BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdapat sebuah bangunan rumah dinas dari batu. SDN No. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. indikator indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2009/2010, berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yaitu pada bulan Februari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memberikan apersepsi dan Menanyakan kembali pengertian hidrologi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siklus II. Pada tindakan siklus II ternayata indikator penelitian telah tercapai,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 18 Pulubala Kabupaten Gorontalo.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Learning Tipe The Power Of Two Topik Lingkungan Hidup telah terlaksana dengan menggunakan dua

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Pulau Permai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Siswa berjumlah 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AK 2 SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 2 Lion Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan kesulitan tindakan kelas. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Bolaang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi unit suhu dan kalor

BAB I PENDAHULUAN. universal, sangat banyak kegunaan penerapannya dalam kegiatan kehidupan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal yang sangat penting dilakukan oleh peneliti. Untuk itu yang menjadi latar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap perencanaan peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk menyusun perangkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Arikunto (2010: 135).

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Negeri I Telaga Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tanjung Jaya Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas I SDN 03 Tolangohula

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangakan model yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara berlangsung dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 70 menit, sedangkan siklus II berlangsung dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (70 menit). Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan penelitian ini menunjukan bahwa indikator-indikator penelitian yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan pada bab III sebelumnya belum tercapai pada tindakan siklus I, dan nanti tercapai pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Dengan demikian pelaksanaan tindakan penelitian ini dapat dituntaskan dengan melalui dua siklus. Hasilnya dideskripsikan sebagaimana diuraikan pada bahasan berikut: 1.1.1 Hasil Tindakan Siklus I Adapun tahapan-tahapan daam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi : 1.1.1.1 Tahap Persiapan Dalam melaksanakan tindakan siklus I dalam proses pembelajaran, maka peneliti melakukan berbagai persiapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: a) Membuat skenario, yang berisikan langkahlangkah dalam proses pembelajaran yaitu berupa RPP yang mengacu pada metode

bermain, materi, LKS, dan soal evaluasi. b) Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan sesuai metode bermain. c) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa dan lembar wawancara. 1.1.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Sebelum memulai pelajaran siswa memberi salam kepada peneliti dan guru pengamat. Guru pengamat mengenalkan peneliti sebagai orang yang akan melaksanakan pembelajaran di kelas IV. Selanjutnya guru memulai pelajaran dengan kegiatan awal mengucapkan salam, mengabsen siswa, berdoa, melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang ada kaitannya dengan konsep nilai tempat, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti dengan alokasi waktu 45 menit, pada kegiatan inti langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah guru menjelaskan konsep nilai tempat dengan menggunakan metode bermain seperti dibawah ini Misalnya ada bilangan 346 tentukan nilai tempatnya? maka pemecahan soal tersebut yaitu dengan cara: 1) Angka 3 menempati nilai tempat ratusan ribu nilainya 300. 2) Angka 4 menempati nilai tempat puluhan ribu nilainya 40. 3) Angka 6 menempati nilai tempat ribuan nilainya 6. Ratusan Puluhan Satuan

Melalui penjelasan guru sesuai contoh di atas siswa dapat menentukan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan. Setelah melakukan penjelasan, guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok kecil, masing-masing kelompok yang sudah terbagi diberikan balok bilangan berserta soal yang berbeda untuk setiap kelompok. selanjutnya masing-masing kelompok mengerjakan soal yang diberikan dengan menggunakan metode bermain, dan siswa melaporkan hasil kerja mereka. Hal terakhir yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah mengadakan guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasil pemahaman siswa.dan memberikan penghargaan kepada seluruh siswa sesuai dengan hasil kerjanya. Selanjutnya kegiatan penutup, waktu yang digunakan adalah 15 menit, 1.1.1.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Hasil pada tahap pemantauan dan evaluasi dapat dideskripsikan dalam tiga kegiatan sebagai berikut: 1. Hasil Pantauan Kegiatan Guru pada Pembelajaran Siklus I Aspek-aspek kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran pemahaman konsep nilai tempat melalui metode bermain pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang diobservasi oleh guru observer pada kegiatan tindakan siklus I terdiri dari 17 aspek. Aspek-aspek kegiatan guru tersebut merupakan hasil rumusan bersama antara peneliti dan observer. Kriteria yang digunakan adalah sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kriteria kurang (K).

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru pengamat bahwa dari 17 aspek kegiatan guru yang diobservasi, 15 aspek atau 88.23% mencapai kriteria baik (B), Sedangkan 2 aspek atau 11.77% mencapai kriteria cukup (C). uraian hasil observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus I, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4. 2. Hasil Pantauan Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I Aspek kegiatan siswa yang diobservasi dan dinilai pada pembelajaran siklus I terdiri dari 19 aspek. Kriteria yang digunakan adalah kriteria sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Berdasarkan kegiatan observasi terhadap kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I diperoleh data bahwa, dari 15 aspek kegiatan siswa yang diobservasi pada pembelajaran siklus I, 11 aspek atau 73.33% mencapai kriteria baik (B), sedangkan 4 aspek lainnya atau 26.67% mencapai kriteria cukup (C). Uraian hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 3. Hasil Pemahaman Siswa Pada Siklus I Guna mengetahui pemahaman konsep nilai tempat dilakukan evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran siklus I terhadap 20 orang siswa kelas II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang dikenakan tindakan. Evaluasi tersebut menggunakan soal isian. Soal dimaksud terdiri dari 5 (lima) butir dengan skor maksimum 20 dan skor minimal yang harus dicapai siswa guna mencapai ketuntasan adalah paling kurang 70. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data pemahaman belajar siswa pada pembelajaran siklus I, diperoleh data seperti diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Pemahaman Siswa Siklus I No Aspek yang Dinilai Kriteria Jumlah Persentase 1 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan 2 Menyelesaikan soal nilai tempat melalui metode bermain Paham 15 75% Kurang Paham 4 20% Tidak Paham 1 5% Paham 15 75% Kurang Paham 4 20% Tidak Paham 1 5% Memperhatikan uraian data hasil pemahaman siswa pada tabel di atas tampak bahwa, dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus I, 15 orang atau 75 % mencapai kriteria paham atau dinyatakan tuntas belajar, sedangkan 4 siswa lainnya atau 20% memperoleh krtiteria kurnag paham dan 1 atau 5% dengan kriteria Cukup atau dinyatakan tidak tuntas belajar. Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I secara lengkap diuraikan pada lampiran 6 1.1.1.4 Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra yang bertindak selaku observer proses pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk mengetahui dengan jelas apakah pembelajaran siklus I telah sesuai dengan yang direncanakan serta mampu meningkatkan pemahaman siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru observer diketahui terdapat beberapa aspek kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran siklus I yang belum optimal, karena hanya mencapai kriteria observasi cukup (C). Aspek-aspek dimaksud meliputi : 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai

2. Menguasai metode bermain 3. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menyangkut keaktifan siswa, terdapat pula beberapa aspek yang belum optimal pada pembelajaran siklus I. aspek-aspek dimaksud meliputi : 1. Keaktifan bertanya saat proses penjelasan materi 2. Adanya interaksi positif antar siswa 3. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 4. Kemampuan mengemukakan pendapatnya dengan lancar Di samping hal-hal di atas data hasil observasi yang lain adalah aspek aspek yang menyangkut penerapan model pembelajaran tematik. Pada obsevasi ini ternyata dua aspek yang diamati secara keseluruhan belum mencapai indikator yang diharapkan. Kegiatan refleksi dilakukan terhadap pengamatan kegiatan guru dan siswa bahwa dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilangsungkan dan pengamatan terhadap kegiatan proses belajar mengajar, masih terdapat aspekaspek yang belum optimal. Hal ini perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Demikian pula capaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I. dari hasil evaluasi diketahui bahwa tingkat ketercapaian siswa pada pembelajaran siklus I adalah 15 dari 20 orang atau 75%. Dengan kata lain, siswa yang dinyatakan paham pada pelajaran siklus I dengan nilai 70 ke atas adalah 15 orang atau 75 % dari keseluruhan siswa. Hal ini berarti masih terdapat 5 orang atau 25% yang tidak paham atau tidak mencapai ketuntasan pada materi yang telah dibelajarkan. Memperhatikan hasil

yang diperoleh, baik data hasil observasi kegiatan guru, kegiatan siswa, maupun hasil pemahaman siswa, maka jelaslah bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I tersebut, maka penyajian materi akan diperbaiki dan disempurnakan kembali pada siklus berikutnya (siklus II). 4.1.2 Hasil Tindakan Siklus II Pembelajaran siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta aktifitas belajar siswa pemahaman konsep nilai tempat melalui metode bermain pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Oleh sebab itu pelaksanaan tindakan pada siklus II ini lebih difokuskan pada upaya melakukan perbaikan baik terhadap aspek kegiatan guru maupun kegiatan siswa, serta mempertahankan hasil-hasil yang sudah optimal pada pembelajaran siklus I. Adapun tahapan-tahapan daam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi : 4.1.2.1 Tahap Persiapan Dalam melaksanakan tindakan siklus I dalam proses pembelajaran, maka peneliti melakukan berbagai persiapan yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: a) Membuat skenario, yang berisikan langkahlangkah dalam proses pembelajaran yaitu berupa RPP yang mengacu pada metode bermain, materi, LKS, dan soal evaluasi. b) Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan tindakan sesuai metode bermain. c) Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa dan lembar wawancara.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Hal-hal yang dilakukan guru dalam pelaksanaan tindakan siklus II masih sama seperti pada tindakan siklus I yaitu guru memulai pelajaran dengan kegiatan awal mengucapkan salam, mengabsen siswa, berdoa, melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang ada kaitannya dengan konsep nilai tempat, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti dengan alokasi waktu 45 menit, pada kegiatan inti langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah guru menjelaskan konsep nilai tempat dengan menggunakan metode bermain, Misalnya ada bilangan 225 tentukan nilai tempatnya? maka pemecahan soal tersebut yaitu dengan cara: 4) Angka 2 menempati nilai tempat ratusan ribu nilainya 200. 5) Angka 2 menempati nilai tempat puluhan ribu nilainya 20. 6) Angka 5 menempati nilai tempat ribuan nilainya 5. Ratusan Puluhan Satuan Melalui penjelasan guru siswa dapat menentukan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan. Setelah melakukan penjelasan, guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok kecil, masing-masing kelompok yang sudah terbagi diberikan balok bilangan berserta soal yang berbeda untuk setiap kelompok. selanjutnya

masing-masing kelompok mengerjakan soal yang diberikan dengan menggunakan metode bermain, dan siswa melaporkan hasil kerja mereka. Hal terakhir yang dilakukan guru adalah memberikan penghargaan kepada seluruh siswa sesuai dengan hasil kerjanya. Selanjutnya kegiatan penutup, waktu yang digunakan adalah 15 menit, guru dan siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasil pemahaman siswa. 4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Hasil pelaksanaan tindakan siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Hasil Pantauan Kegiatan Guru pada Pembelajaran Siklus II Seperti halnya pada siklus sebelumnya, aspek-aspek kegiatan guru yang diobservasi pada pembelajaran siklus II terdiri dari 17 aspek. Kriteria observasi yang digunakan adalah kriteria sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K). Hasil observasi kegiatan guru pada siklus II menunjukkaan hasil yang sangat baik dengan perolehan kriteria baik semua dengan persentase 100%. Uraian hasil observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran siklus II, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 64 2. Hasil Pantauan Kegiatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus II Kegiatan siswa yang diobservasi dan dinilai pada pembelajaran siklus II terdiri dari 19 aspek. Kriteria yang digunakan adalah kriteria sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kriteria kurang (K). Hasil observasi kegiatan siswa dalam pembelajaran siklus II menunjukkan hasil yang baik dan sesuai dengan target yang dicapai. Berdasarkan observasi terhadap kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II dari 15 aspek kegiatan siswa dalam pembelajaran yang diobservasi pada

pembelajaran siklus II, 14 aspek atau 93.33% mencapai kriteria sangat baik (SB) dan kriteria baik (B), sedangkan 1 aspek l atau 6.67% mencapai kriteria cukup (C). Uraian hasil observasi kegiatan siswa pada pembelajaran siklus II, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 65 3. Hasil Pemahaman Siswa pada Siklus II Guna mengetahui hasil pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan perlu dilakukan evaluasi tertulis pada akhir pembelajaran siklus II terhadap 20 orang siswa kelas II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Evaluasi tersebut menggunakan soal isian. Soal dimaksud terdiri dari 5 (lima) butir dengan skor maksimal 20 per butir soal dan skor minimal yang harus dicapai siswa guna mencapai ketuntasan adalah 70. Berikut hasil pemahaman siswa pada tindakan siklus II : Tabel 2. Hasil Pemahaman Siswa No Aspek yang Dinilai Kriteria Jumlah Persentase 1 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan 2 Menyelesaikan soal nilai tempat melalui metode bermain Paham 19 95% Kurang Paham 1 5% Tidak Paham - - Paham 19 95% Kurang Paham 1 5% Tidak Paham - - Memperhatikan uraian data hasil pemahaman siswa pada tabel 2 tampak bahwa, dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus II, 19 orang atau 95% berada kriteria pahamatau dinyatakan tuntas belajar, sedangkan 1 siswa lainnya atau 5% berada kriteria kurang paham dan dinyatakan tidak tuntas belajar. Hasil pemahaman siswa pada pembelajaran siklus II secara lengkap diuraikan pada lampiran 12 halaman 66.

1.1.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra yang bertindak selaku observer proses pembelajaran. Refleksi dilakukan untuk mengetahui dengan jelas apakah pembelajaran siklus II yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat telah sesuai dengan yang direncanakan serta mampu meningkatkan hasil pemahaman siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru observer diketahui sebagian besar aspek kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran siklus II telah sesuai dengan yang direncanakan. Data hasil observasi menunjukkan bahwa dari 17 semuanya terlaksana dengan kriteria baik atau persentase (100%). Demikian pula dengan aktivitas siswa. Dari 19 kegiatan siswa yang diamati pada pembelajaran siklus II, 18 aspek atau 90,48% mencapai kriteria sangat baik (SB) dan kriteria baik (B), sedangkan 1 aspek lainnya (5.42%) mencapai kriteria cukup (C). Sementara kegiatan refleksi yang dilakukan terhadap capaian hasil pemahaman siswa pada pembelajaran siklus II. Dari kegiatan ini diketahui bahwa tingkat ketercapaian siswa pada pembelajaran siklus II adalah 19 dari 20 orang atau 95%. Dengan perkataan lain, siswa yang dinyatakan tuntas pada pelajaran siklus II dengan nilai 70 ke atas adalah 19 orang atau 95% dari keseluruhan siswa. Hal ini berarti hanya 1 orang atau 5% yang tidak mencapai ketuntasan pada materi pemahaman konsep nilai tempat mealui metode bermain. Memperhatikan data-data yang diperoleh, baik data hasil observasi kegiatan guru, kegiatan siswa, maupun hasil pemahaman siswa, jelaslah bahwa

tindakan yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus II tersebut, maka dalam diskusi dengan guru mitra selaku observer disepakati bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang menggunakan metode bermain kelas II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara telah selesai. Hal ini berarti tidak diperlukan lagi siklus berikutnya. 4.2 Pembahasan Hasil penelitian, baik pada siklus I maupun pada siklus II menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman siswa pada pembelajaran materi konsep nilai tempat yang dibelajarkan melalui metode bermain pada siswa kelas II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara tahun pelajaran 2012/2013. Peningkatan pemahaman siswa erat hubungannya denga penggunaan metode pembelajaran yang dipilih. Data hasil pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa hasil pemahaman konsep nilai tempat siswa belum mencapai seperti yang diharapkan. Hanya 15 dari 20 orang siswa atau 75% dari keseluruhan siswa yang dikenakan tindakan memperoleh skor ketuntasan yang ditetapkan, yakni skor paling kurang nilai 70 ke atas. Hal ini berarti masih terdapat 5 orang atau 25% siswa yang dinyatakan tidak tuntas, karena memperoleh skor kurang dari 70. Dengan angka ini berarti indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan belum ttercapai. Tidak tercapainya tersebut disebabkan belum optimalnya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, baik menyangkut kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode bermain.

Berdasarkan data hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru mitra yang bertindak selaku observer pada pembelajaran siklus I, diketahui bahwa terdapat aspek kegiatan guru dalam pembelajaran metode bermain. Data hasil observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa dari 17 aspek, terdapat 2 aspek atau 11.77% yang belum terlaksana dengan baik sesuai hasil penagamatan dengan kriteria cukup (C). Demikian pula dengan kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I. Dari 15 aspek kegiatan siswa yang diobservasi, 4 aspek atau 26.67% belum terlaksana secara optimal dan hanya mencapai kriteria cukup (C). Hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran dalam hal ini menyangkut kegiatan guru dan kegiatan siswa serta capaian hasil pemahaman pada pembelajaran siklus I belum sesuai dengn indikator keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena itu, setelah melakukan refleksi disepakati bahwa pembelajaran dilanjutkan pada siklus II, disertai rencana perbaikan dan penyempurnaan aspek-aspek pembelajaran yang belum optimal, serta mempertahankan capaian pada pembelajaran siklus I. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran siklus II, peneliti merencanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek-aspek yang belum optimal pada siklus I, baik menyangkut kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Hal lain yang direncanakan adalah memberikan penegasan dan penguatan terhadap soal yang tidak tuntas pada pembelajaran siklus I. Setelah menyusun perencanaan tersebut, maka pembelajaran siklus II dilaksanakan.hasilnya terjadi peningkatan pembelajaran pada siklus II. Data hasil

observasi kegiatan guru dalam pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa 17 dari 17 aspek kegiatan guru mencapai kriteria baik (B). demikian pula halnya dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dari 15 aspek, 14 aspek atau 93.33% mencapai kriteria observasi baik (B). Peningkatan pembelajaran berdampak pada peningkatan hasil pemahaman konsep nilai tempat. Hasil analisis data pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa 19 dari 20 orang atau 95% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan mencapai skor minimal nilai 70 ke atas. Meskipun pembelajaran dan hasil pemahaman konsep nilai tempat pada siswa kelas II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara tahun pelajaran 2012/2013 pada materi pemahaman konsep nilai tempat. dapat ditingkatkan melalui metode bermain, namun masih perlu peningkatan yang lebih optimal lagi. Hal ini karena sesuai analisis hasil tes siklus II masih tedapat 1 orang siswa yang belum mencapai skor minimal yang diharapkan. Siswa tersebut akan diberikan bimbingan individual guna mencapai ketuntasan materi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode bermain antara lain adalah pengorganisasian materi. Hal lain yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan-pendekatan yang kontektual, pemberian penghargaan kepada siswa terutama terhadap siswa-siswa yang berprestasi. Penghargaan tersebut misalnya dalam bentuk pujian atau komentar-komentar yang sifatnya memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa. Dengan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa berarti hipotesis tindakan yakni : Jika guru menggunakan metode bermain, maka pemahaman

konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara akan meningkat, diterima atau terbukti kebenarannya. Sehingga teori yang berkaitan dengan penggunaan metode bermaian seperti yang diungkapkan oleh Kramer (1970:30) bahwa metode bermain adalah salah satu cara yang digunakan dalam melakukan kegiatan untuk menjelaskan konsep abstrak dalam matematika yang menyenangkan (menjegah ketakutan siswa dalam mata pelajaran matematika) agar siswa lebih paham dan lebih lama mengingatnya. Pernyataan teori tersebut dan kajian penelitian yang relevan pada bab sebelumnya sangat relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sendiri. Karena penggunaan metode bermain dapat membuat siswa lebih aktif dalam mencari dan menemukan konsep nilai tempat dalam mata pelajaran matematika di kelas II.