BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAGEMENT PROYEK. kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAGEMENT PROYEK. kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK


Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya,

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK


BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

MANAJEMEN PROYEK 1. URAIAN UMUM

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai


BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK. Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi, yaitu sebuah dokumen tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RS.

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Owner (Pemilik Proyek)

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN MENARA ASTRA PROJECT (METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BELT TRUSS)

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB II DATA PROYEK DAN SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB II DATA PROYEK. menyeimbangkan demand masyarakat dengan supply lahan yang tersedia. Seiring

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB II SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengikuti kegiatan Kerja Praktek pada Pembangunan Proyek

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Kegiatan tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem

Transkripsi:

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAGEMENT PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing. Keuntungan dari adanya Organisasi dalam suatu proyek adalah : III-1

Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia secara maksimal. Proyek konstruksi adalah sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana terdapat titik awal dan titik akhir serta hasil konstruksi tertentu. Proyek biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dan berbagai profesi dan organisasi. Proyek adalah aktivitas sementara dan personil, material serta sarana untuk menjadikan atau mewujudkan sasaransasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir. Yang termasuk tahapan proyek adalah survey (survey), inivestigation (investigasion), konstruksi (construction), operasi (operation), pemeliharaan (maintenance). Proyek memiliki karakteristik tertentu yaitu: 1. Unik Pada dasarnya tidak pernah ada dua proyek yang benar-benar sama, karena dipengaruhi oleh berbagai macam faktor (tujuannya, lokasi proyek, III-2

prasarana yang tersedia, teknologi yang digunakan serta waktu penyelenggaraan). 2. Tidak berulang Kegiatan penyelenggaraan proyek adalah kegiatan yang sekali selesai dan bersifat spesifik, dengan demikian pengalaman yang diperoleh tidak selalu dapat digunakan sepenuhnya pada proyek yang lainnya meskipun proyek tersebut sejenis. 3. Kendala-kendala yang kuat Kendala yang ada proyek antara lain keterbatasan biaya, kualitas yang diharapkan selalu baik dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis, serta terbatasnya waktu pelaksanaan, sehingga sulit dicapai ketiga kendala tersebut dalam pelaksanaan proyek. 3.1. Pihak Pihak yang terkait Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek meliputi Pemberi Tugas / Pemilik Proyek (Owner), Konsultan Perencana, Kontraktor Utama dan Konsultan Pengawas. Keempat unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai III-3

kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan Centennial Office Tower, Gatot Subroto Jakarta adalah sebagai berikut : Pemilik Proyek : PT. Citratama Inti Persada Konsultan Perencana Arsitektur Stuktur M & E Quantity Surveyor : PT. Desain Global Indonesia : PT. Haerte (HRT) : PT. Hantaran Prima Mandiri : Davis Longdon and Seah Kontraktor utama : PT. ACSET Konsultan Pengawas : PT. Citratama Inti Persada 3.2. Hubungan Kerja antara Pemilik, Perencana dan Kontraktor Gambar 3.1. --- Bagan Hubungan Antara Pihak Pihak Terkait III-4

Pemberi Tugas / Pemilik Proyek (Owner) Pemberi Tugas / Pemilik Proyek (Owner) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Antara Owner dengan Konsultan Perencana & Konsultan Pengawas Owner merujuk Konsultan Perencana untuk merencanakan pembangunan (Arsitektur, Struktur, Mekanikal & Elektrikal). Konsultan Pengawas memberikan jasa pengawasan dan memanajemen jalannya proses konstruksi sehingga pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan. Sedangkan owner membayar upah atas semua jasa yang telah dikerjakan kepada semua konsultan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Antara Pemilik Proyek (Owner) dengan Kontraktor Utama Kontraktor Utama berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai kontraknya dengan baik, tepat waktu, dan dapat dipertanggung jawabkan pada waktu penyerahan pekerjaan. Sedangkan owner membayar biaya pelaksanaan kepada kontraktor dan sub kontraktor sesuai dengan kontrak. III-5

Kontrak yang dipakai antara Pemilik Proyek (Owner) dengan Kontraktor Utama adalah Kontrak Lump Sum Fixed Price. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : - Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan. - Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur. - Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut. - Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek. - Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja. - Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan. - Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran kepada kontraktor - Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor. III-6

a. Perencana Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Antara Konsultan Perencana dengan Kontraktor Merupakan hubungan koordinasi, dimana setiap konsultan mengkoordinasikan rencana pekerjaan kepada kontraktor, sehingga pelaksanaan proyek dapat terlaksana sesuai rencana. Apabila terjadi perbedaan, baik gambar, maupun metode kerja maka dapat dikonsultasikan melalui Konsultan Pengawas. Perencana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : - Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya. - Menyiapkan dokumen untuk proses lelang. - Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan. - Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner) tentang pelaksanaan proyek. III-7

- Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal hal yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS). - Membuat gambar revisi jika ada perubahan. - Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek. - Mempelajari petunjuk petunjuk teknis, Peraturan Perundang undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja. - Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai dengan bidangnya. - Menyusun rencana strategis dinas. - Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang bina program. b. Kontraktor Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (Rencana Kerja dan Syarat Syarat serta Gambar Gambar Kerja) dengan biaya yang telah disepakati. III-8

Antara Kontraktor dengan Sub Kontraktor Kontraktor sebagai pelaksana dapat meng-sub kan pekerjaannya sesuai kesepakatan dalam kontrak kerja. Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut : - Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat - syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. - Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. - Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada owner. - Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek. - Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. - Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya. III-9

3.3. Sistem Tender dan Kontrak 3.3.1. Tahap Tender Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Centennial Office Tower Jakarta Selatan, owner terlebih dahulu melakukan pemilihan terhadap pihak pihak yang terlibat dan saling bekerjasama satu dengan yang lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan proyek. System pemilihan tersebut dilakukan dengan cara pelelangan. Pada umumnya, proses pelelangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : 1. Pelelangan Umum Pelelangan umum merupakan jenis pelelangan yang sifatnya terbuka untuk seluruh pihak dalam mengakukan penawaran sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem pelelangan ini biasanya diumumkan melalui media cetak atau media elektronika. 2. Pelelangan Terbatas Pelelangan terbatas merupakan jenis pelelangan yang hanya memberikan kesempatan pada pihak pihak tertentu yang berkualitas dan bonafit, dalam arti telah terpilih untuk memasukkan penawaran. 3. Penunjukkan Langsung III-10

Merupakan pelelangan dengan system penunjukkan langsung oleh rekanan owner. Dimana penunjukkan ini hanya berlaku pada satu pihak yang memenuhi klasifikasi dan prestasi sebagai pihak yang akan melaksanakan suatu proyek yang ditawarkan. 3.3.2. Tahap Kontrak Kontrak adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner) dengan kontraktor. Kontrak ini dibuat setelah pemberi tugas (owner) menetapkan / menunjuk pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilaksanakan dengan cara mengeluarkan surat pelulusan pekerjaan / surat perintah kerja (gunning). Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak beserta dan bersifat menyeluruh / lumpsum. Perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Adapun dokumen kontrak tersebut terdiri atas : - Surat perjanjian (kontrak) - Surat keputusan penunjukan pemenang lelang - Surat keputusan penetapan pemenang lelang III-11

- Surat penawaran - Daftar kuantitas RAB harga penawaran yang disetujui Spesifikasi teknis dan gambar-gambar - Berita acara hasil lelang - Berita acara pembukaan penawaran - Berita acara penjelasan - Syarat-syarat umum kontrak - Syarat-syarat khusus kontrak - Jaminan pelaksanaan dan lain-lain yang dipersyaratkan Pada saat ini kebutuhan proyek konstruksi terdapat beberapa jenis sistem kontrak, antara lain: a. Kontrak Unit Price Yaitu semua jenis kontrak yang harga satuan pekerjaannya sudah ditentukan. Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan yang telah dikerjakan. b. Kontrak Lump Sum Fixed Price Semua pekerjaan tercantum dalam dokumen kontrak dan dilaksanakan oleh Kontraktor dengan jumlah imbalan tetap. Tetapi jika pemilik yang menyebabkan perubahan maka dipertimbangkan dalam pekerjaan tambah kurang. III-12

c. Kontrak Biaya Tambah Upah yang Dinegosiasikan (Negotiated Cost Plus and Fee Contract) Kontraktor menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan dengan mendapatkan upah yang tetap ataupun bervariasi yang telah mengandung laba dan biaya-biaya umum perkantorannya dengan mendapatkan penggantian terhadap biaya lapangan sesuai dengan biaya nyata. d. Kontrak Owner Builder Merupakan jenis kontrak yang pemiliknya sekaligus sebagai Kontraktor, sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan kekuatan sendiri atau dengan mensubkan pekerjaan tertentu pada subkontraktor. e. Kontrak Design and Build Pada kontrak jenis ini owner hanya menyampaikan gagasan spesifikasi dan luas lahan. Setelah itu kontraktor merancang dan mengerjakannya. Pada sistem ini perusahaan bertanggung jawab penuh baik desain ataupun konstruksinya. Pembayarannya dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan owner hanya tinggal menggunakannya. III-13

3.4. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek Gambar 3.2. --- Struktur Organisasi Proyek Centennial Office Tower 3.5. Pengawasan dan Pengendalian Logistik Pengawasan dan pengendalian logistik meliputi penyediaan material sesuai sepesifikasi dan pengadaan peralatan memadai tepat waktu. Hal ini sangat penting untuk menunjang kelancaran proses dan hasil optimal serta efisien. Dalam hal ini bidang logistik harus bekerja sama dengan bidang kualitas kontrol (quality control) kontraktor dan konsultan. Kerjasama terutama dilakukan dalam pekerjaan pengecoran dimana, penyediaan beton harus disetujui oleh pihak konsultan setelah ada pemeriksaan menyeluruh III-14

terhadap pekerjaan pemasangan tulangan, pemasangan bekisting dan pembersihan lokasi. Perusahaan pembangunan sangat memerlukan pengontrolan yang teratur dan teliti supaya bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok alat dan bahan bangunan di gudang dan di tempat penyimpanan barang. Alat dan bahan yang masuk atau keluar harus dicatat secara teliti berikut ukuran, merek, dan jumlah atau volumenya. Catatan barang - barang diperlukan untuk pengontrolan stok dan untuk kalkulasi. Untuk pengendalian material menggunakan material schedule, schedule pengiriman barang dan equipment schedule. - Material schedule adalah rencana pemakaian bahan / material untuk suatu pekerjaan mencakup jumlah sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan. - Equipment schedule adalah rencana pemakaian peralatan sesuai dengan kebutuhan serta waktu pemakaiannya. - Schedule pengiriman barang adalah rencana pengiriman barang oleh supplier. III-15

Sebelum dilakukan pembelian material untuk digunakan dalam proses kontruksi, terlebih dahulu dilakukan pemilihan pemasok (supplier) material konstruksi. Langkah awal dalam pemilihan pemasok (supplier) adalah menyiapkan daftar calon pemasok (supplier) material yang telah dipilih dan dianggap pantas. 3.5.1. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Persediaan Material Adapun faktor faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan material bangunan, antara lain : a. Perkiraan kebutuhan material bangunan b. Daya tahan material bangunan c. Resiko penyimpanan d. Harga material e. Kebijaksanaan pembelian material bangunan f. Tingkat kesulitan perolehan material bangunan 3.5.2. Tujuan Pengadaan Material Bangunan Adapun tujuan pengadaan material bangunan adalah sebagai berikut : a. Pembelian dengan harga terbaik III-16

b. Persediaan yang berkesinambungan c. Pemeliharaan mutu d. Biaya pengadaan material terendah e. Menjaga hubungan yang baik dengan pemasok (supplier) Setelah dilakukan pembelian material bangunan dari pemasok (supplier), maka material bangunan tersebut disimpan ditempat penyimpanan material bangunan yang telah ditentukan. Jika dibutuhkan pembelian material bangunan, maka bagian logistik memesan material yang diperlukan tersebut kepada pemasok (supplier). Kami juga melampirkan beberapa contoh form yang digunakan pada bagian logistik di proyek Centennial Office Tower, diantaranya Form Permintaan Barang dan Form Kartu Stock. Form tersebut kami lampirkan dibagian Lampiran A tentang Data Proyek. 3.6. Sistem Pengupahan Pada Proyek Centennial Office Tower, Gatot Subroto Jakarta, sistem pengupahan dilakukan setiap 2 minggu sekali, berdasarkan dari hasil progress (kemajuan pekerjaan), dibayarkan kepada tiap tiap mandor, dan III-17

mandor membagikannya kepada tiap tiap pekerja sesuai dengan pekerjaan yang mereka kerjakan. 3.7. Pengendalian Jadwal Proyek Penyusunan jadwal merupakan kegiatan penting dalam perencanaan suatu proyek. Jadwal yang telah disusun pada perencanaan proyek ini dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan dan mengawasi waktu pelaksanaan proyek. Dalam hal ini jadwal yang telah dibuat menjadi pedoman progress report proyek tersebut. Dengan adanya jadwal kerja, diharapkan setiap kegiatan dapat dipersiapkan dan diawasi dengan baik. Fungsi pengendalian dapat dilihat pada kurva S. Jadwal kerja yang dipergunakan antara lain: a. Persiapan penjadwalan konsruksi (preliminiary construction schedule) Pihak kontraktor membuat Bagan persiapan (preliminiary horizontal barchart) yang menggambarkan jadwal pelaksanaan secara umum. b. Penjadwalan harga satuan (unit price schedule) Dipersiapkan sesuai waktu yang disepakati dalam kontrak, dimana isinya memuat: - Jenis pekerjaan - Sub kontraktor yang bertanggung jawab III-18

- Harga material per unit c. Jadwal pemeriksaan dan tes (schedule of inspection and test) Memuat identifikasi peraturan dan metode tes serta lokasi laboratorium tes.untuk mengoptimalkan pelaksanaan proyek, maka diusahakan penggunaan waktu yang seefektif dan seefisien mungkin sehingga perlu dilaksanakan pengawasan dan pengendalian waktu. Penjadwalan yang baik dan sesuai dengan tujuannya adalah sebagai sarana mengontrol sebagai salah satu fungsi konsultan, dimana keterlambatan- keterlambatan pekerjaan dapat disadari dan diatasi, kemudian dapat mengambil langkah-langkah alternatif. Untuk penerapannya dilapangan antara kurva S yang berisi perencanaan awal dengan penerapannya dilapangan sesuai. Pekerjaan cepat atau tidaknya itu sesuai dengan permintaan Owner. 3.8. Pengawasan pelaksanaan pekerjaan Pengawas ini dilakukan untuk setiap pekerjaan yang dilakukan.baik oleh kontraktor maupun pihak manajemen kontraktor. Pengawasan dilakukan dengan membandingkan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan dengan spesifikasi mutu pekerjaan yang direncanakan. Bila terjadi kesalahan dalam III-19

pelaksanaan atau mutu pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka diberikan teguran secara lisan dan tertulis kepada kontraktor. Pengawasan pelaksanaan meliputi pengawasan terhadap semua pekerjaan di lapangan. 3.8.1. Pekerjaan Penulangan Pengawasan meliputi : a. Pemasangan tulangan sesuai dengan gambar, spesifikasi, jarak, jumlah tulangan yang tepat. b. Tumpang tindih (overlapping) diletakkan pada jarak yang aman. c. Pemasangan kawat cakar ayam untuk menjaga kedudukan antara tulangan tekan dan tarik sesuai dengan spesifikasi. d. Pemasangan beton tahu untuk menjaga ketebalan selimut beton. e. Pemasangan kawat halus untuk menjaga tulangan tidak bergerak saat dilaksanakan pekerjaan pengecoran. 3.8.2. Pekerjaan Pengecoran Pengawasan meliputi : a. Pekerjaan persiapan pembersihan tulangan yang dipakai dan karat supaya daya rekatnya dengan beton cor dengan baik dan pembersihan lokasi dengan aerasi tekanan udara. III-20

b. Pengawasan mutu beton meliputi lamanya pengiriman, penambahan mutu beton dan slump. c. Penggunaan vibrator untuk menjaga agar beton tidak terlalu dalam, miring atau terlalu lama disuatu tempat. d. Pemadatan beton dan peralatan permukaan beton. e. Perlepasan bekisting sesuai dengan waktunya dengan hati-hati agar tidak merusak permukaan beton dan perawatan beton. 3.9. Penerapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Sebagai kontraktor, PT. ACSET menyadari bahwa keberlangsungan proyek Centennial Office Tower, Gatot Subroto Jakarta memiliki kondisi kerja yang berisiko tinggi yang dikarenakan proses kerja yang berlangsung sangat rumit dan menggunakan berbagai macam teknologi yang sangat rawan terhadap kecelakaan. Oleh karena itu pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sangat penting untuk dilaksanakan. Diharapkan pelaksanaan K3 dapat mengembangkan suatu system kerja yang disiplin, aman, bersih, sehat, demi keselamatan dan kesehatan seluruh tenaga kerja. K3 perlu diperhatikan secara seksama mengingat besarnya kerugian yang dapat terjadi akibat suatu kecelakaan. Kecelakaan dapat menimpa semua III-21

orang yang ada di proyek tersebut, tanpa kecuali. Selain itu timbul kerugian yang harus ditangani yaitu: a. Kerugian material, meliputi: - Biaya pengobatan dan perawatan korban kecelakaan kerja - Biaya kompensasi atau uang duka terhadap keluarga pekerja yang meninggal dunia - Biaya reparasi alat yang rusak - Biaya ekstra bila terjadi keterlambatan proyek b. Kerugian non-material, meliputi: - Citra proyek atau perusahaan menjadi kurang baik - Menyita waktu dan konsentrasi kerja untuk menyelesaikan masalah dengan pihak yang berwajib - Menurunkan motivasi kerja dan rasa aman pekerja lain bila sering terjadi kecelakaan - Ditinjau dan sisi kemanusiaan. Tujuan K3 adalah untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman yang terjadi sewaktu sedang melaksanakan pekerjan. Namun dengan dilakukannya program K3 secara disiplin oleh setiap tenaga kerja, maka bukanlah suatu hal yang mustahil untuk tercapainya prestasi zero accident yaitu tingkat kecelakaan yang tidak ada sama sekali. III-22

3.9.1. Filosofi dan tujuan pelaksanaan K3 PT. ACSET selaku kontraktor mempunyai filosofi yang akan dicapai dalam melaksanakan K3 yaitu accident target zero. - Menjamin agar pada pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja - Menjamin produktivitas tidak terganggu 3.9.2. Pihak penyelenggara K3 Pada prinsipnya penyelenggaraan K3 dibebankan pada pihak kontraktor, namun hal ini tidak berarti bahwa K3 manjadi tanggung jawab satu pihak saja. Kontraktor bertanggung jawab dalam penyediaan peralatan pengaman kerja dan mengusahakan kebersihan kerja, akan tetapi setiap orang yang terlibat dalam pelaksanaan proyek wajib memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk melaksanakan K3. Pada proyek Centennial Office Tower, tugas menjalankan dan mengevaluasi K3 menjadi tanggung jawab tim safety yang dipimpin oleh manajernya. Manajer safety bertanggung jawab langsung kepada project manager. Pelaksanaan harian K3 dilapangan ditangani oleh tim safety dan bukan oleh tim security meskipun mempunyai tugas sendiri yaitu menjaga III-23

keamanam pekerja dan barang-barang dan ancaman fisik, bahaya kebakaran, pencurian gangguan dari orang lain di dalam maupun di luar proyek. 3.9.3. Pelaksanaan K3 pada Proyek A. Persiapan kontraktor Pada proyek Centennial Office Tower, persiapan kontraktor meliputi : 1. Memenuhi kelengkapan administrasi K3 Kegiatan untuk memenuhi kelengkapan administrasi K3 ini antara lain: - Pendaftaran proyek ke Depnaker setempat - Sebelum melakukan aktivitas pekerjaan di lapangan, pihak proyek wajib melapor dan mendaftar ke Depnaker setempat, karena Depnaker adalah instansi pemerintah yang berwenang dan bertanggung jawab menangani masalah K3. - Pendaftaran dan pembayaran astek - Sesuai dengan ketentuan pemerintah, perusahaan atau proyek yang memperkerjakan tenaga kerja lebih dan 10 orang wajib melindungi tenaga kerja melalui astek III-24

- Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, misal CAR (construction all risks), PA (personal accident) - Izin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan/jembatan yang menuju lokasi untuk lalu lintas alat berat maksud dan izin tersebut bahwa instansi terkait setempat telah mengadakan pemeriksaan terhadap kekuatan jalan / jembatan yang akan dilalui alat berat. - Keterangan lain dipakai untuk alat berat atau ringan dan depnakaer alat-alat yang dimaksud adalah seperti mobil bus/truk, tower crane dan sebagainya. - Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat pemerintah yang dimaksud terdiri dan unsur departemen dalam negeri (lurah/camat/bupati/walikota),kepolisian (polsek/polres/polwil/polda), dan TNI (babinsa/binamas/koramil/kodim). 2. Penyusunan safety plan untuk proyek Tujuan safety plan adalah agar proyek dalam pelaksanaannya nanti aman dari kecelakaan dan penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja tinggi. Safety plan berisi antara lain: III-25

- Pembukaan - Gambaran proyek - Pokok perhatian untuk kegiatan K3 - Resiko kecelakaan dan pencegahannya - Tata cara pengoperasian peralatan - Alamat instansi terkait - Rumah sakit - Polisi - Depnaker - Pemadam kebakaran 3.9.4. Penginformasian dan pengenalan K3 Pelaksanaan K3 pada Proyek Centennial Office Tower yang dapat dilihat langsung adalah pemasangan tulisan Safety First, spanduk bertulisan Area wajib helm dan lain-lain. Hal ini merupakan upaya untuk selalu mengingatkan para pekerja untuk menjaga keselamatannya. Namun seringkali tulisan ini tidak dibaca karena sudah dianggap biasa saja. Oleh karena ini kontraktor mengadakan program pengenalan K3 bagi tenaga kerja dan karyawannya. III-26

Program pengenalan K3 dan house keeping dilaksanakan pada saat seseorang baru masuk menjadi karyawan atau pada waktu tertentu. Program ini dilaksanakan oleh manajer safety setiap bulan dengan safety talk untuk seluruh pekerja dan karyawan. Selain itu juga dilakukan program safety talk untuk para pekerja oleh safety manager. Safety manager adalah petugas yang ditunjuk oleh project manager yang secara terus menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3. Safety manager berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung kepada site manager, bila ada pelaksanaan yang mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja. Pada proyek ini untuk pengawasan pelaksanaan K3 diadakan safety patrol yaitu suatu tim K3 yang melaksanakan patroli setiap hari. Dalam patroli masing-masing anggota safety patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan/yang memiliki risiko kecelakaan. Selain itu juga diadakan safety meeting yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil/laporan dan safety meeting adalah perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan K3 dan perbaikan system kerja untuk mencegah penyimpanan tidak terulang kembali. Untuk program pendekatan K3 bagi orang baru di proyek (termasuk pekerja dan karyawan) dinamakan safety induction. III-27

Dan juga diadakan toolbox meeting yaitu pengarahan tentang K3 yang ditujukan kepada para pekerja dan karyawan yang akan berada di area kerja. Selain itu diantara jam kerja pada setiap jamnya petugas safety selalu mengingatkan tentang keselamatan dan kesehatan pada pekerja. Selain keselamatan dan kesehatan kerja, traffic management pun merupakan tanggung jawab manajer safety. 3.9.5. Alat-alat dan sarana keselamatan kerja Sarana peralatan K3 yang harus disediakan oleh pihak kontraktor terdiri dari: 1. Yang melekat pada orang, yaitu: a. Helm Helm pengaman wajib dikenakan oleh semua orang tanpa kecuali yang berada dilokasi proyek. Helm harus berjumlah sama dengan jumlah pekerja ditambah beberapa cadangan untuk tamu-tamu dan orang-orang yang datang sesekali. b. Safety shoes Harus dipakai oleh semua orang yang berada di lokasi proyek seperti helm. Jumlah harus sesuai dengan jumalah pekerja yang ada. III-28

c. Sarung tangan Digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan seperti tukang las, tukang listrik, dan lain-lain. d. Sabuk pengaman Digunakan untuk pekeja ditempat tinggi e. Kacamata las Wajib digunakan oleh tukang las pada pekerjaan baja dan pembesian. f. Masker Wajib digunakan oleh tukang 1, tukang cat, penyemprot anti rayap dan lain-lain. g. Kotak P3K Berguna untuk pertolongan pertama. Diletakan di tempattempat yang mudah terlihat dan terjangkau. 2. Sarana peralatan lingkungan, yaitu: a. Tabung pemadam kebakaran Digunakan apabila terjadi kecelakaan dan kecerobohan kerja yang menimbulkan nyala api. Tabung ini harus diletakan ditempat yang mudah terlihat dan terjangkau, seperti di pos satpam. III-29

b. Pagar pengaman Dipasang disekeliling area proyek dan pada daerah-daerah dimana terjadi perbedaan kontur tanah yang tinggi akibat pekerjaan galian. Bentuk pagar yang digunakan adalah batangbatang besi dipasang berdiri dan dihubungkan dengan tali tambang berwarna kuning. Pagar ini diperlukan untuk lokasi antara lain lubang di lantai, lubang di sumur galian tanah, tepi bangunan tinggi. c. Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja d. Jaringan pengaman pada bangunan tinggi. 3. Rambu-rambu peringatan Fungsi rambu-rambu peringatan antara lain untuk : a. Peringatan bahaya dari atas b. Peringatan bahaya benturan kepala c. Peringatan bahaya longsoran d. Peringatan bahaya api / kebakaran e. Peringatan tersengat listrik f. Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja III-30

Selain itu K3 juga mencakup program house keeping yaitu penataan lingkungan yang meliputi perencanaan tata letak fasilitasfasilitas untuk melaksanakan pekerjaan dan pengelolaan kebersihan linigkungan kerja diproyek antara lain adalah : 1. Perencanaan tata letak (Lay out planning) Perencanaan tata Letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan alat yang berkerja tidak saling terganggu, tetapi justru saling mendukung, agar pelaksanaan kerja dengan produktivitas tinggi dan aman dapat dicapai. 2. House keeping Kebersihan dan kerapihan tempat kerja merupakan syarat K3. Sarana keberhasilan dan kerapihan untuk program K3 adalah: - Penyediaan air bersih yang cukup - Penyediaan toilet/wc yang bersih - Penyediaan musholla yang besih dan terawat - Penyediaan toilet / WC untuk pekerja proyek - Penyediaan bak-bak sampak pada lokasi yang diperlukan - Pembuatan saluran pembuangan limbah pembersihan sampah-sampah secara teratur III-31

- i p a k a i. Gambar 3.3. --- Rambu Rambu di Proyek Centennial Office Tower III-32