BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Profil PT.Fortune Pramana Rancang 3.1.1 Sejarah Perusahaan Ketika jumlah investasi asing meningkat di tahun 1980-an, ada kesempatan berkembang baru untuk komunikasi strategis, terutama dalam hubungan masyarakat. PT. Adwitiya Alembana, PT Fortune Adwicipta sekarang, didirikan divisi komunikasi perusahaan pada tahun 1983 dengan Miranty Abidin sebagai pemimpin. Keberhasilan kepemimpinannya telah melahirkan PT Fortune Pramana Rancang, terpisah dari PT Adwitiya Alembana, pada tahun 1986 dan dia telah menjadi Direktur Utama Fortune Pramana Rancang sejak itu. Keberuntungan public relations adalah di antara yang pertama dan selalu menjadi terkemuka di Indonesia konsultan Hubungan Masyarakat. Sejak didirikan, Fortune Pramana Rancang telah bekerja dengan berbagai klien dari berbagai latar belakang dan masalah daerah termasuk perawatan kesehatan, teknologi, digital, keuangan, manajemen krisis, CSR, litigasi, pemasaran, produksi, olahraga, urusan publik, pemasaran sosial, dan banyak lagi. Kampanye tengara keberuntungan public relations termasuk kampanye perusahaan Sampoerna komunikasi, yang telah sukses mengubah profil perusahaan Sampoerna sebagai perusahaan yang modern, profesional mengupayakan yang terbaik. Kampanye lainnya adalah dengan program perusahaan transformasi Perum Pegadaian, krisis Nestle dengan daging babi dan kampanye komunikasi lemaknya dengan "Lingkaran Biru KB". 31
32 Pada tahun 2011, Fortune Pramana Rancang mengubah diri menjadi layanan lengkap konsultasi komunikasi strategis, tidak hanya menyediakan layanan public relations, tapi juga digital, iklan, acara, strategi merek, dan pemasaran sosial. Dengan mengenal seluk beluk di Indonesia, juga dengan memahami bisnis internasional, Fortune Pramana Rancang ahli dalam berbagai sektor industri, dan bersedia untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan situasi global setiap hari untuk memberikan layanan komunikasi strategis terbaik klien. Penghargaan yang telah diraih oleh PT.Fortune Pramana Rancang Gambar 3: Tabel Penghargaan PT.Fortune Pramana Rancang Sumber: Dokumen PT.Fortune Pramana Rancang
33 3.1.2 Logo Perusahaan 3.1.3 Visi Perusahaan Untuk meningkatkan Kualitas Hidup dan membawa nilai melalui komunikasi yang berdampak 3.1.4 Misi Perusahaan Peran: bertindak sebagai cahaya penuntun untuk menunjukkan cara untuk meningkatkan kualitas hidup Tim: motivasi, kreatif, inovatif yang berusaha untuk terunggul Layanan: komunikasi berdampak Klien: pemilik merek yang berkomitmen untuk perbaikan dan kemajuan Manfaat: fungsional - kemitraan dalam pertumbuhan, emosional terjamin
34 3.1.5 Struktur Organisasi PT.Fortune Pramana Rancang Gambar 4: Struktur organisasi Sumber: Website PT.Fortune Pramana Rancang 3.1.6 Prosedur yang Berlaku Kegiatan suatu perusahaan sehari-hari memiliki tingkat intensitas yang sangat tinggi sehingga diperlukan suatu organisasi yang baik agar setiap bagian dapat dijalankan fungsi dan tugasnya dengan baik sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat berjalan secara teratur dan tepat pada tujuan yang telah direncanakan. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab utama dari jabatan-jabatan yang ada pada jajaran manajemen: 1. President Director bertugas untuk mengontrol dan mengecek semua kegiatan operasional dan administrasi yang dilaporkan oleh managing director.
35 2. Managing Director bertugas untuk mengontrol semua laporan dan berjalannya kegiatan operasional yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Business Development Director bertugas untuk mengontrol semua klien baru yang masuk di PT.Fortune Pramana Rancang 4. Strategic Planners bertugas untuk menyusun dan membuat stategi public relations untuk klien yang masuk. 5. Marcomm bertugas dan bertanggung jawab terhadap semua promotion tools yang ada, demi menjalin hubungan baik dengan market seperti klien-klien sebelumnya dan calon klien. Alur komunikasi yang terjadi di dalam PT.Fortune Pramana Rancang adalah up to down, dimana perintah diturunkan dari atasan yang lalu akan di lanjutkan ke bawahan. Begitu juga ketika dalam pembuatan strategi bisnis yang masuk, ide besar/pokok datang dari atasan dan diteruskan ke staf, dan staf lah yang akan menjabarkannya. 3.2 Metode Pengumpulan Data Jika dilihat dari jenisnya, maka kita dapat membedakan data kualitatif sebagai data primer dan data data sekunder. 3.2.1 Data Primer Data primer adalah data yang berasal dari sumber pertama. Data ini tidak terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian
36 atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. (Sarwono, 2006:129) Jadi merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi, seperti dari hasil wawancara dan observasi. 3.2.1.1 Wawancara Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap dua orang informan, yakni directur of business development dan strategic planner. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai strategi-strategi public relations oleh PT.Fortune Pramana Rancang dalam meningkatkan citra Michelin, baik dari segi perencanaan hingga evaluasi dari strategi-strategi tersebut. Informan-informan tersebut dipilih karena: 1. Ibu Mayana, selaku Director of Business development dipilih karena beliau dianggap dapat memberikan informasi akurat mengenai prosedur pelaksanaan strategi-strategi public relations. 2. Ibu Ayu Meganingrum, selaku strategic planners dipilih karena beliau dianggap memiliki keterlibatan yang penting dalam pelaksanaan strategi public relations. 3.2.1.2 Observasi Kegiatan observasi meliputi melakukan pencatatan secara sistematik kejadiankejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
37 Jadi observasi memberikan perspektif menyeluruh (holistik) dan gambaran atau deskripsi grafis mengenai kehidupan social. Penulis berperan aktif dalam sebuah situasi seperti saat bekerja di suatu organisasi untuk beberapa waktu, dan tidak lagi dianggap sebagai sekadar penonton, dengan demikian akan mampu merekam berbagai peristiwa dan aktifitas dari perspektif orang dalam. 3.2.2 Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa: 1. Studi Kepustakaan Dengan membaca atau mempelajari buku-buku teks, catatan kuliah atau makalah-makalah untuk memperoleh perbandingan antara teori yang ada dengan kenyataan yang terlihat di lapangan. 2. Data Perusahaan: a. Laporan kegiatan PT.Fortune Pramana Rancang b. Company Profile PT.Fortune Pramana Rancang c. Sejumlah media cetak maupun media internet mengenai PT.Fortune Pramana Rancang d. Arsip dan dokumen lain yang didapat dari PT.Fortune Pramana Rancang 3. Internet Penulis mendapatkan informasi melalui media internet. Terutama pada website resmi PT.Fortune Pramana Rancang.
38 3.3 Permasalahan yang ada PT.Fortune Pramana Rancang adalah perusahaan yang bergerak di dunia komunikasi, yaitu sebagai penyedia jasa public relations dalam membantu membangun komunikasi antara kliennya dengan masyarakatnya. Dalam skripsi ini penulis melihat adanya permasalahan mengenai salah satu klien PT.Fortune Pramana Rancang yaitu Michelin akan citra produk bannya di mata masyarakat Indonesia, yang dimana ban Michelin merupakan ban yang mahal & susah didapat dipasaran dan hanya dipakai oleh pembalap. Dalam menangani hal tersebut PT.Fortune Pramana Rancang berusaha meningkatkan citra Michelin di Indonesia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam permasalahan tersebut diatas. Jadi permasalahannya adalah Michelin yang ingin meningkatkan citranya di mata masyarakat dengan menggunakan jasa PT.Fortune Pramana Rancang untuk mendongkrak citra Michelin, sehingga Fortune Pramana Rancang akan melakukan penelitian dan menemukan strategi yang cocok untuk meningkatkan citra Michelin. 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah Penulis memecahkan masalahnya dengan mencari tahu dari PT.Fortune Pramana Rancang yang berperan sebagai konsultan Michelin, akan bagaimana PT.Fortune Pramana Rancang membuat strategi yang cocok untuk meningkatkan citra Michelin, yaitu dengan melalui wawancara kepada narasumber yang langsung mengambil peran penting dalam pembuatan strategi tersebut, juga melalui observasi dan melihat dokumen perusahaan.