BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Validitas dan Relibialitas 4.1.1. Uji Validitas Skala Motivasi belajar Pengujian Validitas ini menggunakan program SPSS versi 17.0.item-item yang tidak valid adalah item yang memiliki nilai Corrected Item-Total lebih kecil dari 0, 30 daya pembedanya dianggap tidak memuaskan, Azwar (dalam Priyatno, 2010). Peneliti melakukan pembersihan alat ukur untuk melihat item valid sebanyak tiga kali hingga hanya memunculkan 6 item yang tidak valid, dan 24 item yang valid. Table 4.1 :Tabel Validitas Aspek Indikator fav unfav gugur Valid 1. motivasi intrinsik Minat 1*, 3, 5 2, 4, 6* 2 4 Kebutuhan 8, 9 7, 10 0 4 Kenikmatan 11, 13* 12, 14 1 3 Rasa ingintahu 15 16 0 2 2. motivasi ekstrinsik Pujian 17 16 0 2 Tekanansosial 19,21,23* 20,22,24 1 5 Hukuman 25,27,29* 26,28*,30 2 4 4.1.2. Uji Reliabilitas Skala Motivasi Belajar Priyatno (2010) menyatakan bahwa realiabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. 30
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for window. Hasil uji realibilitas didapat nilai Cronbach s Alpha sebesar 0.939 karena nilai diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian tersebut reliabel. 4.2. Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas dua Yadika 5 Jakarta Barat, kelas yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelas VIII-A. Dengan jumlah sampel 32 siswa, terdiri 22 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. 4.2.1. Data penggunaan internet berdasarkan jenis kelamin Karakteristik subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi subjek, yaitu data penggunan internet. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa siswa laki-laki lebih banyak menggunakan internet untuk bermain games sedangkan siswi perempuan lebih banyak menggunakan internet untuk membuka situs jejaring sosial dan membaca artikel. Gambaran data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 : Data penggunan internet berdasarkan jenis kelamin Laki-Laki Perempuan Penggunaan Persentase Penggunaan Persentase Frekuensi Frekuensi Internet (%) Internet (%) Games 4 40.0 Games 3 13.6 Jejaring 20.0 Jejaring sosial sosial 2 6 27.3 Chatting 2 20.0 Chatting 4 18,2 Jurnal 1 10.0 Jurnal 3 13,6 Artikel 1 10.0 Artikel 6 27,3 Jumlah 10 100.0 Jumlah 22 100.0 31
4.3. Tingkat Motivasi Belajar dan Penggunaan Internet 4.3.1. Tingkat Motivasi Belajar Tabel 4.3 : Klasifikasi tingkat motivasi belajar No. Interval Tingkat MotivasiBelajar Klasifikasi 1. x > m + 1SD >86 Motivasi belajar tinggi 2. M ± 1SD 70-86 Motivasi belajar sedang 3. X < m 1SD <70 Motivasi belajar rendah Jumlah siswa 10 19 3 Tabel 4.3 menunjukan bahwa klasifikasi motivasi belajar tinggi ada 10 siswa,klasifikasi motivasi belajar sedang ada 19 siswa dan klasifikasi motivasi belajar rendah ada 3 orang. 4.3.2. Penggunaan Internet Tabel 4.4 :Klasifikasi Penggunaan Internet No. Interval Penggunaan Internet Klasifikasi Jumlah siswa 1. X > m + 1SD >17 Penggunaan internet tinggi 2. M ± 1SD 7-17 Penggunaan internet sedang 3. X < m 1SD <7 Penggunaan internet rendah 14 17 1 Tabel 4.4 menunjukan tingkat penggunaan internet tertinggi ada 14 siswa, tingkat penggunaan internet sedang ada 17 siswa dan penggunaan internet rendah ada 1 siswa. 32
Tabel 4.5 : Data penggunaan internet non study Study Jenis Frekuensi persentase (%) jenis Frekuensi presentase (%) Games 7 33,3 Jurnal 4 36,4 Jejaring sosial 8 38,1 Artikel 7 63,6 Chatting 6 28,6 Dari tabel 4.5 pada penggunaan internet, terlihat bahwa rata-rata siswa menggunakan internet untuk kepeluan hiburan sebanyak 21 siswa, sedangkan 11 siswa lainnya menggunakan internet untuk keperluan belajar. 4.3.4. Deskripsi Tabel Motivasi Belajar dan Penggunaan Internet Dari klasifikasi tingkat motivasi belajar dan tingkat penggunaan internet, siswa yang memiliki motivasi tinggi ada 10 siswa dan penggunaan internet tinggi ada 14 siswa, sedangkan siswa yang motivasinya sedang ada 19 siswa dan penggunaan internet sedang ada 17 siswa dan siswa yang motivasi belajarnya rendah ada 3 siswa dan penggunaan internet rendah ada 1 siswa. Kebanyakan siswa menggunakan internet untuk keperluan hiburan sebanyak 21 siswa, dibandingkan untuk keperluan belajarnya sebanyak 11 siswa. Rata-rata yang menggunakan internet lebih banyak adalah anak perempuan, fasilitas internet yang paling banyak digunakan adalah membuka situs jejaring sosial dan membuka artikel, sedangkan anak laki-laki lebih banyak menggunakan internet untuk bermain games. 33
4.4. Uji Hipotesis 4.4.1. Hasil Uji Normalitas Dari hasil uji normalitas data dapat diketahui bahwa nilai signifikasi untuk penggunaan internet dan motivasi belajar siswa kelas II SMP Yadika 5 Jakarta Barat sebesar 0,194 dan 0,74, karena signifikasi untuk seluruh variabel lebih kecil dari 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan internet dan motivasi belajar subjek tidak normal. Tabel 4.6 : Tabel Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. penggunaan internet.129 32.194.929 32.038 motivasi belajar.148 32.074.918 32.018 Lilliefors Significance Correction 4.4.2. Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan Penggunaan Internet Tabel 4.7 : Hasil Uji korelasi Non Parametrik s penggunaan internet motivasi belajar Spearman's rho penggunaan internet Coefficient 1.000.072 Sig. (2-tailed)..696 motivasi belajar Coefficient.072 1.000 Sig. (2-tailed).696. 34
Dari tabel diatas, disimpulkan bahwa korelasi penggunaan internet dengan motivasi belajar tidak signifikan karena nilai korelasi 0,72 lebih kecil dari nilai signifikan yaitu 0,96. 4.4.3. Hasil Uji Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Jenis Kelamin Tabel 4.8 : Hasil Uji Korelasi antara Motivasi Belajar dengan Jenis Kelamin s jenis kelamin motivasi belajar jenis kelamin Pearson 1.378 * Sig. (2-tailed).033 motivasi belajar Pearson.378 * 1 Sig. (2-tailed).033 *. is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari tabel diatas, disimpulkan bahwa korelasi antara jenis kelamin dengan motivasi belajar adalah signifikan karena nilai korelasi sebesar 0,378 lebih besar dari nilai signifikasi sebesar 0,33. Jadi, motivasi belajar anak laki-laki dan anak perempuan tidak memiliki perbedaan yang jauh. 4.4.4. Hasil Uji Korelasi Penggunaan Internet dengan Jenis Kelamin Uji korelasi antara jenis kelamin dengan penggunaan internet tidak signifikan karena nilai korelasi sebesar 0,073 lebih kecil dari nilai signifakasi sebesar 0,692. Jadi, penggunaan internet antara anak laki-laki dan anak perempuan memiliki perbedaan yang sangat signifikan. 35
Tabel 4.9 : Hasil Uji Korelasi Penggunaan Internet dengan Jenis Kelamin jenis kelamin penggunaan internet jenis kelamin Pearson 1.073 Sig. (2-tailed).692 penggunaan internet Pearson.073 1 Sig. (2-tailed).692 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang hubungan antara penggunaan internet diwarnet dan motivasi belajar pada siswa kelas dua Yadika 5 Jakarta Barat didapat melalui uji statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.Teknik statistik yang dipergunakan adalah Pearson Product Moment. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan program SPSS versi 17.0, maka hubungan yang didapat dari tabel correlations adalah sebesar 0,111 yang artinya Ho diterima dan H1 ditolak, karena nilai tabel correlations tersebut masih dibawah nilai 0,25-0,50, maka hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan internet dan motivasi belajar pada siswa kelas dua Yadika 5 Jakarta Barat. Untuk mengetahui mengapa penelitian ini tidak terdapat hubungan antara penggunaan internet dengan motivasi belajar siswa kelas dua SMP Yadika 5 jakarta Barat, maka dilakukan uji korelasi non parametrik antara penggunaan internet dan motivasi belajar, uji korelasi motivasi belajar dengan jenis kelamin dan uji korelasi penggunaan internet dengan jenis kelamin. 36
Untuk hasil non parametrik korelasi penggunaan internet dengan motivasi belajar tidak signifikan karena didapat nilai korelasi sebesar 0,72 lebih kecil dari nilai signifikan yaitu 0,96. Selanjutnya dilakukan juga uji korelasi antara motivasi belajar dengan jenis kelamin disimpulkan bahwa korelasi antara jenis kelamin dengan motivasi belajar adalah signifikan karena nilai korelasi sebesar 0,378 lebih besar dari nilai signifikasi sebesar 0,33, yang artinya bahwa motivasi belajar antara anak laki-laki dan anak perempuan tidak berbeda jauh secara signifikan. Langkah terakhir dilakukan uji korelasi antara jenis kelamin dengan penggunaan internet, dan mendapatkan hasil nilai korelasi sebesar 0,073 lebih kecil dari nilai signifikasi sebesar 0,692, yang artinya penggunaan internet antara anak laki-laki dan anak perempuan memiliki perbedaan yang sangat jauh antara keduanya. Dari semua hasil uji korelasi yang didapat, menunjukan bahwa memang tidak ada hubungannya antara penggunaan internet dengan motivasi belajar siswa kelas dua SMP Yadika 5 Jakarta Barat. Untuk hasil kuisioner motivasi belajar dan angket penggunaan internet, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa-siswa tersebut tidak terganggu, meskipun kebanyakan siswa menggunakan internet untuk keperluan non study atau keperluan hiburan dibandingkan untuk keperluan belajarnya. Sesuai dengan aspek yang digunakan dalam penelitian ini, motivasi terbagi menjadi dua aspek, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Internet merupakan salah satu media yang termasuk motivasi dari luar atau motivasi ekstrinsik yang dapat mendukung motivasi siswa dalam belajarnya tetapi pada dasarnya siswa-siswi tersebut memang memiliki motivasi dari dalam diri atau moltivasi intrinsik. Motivasi yang lebih kuat pengaruhnya adalah motivasi intrinsik, motivasi intrinsik ini merupakan bagian dalam perspektif kognitif yang menekankan bahwa setiap 37
orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri, dimana siswa-siswi tersebut memiliki pola pikir yang baik, walaupun banyak isu tentang dampak negatif internet, siswa-siswi tersebut tahu bagaimana caranya membatasi atau menyeimbangkan antara bermain internet dengan bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya serta dapat menanggulangi atau mengatasi dampak-dampak negatif yang akan timbul akibat dari penggunaan internet seperti penggunaan internet yang berlebihan atau lebih digunakan untuk keperluan hiburan dibandingkan keperluan belajarnya. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan National School Boards Foundation dan Grunwal Associations (Huda, 2008), sebuah badan konsultasi di Amerika, melakukan penelitian atas siswa mengenai penggunaan internet. Didapatkan hasil tiga dari empat siswa menggunakan internet dan mereka lebih gemar menggunakan internet diluar rumah atau di "cyber cafe" (warung internet) dibanding menggunakan internet di rumah dan hasil motivasi belajar mereka tidak terganggu meskipun mereka suka bermain internet diwarnet dibandingkan dirumah. Jadi, tidak ada hubungannya penggunaan internet dengan motivasi belajar karena internet dianggap bermanfaat bagi siswa walaupun isu-isu negatif telah tersebar mengenai dampak negatif dari internet. Akan tetapi semuanya dikembalikan kepada para siswa, karena penggunaan Internet memang memiliki pengaruh positifdan negatif bagi siswa, namun tergantung bagaimana cara menggunakan teknologi itu dan mengerti batasan-batasan dan norma-norma yang harus dipegang teguh walaupun bersentuhan dengan internet atau didalam dunia maya. 38