BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI. oleh Ng, Erwin Wiyono

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA DEPARTEMEN MAINTENANCE PT. DIAN SWASTATIKA SENTOSA SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Bina Nusantara

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

4.4 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Analisa dan Pembahasan Sistem Berjalan (Sebelum Preventive

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

Universitas Bina Nusantara

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagaiberikut :

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

BAB 4 ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Bina Nusantara

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

BAB 1 PENDAHULUAN. Unit Penyedia Teknis (UPT) Perangkat Lunak merupakan unit kerja di Universitas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

Kata Kunci :Breakdown, Delay, Downtime, Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectivenss (OEE)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Pada tahap ini fokus penelitian dilakukan pada bagian produksi untuk memperoleh gambaran mengenai proses produksi secara langsung dari awal hingga akhir proses. Penelitian pendahuluan ini juga dimaksudkan untuk dapat mempermudah dalam melakukan tahap-tahap penelitian selanjutnya. 4.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada PT. MULIA KNITTING FACTORY dapat disimpulkan bahawa terdapat masalah yang menyangkut tingginya intensitas kerusakan pada mesin yang terdapat pada bagian knitting. Hal ini disebabkan karena tidak adanya sistem perawatan yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan hanya melakukan perawatan pada saat mesin mengalami kerusakan. Oleh karena itu perusahaan sering mengalami hambatan dalam melkukan produksi serta adanya produk cacat yang diakibatkan dari kerusakan mesin.

62 4.3 Studi Pustaka Studi Pustaka dilakukan untuk memperoleh wawasan, konsep dasar dan teori-teori yang dapat digunakan sebagai landasan teori serta untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Studi pustaka ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, artikel, jurnal serta artikel yang sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi. 4.4 Tujuan Penelitian Langkah selanjutnya yaitu penetapan tujuan penelitian. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengetahui target yang akan dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengusulkan kegiatan preventive maintenance untuk melakukan perbaikan dan perawatan mesin serta mengurangi downtime dari setiap mesin. 2. Membuat jadwal preventive maintenance yang sesuai dengan interval waktu pemerikasaan untuk setiap mesin. 3. Merancang sebuah sistem informasi yang diharapkan dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk membuat jadwal maintenance, menghitung biaya maintenance, reliability mesin, MTTF, MTTR serta membantu pengambilan keputusan dalam hal maintenance.

63 4. Menentukan distribusi dari komponen yang mengalami breakdown, selang waktu kerusakan, besarnya reliability serta besarnya biaya preventive 4.5 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pengamatan langsung serta wawancara pada bagian produksi khususnya knitting dan bagian maintenance. Data yang telah diperoleh dan dipersiapkan untuk keperluan pengolahan data pada tahap selanjutnya. Adapun data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut: 1. Data Umum Perusahaan, yaitu: o Sejarah perusahaan o Struktur Organisasi o Jumlah tenaga kerja, sistem kerja, dan sistem penggajian o Jenis mesin dan Jumlah mesin o Alur proses produksi o Material dan bahan baku yang digunakan o Harga produk per unit 2. Data bagian maintenance, yaitu: o Data kerusakan dan penggantian komponen mesin o Data mesin yang sering rusak o Waktu interval kerusakan serta downtime mesin o Harga komponen mesin

64 4.6 Pengolahan Data Data-data yang telah disiapkan dapat diolah dan diproses sesuai dengan langkah-langkah dalam diagram alir metodologi penelitian. 4.6.1 Penentuan Komponen Kritis Mesin yang kritis dapat ditentukan berdasarkan data kerusakan mesinmesin yang ada di bagian knitting sehingga dapat diketahui mesin-mesin yang mempunyai total waktu kerusakan yang tertinggi. Untuk komponen yang kritis dapat dicari berdasarkan data kerusakan mesin kritis dengan mengambil data jumlah kerusakan tiap komponen yang paling sering rusak. 4.6.2 Perhitungan TTF (Time to Failure) dan TTR(Time to Repair) Perhitungan Time to Failure dilakukan dengan cara menghitung waktu dari keadaan mesin selesai diperbaiki hingga saat terjadi kerusakan selanjutnya. Sedangkan untuk Time to Repair adalah kebalikan dari Time to Failure yaitu dihitung dari saat mesin rusak hingga mesin selesai diperbaiki. 4.6.3 Identifikasi Distribusi Pada TTF dan TTR Penentuan distribusi dilakukan dengan cara melakukan perhitungan Index of Fit (r) pada datawaktu antar kerusakan (TTF) dan data waktu kerusakan (TTR). Perhitungan Index of Fit (r) ini dilakukan dengan menggunakan empat model distribusi yaitu:

65 a. Distribusi Weibull b. Distribusi Eksponensial c. Distribusi Normal d. Distribusi Lognormal Setelah perhitungan Index of Fit (r) selesai dilakukan maka selanjutnya dipilih nilai r yang terbesar. 4.6.4 Uji Kesesuaian Distribusi Setelah nilai r yang terbesar diperoleh maka tahap selanjutnya adalah uji kesesuaian distribusi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sesuai atau mendekati distribusi dari nilai r yang terbesar. Jika hasil perhitungan menyatakan bahwa data tersebut tidak sesuai dengan distribusi yang terpilih, maka dilakukan pengujian ulang dengan menggunakan nilai r terbesar ke dua dan seterusnya hingga diperoleh kesesuaian dengan distribusi tertentu. Pengujian yang digunakan untuk masing-masing distribusi yaitu: 1. Uji Mann untuk distribusi Weibull 2. Uni Barlett untuk distribusi Exponential 3. Uji Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi Normal dan Lognormal

66 4.6.5 Perhitungan Parameter MTTF dan MTTR Pada tahap ini dilakukan perhitungan parameter yang sesuai dengan distribusi yang terpilih. Perhitungan parameter untuk masing-masing distribusi berbeda satu dengan yang lainnya. Parameter yang telah dihitung akan digunakan untuk menghitung nilai MTTF (Mean Time to Failure) dan MTTR (Mean Time to Repair). MTTF merupakan rata-rata waktu terjadinya kerusakan yang satu dengan yang lain sedangkan MTTR merupakan rata-rata waktu untuk melakukan perbaikan. 4.6.6 Perhitungan Reliability Perhitungan Reliability (R) dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan suatu mesin dan komponen setelah adanya tindakan pencegahan. Perhitungan dilakukan berdasarkan nilai MTTF yang telah dihitung sebelumnya. 4.6.7 Penyesuaian Reliability dengan Target Perusahaan Penyesuaian ini dilakukan untuk meningkatkan Reliability sesuai dengan target yang diinginkan oleh perusahaan. Dengan melakukan penyesuaian ini maka diperoleh interval waktu preventive, yang akan digunakan sebagai acuan dalam membuat jadwal preventive.

67 4.6.8 Perhitungan Failure Cost dan Preventive Cost Hasil perhitungan MTTR pada tahap sebelumnya digunakan untuk menghitung failure cost (sebelum ada pencegahan) dan preventive cost (sesudah dilakukan pencegahan). Selain nilai MTTR, nilai Reliability (R) juga diperlukan dalam perhitungan. Untuk nilai R sesudah ada pencegahan diperoleh dari perhitungan sebelumnya, sedangkan untuk sebelum pencegahan nilai R adalah tak berhingga, hal ini disebabkan karena tidak ada batas waktu tertentu untuk melakukan perbaikan. 4.6.9 Perbandingan Total Biaya Perawatan Sebelum dan Sesudah Preventive Maintenance Hasil perhitungan biaya yang diperoleh kemudian dibandingkan untuk mengetahui berapa nilai saving cost yang diperoleh. Jika saving cost bernilai positif maka perusahaan dapat melkukan preventive maintenance, bila saving cost bernilai negatif maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk melakukan kegiatan preventive maintenace atau tidak. 4.7 Analisa Kebutuhan Sistem Pada tahap ini dilakukan pendefinisian dari sistem yang akan dibuat. Dari definisi sitem tersebut dapat diketahui sistem secara keseluruhan serta keinginan user terhadap sistem yang akan dirancang. Dengan adanya analisa kebutuhan pengguna ini maka sistem yang dirancang akan sesuai dengan

68 permasalahan yang ada di perusahaan, sehingga sistem informasi yang dihasilkan nantinya dapat berguna bagi perusahaan untuk menyelesaikan masalah yang ada dan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. 4.8 Analisa dan Perancangan Sistem Menggunakan Model UML (Unified Modelling Language) Untuk membantu dalam perancangan sistem maka dignakan model UML sebagai alat bantu untuk merancang dan menganalisa sistem yang dibutuhkan. Dalam model UML ini terdapat dua hal utama yang perlu dilakukan yaitu problem domain analysis dan Application domain anlysis. Problem domain analysis akan menghasilkan model dari sistem yang akan dirancang, sedangkan application domain analysis lebih condong kepada hubungan antara sistem dengan sistem yang akan dibuat. Adapun tahapan dalam UML adalah sebagai berikut: o Problem domain analysis Pembuatan class dan event candidate Pembuatan event table Pembuatan class diagram Pembuatan statechart diagram o Application domain analysis Pembuatan use case diagram Pembuatan sequence diagram

69 Pembuatan user interface o Architectural design Pembuatan deployment diagram o Component design Pembutan revised class diagram Pembuatan component diagram 4.9 Perancangan Program Perancangan program (coding) dilakukan dengan menggunakan program Visual Basic 6.0. Perancangan ini akan dilakukan sesuai dengan user interface yang telah dibuat sebelumnya. Hasil yang diharapkan dari perancangan ini adalah suatu software yang sesuai dengan kebutuhan user dan perusahaan. 4.10 Pengujian Program Setelah program selesai dibuat, maka dilakukan pengujian program untuk mengetahui apakah program yang dirancang masih memiliki bug (eror). Jika ternyata di dalam program masih terdapat eror, maka dilakukan perbaikan pada tahap coding. Hal ini terus dilakukan hingga program yang dibuat bebas dari eror yang mungkin terjadi.

70 4.11 Analisa Hasil dari pengolahan data dianalisa untuk mendapatkan gambaran akhir dari penelitian sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan dengan apa yang terjadi di dalam perusahaan. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui apakah hasil penelitian sesuai dengan keinginan perusahaan atau tidak. Hasil dari perancangan sistem dianalisa untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan keinginan perusahaan dan keinginan pengguna dalam menyelesaikan masalah yang ada di perusahaan khusunya maintenance. 4.12 Simpulan dan Saran Hasil penelitian pada tahap-tahap sebelumnya digunakan untuk memberikan jawaban pada tujuan penelitian sekaligus menarik kesimpulan mengenai permasalahn yang dihadapi perusahaan serta memberikan saran yang dapat digunakan sebagai masukkan bagi perusahaan untuk dimanfaatkan lebih lanjut.

Diagram 4.1 Flowchart Metodologi Penelitian Bagian 1 71

Diagram 4.2 Flowchart Metodologi Penelitian Bagian 2 72

Diagram 4.3 Flowchart Metodologi Penelitian Bagian 3 73