BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap makanan tradisional, dan pengembangan makanan tradisional sebagai daya tarik wisata kuliner di Dili, Timor-Leste. Untuk mengetahui jenis-jenis makanan tradisional yang berpotensi sebagai daya tarik wisata kuliner, dalam penelitian ini digunakan teknik pengamatan langsung ke lapangan (observasi), wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak-pihak terkait, dan studi dokument. Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT, sedangkan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini bersifat eksploratif, tujuannya untuk menformulasikan strategi pengembangan berdasarkan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh makanan tradisional yang terdapat di Dili, Timor-Leste sehingga makanan tradisional tersebut dapat menjadi daya tarik wisata kuliner. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dili,Timor-Leste. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dipilihnya Dili sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut: 32
33 1) Dili sebagai pusat Kota di negara Timor-Leste dan lebih berkembang, baik dari sisi sarana dan prasarana maupun dari sisi perkembangan usaha-usaha yang bersifat tradisional; 2) Usaha-usaha penjualan makanan tradisional banyak dijumpai di Dili; 3) Belum adanya penelitian khusus tentang makanan tradisional yang ada di Negara Timor-Leste, khususnya ibu kota Dili.Dalam kaitan mengkaji persepsi wisatawan (domestik dan mancanegara) sebagai lokasi penelitian terhadap makanan tradisional maka pemilihan Dili dianggap tepat, karena wisatawan dapat dijumpai di kota ini.berikut disajikan peta kota Dili seperti Gambar 3.1. Lokasi Penelitian Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Sumber: Statistik Timor-Leste.
34 3.3 Jenis Dan Sumber Data 3.3.1 Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur secara langsung dengan angka, merupakan data yang berupa keterangan-keterangan yang harus dijabarkan dengan rinci dan jelas, seperti gambaran umum lokasi penelitian, jenis-jenis makanan tradisional, dan pendapat wisatawan terhadap makanan tradisional di Dili. Sedangkan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angkaangka serta dapat dihitung, meliputi jumlah wisatawan yang berkunjung ke restoran dan rumah makan yang ada di Dili dan jenis-jenis makanan tradisional yang perlu dikembangkan. 3.3.2 Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah informasi yang bersumber dari hasil wawancara dengan informan, antara lain dengan pihak restoranatau rumah makan yang menjual makanan tradisional, wisatawan yang mengunjungi restoran dan rumah makan di Dili, dan pihak pemerintah yang terlibat dalam pengembangan makanan tradisional sebagai daya tarik wisata kuliner. Sumber data primer juga berasal dari hasil pengamatan (observasi) terhadap wisatawan, makanan tradisional, restoran, dan rumah makan yang ada di Dili. Sumber data sekunder adalah sumber-sumber lain yang menunjang penelitian ini yaitu dari buku-buku teks, majalah, jurnal atau hasil-hasil penelitian
35 dari berbagai pihak yang relevan dengan penelitian ini.data sekunder diperoleh dari Mentri Pariwisata Seni dan Kebudayaan, Statistik Timor-Leste, Mentri Pertanian, Instansi terkait seperti Agrobiodiversity dan dari pengelola usaha makanan tradisional. 3.3 Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2013:222) dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu dengan pedoman wawancara, kuesioner, kamera untuk merekam gambar-gambar yang dibutuhkan, serta alat perekam audiovisual. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan bantuan berupa pedoman wawancara dan kuesioner. Pedoman wawancara digunakan untuk mewawancarai aparat Mentri Pariwisata Seni dan Kebudayaan, Mentri Pertanian, instansi terkait, masyarakat serta pengusaha atau pengelola usaha makanan tradisional. Hasil wawancara juga direkam dengan alat perekam (recorder). Sedangkan wawancara terhadap wisatawan dilakukan dengan mempergunakan kuesioner. Pengambilan foto-foto yang relevan dengan masalah penelitian dilakukan untuk menunjang penyajian data yang ditemukan dilapangan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mempergunakan beberapa cara yaitu observasi, wawancara mendalam, kuesioner dan dokumentasi. Adapun uraian dari masing-masing cara pengempulan data seperti berikut.
36 3.4.1 Observasi Menurut Nawawi (1992:94) metode atau teknik observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejalagejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi terjadi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan mangamati secara langsung ke lokasi penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui secara langsung tentang berbagai hal terkait makanan tradisional. Pengamatan dilakukan secara nonpartisipasi pada restoran-restoran dan rumah makandi Dili yang menjual makanan tradisional. 3.4.2 Wawancara Mendalam Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada para informan (Subagyo, 1999:34). Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam (indepth interview) dalam penelitian ini dilakukan terhadap informan atau pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki informasi yang memadai terkait pengembangan makanan tradisional sebagai daya tarik wisata kuliner. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berpedoman pada pedoman wawancara. Adapun informan yang diwawancarai secara mendalam adalah pihak pengusaha atau pengelola usaha makanan tradisional, aparat pemerintah (Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan) serta masyarakat Dili, Timor-Leste.
37 3.4.3 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain itu kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2013:142). Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Aspek-aspek makanan tradisional yang ditanyakan dalam kuesioner kepada wisatawan meliputi kualitas makanan, porsi, variasi menu, kebersihan,penyajian, harga, promosi, dan kualitas pelayanan. Terhadap aspek-aspek tersebut dilakukan penilaian dengan mempergunakan Skala Likert,yaitu 1= sangat tidak baik, 2= tidak baik, 3 = kurang baik, 4=baik, dan 5=sangat baik. 3.4.4 Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menelusuri dokumendokumen yang terkait dengan penelitian ini, seperti majalah, serta catatan- catatan tentang makanantradisional yang ada di Dili, Timor-Leste. 3.5 Teknik Penentuan Sampel Teknik penentuan sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2014:117). Maka dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah30 orang, terdiriatas:
38 a) Responden Yang menjadi responden dalam penelitian ini, adalah20 (dua puluh) orang wisatawan (domestik dan mancanegara). Pengambilan sampel sedikit karena keterbatasan tenaga, dana, waktu dan pikiran (Sugiyono, 2014:365). Maka peneliti menggunakan sampel sedikit karena hanya untuk meminimalisasikan berdasarkan pada kondisi yang ada di Dili, khususnya pada keterbatasan kunjungan wisatawan di restoran Golden Star dan Novu Turismo. Teknik penentuan sampel ditentukan secara accidental sampling (secara kebetulan). Menurut Ridwan(2006:63) accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, dalam arti siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-ciri), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel atau responden. b) Informan Informan dalam penelitian ini, diambil sebanyak 10 (sepuluh) orang informan diambil dengan cara purposive. Menurut Sugiyono (2010:392) purposive adalah teknik pengambilan atau penentuan informan berdasarkan pertimbangan tertentu. Misalnya orang yang diangap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. Adapun 10 informan yang diambil secara purposive sampling terdiri atas 2(dua) orang masyarakat lokal, 3 (tiga) orang pengusaha atau pengelola makanan tradisional,dan 3 (tiga) orang pihak
39 pemerintahan yaitu Dinas Pariwisata Seni dan Kebudayaan Dili serta Dinas Pertanian dan 2 (dua) orang pihak instansi terkait seperti Agrobiodiversity. Yangmenjadi pertimbangan dalam menentukan informan tersebut adalah penguasaan mereka terhadap permasalahan yang diteliti, terutama terkait dengan makanan tradisional serta bentuk program pengembangan makanan tradisional sebagai daya tarik wisata kuliner di Dili, Timor-Leste. 3.6 Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2009:244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain secara sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. 3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekadar angka-angka. Langkah-langkahnya adalah reduksi data, penyajian data dengan bagan dan teks, kemudian penarikan kesimpulan. Teknik analisis ini dipergunakan untuk menganalisis jenis-jenis makanan tradisional serta persepsi wisatawan terhadap makanan tradisional yang terdapat di Dili, Timor-Leste.
40 3.6.2 Analisis SWOT Rangkuti (2013) mengungkapkan bahwa analisis SWOT adalah sebagai alat formulasi strategi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dari sebuah penelitian. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, serta kebijakan pengembangan pariwisata. Dengan demikian, rencana strategisyang berupa pengembangan makanan tradisional di Dili sebagai daya tarik wisata kuliner harus menganalisis faktorfaktor strategis yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman berdasarkan kondisi saat ini. Hal ini dikenal sebagai analisis situasi, sedangkan model yang paling populer digunakan untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Data yang dikumpulkan, diolah, dan dianalisis secara deskriptif dengan mengadopsi dan mengadaptasi model analisis SWOT yang merupakan analisis kualitatif dengan mengkaji factor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal dalam hal ini adalah strengths (kekuatan atau potensi) dan weaknesses (kelemahan dan kendala). Faktor eksternal terdiri dari opportunities (peluang) dan treaths (ancaman). Analisis SWOT digunakan untuk memperoleh informasi terkait strategi pengembangan makanan tradisional sebagai daya tarik wisata kuliner di Dili, Timor-Leste. Adapun matriks analisis SWOT seperti Gambar 3.2.
41 IFAS Kekuatan/Strengths(S) Kelemahan/Weaknesses(W) EFAS Faktor-faktor kekuatan internal Faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O) Faktor - faktorpeluang eksternal Threats (T) Faktor-faktor ancaman eksternal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Gambar 3.2 Matriks Analisis SWOT (Rangkuti, 2013:83) Ada empat kuadran dalam matriks SWOT pada Gambar 3.2.Setiap kuadran memiliki strategi masing-masing sebagai berikut. a) Strategi SO (strengths-opportunities) di Kuadran I. Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki makanan tradisional di Dili untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya pada wisata kuliner. b) Strategi ST (strengths-threats) di Kuadran II. Kekuatan yang dimiliki oleh makanan tradisional di Dili pada satu sisi, pada sisi lain juga terdapat banyak ancaman eksternal. Strategi yang digunakan pada kondisi seperti ini adalah diversifikasi dimana makanan tradisional
42 dengan segala kekuatannya digunakan untuk membangun peluangpeluang jangka panjang yang lebih menjanjikan. c) Strategi WO (weaknesses-opportunities) di Kuadran III. Makanan tradisional di Dili dihadapkan pada peluang-peluang eksternal dan kelemahan internal. Makanan tradisional harus menghilangkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dengan berusaha memperoleh peluang yang ada. d) Strategi WT (weaknesses-threats) di Kuadran IV. Kondisi pada kuadran ini adalah kondisi terburuk yang dimiliki oleh makanan tradisional di Dili, karena selain kelemahan terdapat juga ancaman. Strategi yang diambil adalah berupaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. 3.7 Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis data disajikan secara deskriptif interpretatif, artinya hasil analisis dipaparkan sebagaimana adanya, sedangkan pada bagian tertentu diinterpretasikan sesuai dengan teori dan kerangka pikiran yang berlaku. Penyajian hasil analisis data dilakukan secara formal(foto, gambar, dan bagan) dan secara informal dalam bentuk narasi (kata, kalimat dan pernyataan). Dengan demikian akan diperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendalam tentang penelitian ini.