BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah dalam mengajar serta untuk memperbaiki pengajaran secara praktis (Sukidin dkk, 2010: 82). Arikunto (2012: 12) memaparkan bahwa PTK dapat dilakukan secara kolaboratif, artinya penulis dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA yang mengajar kelas V SD Negeri Dukuh 3 dalam melakukan PTK. Adapun kolaborasi yang dimaksud yakni guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian. Sebelum melakukan pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL), peneliti melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kelas yang hendak menjadi subjek penelitian guna menemukan fokus masalah yang akan diangkat. Selanjutnya fokus masalah tersebut didiskusikan dengan guru kelas, dan setelah didapat masalah yang sudah sesuai maka peneliti merancang rencana tindakan dengan menerapkan model PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap fokusan masalah. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah dalam model penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada. 2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan yang jelas. 3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). 28

29 4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan hasil belajar yang signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya. 3.2 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Dukuh 3 Kota Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Dukuh 3 sebagai kelas yang akan mengalami perlakuan. Pengambilan subjek penelitian didasarkan atas hasil observasi yang telah dilakukan serta diskusi dengan guru kelas. Dari hasil observasi dan diskusi dengan guru kelas yang dilakukan maka didapatkan permasalahan terhadap pembelajaran IPA di kelas yang menjadi subjek penelitian. 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Bebas Variabel ini merupakan variabel yang terkait dengan peserta didik, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, penyelenggaraan KBM seperti interaksi belajar-mengajar, ketrampilan bertanya guru, gaya mengajar guru, cara belajar peserta didik, serta implementasi model pembelajaran di kelas dan sebagainya. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut merupakan variabel bebas, yakni variabel yang mengikat muculnya unsur lain. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini yakni model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 3.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas, atau unsur yang diikat oleh adanya variabel bebas.adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini merupakan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Unsur-unsur dalam variabel terikat ini akan mengalami perubahan baik meningkat ataupun tidak setelah dilakukan perlakuan khusus terhadap peserta didik. Dalam hal ini yang menjadi fokus

30 peningkatan adalah hasil belajar peserta didik. Unsur-unsur lain yang termasuk dalam variabel ini akan mengikuti perubahan bila hasil belajar peserta didik berubah. 3.4 Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (Arikunto, Suhardjono, Supardi: 2007). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus.setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) Perencanaan (planning) 2) Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing) 3) Refleksi (reflecting)

31 Pemberian perlakuan dimulai dengan merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kemudian tahap pelaksanaannya hingga tahap relfeksi sebagai tahap evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun langkah-langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi pemahaman khusus terhadap karakteristik pesertsa didik, menyesuaikan materi dengan permasalahan yang diangkat dan kesesuaiannya dengan pendekatan yang dijadikan sebagai sarana penyampaian materi. Selanjutnya membuat alat peraga atau memanfaatkan media belajar yang diperlukan dengan memperhatikan peserta didik, setelah itu masuk ke dalam tahap penyususnan rancana kegitan belajar mengajar dan kemudian RPP yang telah disusun sedemikian rupa diaplikasikan dengan memperhatikan kesesuaian antara peserta didik, materi, sarana dan prasarana serta alokasi waktu saat mengajar. Proses memberikan perlakuan dengan melakukan proses kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan ini akan sampai pada tahap kurang lebih 6 kali mengajar. Dimana tahap pertama akan melihat adakah perubahan atau peningkatan sampai masuk ke tahap dimana peningkatan dapat terlihat dan diukur secara signifikan. Setiap pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka akan dibuat adanya evaluasi, untuk mengukur perubahan yang terjadi, apakah ada peningkatan atau tidak. Evaluasi yang dilakukan diterapkan secara berkala, yakni adanya kesinambungan antara evaluasi yang pertama dengan yang selanjutnya agardapat dijadikan perbandingan. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi sekaligus sebagai bukti dari pembelajaran yang dilakukan telah memberikan perubahan kepada peserta didik baik berupa hasil belajar, minat dan daya kreatifitas, dan lain-lain. Bila telah dilakukan evaluasi dan penerapan pembelajaran telah selesai dilaksanakan maka data yang diperoleh akan dianalisis agar peningkatan yang dimaksudkan dapat terlihat. 3.4.1 Rencana Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan

32 Perencanaan pada siklus I meliputi: 1) Persiapan dengan meminta ijin dari sekolah yang hendak dijadikan tempat untuk melakukan observasi, wawancara dengan anggota sekolah, dan mengidentifikasi masalah. 2) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Menyiapkan alat peraga dan media yang mendukung dengan materi ajar dan kesesuain dengan pendekatan yang digunakan. 4) Pembuatan lembar soal. 5) Pembuatan lembar observasi. b. Tindakan Tindakan 1) Menggunakan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. 2) Siswa membentuk kelompok 3) Guru memberikan masalah (problem) kepada setiap kelompok terkait materi ajar 4) Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru. 5) Siswa menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan 6) Siswa melakukan evaluasi terhadap hasil kerja kelompok dengan bimbingan dari guru 7) Guru melakukan penilian terhadap laporan kerja kelompok siswa bergantian. 8) Guru dan siswa menyusun kesimpulan terhadap pelajaran yang sudah dipelajari. 9) Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. 10) Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung. Pada tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai

33 pelaksanaan tindakan kelas yang telah disiapkan. Penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan guru kelas memberikan ruang yang cukup bagi peneliti untuk melakukan observasi.observasi yang dilakukan peneliti tidak lepas dari bantuan guru kelas, karena penelitian yang dilakukan berkolaborasi dengan guru kelas. Hal itu dimaksudkan agar siswa nyaman terhadap pembelajaran yang basisnya menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Data dari observasi selanjutnya dimasukan dalam lembar observasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. d. Refleksi Kegiatan refleksi ditujukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dari siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil proses belajar mengajar yang telah dilakukan pada siklus I yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai acuan dalam pengembangan penelitian berikutnya. Hasil yang diperoleh dalam siklus I apabila masih terdapat kekurangan akan diperbaiki pada siklus II dan hasil yang menunjukkan tingkat perkembangan akan dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut untuk pedoman dalam menuju materi berikutnya. 3.4.2 Rencana Tindakan Siklus 2 a. Perencanaan yaitu: 1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 2) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP. 3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran. 4) Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan model PBL. 5) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran. 6) Kesimpulan dan evaluasi. 7) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. 8) Pengembangan program tindakan 2. b. Tindakan

34 Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui: 1) Siswa membentuk kelompok 2) Guru memberikan masalah (problem) kepada setiap kelompok terkait materi ajar 3) Siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah yang sudah dipersiapkan oleh guru 4) Siswa menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan 5) Siswa melakukan evaluasi terhadap hasil kerja kelompok dengan bimbingan dari guru 6) Guru melakukan penilian terhadap laporan kerja kelompok siswa bergantian. 7) Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran yang sudah dipelajari 8) Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa. c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Tahap ini hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai kecocokan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan ini meliputi kegiatan pengamatan sebelum, selama dan setelah proses kegiatan belajar mengajar dilakukan. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru lain sebagai guru observer II dan peneliti sebagai observer I. d. Refleksi Jika hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan khasil belajar terhadap pembelajaran IPA, maka pembelajaran dapat dikatakan berhasil. 3.5 Intrumen Penelitian Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran: a. Lembar observasi kegiatan pembelajaran

35 Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL), kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan proses kegiatan belajara mengajar, serta kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. Mengacu pada modifikasi RPP yang didesain mengaacu pada PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan PBL substansi materi IPA kelas V, kemudian dirancang pembuatan RPP dengan PBL, maka acuan lembar observasi yang dilakukanpun berdasarkan RPP modifikasi yang dibuat tersebut. Adapun lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi lembar observasi berikut:

36 Tahapan Kegiatan Kegiatan Awal Kegiatan inti Kegiatan Akhir Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru Aspek yang Diamati Membuka Pelajaran Penyampaian Materi dan Strategi Pembelajaran Penggunaan Model Pembelajaran dan Pemanfaatan Sumber Belajar Penilaian Hasil Belajar Mengakhiri Pelajaran Indikator a. Memberikan salam. b. Memberikan apersepsi. c. Penyampaian tujuan pembelajaran. d. Pemberian motivasi a. Menyiapkan alat dan bahan belajar b. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang perlu dicapai. c. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus. a. Guru menjelaskan materi ajar b. Guru memberikan beberapa contoh soal untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan. c. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. d. Guru mengkondisikan kelas ke dalam kegiatan PBL. e. Guru memberikan masalah ke masing-masing kelompok f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya. a. Mengevaluasi hasil belajar b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. c. Pemberian penghargaan atas hasil yang dicapai siswa. a. Pemberian penguatan terhadap materi ajar. b. Melakukan bimbingan dalam penarikan kesimpulan. c. Pemberian motivasi d. Pemberian tindak lanjut No Item 1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa 37

38 Tahapan Kegiatan Kegiatan Awal Kegiatan inti Kegiatan Akhir Aspek yang Diamati Membuka Pelajaran Penyampaian Materi dan Strategi Pembelajaran Penggunaan PBL Penilaian Hasil Belajar Mengakhiri Pelajaran Indikator a. Siswa siap menerima pelajaran. b. Siswa dapat menjawab pertanyaan apersepsi. c. Siswa memahami tujuan pembelajaran. a. Siswa memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa aktif bertanya tentang materi ajar yang dijelaskan. c. Siswa mengerti instruksi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan PBL. a. Siswa merancang solusi terhadap permasalahan yang diberikan guru. b. Siswa menyusun laporan dengan mengembangkan rancangan yang tekah dibuat sebelumnya dalam kegiatan kelompok. c. Siswa bekerja sama dan saling membantu anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diperoleh. d. Siswa melakukan evaluasi terhadap proyek yang telah dibuat. a. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru b. Siswa mendapatkan reward dari perolahan skor dalam pembelajaran yang telah dilakukan. a. Siswa mampu menjawab soal yang diberikan secara lisan. b. Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran. No Item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 12, 13, 14, 15 16, 17, 18, 19, 20 b. Lembar Soal Tes Evaluasi

39 Lembar soal-soal tes yang akan diberikan kepada siswa sebagai tes evaluasi atau tes formatif hasil setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diberikan di akhir siklus. 3.6 Data dan Cara Pengumpulannya Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menentukan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas haruslah sejalan dengan prosedur dan langkahlangkah dalam PTK. Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis menggunakan cara pengumpulan data dengan teknik tes, dokumentasi, dan observasi. a. Teknik Tes Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pengetahuan peserta didik teknik yang paling tepat digunakan adalah teknis tes. Tes awal pada pra siklus yang dilakukan oleh guru adalah intrumen yang tepat sebagai cara pengumpulan data, karena melalui hasil tes awal ini maka akan dapat dilihat sejauh mana perkembangan peserta didik dalam hal intelektualnya. Selanjutnya setelah hasil tersebut diketahui, maka penulis dapat memulai memberikan perlakuan yang sesuai setelah melakukan observasi sebelumnya. Perlakuan yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta diselaraskan dengan model pembelajaran yang digunakan guna menunjang proses pembelajaran. b. Dokumentasi Pada instrumen ini, diberlakukan upaya untuk mencari sumber sebanyak-banyaknya yang difungsikan sebagai penunjang dari penelitian. Dokumentasi digunakan sebagai alat ukur dalam perkembangan penelitian selanjutnya.bermula dari bagaimana keadaan peserta didik, situasi belajar, sarana dan prasarananya sampai keadaan lingkungan di sekitar sekolah tersebut.

40 c. Observasi Observasi dilakukan untuk menilai jalannya pembelajaran sehingga hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyimpulkan hasil pembelajaran tersebut (Arikunto, 2010: 272).Sugiyono (2010: 203) juga berpendapat bahwa observasi dilakukan guna memberikan penilaian yang berkenaan dengan tingkah laku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam, namun Sugiyono menambahkan observasi ini dapat dilakukan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.dalam hal ini, observasi dapat dilakukan pada SD Negeri Ngrambitan karena jumlah responden tidaklah terlalu besar sesuai dengan pendapat yang telah dipaparkan oleh Sugiyono. Adapun penilaian yang diberikan dalam observasi yang akan digunakan yakni dengan skala Likert. Sugiyono (2010: 134) memaparkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang terhadap keadaan tertentu. Keadaan ini dapat diartikan dengan proses pembelajaran, jadi penilaian yang diberikan berfokus pada aspek dalam pembelajaran. Aspek dalam pembelajaran ini dijabarkan ke dalam pengamatan yang dilakukan terhadap siswa untuk menggambarkan keseuaian model pembelajaran dengan karakteristik siswa dan guru untuk menggambarkan model pembelajaran dapat digunakan dengan mudah sehingga dapat membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sugiyono (2010: 134-135) juga menambahkan dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian instrumen tersebut dijadikan titik tolak dalam menyusun item-item instrumen. Itemitem tersebut dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka tiap butir jawaban dapat diberi skor, misalnya: Tabel 3.4. Skala Likert Kriteria Skor Sangat Baik 4 Baik 3 Cukup Baik 2

41 Baik 1 3.7 Validitas dan Reliabilitas 3.7.1 Validitas Instrumen Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010:23). Dalam penelitian ini, instrument yang akan divalidasi yakni instrument soal tes. Uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran berlangsung. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas soal tersebut dihitung dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for windows. Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan ini tidak validdan tidak digunakan. Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah Corrected Item-Total Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut Arikunto (2013:89) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument Suatu tes atau instrument yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (Sugiyono, 2010).Validitas instrumen tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for windows yaitu dengan cara Analyze Correlate Bevariatekemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak,

42 dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari nilai koefisien pada tabel r product moment maka item soal tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan. Setelah dilakukan uji validitas butir soal siklus I, dari 30 butir soal, diketahui bahwa ada 25butir soal yang dinyatakan valid dan 5 butir soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid ditunujukkan pada tabel berikut. Tabel 3.5 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus I No. Soal Jumlah Item Keterangan 7, 10, 12, 13, 21 5 Tidak Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 25 Valid Berdasarkan Tabel 3.5 di atas menjelaskan bahwa jumlah soal yang tidak valid sebanyak 5 soal sedangkan 25 soal lainnya dinyatakan valid. Selanjutnya, untuk soal evaluasi siklus I dipilih sebanyak 20 soal dari soal-soal yang sudah dinyatakan valid. Hasil pengujiannya dilampirkan pada halaman lampiran penulisan ini. Soal evaluasi siklus II diperoleh jumlah soal yang valid setelah dilakukan uji validitas. Hasil uji validitas pada siklus II ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3.6 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II No. Soal Jumlah Item Keterangan 3, 15, 19, 22 4 Tidak Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30 26 Valid Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan jumlah soal yang valid dan tidak valid. Pada tabel tersebut, dapat diketahui ada 4 soal yang tidak valid dan 26 soal yang valid. Selanjutnya untuk soal evaluasi siklus II dipilih 20 soal dari soal yang sudah valid. Adapun hasil uji validitas dilampirkan pada halaman lampiran. 3.7.2 Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Uji reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal yang nantinya akan digunakan dalam tes evaluasi setelah pembelajaran

43 dilaksanakan. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas (r tt ). Untuk menentukan tingkat reliabilitas dengan r tt = α yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas No Koefisien Reliabilitas Kategori 1 0, 7 Reliabilitas Rendah 2 0,7 < < 0,8 Reliabilitas Sedang 3 0,8 < α 0,9 Reliabilitas bagus 4 α > 0,9 Reliabilitas memuaskan Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze Scale Reliability Analysis ataukemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha ( ) kurang dari 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Adapun hasil reliabilitas pada soal evaluasi siklus I dan II ditunjukkan pada tabel berikut. Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.914 25 Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.931 26 Berdasarkan tabel 3.7 katogeri koefisien reliabilitas di atas, maka reliabilitas instrumen pada Tabel 3.8 Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I dan Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas instrument Siklus II berada pada kategori reliabilitas

44 memuaskan. Hal ini dilihat dengan hasil alpha yaitu 0.914 pada siklu I sedangkan pada siklus II alpha sebesar 0,931. Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal evaluasi yang akan digunakan sudah reliabel. 3.8 Indikator Kinerja Tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Indikator tersebut adalah: Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 85% dari 14 siswa telah berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 65. 3.9 Teknik dan Analisa Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut: 1. Menghitung ketuntasan belajar individu Ketuntasan belajar siswa secara individual diperoleh setelah siswa mengerjakan soal test evaluasi di mana siswa telah menerima pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Ketuntasan hasil belajar siswa secara individual akan dianalisis secara deskriptif prosentase yang dihitung dengan cara sebagai berikut. Ketuntasan individual = x100 2. Menghitung Ketuntasan belajar klasikal Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang tuntas dalam arti nilainya mencapai KKM.Ketuntasan belajar klasikal siswa akan dipaparkan secara deskriptif prosentase. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut. Ketuntasan klasikal= x100

45 Ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.