I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. investor karena modal yang dibutuhkan tidak sebanyak yang berinvestasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2006, secara bertahap akan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian suatu negara termasuk di Indonesia. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

I. PENDAHULUAN. konsumsi saat ini dan di masa datang. Sumber dana yang dibutuhkan tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

Ingin Hidup Nyaman dan Bahagia?

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. harus memikirkan cara untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, pasar modal di Indonesia pada saat ini masih

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan dividen. Pengertian investasi dalam konteks yang luas adalah melakukan sesuatu saat ini dengan harapan untuk mendapatkan manfaat yang lebih dimasa yang akan datang, dengan melakukan pengorbanan penundaan pengeluaran dana untuk saat ini. Terlihat bahwa tujuan dari investasi itu sendiri adalah untuk mempertahankan dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para investor yang menanamkan investasi tersebut. Kesadaran masyarakat dalam kegiatan investasi semakin meningkat, ini dipengaruhi karena ada banyaknya ketidakpastian yang dapat dialami dan dihadapi di masa yang akan datang nantinya. Oleh karena itu, sangat pentinglah perencanaan masa depan dengan melakukan investasi. Investasi dibagi menjadi dua, yaitu : investasi nyata (real investment) dan investasi keuangan (financial investment). Jika dilihat secara umum perbedaan antara keduanya adalah pada investasi nyata (real investment) berkaitan dengan aset-aset yang berwujud seperti halnya tanah, gedung,

2 mesin, sedangkan pada investasi keuangan (financial investment) berkaitan dengan surat-surat perjanjian atau surat kontrak tertulis seperti pada reksa dana, saham biasa, dan obligasi. Financial investment ini relatif lebih praktis jika dibandingkan dengan real investment. Apabila pilihannya adalah dengan melakukan investasi secara langsung pada instrumen keuangan, maka terlebih dahulu seorang investor harus melengkapi persyaratanpersyaratan khusus, diantaranya yaitu jumlah minimal dana yang diinvestasikan. Pasar modal adalah tempat yang cocok untuk melakukan investasi keuangan saat ini. Pada era sekarang ini pasar modal semakin berkembang pesat, salah satu penyebabnya adalah dengan meningkatnya pertumbuhan investasi di Indonesia. Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat pemodal kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif pilihan untuk inovasi (Barus, 2013). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) pasal 1 ayat 13 mendefinisikan pasar modal sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Ada dua unsur yang terkait di dalam pasar modal, yaitu pihak yang bersedia membeli saham atau obligasi dan pihak yang menawarkan saham atau obligasi kepada masyarakat atau investor. Sebelum melakukan investasi,

3 para calon investor harus memahami dahulu beberapa konsep dasar dalam berinvestasi yang dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam tiap tahapan dalam pembuatan keputusan investasi. Ada berbagai macam instrumen investasi yang terdapat di pasar modal, diantaranya adalah saham, obligasi, opsi, right issue, warrant, dan reksa dana. Para calon investor juga harus memahami hubungan antara tingkat keuntungan investasi yang diharapkan (expected return) dan risiko atas suatu investasi. Investasi tidak pernah terlepas dari adanya risiko. Semakin tinggi tingkat return yang diharapkan, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi (high risk - high return). Risiko merupakan potensi terhadap kesalahan dalam membuat prediksi atas harga atau nilai sekuritas di masa yang akan datang. Para investor pasti akan melakukan langkah-langkah untuk mengoptimalkan keuntungan yang didapat dan meminimalkan risiko yang akan dihadapi dengan cara mendiversifikasikan dana investasinya, ini berlaku juga pada jenis instrumen reksa dana. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 mendefinisikan reksa dana sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Sehingga munculah konsep bahwa reksa dana merupakan kumpulan dana dari masyarakat yang mempunyai keinginan untuk melakukan investasi pada saham, obligasi deposito berjangka, pasaruang, dsb. Reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran investor lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

4 Jenis-jenis reksa dana berdasarkan kategori instrumen yang dikeluarkan oleh BAPEPAM dibagi kedalam empat kategori, yaitu : reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Masing-masing jenis reksa dana yang ada, akan melakukan investasi yang berbeda-beda. Pada reksa dana pasar uang, maka portofolio investasinya seperti SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Pada reksa dana pendapatan tetap, maka portofolio investasinya berupa surat hutang seperti obligasi. Reksa dana saham, portofolio investasinya berupa saham. Pada reksa dana campuran, portofolio investasinya bisa berbentuk saham dan obligasi atau hasil kombinasi dengan instrumen lainnya. Para calon investor sering menghadapi kendala-kendala dalam merealisasikan tujuan investasinya ini, dikarenakan adanya keterbatasan dalam hal pengetahuan, informasi, dan waktu. Masalah keterbatasan dana pula, dapat menjadi sebuah kendala yang dihadapi investor karena dapat mempengaruhi dan membatasi kemampuan investor dalam melakukan diversifikasi portofolio. Di era sekarang ini, kendala-kendala tersebut bukan lagi menjadi masalah yang besar yang dapat menghalangi para calon investor untuk melakukan investasi. Hadirnya reksa dana merupakan peluang untuk memperoleh arus pendapatan yang kompetitif bagi para investor yang tidak memiliki kemampuan dalam hal pengelolaan portofolio yang baik, yaitu dengan memberikan kepercayaan kepada manajer investasi untuk mengelola dana yang mereka miliki. Sehingga saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan investasi di pasar modal.

5 Reksa dana mulai dikenal sejak tahun 1995 di Indonesia, dengan diterbitkannya reksa dana oleh PT BDNI Reksa Dana. Ini didukung dengan disahkannya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan data yang diperoleh dari BAPEPAM periode 1996 2014, jumlah unit penyertaan reksa dana yang tercatat tiap tahunnya selalu bertambah. Pada tahun 1996 jumlah unit penyertaan reksa dana di Indonesia yang tercatat hanya sebanyak 25 reksa dana sedangkan pada bulan Oktober 2014 jumlah unit penyertaan reksa dana yang tercatat aktif di BAPEPAM adalah sebanyak 942 unit penyertaan reksa dana. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat dan pemodal untuk melakukan investasi di reksa dana semakin meningkat. Calon investor harus melakukan suatu penilaian terhadap kinerja reksa dana yang akan dipilihnya atau melakukan penilaian kinerja berdasarkan kinerja dari Manajer Investasi (MI) yang akan dipilih dalam mengalokasikan dana investasi yang dimilikinya. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 13 menyatakan bahwa Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Penilaian kinerja pada jenis reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran dapat berbeda-beda hasilnya yang dilihat dari abnormal return yang dihasilkan yaitu selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.

6 Penilaian ini berdasarkan pada informasi Nilai Aktiva Bersih (NAB) / Unit Penyertaan (UP) reksa dana yang diperoleh dari laporan harian, laporan bulanan, atau laporan tahunan yang dikeluarkan oleh masing-masing Manajer Investasi melalui Bank Kustodian masing-masing. Bank Kustodian merupakan tempat penyimpanan harta reksa dana yang dilarang terafiliasi dengan manajer investasi yang mengelola reksa dana, bank kustodian juga merupakan salah satu fungsi yang ada di Bank Umum. Bank Umum yang melakukan praktik sebagai Bank Kustodian wajib mendapat persetujuan dari BAPEPAM (Samsul, 2006). Terafiliasi adalah adanya hubungan istimewa yang dimaksudkan dalam pasal 1 Undang- Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 yaitu, Bank Umum yang memiliki perusahaan efek dan sekaligus juga berfungsi sebagai Bank Kustodian diwajibkan menyimpan hartanya di Bank Kustodian lainnya.

7 Tabel 1.1 : Rata-rata NAB dan Pertumbuhan NAB Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan Reksa Dana Campuran Periode September 2011 September 2014 No. Bulan Reksa Dana Saham NAB Reksa Dana (dalam jutaan rupiah) Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Campuran Pertumbuhan NAB Reksa Dana (%) Reksa Reksa Dana Reksa Dana Pendapatan Dana Saham Tetap Campuran 1 Sep-11 53,461,677.43 21,304,508.24 12,780,616.28 2 Okt-11 63,747,586.79 21,979,258.68 14,038,727.35 19.24 3.17 9.84 3 Nov-11 64,353,861.68 23,118,220.90 14,149,739.67 0.95 5.18 0.79 4 Des-11 64,841,564.77 24,573,163.21 14,809,410.84 0.76 6.29 4.66 5 Jan-12 63,141,637.25 27,532,209.59 15,070,259.72-2.62 12.04 1.76 6 Feb-12 63,161,136.26 28,928,318.23 15,332,206.37 0.03 5.07 1.74 7 Mar-12 62,475,356.19 29,096,009.93 15,928,005.09-1.09 0.58 3.89 8 Apr-12 62,644,793.82 29,215,788.62 16,416,534.75 0.27 0.41 3.07 9 Mei-12 58,873,006.94 27,756,807.76 15,310,108.08-6.02-4.99-6.74 10 Jun-12 66,728,067.77 28,242,099.82 16,337,026.15 13.34 1.75 6.71 11 Jul-12 64,453,801.92 29,346,786.49 16,459,989.55-3.41 3.91 0.75 12 Agt-12 62,963,902.89 29,077,102.04 16,216,161.36-2.31-0.92-1.48 13 Sep-12 64,487,290.48 28,689,934.98 16,618,063.91 2.42-1.33 2.48 14 Okt-12 64,279,523.43 30,190,350.86 17,092,569.92-0.32 5.23 2.86 15 Nov-12 67,518,500.90 28,426,096.08 17,587,300.28 5.04-5.84 2.89 16 Des-12 69,701,500.71 31,310,096.57 19,274,955.91 3.23 10.15 9.60 17 Jan-13 66,816,627.38 31,946,631.50 19,159,793.07-4.14 2.03-0.60 18 Feb-13 67,563,875.20 32,329,686.26 19,273,924.32 1.12 1.20 0.60 19 Mar-13 73,850,603.80 31,785,048.60 20,074,663.63 9.30-1.68 4.15 20 Apr-13 76,424,315.99 31,655,071.88 20,409,595.92 3.49-0.41 1.67 21 Mei-13 80,231,552.58 30,596,951.60 21,140,824.20 4.98-3.34 3.58 22 Jun-13 87,467,931.16 29,688,562.15 18,054,757.05 9.02-2.97-14.60 23 Jul-13 82,676,931.97 27,400,877.92 18,738,185.59-5.48-7.71 3.79 24 Agt-13 73,548,254.88 27,479,339.30 18,886,329.13-11.04 0.29 0.79 25 Sep-13 79,548,534.75 27,396,402.49 19,271,114.51 8.16-0.30 2.04 26 Okt-13 81,185,643.42 27,901,618.79 19,127,657.11 2.06 1.84-0.74 27 Nov-13 80,015,913.54 27,991,113.49 18,681,885.10-1.44 0.32-2.33 28 Des-13 80,515,022.13 28,140,302.84 18,353,595.29 0.62 0.53-1.76 29 Jan-14 81,667,334.32 27,846,655.65 18,373,585.97 1.43-1.04 0.11 30 Feb-14 85,783,787.68 28,866,565.85 19,157,446.90 5.04 3.66 4.27 31 Mar-14 89,654,424.39 29,373,705.55 19,178,479.75 4.51 1.76 0.11 32 Apr-14 87,531,891.28 29,377,814.80 18,693,718.77-2.37 0.01-2.53 33 Mei-14 86,922,462.22 30,040,481.13 18,391,366.60-0.70 2.26-1.62 34 Jun-14 87,467,931.16 29,688,562.15 18,054,757.05 0.63-1.17-1.83 35 Jul-14 87,050,567.91 29,647,746.17 17,996,658.77-0.48-0.14-0.32 36 Agt-14 87,323,626.08 30,531,626.18 18,942,207.93 0.31 2.98 5.25 37 Sep-14 84,846,248.51 30,556,102.01 18,184,336.73-2.84 0.08-4.00 Rata-Rata 73,646,667.29 28,622,368.06 17,609,906.99 1.40% 1.05% 1.05% Sumber : www.bapepam.go.id (data diolah)

8 Tabel 1.1 menunjukkan jumlah rata-rata dan pertumbuhan NAB reksa dana periode September 2011-September 2014. Jumlah rata-rata NAB reksa dana saham adalah sebesar Rp 73,646 triliun ini menunjukkan adanya peningkatan dari jumlah rata-rata NAB saham pada periode sebelumnya yaitu tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 61,601 triliun. Jumlah rata-rata NAB pendapatan tetap adalah sebesar Rp 28,622 triliun yang juga mengalami peningkatan dari jumlah rata-rata NAB pendapatan tetap tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 22,743 triliun. Jumlah rata-rata NAB reksa dana campuran adalah sebesar Rp 17,609 triliun meningkat dari jumlah ratarata NAB reksa dana campuran tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 13,944 triliun. Rata-rata pertumbuhan NAB pada reksa dana saham adalah sebesar 1,40%, sedangkan pada tahun 2011 adalah sebesar 6,98% ini menunjukkan adanya penurunan, untuk pertumbuhan NAB reksa dana saham tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2011 yaitu sebesar 19,24%. Rata-rata pertumbuhan NAB reksa dana pendapatan tetap dan campuran adalah sebesar 1,05%, jumlah ini menurun dari rata-rata pertumbuhan NAB reksa dana pendapatan tetap dan campuran tahun 2011 yang masing-masing sebesar 4,88% dan 5,10%, untuk pertumbuhan NAB reksa dana pendapatan tetap yang tertinggi terjadi pada bulan Januari 2012 yaitu sebesar 12,04% sedangkan pada reksa dana campuran pertumbuhan NAB tertingginya terjadi pada bulan Oktober 2011 yaitu sebesar 9,84%. Data rata-rata NAB reksa dana pada Tabel 1.1 dapat dibuat sebuah grafik yang dapat memudahkan pihak-pihak tertentu dalam membaca atau menilai kinerja reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana

9 campuran melalui rata-rata Nilai Aktiva Bersih yang diperoleh dari periode September 2011 September 2014. Gambar 1 : Rata-rata NAB Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan Reksa Dana Campuran Periode September 2011 September 2014 Gambar 1 menunjukkan rata-rata NAB / UP per bulan yang berfluktuatif. Pada awal tahun 2013 Juni 2013, rata-rata NAB yang diperoleh reksa dana saham mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai Rp87,467 triliun, sedangkan rata-rata NAB reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp 29,688 triliun, dan reksa dana campuran sebesar Rp 18,054 triliun. Pada bulan selanjutnya, rata-rata NAB masing-masing jenis reksa dana mengalami penurunan yang ditunjukkan dengan grafik menurun. Reksa dana pendapatan tetap mencapai rata-rata nilai NAB tertingginya pada bulan

10 Februari 2013 sebesar Rp 32,329 triliun, sedangkan pada reksa dana campuran rata-rata NAB tertingginya sebesar Rp 21,140 triliun yang dicapai di bulan Mei 2013. Kenaikan dan penurunan rata-rata NAB yang diperoleh masing-masing jenis reksa dana ini menunjukkan bahwa terdapat ketidakstabilan pada kinerja reksa dana untuk setiap bulannya, dan ini semakin membuktikan bahwa risiko investasi akan selalu ada dalam kegiatan investasi reksa dana sekalipun. Oleh karena itu, bagi para calon investor atau pemodal dalam reksa dana, harus pandai-pandai dalam memilih jenis reksa dana yang sesuai dan tepat, serta yang memiliki kinerja yang baik. Ini akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian (return) yang didapatkan dan risiko yang akan dihadapi. Ketidakstabilan tersebut membuat para investor mengalami kesulitan dalam menganalisis dan memprediksi return reksa dana yang berfluktuasi. Untuk memprediksi tingkat return yang diharapkan dalam ilmu investasi terdapat dua model keseimbangan yang sering digunakan oleh para investor, yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukakan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu teori sistematik (sistematyc risk) dan risiko tidak sistematik (unsystematic risk). CAPM merupakan model untuk menentukan harga suatu aset pada kondisi equilibrium, dalam keadaan ini tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh

11 pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut (Tandelilin, 2010). Risiko yang diperhitungkan dalam hal ini adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena risiko yang tidak sistematik bisa dihilangkan dengan cara diversifikasi. Kelemahan-kelemahan empiris yang terjadi pada model CAPM mendorong para ahli manajemen keuangan untuk mencari model alternatif yang menerangkan hubungan pendapatan dengan risiko saham. Pada tahun 1976 Stephen A. Ross merumuskan sebuah teori yang disebut dengan Arbitrage Pricing Theory, yang merupakan sebuah model keseimbangan alternatif lebih kompleks jika dibandingkan dengan CAPM dikatakan demikian karena APT menggunakan sekian banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return, meskipun model ini tidak bisa secara keseluruhan memecahkan kekurangan yang terjadi pada model CAPM, tetapi model inilah yang pertama kali dikembangkan untuk mengeliminir kekurangan-kekurangan yang terjadi pada model CAPM dan mempunyai kesempatan untuk menggantikan model tersebut. Model Arbitrage Pricing Theory menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, tidak hanya satu faktor (portofolio pasar) seperti yang dikemukakan pada teori CAPM (Premananto dan Madyan, 2004). Perusahaan reksa dana yang memiliki kinerja yang baik dimasa lalu belum tentu akan memiliki kinerja yang baik pula di masa datang, namun berpeluang positif untuk memiliki kinerja yang baik. Ini bergantung pada bagaimana manajer investasi mengelolanya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tulisan

12 yang berjudul Studi Komparasi Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan Reksa Dana Campuran dengan Menggunakan Metode APT dan CAPM Periode 2011 2014. 1.2 Rumusan Masalah Reksa dana yang memiliki kinerja yang baik adalah reksa dana yang mampu memberikan return yang lebih tinggi dan dapat memperkecil tingkat risikonya. Berdasarkan latar belakang masalah, untuk mengetahui jenis reksa dana mana yang memiliki return terbesar dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan penilaian kinerja reksa dana antara reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran. Hal ini dapat membantu para investor untuk menemukan dan mengetahui jenis reksa dana mana yang menghasilkan return tertinggi dari portofolio yang dimilikinya dengan menggunakan metode perhitungan Arbitrage Pricing Theory dan Capital Asset Pricing Model. Maka rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah kinerja reksa dana saham lebih baik daripada kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode APT dan CAPM pada periode 2011-2014?. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apakah kinerja reksa dana saham lebih baik daripada kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran, dengan menggunakan metode APT dan CAPM periode 2011 2014.

13 Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi dalam bidang manajemen, khususnya manajemen keuangan tentang penilaian kinerja reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran dengan menggunakan metode APT dan CAPM. 2. Praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini sebagai upaya dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat selama di perkuliahan sehubungan dengan metode APT dan CAPM, dimana ukuran kinerja reksa dana dilihat dari abnormal return dari masing-masing jenis reksa dana yang diteliti. b. Bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kinerja reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran di Indonesia yang dapat digunakan sebagai acuan dan sebagai bahan pertimbangan bagi investor yang ingin mengivestasikan dananya di reksa dana. Ini sangat penting, karena dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan return, risiko, dan upaya memilih manajer investasi yang mampu mengelola dana investasi dengan baik. c. Bagi manajer investasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai yang mereka lakukan dalam mengelola reksa dana saham, reksa dana

14 pendapatan tetap, dan reksa dana campuran selama ini. Selain itu juga dapat memberikan informasi kepada manajer investasi mengenai pengaruh variabel-variabel dalam penelitian ini terhadap kinerja reksa dana yang mereka kelola. Sehingga manajer investasi dapat mengetahui langkah apa yang selanjutnya dilakukan untuk meningkatkan kinerja reksa dana yang dikelola dengan meningkatkan return dan memperkecil risiko. 1.4 Batasan Masalah Penelitian Penelitian ini membutuhkan ruang lingkup dan batasan-batasan, dengan tujuan agar penelitian ini dapat lebih fokus dan tidak meluas. Oleh karena itu, peneliti membatasi penelitian ini sebagai berikut : 1. Jenis reksa dana yang diteliti hanyalah reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran yang aktif dan tercatat di BAPEPAM. 2. Metode yang digunakan untuk melakukan penilaian kinerja reksa dana adalah metode Arbitrage Pricing Theory dan Capital Asset Pricing Model, dimana ukuran kinerja reksa dana dilihat dari abnormal return dari masing-masing jenis reksa dana yang diteliti. 3. Data yang digunakan adalah data Nilai Aktiva Bersih per bulan masingmasing reksa dana yang tercatat di BAPEPAM dan variabel-variabel ekonomi yang digunakan yaitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tingkat inflasi, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan

15 nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar Amerika yang diperoleh dari laporan harian dan bulanan yang dikeluarkan oleh yahoofinance dan Bank Indonesia. 1.5 Kerangka Pemikiran Seorang investor sudah tentu menginginkan investasi yang dilakukannya memiliki kinerja yang semakin baik dari waktu ke waktunya. Salah satu yang dilakukan oleh investor sebelum ia berinvestasi ke reksa dana adalah dengan melakukan pertimbangan kinerja antara kinerja reksa dana yang satu dengan yang lainnya, dengan melihat tingkat risiko dan return yang didapat. Jenis reksa dana yang diamati dalam penelitian ini adalah reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran. Penilaian kinerja pada penelitian ini adalah dengan menentukan abnormal return reksa dana dengan menggunakan metode Arbitrage Pricing Theory, dimana metode ini menunjukkan expected return yang didapat dari masing-masing reksa dana yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, lalu dilakukan perbandingan dan dianalisis hasilnya, selain metode APT dalam penelitian ini juga menyajikan hasil analisis kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).

16 Investasi Pasar Modal Reksa Dana Reksa Dana Saham Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Campuran Metode APT Metode CAPM Kinerja Reksa Dana Gambar 2. Kerangka Pemikiran 1.6 Hipotesis Penilaian kinerja reksa dana ditunjukkan dengan abnormal return yaitu perbedaan antara actual return dengan expected return. Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran yang ada, maka peneliti dapat menentukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Reksa dana saham memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode APT. H2 : Reksa dana saham memiliki kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode CAPM.