BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Obyek Penelitian. Universitas Trisakti angkatan sebagai respondennya. Dari penyebaran kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, pengukuran dan lingkungan penelitian. merek terhadap kesedian pelanggan untuk membayar harga premium,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III,

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Nasmoco Bengawan Motor Solo

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Syaodih (2010) survei (survey) digunakan untuk. mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

Bab 3. Metode Penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini diantaranya adalah desain penelitian, populasi, sampe, teknik sampling.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

With AMOS Application

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian survey. Penelitian survey adalah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan SUOT-

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pembahasan penemuan penelitian. Diawali dengan hasil statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. brand ambassador iklan Luwak White Koffie karena

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk menggambarkan kondisi jawaban responden untuk masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. yang relevan untuk mendesain suatu studi penelitian, menjamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal. diteliti adalah masyarakat Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan bab ini adalah untuk memberikan landasan yang valid terhadap prosedur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

LIMA Dinamika Fakta Empirik

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH HARGA DISKON TERHADAP NIAT BELI MELALUI STORE IMAGE PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE SURABAYA. I. Data Responden Usia :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Kantor Sekretariat Pemerintah Provinsi Bali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. peningkatan kehidupan. Dengan berbagai program akademik dan kemahasiswaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KERIPIK KENTANG (Studi Kasus pada Agronas Gizi Food, Kota Batu) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengumpulan data dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen yang sedang belanja di Outline store. Sedangkan metode pengambilan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini bertujuan untuk mengungkap hasil analisis data penelitian dan pembahasannya. Pembahasan diawali dengan dimulai hasil statistik deskriptif yang bertujuan untuk memahami profil responden yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya diikuti dengan pembahasan mengenai pengujian instrumen penelitian yang meliputi pengujian validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan untuk menjamin data penelitian yang diperoleh, sehingga kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kemudian dilanjutkan dengan analisis kriteria goodness of fit model penelitian beserta pembahasannya. Terakhir adalah pembahasan mengenai hasil pengujian Structural Equation Modelling (SEM) yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Dengan demikian, pembahasan dalam bab ini difokuskan pada: analisis statistik deskriptif, analisis instrumen penelitian, analisis kriteria goodness of fit model penelitian, dan pembahasan mengenai analisis Structural Equation Modelling (SEM). A. Profil Responden Profil responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden. Responden dalam penelitian ini adalah Masyarakat kota Solo yang berniat membeli motor Honda. Gambaran umum tentang responden diperoleh dari data 48

diri yang terdapat dalam kuesioner pada bagian identitas responden yang meliputi jenis kelamin, usia, pekerjaan dan gaji/uang saku dapat dilihat dalam tabel berikut ini: A. DESKRIPSI DATA 1. Jenis kelamin Tabel 4.1 jenis kelamin Kategori frekuensi persentase(%) Pria 85 42.5 Wanita 115 57.5 Total 200 100 Tabel diatas menunjukkan jenis kelamin. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 85 responden (42.5%) berjenis kelamin pria dan 115 responden (57.5%) berjenis kelamin wanita. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin wanita. 2. Usia Tabel 4.2 usia responden N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Usia 200 19.00 48.00 30.0450 6.83054 Valid N (listwise) 200 Hasil pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata usia sebesar 30.045 dengan nilai standar deviasi sebesar 6.831. Nilai mimumum usia sebesar commit 19 dan to nilai user maksimumnya sebesar 48. 49

3. Pekerjaan Tabel 4.3 pekerjaan responden Kategori frekuensi persentase(%) pegawai negeri 38 19.0 pegawai swasta 54 27.0 Wiraswasta 32 16.0 TNI/POLRI 7 3.5 pelajar/mahasiswa 63 31.5 lain-lain 6 3.0 Total 200 100 Tabel diatas menunjukkan pekerjaan. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 38 responden (19%) memiliki pekerjaan pegawai negeri, 54 responden (27%) memiliki pekerjaan pegawai swasta, 32 responden (16%) memiliki pekerjaan wiraswasta, 7 responden (3.5%) memiliki pekerjaan TNI/POLRI, 63 responden (31.5%) memiliki pekerjaan pelajar/mahasiswa, 6 responden (3%) memiliki pekerjaan lain-lain, Berdasarkan keterangan 50

tersebut diketahui bahwa sebagian besar memiliki pekerjaan pelajar/mahasiswa. 4. Gaji/ uang saku Tabel 4.4 uang saku/ gaji responden Kategori frekuensi persentase(%) Rp. 500.000 - Rp 1.000.000 23 11.5 Rp. 1.000.001 - Rp 2.000.000 50 25.0 Rp. 2.000.001 - Rp 3.000.000 42 21.0 Rp. 3.000.001 - Rp 4.000.000 38 19.0 Rp. 4.000.001 - Rp 5.000.000 23 11.5 >Rp. 5000.000 24 12 Total 200 100 Tabel diatas menunjukkan uang saku/gaji. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 23 responden (11.5%) memiliki gaji Rp. 500.000 - Rp 1.000.000, 50 responden (25%) memiliki gaji Rp. 1.000.001 - Rp 2.000.000, 42 responden (21%) memiliki gaji Rp. 2.000.001 - Rp 3.000.000, 38 responden (19%) memiliki gaji Rp. 3.000.001 - Rp 4.000.000, 23 responden (11.5%) memiliki gaji Rp. 4.000.001 - Rp 5.000.000, 24 responden (12%) memiliki gaji >Rp. 5000.000, Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar memiliki gaji Rp. 1.000.001 - Rp 2.000.000 5. Green produck quality 51

Tabel 4.5. sebaran jawaban green product quality green product quality STS TS N S SS A1 0(0%) 0(0%) 0(0%) 103(51.5%) 97(48.5%) A2 0(0%) 3(1.5%) 4(2%) 111(55.5%) 82(41%) A3 0(0%) 4(2%) 12(6%) 85(42.5%) 99(49.5%) A4 0(0%) 0(0%) 10(5%) 65(32.5%) 125(62.5%) rata2 0(0%) 1.75(0.9%) 6.5(3.3%) 91(45.5%) 100.75(50.4%) Pada green product quality diketahui bahwa 0(0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 1.75(0.9%) menjawab tidak setuju, 6.5(3.3%) responden menjawab netral, 91(45.5%) responden menjawab setuju, dan 100.75(50.4%) responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju. 6. Green brand image Tabel 4.6. sebaran jawaban green brand image green brand image STS TS N S SS B1 0(0%) 8(4%) 13(6.5%) 139(69.5%) 40(20%) B2 0(0%) 7(3.5%) 17(8.5%) 114(57%) 62(31%) B3 0(0%) 4(2%) 30(15%) 96(48%) 70(35%) B4 9(4.5%) 13(6.5%) 32(16%) 103(51.5%) 43(21.5%) B5 5(2.5%) 9(4.5%) 49(24.5%) 93(46.5%) 44(22%) 52

rata2 0(0%) 7(3.5%) 17(8.5%) 114(57%) 62(31%) Pada green brand image diketahui bahwa 0(0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 7(3.5%) menjawab tidak setuju, 17(8.5%) responden menjawab netral, 114(57%) responden menjawab setuju, dan 62(31%) responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju. 7. Layanan purna jual Tabel 4.7 rekap jawaban layanan purna jual layanan purna jual STS TS N S SS C1 0(0%) 0(0%) 0(0%) 85(42.5%) 115(57.5%) C2 0(0%) 0(0%) 0(0%) 90(45%) 110(55%) C3 0(0%) 0(0%) 2(1%) 108(54%) 90(45%) C4 0(0%) 0(0%) 20(10%) 100(50%) 80(40%) rata2 0(0%) 0(0%) 2(1%) 108(54%) 90(45%) Pada layanan purna jual diketahui bahwa 0(0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 0(0%) menjawab tidak setuju, 2(1%) responden menjawab netral, 108(54%) responden menjawab setuju, dan 90(45%) responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju. 8. Sikap beli green produk Tabel 4.8 sikap beli green produk 53

sikap beli green produk STS TS N S SS D1 0(0%) 0(0%) 2(1%) 182(91%) 16(8%) D2 0(0%) 0(0%) 8(4%) 138(69%) 54(27%) D3 0(0%) 0(0%) 22(11%) 52(26%) 126(63%) D4 0(0%) 0(0%) 17(8.5%) 75(37.5%) 108(54%) rata2 0(0%) 0(0%) 12.25(6.1%) 111.75(55.9%) 76(38%) Pada sikap beli green produk diketahui bahwa 0(0%) responden menjawab sangat tidak setuju, 0(0%) menjawab tidak setuju, 12.25(6.1%) responden menjawab netral, 111.75(55.9%) responden menjawab setuju, dan 76(38%) responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju. 9. Niat beli green produk Tabel 4.9. sebaran jawaban niat beli green produk niat beli green produk STS TS N S SS E1 0(0%) 0(0%) 27(13.5%) 158(79%) 15(7.5%) E2 0(0%) 7(3.5%) 23(11.5%) 119(59.5%) 51(25.5%) E3 3(1.5%) 15(7.5%) 54(27%) 71(35.5%) 57(28.5%) E4 0(0%) 0(0%) 28(14%) 115(57.5%) 57(28.5%) rata2 0.75(0.4%) 5.5(2.8%) 33(16.5%) 115.75(57.9%) 45(22.5%) Pada niat beli green produk diketahui bahwa 0.75(0.4%) responden menjawab sangat tidak setuju, 5.5(2.8%) commit menjawab to user tidak setuju, 33(16.5%) responden 54

menjawab netral, 115.75(57.9%) responden menjawab setuju, dan 45(22.5%) responden menjawab sangat setuju. Berdasarkan keterangan tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju. B. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Pengujian validitas Uji validitas digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel teramati terhadap variabel laten yang mendasarinya, maka dilakukan pemeriksaan terhadap nilai faktor loading-nya. Suatu variabel dinyatakan valid jika nilai factorloading-nya lebih besar dari 0,5. Semakin tinggi nilai factor loading, semakin penting peranan loading dalam menginterpretasikan matrik faktor. Muatan faktor untuk masing-masing variabel terhadap variabel latennya berikut ini disajikan dalam bentuk hubungan-hubungan yang digambarkan sebagai berikut: Tabel 4.10 pengujian validitas efektivitas variabel faktor loading keterangan green product quality A2 A3 A4 0.597 valid 0.84 valid 0.584 valid 55

green brand image B1 B2 B3 B4 B5 0.712 valid 0.727 valid 0.598 valid 0.861 valid 0.791 valid green product quality C3 C4 0.767 valid 0.92 valid sikap beli green produk D3 D4 0.894 valid 0.786 valid niat beli green produk E1 E2 E3 E4 0.574 valid 0.889 valid 0.712 valid 0.66 valid Dari hasil analisa data diketahui bahwa variabel A1, C1, C2, D1, dan D2 dinyatakan tidak valid karena mempunyai faktor loading kurang dari 0.5. Selain ke-5 variabel observasi tersebut sudah valid. 2. Pengujian reliabilitas 56

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi internal alat ukur. Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Jika nilai construct reliability 0.7 maka nilai tersebut menunjukkan nilai reliabilitas yang baik, adapun jika nilai construct reliability 0.6 0.7 maka reliabilitas masih diterima. Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas reliabilitas Variabel konstruksi Keterangan green product quality green brand image green product quality sikap beli green produk niat beli green produk 0.719 reliabilitas baik 0.859 reliabilitas baik 0.834 reliabilitas baik 0.829 reliabilitas baik 0.806 reliabilitas baik Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel di atas menunjukan bahwa variabel laten yang digunakan dalam penelitian ini memiliki konsistensi pengukuran yang baik. Construct reliability dari variabel laten yang digunakan semuanya mempunyai nilai lebih dari 0.6. C. PENGUJIAN ASUMSI 1. Uji outlier Tabel tabel 4.12. pengecekan outlier dengan mahalanobis distance Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 170 34.851.004.566 57

Observation number Mahalanobis d-squared p1 p2 172 34.007.005.295 107 32.627.008.231 150 30.629.015.353 112 29.344.022.439 177 28.741.026.410 128 28.163.030.401 78 27.987.032.303 89 27.079.041.425 173 26.925.042.341 Tabel di atas mewakili 10 observasi terjauh dari rata-ratanya (outlier). Pada tabel diatas dapat diperoleh bahwa nilai mahalanobis d-squared terbesar pada observasi ke 170 dengan nilai 34.851. Batas outlier yang digunakan adalah nilai tabel chisquare pada taraf signifikansi 0.001 dan derajat bebas 21 (16 variabel observasi dan 5 variabel laten) yaitu sebesar 38.932. Nilai mahalanobis distance terbesar lebih kecil dari batasnya (d = 34.851< χ 2 0.001,26 = 38.932) maka dapat disimpulkan bahwa data ke 170 bukan outlier. Karena observasi terjauhnya bukan outlier maka dapat disimpulkan tidak ada data outlier. Sehingga tidak terjadi pengurangan data. 2. Uji normalitas Tabel 4.11. pengujian normalitas variabel Variable Min Max skew c.r. kurtosis c.r. E4 3.000 5.000 -.132 -.760 -.591-1.705 E3 1.000 5.000 -.498-2.878 -.332 -.959 58

Variable Min Max skew c.r. kurtosis c.r. E2 2.000 5.000 -.686-3.963.857 2.475 E1 3.000 5.000 -.241-1.393 1.697 4.899 D4 3.000 5.000 -.776-4.481 -.455-1.313 D3 3.000 5.000-1.098-6.336 -.100 -.287 C3 3.000 5.000.023.133-1.485-4.288 C4 3.000 5.000 -.366-2.111 -.706-2.037 B1 2.000 5.000 -.930-5.367 2.354 6.796 B2 2.000 5.000 -.811-4.684 1.077 3.109 B3 2.000 5.000 -.558-3.220 -.132 -.381 B4 1.000 5.000-1.050-6.061.950 2.744 B5 1.000 5.000 -.759-4.381.723 2.087 A4 3.000 5.000-1.035-5.975.066.190 A3 2.000 5.000-1.069-6.169 1.193 3.444 A2 2.000 5.000 -.767-4.427 1.710 4.938 Multivariate 7.192 2.119 Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan cara menggunakan nilai pada tabel normalitas yang dihasilkan dari program AMOS terhadap skewness value (nilai Z) yang setara dengan nilai Critical Ratio (CR) pada level signifikansi 1%, yaitu sebesar -2,58 dan 2,58. Nilai yang diperoleh adalah nilai multivariatekurtosis sebesar 7.192 dan Critical Ratio (CR) sebesar 2.119. nilai c.r di dalam batas diantara 2.58 dan 2.58 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi commit to normal user secara multivariat. 59

D. Uji kesesuaian model (goodness of fit) Suatu model dikatakan fit jika kovarian matriks suatu model (model based cavariance matrix) adalah sama dengan covarian matriks data (observed cavariance matrix). Indikator Goodness of Fit Index (GFI) dan Normed Fit Index (NFI) merupakan indikator utama yang umum digunakan untuk menilai uji kesesuaian model keseluruhan. Dikatakan baik jika GFI dan NFI berada diantara nilai 0 1 meskipun tidak ada angka mutlak, makin tinggi nilainya berarti model makin baik. NFI dan GFI untuk model struktural yang diajukan memiliki uji kesesuaian yang menyeluruh di atas 0.90 atau dikatakan memiliki tingkat kesesuaian yang cukup tinggi. Penilaian model (uji overall model fit) yang disediakan amos adalah berikut ini. 60

Tabel 4.12 ringkasan uji goodness of fits No Indeks Nilai Acuan 1 X 2 chi-square Diharapkan kecil awal modifikasi indeks nilai kriteria nilai kriteria 518.294 tidak fit 156.344 tidak fit 2 Probability > 0,05 0 tidak fit 0.000 tidak fit 3 RMSEA (The Root Mean Aquate Error of Approximation) 0,05 fit 0.08 0.148 kurang 0.070 fit 4 GFI (Goodness-of-fit Index) 0,90 0.71 cukup 0.912 fit 5 AGFI (Adjusted Goodness-offit Index) 0,90 0.763 cukup 0.884 marginal 6 CMIN/ DF 2 5.343 kurang 1.979 fit 7 TLI (Trucker Lewis Index) 0,90 0.676 cukup 0.927 fit 8 CFI (Comparative Fit Index) 0,90 0.738 cukup 0.952 fit a. Chi Square dan significance probability Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji apakah sebuah model yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Nilai chisquare yang diperoleh sebesar 156.344 Dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai chisquare sangat bergantung pada jumlah sampel dan cenderung signifikan (tidak memenuhi asumsi), jika nilai chisquare tidak kecil dan nilai p tidak melebihi 0,05 maka kita dianjurkan mengabaikannya dan menggunakan uji godness of fit lainnya. b. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) 61

RMSEA merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0.05 sampai 0.08. maka model yang dibuat berarti fit hal ini berarti nilai antara 0,05 dan 0.08 dikategorikan mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model (Ghozali,2004). Nilai yang diperoleh adalah 0.070 sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan sudah sesuai dengan nilai yang diharapkan, sehingga goodness of fits RMSEA dinyatakan fit c. Goodness Of Fit Index (GFI) Asumsi goodnes of fit menunjukkan bahwa hanya GFI yang memenuhi nilai yang dianjurkan yaitu lebih dari 0,9. Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI 0,90 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik. Nilai yang diperoleh adalah 0.912,. Nilai GFI biasanya diasosiasikan dengan koefisien determinasi R 2 pada regresi linear meskipun nilai GFI < 90%.Sehingga nilai GFI sebesar 0.912(91.2 %) menunjukkan bahwa indeks kesesuaian model dikatakan sudah fit. d. Adjusted Goodness Fit Of Index (AGFI) Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness Fit Of Index (GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom model. Ukuran AGFI disetarakan dengan adjusted R 2 pada regresi linear. Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI 0,90, semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki oleh model. Nilai yang diperoleh adalah 0.884 (88.4%) Meskipun tidak memenuhi nilai yang dianjurkan tetapi nilai AGFI cukup besar dan mendekati 90% yaitu sebesar 88.4%. Artinya model yang dibuat mampu menggambarkan keadaan sebenarnya sebesar 88.4 % sedangkan sisanya 11.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Sehingga nilai AGFI sebesar 0.884(88.4%) menunjukkan indeks kesesuaian model dikategorikan marginal e. CMIN/DF 62

CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi square dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untukmencapai tingkat kesesuaian. Batas nilai yang baik adalah cmin/df < 2. Nilai yang diperoleh adalah 1.979. Nilai ini menunjukkan bahwa model yang dibuat sudah fit. f. Tucker Lewis Index (TLI) TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat kompleksitas model (Ghozali). Nilai penerimaanyang direkomendasikan adalah nilai TLI 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. Nilai yang diperoleh adalah 0.927 sehingga dapat disimpulkan bahwa goodness of fits TLI sudah fit g. Comparative Fit Index ( CFI) CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeksini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI 0,90 (Ghozali).nilai yang diperoleh adalah 0.952. Meskipun tidak memenuhi nilai yang dianjurkan tetapi nilai yang diperoleh cukup besar sehingga dapat dikatakan indeks kesesuaian model sudah fit. Berdasar keterangan tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan model yang dispesifikasikan terhadap variabel indikator dan variabel laten yang mendasarinya, menunjukan bahwa model yang diusulkan memiliki tingkat kesesuaian menyeluruh yang sudah fit E. Uji Hipotesis 63

Pengujian hipotesis didasarkan pada nilai probabilitas. Kedua variabel dinyatakan mempunyai pengaruh jika nilai probabilitas kurang dari 0.05. Berdasarkan teori yang dikemukakan pada BAB III model yang digunakan sebagai berikut: Green product quality Green brand image Sikap beli green produk Niat beli Layanan purna jual Hipotesis Estimate S.E. C.R. P kesimpulan H1 GPQ SB -0.079 0.083-0.962 0.336 H0 ditolak H2 GBI SB 0.518 0.074 6.955 *** H0 diterima H3 LPJ SB 0.312 0.084 3.702 *** H0 diterima H4 SB NB 0.404 0.12 3.368 *** H0 diterima a. Hipotesis 1 : Green product quality tidak berpengaruh terhadap sikap beli green produk Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang tidak signifikan antara variabel kualitas green produk (green produk quality) dengan sikap beli green produk, hal tersebut dapat dilihat pada hasil commit analisis to user pada tabel di atas yang menunjukkan 64

nilai Nilai regression weight (estimate) sebesar -0.079 dapat diartikan sebagai setiap perubahan green product quality akan mempengaruhi sikap beli green product sebesar 7.9%. green product quality bertanda negatif artinya semakin baik green product quality maka sikap beli masyarakat cenderung rendah. Nilai probabilitas yang diperoleh sebesar 0.336 yang berarti bahwa tidak ada pengaruh green product quality terhadap sikap beli. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kualitas green produk (green produk quality) tidak meningkatkan sikap beli green produk. Hal ini dapat terjadi karena dalam penelitian ini calon konsumen masih kurang mengerti tentang manfaat kualitas green produk (green produk quality). Hasil pengujian ini tidak mendukung hipotesis yang menjelaskan bahwa kualitas produk hijau (green produk quality) berpengaruh negatif pada sikap beli green produk seperti pada penelitian Chen,Yu-Shanet.,et al (2009). Selanjutnya, temuan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak pengelola PT. Pratama Kurnia Kasih untuk perlu meningkatkan dan memperbaiki sistem dan pelayanan bagi konsumen / calon konsumen sehingga konsumen / calon konsumen dalam menggunakan produk hijau. Hal tersebut dengan tujuan untuk memperbaiki sikap beli green produk konsumen / calon konsumen. Terkait dengan penelitian lanjutan, karena pada penelitian ini menunjukan hasil yang tidak signifikan, variabel kualitas green produk (green produk quality) perlu dikaji lebih lanjut. Sehingga diharapkan untuk penelitian kedepan variabel kualitas produk hijau (green produk quality) dapat menjadi perhatian atau fokus penelitian karena 65

dimungkinkan pada setting dan kondisi penelitian yang berbeda dapat menunjukan hasil yang berbeda. b. Hubungan green brand image dan sikap beli green produk (H2) Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan antar variabel citra produk hijau (green brand image) dengan sikap beli green produk, hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis pada tabel di atas yang menunjukkan Nilai regression weight (estimate) sebesar 0.518 dapat diartikan sebagai setiap perubahan green brand image akan mempengaruhi sikap beli green product sebesar 0.518 atau 51.8%. nilai regression weight bertanda positif artinya semakin baik green brand image maka akan semakin baik pula sikap beli green product. Nilai probabilitas pengaruh green brand image bertanda *** (nilai probabilitas kurang dari 0.001) yang berarti ada pengaruh green brand image terhadap sikap beli green product. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi citra produk hijau (green image product) maka akan semakin tinggi pula sikap beli green produk. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang menjelaskan bahwa citra produk hijau (green brand image) berpengaruh positif pada sikap beli green produk seperti pada penelitian Chen,Yu-Shanet.,et al (2009). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara citra produk hijau (green brand image) dan sikap beli konsumen cenderung mengarah pada fenomena hubungan positif dan konsisten, meskipun diuji dalam konteks yang berbeda. 66

Selanjutnya, temuan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak pengelola PT. Pratama Kurnia kasih, PT. Pratama Kurnia kasih diharapkan dapat meningkatkan citra produk hijau dengan memiliki citra atau image produk yang lebih baik dan diakui di lingkungannya sebagai produk yang mempunyai citra produk ramah lingkungan. Terkait dengan penelitian lanjutan, meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan dan positif yang memberikan dukungan kepada konsep hubungan positif antara citra produk hijau (green brand image) dan sikap beli green produk, tetapi pengujian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan konsep generalisasi hipotesis. Dengan demikian, konsep yang dihipotesiskan dalam penelitian ini memiliki tingkat penerapan yang lebih luas dan berbeda baik dari segi obyek dan setting penelitian. c. Hipotesis 3 : Layanan purna jual berpengaruh terhadap sikap beli green produk Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan antar variabel layanan purna jual (after sales service) dengan sikap beli green produk, hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis pada tabel di atas yang menunjukkan Nilai regression weight (estimate) sebesar 0.312 dapat diartikan sebagai setiap perubahan layanan purna jual akan mempengaruhi sikap beli green product sebesar 0.312 atau 31.2%. regression weight bertanda positif artinya semakin baik layanan purna jual maka sikap beli green produk juga semakin baik. Nilai probabilitas pengaruh layanan purna jual bertanda *** (nilai probabilitas kurang dari 0.001) yang berarti ada pengaruh commit to layanan user purna jual terhadap sikap beli 67

green product. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi layanan purna jual (after sales service) maka akan semakin tinggi pula sikap beli green produk. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang menjelaskan bahwa layanan purna jual (after sales service) berpengaruh positif pada sikap beli green produk seperti pada penelitian Chen,Yu-Shanet.,et al (2009). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara layanan purna jual (after sales service) dan sikap beli konsumen cenderung mengarah pada fenomena hubungan positif dan konsisten, meskipun diuji dalam konteks yang berbeda. Selanjutnya, temuan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak pengelola PT. Pratama Kurnia kasih, PT. Pratama Kurnia kasih diharapkan dapat meningkatkan layanan purna jual (after sales service) dengan memiliki pelayanan yang lebih baik dan diakui di masyarakat sebagai perusahaan yang profesional. Terkait dengan penelitian lanjutan, meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan dan positif yang memberikan dukungan kepada konsep hubungan positif antara layanan purna jual (after sales service) dan sikap beli green produk, tetapi pengujian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan konsep generalisasi hipotesis. Dengan demikian, konsep yang dihipotesiskan dalam penelitian ini memiliki tingkat penerapan yang lebih luas dan berbeda baik dari segi obyek dan setting penelitian. d. Hipotesis 4: Hubungan sikap beli commit green to produk user dan niat beli green produk (H4) 68

Hasil pengujian mengindikasi hubungan yang signifikan antar variabel sikap beli green produk dan niat beli green produk, hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis pada tabel di atas yang menunjukkan Nilai regression weight (estimate) sebesar 0.404 dapat diartikan sebagai setiap perubahan layanan purna jual akan mempengaruhi sikap beli green product sebesar 0.404 atau 40.4%. regression weight bertanda positif artinya semakin sikap beli green product maka niat beli green produk juga semakin baik. Nilai probabilitas pengaruh layanan purna jual bertanda *** (nilai probabilitas kurang dari 0.001) yang berarti ada pengaruh sikap beli green product terhadap niat beli green product. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi sikap beli green produk maka akan semakin tinggi pula niat beli green produk. Hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang menjelaskan bahwa sikap beli green produk berpengaruh positif pada niat beli green produk seperti pada penelitian Chen,Yu-Shanet.,et al (2009). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara sikap beli green cenderung mengarah pada fenomena hubungan positif dan konsisten, meskipun diuji dalam konteks yang berbeda. Selanjutnya, temuan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak pengelola PT. Pratama Kurnia kasih, PT. Pratama Kurnia kasih diharapkan dapat meningkatkan layanan sikap beli green produk dengan memiliki pelayanan yang lebih baik dan diakui di masyarakat sebagai perusahaan yang profesional. 69

Terkait dengan penelitian lanjutan, meskipun penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan dan positif yang memberikan dukungan kepada konsep hubungan positif antara sikap beli green produk dan niat beli green produk, tetapi pengujian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan konsep generalisasi hipotesis. Dengan demikian, konsep yang dihipotesiskan dalam penelitian ini memiliki tingkat penerapan yang lebih luas dan berbeda baik dari segi obyek dan setting penelitian. e. Mediasi sikap beli Tabel 4.13. pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total independen dependen langsung tidak langsung total green product quality sikap beli -0.079 0-0.079 niat beli 0-0.039-0.039 green brand image sikap beli 0.342 0 0.342 niat beli 0 0.441 0.441 layanan purna jual sikap beli 0.178 0 0.178 niat beli 0 0.229 0.229 sikap beli niat beli 0.404 0 0.404 Pengujian pengaruh tidak langsung atau indirect effect bertujuan untuk mendeteksi kedudukan variabel mediasi dalam suatu model. Dalam analisa ini, pengujian mediasi dilakukan dengan menguji signifikansi pengaruh tak langsung atau indirect effect (perkalian direct effect variabel independen terhadap mediator dan direct effect mediator terhadap variabel dependen). Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan pengaruh antara konstruk baik langsung, 70

tidak langsung, maupun pengaruh totalnya. Efek langsung (direct effect) tidak lain adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung. Efek tidak langsung adalah efek yang muncul melalui sebuah variabel antara. Efek total adalah efek dari berbagai hubungan, yaitu efek total dari efek langsung dan efek tidak langsung. Green product quality mempunyai pengaruh langsung terhadap sikap beli sebesa -0.079. Hal ini berarti green product quality mempunyai pengaruh yang negatif terhadap sikap beli yaitu green product quality akan menurunkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 7.9%. nilai pengaruh tidak langsung green product quality terhadap niat beli sebesar -0.039 artinya secara tidak langsung green product quality akan menurunkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 3.9%. Green product quality secara tidak langsung mempunyai pengaruh yang kecil terhadap niat beli sehingga sikap beli tidak memediasi pengaruh green product quality terhadap niat beli. Green brand image mempunyai pengaruh langsung terhadap sikap beli sebesar 0.342. Hal ini berarti green brand image mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap beli yaitu green brand image akan meningkatkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 34.2%. nilai pengaruh tidak langsung green brand image terhadap niat beli sebesar 0.441 artinya secara tidak langsung green brand image akan menurunkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 44.1%. Green brand image secara tidak langsung mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap niat beli sehingga sikap beli memediasi pengaruh green brand image terhadap niat beli. Layanan purna jual mempunyai pengaruh langsung terhadap sikap beli sebesar 0.178. Hal ini berarti layanan purna jual mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap beli yaitu layanan purna jual akan meningkatkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 17.8%. nilai pengaruh tidak langsung layanan purna jual terhadap niat beli sebesar 0.229 artinya secara tidak langsung layanan purna jual akan menurunkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 22.9%. Layanan purna jual secara tidak langsung 71

mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap niat beli sehingga sikap beli memediasi pengaruh layanan purna jual terhadap niat beli. Sikap beli mempunyai pengaruh langsung terhadap sikap beli sebesar 0.404. Hal ini berarti sikap mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap beli yaitu layanan purna jual akan meningkatkan sikap beli masyarakat pada motor honda sebesar 40.4%. Hal ini berarti sikap beli mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap niat beli. Berdasarkan keterangan ketiga aspek di atas yang menyatakan ada pengaruh tidak langsung antara variabel independen dengan niat beli serta cukup kuatnya pengaruh sikap beli terhadap niat beli maka dapat disimpulkan sikap beli memediasi pengaruh green product quality dan layanan purna jual terhadap niat beli. 72