nilai Quality rate adalah suatu rasio yang menggambarkan kemampuan perlatan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 90,21%. d. Nilai Overall Equipment Effectiveness adalah besarnya efektivitas yang dimiliki oleh peralatan atau mesin. sehingga berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bulan Desember yaitu 59,81%. e. Untuk mencapai target nilai OEE 85% maka PT Tom Cococha Indonesia harus meningkatkan operating time pada mesin discmill untuk mengurangi downtime pada mesin, pengawasan pada bahan baku supaya pada saat proses tidak banyak deffect, peningkatan waktu kerja supaya mesin tidak mengalami downtime, peningkatan maintenance pada mesin discmill. Daftar Pustaka Ansori, Nachrul., Sistem Perawatan Terpadu (Integrated Maintenance System), Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013. Assauri, S. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Boris, S., 2006. Total Productive Maintenance, United State of Amerika : The McGraw-Hill Companies, Inc. Corder. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1992. Format Laporan Penelitian Dosen,2016,UNSERA Kotler, Philip. 1997. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Purnomo, B. 2011. Dasar-dasar Urologi,. Jakarta: Sagung Seto Wati.C.L.(2009).Usulan Perbaikan Efektifitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Efectiveness Measurement Sebagai Dasar Penerapan Totatl Productive Maintenance di PT WIKA.Skripsi tidak diterbitkan. Medan : Program Diploma IV Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 329