PROGRAM PERHITUNGAN PENGARUH REAKTIVITAS FEEDBACK TERHADAP DINAMIKA REAKTOR MENGGUNAKAN METODA MONTE CARLO. Dra. Dwi Purwanti, MS ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Bab II. Prinsip Fundamental Simulasi Monte Carlo

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

Bab 2 Interaksi Neutron

III.3. Material Fisil dan Fertil III.4. Persamaan Diferensial Bateman III.5. Efek Umpan Balik Reaktivitas Suhu dan Void III.6.

MODUL 2 ANALISIS KESELAMATAN PLTN

BAB II RADIASI PENGION

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP

ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR DENGAN WIMS-ANL

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR

KOMPUTASI DISTRIBUSI NEUTRON DALAM STATISTIK MAXWELL BOLTZMANN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. KATA PENGANTAR...

ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Mohammad Taufik *

Bab VIII Teori Kinetik Gas

BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Bab IV Simulasi Metode Monte Carlo Mengatasi Masalah dalam Distribusi Data

PENGEMBANGAN AWAL KODE KOMPUTER METODA MONTE CARLO: SIMULASI INTERAKSI NEUTRON PERTAMA PADA GEOMETRI SILINDER. Topan Setiadipura, Anik Purwaningsih *

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia kepada tingkat kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

Fisika EBTANAS Tahun 1994

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

PENGGUNAAN ESTIMATOR JACKKNIFE PADA METODE MONTE CARLO SEBAGAI DETEKSI KEGAGALAN (FAULT DETECTION)

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Neutron adalah zarah elementer penyusun inti atom yang tidak mempunyai

Asisten : Astari Rantiza/ Tanggal Praktikum : 24 Februari 2015

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

Analisis dan Penentuan Distribusi Fluks Neutron Thermal Arah Aksial dan Radial Teras Reaktor Kartini dengan Detektor Swadaya

PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma *

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Bab VI Perbandingan Model Simulasi menggunakan Metode Monte Carlo dan Metode Functional Statistics Algorithm (FSA)

FISIKA ATOM & RADIASI

Copyright all right reserved

11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

Disusun oleh: SUSANTI M SKRIPSI

PENGANTAR MONTE CARLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul 14. PENELITIAN OPERASIONAL I MODEL SIMULASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

VI. Teori Kinetika Gas

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

Probabilitas dan Statistika Fungsi Distribusi Peluang Kontinyu. Adam Hendra Brata

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

Mata Pelajaran : FISIKA

BAB TEEORI KINETIK GAS

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

BAB II TEORI DASAR. Proses tumbukan dua inti atomik dan partikel penyusunnya, lalu menghasilkan

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENENTUKAN KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR BAHAN BAKAR SILISIDA

Hasbullah, M.T. Electrical Engineering Dept., Energy Conversion System FPTK UPI 2009

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR BAHAN BAKAR REAKTOR KARTINI. Budi Rohman

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

Simulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

Pengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PROGRAM SIMULASI PERHITUNGAN POPULASI FLUKS NEUTRON DALAM TERAS REAKTOR NUKLIR

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

5. KIMIA INTI. Kekosongan elektron diisi elektron pada kulit luar dengan memancarkan sinar-x.

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Bab 1 Reaksi Nuklir. Bab 1 : Reaksi Nuklir Page ev = 1.6 x Joule = 3.8 x kalori

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

ANALISIS NILAI KOEFISIEN REAKTIVITAS SUHU BAHAN BAKAR DAN MODERATOR PADA HTR-10

Fisika Dasar I (FI-321)

SIFAT GELOMBANG PARTIKEL DAN PRINSIP KETIDAKPASTIAN. 39. Elektron, proton, dan elektron mempunyai sifat gelombang yang bisa

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5

EFEK PENGGUNAAN ELEMEN BAKAR SILISIDA KE- RAPATAN 4,8 gu/cc TERHADAP SIFAT KINETIKA REAKTOR RSG-GAS

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

Transkripsi:

2 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. PROGRAM PERHITUNGAN PENGARUH REAKTIVITAS FEEDBACK TERHADAP DINAMIKA REAKTOR MENGGUNAKAN METODA MONTE CARLO Dra. Dwi Purwanti, MS ABSTRAK Daya reaktor sebanding dengan populasi netron di dalam reaktor. Perubahan populasi netron di dalam reaktor secara matematis dapat ditunjukkan melalui peersamaan kesetimbangan netron atau lebih dikenal dengan persamaan transport neuron. Dengan menentukan solusinya dapat memberikan gambaran tentang populasi netron dalam reaktor pada suatu keadaan. Namun secara analitik solusi ini akan lebih sukar diperoleh, karena itu perlu dicari metoda lain untuk menyelesaikannya yaitu dengan menggunakan motode numerik. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mencari solusi persamaan transport neutron secara numerik memakai metoda Monte Carlo dengan memperhitungkan faktor reaktivitas Feedback dan merancang program perhitungan untuk menghitung opulasi netron sesuai perubahan parameter-parameter dalam reaktor yang diakibatkan oleh faktor reaktivitas feed back dengan metoda Monte Carlo. Kata kunci : Reaktivitas Feedback, Populasi netron, Metoda Monte C A. Pendahuluan. Latar Belakang Daya reaktor sebanding dengan populasi netron di dalam reaktor. Tetapi populasi netron ini selalu mengalami perubahan yang acak akibat berbagai proses yang terjadi yaitu penyerapan (absorbtion),penangkapan oleh inti (capture), hamburan (Scattering), pembiakan oleh fisi, kebocoran dan juga akibat proses umpan balik (feedback). Perubahan populasi netron di dalam reaktor secara matematis dapat ditunjukkan melalui persamaan kesetimbangan netron atau lebih dikenal dengan persamaan transport netron. Dengan menentukan solusinya dapat memberikan gambaran tentang populasi netron dalam reaktor pada suatu keadaan. Namun secara analitik solusi ini akan lebih sukar diperoleh walaupun sudah dilakukan beberapa aproksimasi dan pendekatan, bahkan seringkali justru nilai praktis dari solusi yang diperoleh menjadi kabur. Karena itu akan di coba digunakan pendekatan numerik dengan metoda Monte Carlo. Dengan metoda ini suatu model matematis diselesaikan melalui suatu pendekatan dan kemudian dilakukan proses iterasi untuk memperoleh kecil galatnya sehingga diperoleh suatu solusi yang akan mendekati harga eksaknya. Pada penelitian ini akan ditentukan solusi persamaan netron transport dengan memperhatkan pengaruh reaktivitas feedback memakai pendekatan numerik dengan metoda Monte Carlo dan penggunaan komputer dengan kecepatan proses yang tinggi untuk membuat program perhitungannya. Diharapkan akan didapatkan cara penyelesaian yang lebih sederhana dengan hasil yang representatif dan program perhitungan yang dapat menggambarkan sifat-sifat dinamika reaktor yang real time.

Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. 27 2. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah seperti yang diuraikan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana mencari solusi persamaan transport netron secara numerik memakai metoda Monte Carlo dengan memperhitungkan faktor reaktivitas feedback. Bagaimana merancang program perhitungan untuk menghitung populasi netron sesuai perubahan parameter-parameter dalam reaktor yang diakibatkan oleh faktor reaktivitas feedback dengan metoda Monte Carlo. B. Tinjuan Pustaka dan landasan Teori. Klasifikasi dan Reaksi Netron Didalam suatu reaktor terjadi reaksi berantai yang akan menghasilkan netron. Netron yang diproduksi ini mempunyai distribusi energi yang luas, yaitu dari yang berenergi sangat rendah sampai sangat tinggi, sehingga berdasarkan energinya netron dapat dibedakan menjadi lima golongan (Bernard T. Field, 953), yaitu; () Netron lambat 0 <E< KeV (2) Netron pertengahan KeV<E<500 KeV (3) Netron cepat 500 KeV <E<0 MeV (4) Netron cepat sekali 0 MeV <E<50 MeV (5) Netron ultra cepat E<50 MeV Selanjutnya jika netron menumbuk suatu bahan maka akan terjadi interaksi antara netron dengan bahan tersebut. Interaksi itu dapat terjadi melalui dua cara (Marsongkohadi, 978); ) Interaksi nuklir Pada interaksi ini karena netron tidak bermuatan maka netron akan langsung menembus atom dan berinteraksi dengan intinya. Interaksi nuklir ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap yaitu; a. Tahap partikel bebas. Pada tahap ini saat netron menumbuk bahan maka kemungkinan netron tersebut ada yang dihamburkan oleh potesial-potensial inti (hamburan potensial) dan sebagian ada yang masuk ke bahan melakukan tahap berikutnya yaitu; b. Tahap inti majemuk Pada tahap ini netron membentuk inti majemuk dan selanjutnya inti majemuk ini akan meluruh melalui peristiwa: () Hamburan elastik (hamburan resonan) (2) Hamburan tidak elastik. (3) Penangkapan netron ( n, α) (4) Reaksi (n, β) dan (n, n) (5) Pembelahan (fisi) 2) Interaksi elektromagnetik Pada interaksi ini walaupun netron tidak bermuatan tetapi netron mempunyai momen magnetik sehingga netron dapat berinteraksi secara elektromagnetik dengan inti atom. Pada umumnya interaksi netron cepat dengan inti atom dalam bahan membentuk tumbukan elastik (Atom P. Arya, 9). Secara kuantitatif masing-masing peristiwa interaksi netron dengan bahan dikarakteristikkan melalui penampang lintang miskroskopik σ dan penampang lintang makroskopik Σ. () Penampang lintang mikroskopik Penampang lintang nuklir disebut juga penampang lintang mikroskopik totalnya diberi notasi σt adalah kebolehjadian setiuap inti atom dalam bahan untuk menghambur, menangkapatom menyerap netron, atau merupakan jumlah dari masing-masing penampang lintang miskroskopik dari setiap interaksi (ANL729 Rev, 972), atau ditulis : σt = σs + σa + σf +...() Dimana σt = Penampang lintang hamburan σs = Penampang lintang serapan σf = Penampang lintang fisi Pada umumnya pengukuran σ dalam satuan barn dimana barn = 0-24 cm 2

28 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. (2) Penampang Lintang Makroskopik Besaran makroskopik untuk penampang lintang dinotasikan sebagai Σ. Yaitu kebolehjadian setiap cm 2 dari bahan akan menghamburkan atau memfisikan netron. Hubungan antara penampang lintang mikroskopik total dengan penampang lintang makroskopik total adalah sebagai berikut (ANL729 Rev, 972), Laju produksi rapat netron oleh prekursor dinyatakan melalui SD (r, u, t) = α i. Ci (r, t)...(5) α i = Konstanta peluruhan prekursor Ci = Konsentrasi prekursor Sehingga laju produksi rapat netron (netron serentak dan netron kasip) adalah Σt = N. σt...(2) Dimana N adalah jumlah inti atom persatuan volume bahan yang didapatkan dari (Beckurts, 94) N = Density beratatom xbilangana vogadro Bilangan Avogadro = No=,025.0 2 kmol - b. Produksi Netron Menurut Lamarsih (97) dalam Zul bahrum (99) setiap peristiwa fisi akan dihasilkan lebih dari satu netron dan dipancarkan secara serentak dalam waktu 0-7 detik dan disebut netron serentak (prompt neutron) dengan kecepatan : Sp (r, u, t) = Vp. Σf (r). Φ (r, u, t)...(3) Vp = Produksi netron serentak rata-rata Σf = Penampang fisi makroskopik Φ = Fluks netron Disamping itu dihasilkan pula netron lain yang berasal dari proses deeksitasi fragmen fisi yang disebut netron kasip (delayed neutron) dengan total fraksiu netron kasip tiap fisi adalah : β = dimana β i...(4) βi = bagian netron kasip yang dihasilkan oleh prekusor jenis ke-i Sp (r, u, t) = Vp. Σf (r). Φ (r, u, t) +. Ci (r, t)...() α i Bila V adalah rata-rata netron yang dihasilkan tiap fisi (netron serentak dan netron kasip) maka : Vp = (- β). v...(7) menjadi : Sehingga laju produksi rapat netron Sp (r, u, t) = (- β). v. Σf (r). Φ (r, u, t) + Persamaan Transport α i.ci (r, t)...(8) Netron yang dihasilkan fisi setelah mengalami moderasi kembali akan melanjutkan fisi sehingga terjadi reaksi berantai. Semua netron dalam siklus fisi ke fisi berikutnya dalam satu generasi. Selama masa tersebut netron tetap akan mengalamiu beberapa peristiwa fisis diantaranya hamburan, penangkapan dan penyerapan, keluar dari ruang reaktor (bocor) yang semuanya menurut Lamarsh(972) dapat digambarkan secara matematis :. Jumlah Netron yang dapat keluar d 3 u. dt ƒd 3 r u v.n (r,u,t) 2. Laju tumbukan yang dialami netron d 3 u. dt d 3 r u ΣT(r,u,t).n (r,u,t) Dimana ΣT(r,u,t) = Penampang makroskopik total

Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. 29 3. Jumlah netron yang dihambur d 3 u. dt d 3 Ũ d 3 Ũ Σs(Ũ u).n (r,u,t) Σs(Ũ u) = Penampang makroskopik hamburan 4. Jumlah produksi netron dari sumber d 3 u. dt d 3 r ù. S (r,u,t) Populasi netron total terhadap waktu dalam ruang kecepatan dan ruang spasial adalah sebagai berikut : suhu, perubahan atomik, peracunan oleh Xenon, efek Doppler dan faktor-faktor lainnya. Dengan adanya perubahan pada parameter-parameter feedback maka akan mempengaruhi populasi netron didalam reaktor sehingga daya reaktor pun akan berubah. Pada penelitian ini akan dilibatkan beberapa faktor yang dianggap paling dominan yang diperhitungkan melalui perubahan reaktivitas yaitu reaktivitas temperatur, reaktivitas Xenon serta reaktivitas batang kendali d 3 r { δn (r,u,t)/ δt + u. v n(r,u,t) + U ΣT(r,u,t).n (r,u,t) - d 3 Ũ Σs(Ũ u).n (r,u,t)- s (r,u,t) } = 0 Integrasi terhadap ruang dapat dipilih dan ini akan tetap nol pada sembarang r, sehingga δn (r,u,t)/δt = - u. v n(r,u,t) - d 3 r u ΣT(r,u,t).n (r,u,t) + d 3 Ũ U Σs(Ũ u).n (r,u,t) + s (r,u,t) } Sumber netron S (r,u,t) pada persamaan 2 adalah produk fisi seperti yang ditunjukkan oleh persamaan sehingga bila disubtitusikan ke persamaan 2 diperoleh δn (r,u,t)/ δt = - u. v n(r,u,t) - d 3 r u ΣT(r,u,t).n (r,u,t) + d 3 Ũ Σs(Ũ u).n (r,u,t) + (- β). v. Σf (r). Φ (r, u, t) + α i. Ci Persamaan di atas disebut persamaan kinetik netron dalam bentuk persamaan transport atau persamaan transport netron. D. Feedback Feedback dapat diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengaruh atau : dimana tot = (T) + (Xe) + (rod) tot = reaktivitas total (T) = reaktivitas temperatur (Xe) = reaktivitas Xenon (rod) = reaktivitas batang kendali E. Metoda Monte Carlo Menurut Jerome Spanier (99) metoda Monte Carlo adalah metoda eksperimen yang berdasarkan pada penggunaan bilangan acak (random). Dasar utama metoda ini adalah tersedianya sederetan bilangan acak yang dihasilkan dari fungsi random sebuah komputer yang memenuhi suatu fungsi distribusi tertentu. Ada beberapa fungsi distribusi dari bilangan acak diantaranya menurut Budi Gunadi Sadikin (987) dapat diklasifikasikan menjadi:. Fungsi distribusi probabilitas, mewakilkan frekuensi relatif terjadinya peubah acak dari populasi tertentu. 2. Funsi distribusi komulatif, mewakilkan probabilitas dari peubah acak x yang lebih kecil dari suatu harga tertentu. 3. Fungsi distribusi konanik, mewakilkan probabilitas peubah acak x yang sama untuk daerah interval x atau p(x) = untuk 0 x

30 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. Fungsi distribusi kanonik dalam metoda Monte Carlo mempunyai peranan yang sangat penting karena bilangan acak yang diperoleh dari fungsi random sebuah komputer biasanya memenuhi fungsi distribusi kanonik. Dengan bilangan acak ini bisa dilakukan eksperimen matematik terhadap masalah yang ingin dipecahkan dengan menerapkan teori probabilitas. Metoda Monte Carlo ini dalam segala bentuknya melibatkan beberapa macam proses random sampling. Dalam komputasi Monte carlo sample diambil dari populasi induk dengan hukum-hukum probabilitas khusus. Data statistik dikumpulkan dari sampel dan melalui analisis dari data ini sebagai peran utama untuk menyimpulkan populasi induk. Hukum-hukum probabilitas tersebut dapat dibuat sendiri, tergantung pada tujuan-tujuan khususnya. Salah satu teknik yang harus dikuasai dalam menerapkan metoda Monte Carlo adalah bagaimana cara mengambil sampel bilangan acak dari populasi bilangan acak yang memenuhi suatu fungsi distribusi tertentu. Ada tiga macam teknik pengambilan sampel bilangan acak dari suatu fungsi distribusi, yaitu:. Top Hat Method 2. Metoda Inverse fungsi kumulatif 3. Teknik Rejeksi (Budi Gunadi, 987) Hasil yang diperoleh dari penggunaan metoda Monte Carlo tidak bisa lepas dari faktor galat. Untuk mendapat hasil yang teliti, galat yang timbul pada suatu metoda harus diperkecil. Secara garis besar ada dua cara untuk memperkecil galat pada metoda Monte Carlo, yaitu;. Hukum jumlah besar ( The Law of Large Number), hukum ini menyatakan bahwa hasil suatu pengukuran akan semakin baik bila pengukuran yang dilakukan semakin banyak 2. Teorema sentral Limit (Central Limit Theorem), teorema ini menyatakan bahwa hasil suatu pengukuran akan semakin baik bila varian diperkecil. Untuk menyelesaikan masalah persamaan netron transport ini dengan metoda Monte Carlo maka proses perjalanan netron dipandang secara mikroskopik. Dalam hal ini sejarah netron dilacak secara rinci mulai dari energi awalnya, proses interaksinya sampai akhirnya diserap atau lolos dari reaktor. Dan dalam tiap-tiap proses tersebut diambil sejumlah bilangan acak yang diterapkan untuk masingmasing batasan kemudian dilakukan proses iterasi. C. TUJUAN, MANFAAT DAN METODA PENELITIAN. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah () Mencari solusi persamaan transport netron secara numerik memakai metoda Monte Carlo dengan memperhitungkan faktor reaktivitas feedback. (2) Merancang program perhitungan untuk menghitung populasi netron sesuai perubahan parameter-parameter dalam reaktor yang diakibatkan oleh faktor reaktivitas feedback dengan metoda Monte Carlo. 2. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini dilakukan dapat dihasilkan suatu program perhitungan yang dapat menggambarkan populasi netron didalam reaktor pada suatu keadaan dan selanjutnya program perhitungan ini dapat dijadikan acuan guna mempelajari dinamika suatu reaktor. 3. Metoda Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian Research and Development dengan tujuan verifikasi yaitu menguji kebenaran sesuatu yang ada dalam hal ini model persamaan matematis dengan cara/metoda yang berbeda.

Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. 3 Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan numerikal (melibatkan model matematik dengan solusi secara numeris teknik komputasi). Adapun analisis numerik yang digunakan adalah Metoda Monte Carlo. Sedangkan sebagai instrumen penelitiannya adalah suatu program komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman Turbo Pascal versi 7.0. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel bilangan acak dalam penelitian ini adalah dengan cara Top Hat Method. D. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Hasil penelitian Setelah program selesai dibuat maka dilakukan percobaan untuk menguji hasil perhitungan. Masing-masing percobaan dilakukan tiga kali dan diambil harga rataratanya. Data percobaan secara keseluruhan dipaparkan pada lampiran 3. Dari data percobaan tersebut dapat dilihat hasil percobaan yaitu bahwa reaktivitas feedback akan mempengaruhi harga fluk netron akhir. Harga reaktivitas feedback yang diperhitungkan hanya reaktivitas yang harga positip dan harga reaktivitas feedback ini dipengaruhi oleh fluk netron masukan, perubahan temperatur yang juga dipengaruhi oleh netron masukan serta posisi batang kendali. Pengaruh harga reaktivitas feedback ini hanya akan dapat diamati pada harga t 0-4 detik karena ini sesuai dengan umur generasi rata-rata netron yaitu 0-4 detik. Pengaturan posisi batang kendali yang berfungsi sebagai kendali reaktor hanya diamati sampai posisi batang < ¼ panjang batang kendali. Lampiran 4 adalah data yang dicari untuk mendapatkan hubungan antara perubahan waktu dan fluk akhir dan fluk akhir yang dipengaruhi oleh faktor feedback. Selanjutnya data tentang perubahan netron masukan dan konsentrasi Xenon serta reaktivitas Xenon ditunjukkan pada lampiran 4 serta lampiran 5 menunjukkan data tentang perubahan posisi batang kendali dengan reaktivitas batang kendali8. Kemudian berdasarkan data-data tersebut masing-masing dibuat grafik seperti yang dipaparkan pada lampiran 7 2. Pembahasan Secara keseluruhan terlihat bahwa pada harga t 0-5 detik tidak terlihat adanya pengaruh feedback pada harga fluk akhir netron. Perubahan harga feedback hanya berpengaruh pada pada harga t 0-4 detik, hal ini disebabkan umur generasi rata-rata netron berkisar pada 0-4detik. Pada harga yang lebih besar dari 0-4 detik pengaruh harga dari reaktivitas feedback menjadi tidak linera lagi. Pengaruh reaktivitas batang kendali hanya dapat diamati pada posisi batang kendali <25 atau </4 panjang batang kendali (pada penelitian panjang batang kendali adalah = 00). Hal ini karena ada posisi batang kendali >/4 panjang batang kendali, pengaruh reaktivitas batang kendali akan menimbulkan perubahan netron yang lebih cepat dan bernilai sangat tinggi sehingga terjadi over floating. Karena itu pengamatan untuk posisi batang kendali yang > ¼ panjang batang kendali harus dilakukan untuk 0-5 <t< 0-4. Selanjutnya jika reaktivitas berharga negatif maka tidak akan terhjadi perubahan harga pada fluk akhir netron. Hal ini disebabkan pada penelitian ini dipilih simulasi reaktor untuk reaktivitas positif. Dari data pada lampiran 3 terlihat bahwa yang berubah hanya fluk akhir yang tanpa feedback, karena reaktivitas tanpa feedback dalam hal ini positif (ρ = /ke = 0,395). Harga reaktivitas ini hanya dipengaruhi oleh parameter-parameter konstan dari reaktor yaitu koefesien multiplikasi efektif yang bergantung pada penyelesian rumus empat faktor

32 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No. dan peluang lolos resonansi, sehingga harga ρ adalah konstan. Harga konsentrasi Xenon terlihat sangat tinggi dan bergantung pada perubahan harga netron termal yang dipengaruhi oleh harga netron masukan. Akan tetapi karena penampang serapan Xenon yang juga relatif sangat kecil maka reaktivitas Xenon ini pada harga masukan netron yang relatif kecil tidak berpengaruh. Berdasarkan data lampiran 4 yang digambarkan pada grafik lampiran 7 terlihat bahwa dengan memperhitungkan faktor reaktivitas feedback maka akan terjadi perbedaan harga fluk netron akhir yang cukup mencolk bila dibandingkan dengan harga fluk netron akhir yang tidak memperhitungkan faktor reaktivitas feedback. Selanjutnya lampiran 5 dan menunjukkan bahwa konsentrasi Xenon dipengaruhi oleh netron termal yang bergantung pada netron masukan, sedangkan reaktivitas temperatur dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Perubahan temperatur ini sendiri bergantung pada perubahan harga netron masukan. Sementara itu reaktivitas batang kendali hanya dipengaruhi oleh posisi batang kendali dan tidak dipengaruhi oleh netron masukan. Harga-harga netron termal maupun konsentrasi Xenon pada lampiran 3 terlihat tidak sama untuk harga netron masukan yang sama. Hal ini disebabkan perhitungan dengan metoda Monte Carlo menggunakan sistem bilangan random, sehingga tidak diperoleh harga eksak tetapi terlihat bahwa harga-harga tersebut masih berkisar pada orde yang sama. Untuk mendapatkan harga yang memdekati harga eksaknya maka perlu diterapkan Hukum Jumlah Besar dengan menentukan jumlah bilangan random yang sangat besar sehingga galat dari perhitungan dapat diperkecil. Pada penelitian ini dipilih bilangan random masing-masing sejumlah 000 buah Daftar Pustaka Arya P. Atam (99). Fundamental of Nuclear Physics. Boston, USA: Allyn& Bacon Inc Beckurts, K.H.& Wirtz, K.(94). Neutron Physics. New York : Willey & Sons Inc Bernard T. Feld. (953). Experimental Nuclear Physics Vol II. York : Willey & Sons Inc. Hanscomb, D.C. & Hammersley, J.M. (95). Monte Carlo Method. London: Meethuen & Co. LTD.