BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDY ON REFUNDS AGRIBUSINESS RURAL BUSINESS DEVELOPMENT (Case study: Desa Sidourip dan Desa Pasar V Kebun Kelapa Kec. Beringin Kab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara berkembang akan selalu mengalami permasalahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang dibandingkan dengan sektor industri. Permodalan menjadi

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KERAGAAN DAN PENGARUH PENYALURAN DANA PUAP PADA GAPOKTAN SUBUR REJEKI DENGAN PENGELOLAAN DANA BERBASIS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. petani identik dengan kehidupan pedesaan. Sebagian besar petani yang ada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN TERHADAP KINERJA GAPOKTAN DAN PENDAPATAN ANGGOTA GAPOKTAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) SKRIPSI. Oleh : MARTIANA LAIA PKP

Peranan Modal dalam Produksi Pertanian. TIK : Mahasiswa dapat memahami peranan modal dalam produksi pertanian

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

Pelatihan Dan Pendampingan Kewirausahaan Bagi Anggota GAPOKTAN Ayodya Pura Desa Kerobokan Singaraja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Proses Penyaluran Dana Bergulir BPLM Di Kabupaten Kulon Progo

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masalah, mengenai dampak dan kendala-kendala yang dihadapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang

PROPOSAL PENELITIAN PENINGKATAN 20 PERSEN AKSES PETANI TERHADAP BERBAGAI SUMBER PEMBIAYAAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan nasional, dan penyediaan lapangan kerja. Usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) TERHADAP PENDAPATAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

Perkembangan Kelembagaan Petani Melalui Pemanfaatan Dana PUAP (Hasil Studi Lapang Di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu di ragukan lagi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

II. TINJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Program Pengembangan Usaha Agribisnis di pedesaan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

KINERJA PENGELOLAAN DANA GAPOKTAN MENUJU LKMA DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN PROGRAM SWASEMBADA PADI

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

VI KERAGAAN PENYALURAN DANA PUAP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan kesejahteraan nasional. Berdasarkan Data Badan Pusat Statisik (BPS) jumlah penduduk miskin pada tahun 2008 tercatat 35,35%, tahun 2009 tercatat 33,37%, tahun 2010 tercatat 31,38%, tahun 2011 tercatat 30,41%, tahun 2012 tercatat 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%. Tabel 1.1 Persentase Jumlah Kemiskinan di Indonesia Tahun 2008-2014 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kemsikinan Kemiskinan (%) 35.35 33.37 31.38 30.41 29.41 29.13 28.23 Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015 Sekitar 63.2% dari jumlah tersebut merupakan penduduk miskin di pedesaan dengan mata pencarian utama adalah sektor pertanian.kemiskinan di pedesaan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama. Oleh karena itu ekonomi nasional yang berbasisi pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pada tingkat kemiskinan (Data Statistik BPS, 2015). Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya sangat penting dalam pembangunan ekonomi. Peranan sektor pertanian merupakan sumber penghasil bahan kebutuhan

pokok, sandang dan papan, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional, menyediakan lapangan pekerjaan. Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri (Tulus, 2003). Lemahnya permodalan masih menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha pertanian. Kemampuan petani dalam mengakses sumber permodalan sangat terbatas karena lembaga keuangan perbankan dan non perbankan menerapkan prinsip 5C (Character, Collateral. Capasity, Capital dan Condition) dalam menilai usaha pertanian dimana tidak semua persyaratan yang dapat dipenuhi oleh petani. Secara umum sektor pertanian masih dianggap berisiko tinggi, sedangkan skim kredit masih terbatas untuk usaha produksi. (Syahyuti, 2007). Banyak program pemerintah yang sudah dilakukan untuk mendorong perekonomian masyarakat pedesaan. Pada umumnya program yang digulirkan masih pada generasi pemberian bantuan fisik kepada masyarakat seperti sarana irigasi, saprotan, mesin pompa, pembangunan sarana air bersih, dan sebagainya. Dan ketika proyek ini berakhir, maka keluaran proyek tidak berfungsi. Hal ini dikarenakan ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat, tidak ada kegiatan monitoring yang terencana, dan tidak adanya kelembagaan ditingkat masyarakat yang melanjutkan proyek. Pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah, Bapak Presiden mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan program PNPM-M. Tabel 1.2 Daerah yang Menerima Penghargaan PUAP No Kabupaten Jumlah Desa 1 Karo 20 2 Batubara 12 3 Langkat 9 4 Serdang Bedagai 6 5 Simalungun 5 6 Asahan 2 Sumber : https://suaratani.com/news/headlinenews/hanya-86-gapoktan-penerimapuap-di-sumut-berhasil-bentuk-lkma Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan melalui Keputusan Menteri Pertanian (KEPMENTAN) Nomor 545/Kpts/OT.160/9/2007. PUAP merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) merupaakan kelembagaan tani pelaksanapuap untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksaan PUAP, GAPOKTAN didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. GAPOKTAN PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani ( Departemen Pertanian, 2008).

Kecamatan Simpang Empat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Karo yang menerima PUAP. Desa Lingga merupakan desa yang terpilih menjadi desa yang penerima bantuan PUAP. Pemanfaatan dana PUAP dialokasikan untuk pembelian sarana produksi pertanian yang meliputi pengadaan bibit, pupuk, obatobatan dan sebagainya serta digunakan untuk simpan pinjam. Banyaknya penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan berbagai program dari pemerintah maka keefektivitasan suatu program dipertanyakan, maka perlu adanya suatu evaluasi agar dapat diketahui semua permasalahan, demikian pula dengan program PUAP yang sedang dicanangkan pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan di pedesaan. Terkhusus kepada perguliran dan pengembalian pinjaman PUAP, sering sekal terjadi kemacetan pengembalian pinjaman PUAP. Maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengembalian dana program PUAP di Kecamatan Simpang Empat khususnya mengenai perkembangan dan lama pengembalian dana program PUAP. 1.2 Identifikasi Masalah Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di daerah penelitian? 2. Bagaimana perbedaan lama waktu pengembalian pinjaman antara petani yang meminjam dana PUAP dan petani yang menerima pinjaman dari koperasi di daerah penelitian?

3. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam dana PUAP terhadap lama waktu pengembalian dana program PUAP di daerah penelitian? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di daerah penelitian 2. Untuk mengetahui perbedaan lama waktu pengembalian pinjaman antara petani yang meminjam dana PUAP dan petani menerima pinjaman dari koperasi di daerah penelitian 3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam dana PUAP terhadap lama waktu pengembalian dana program PUAP di daerah penelitian 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan skripsi di Fakultas Pertanian. 2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian dalam topik yang sama. 3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang menyelenggarakan program ini.

1.5 Keaslian Penelitian 1. Model Penelitian : Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaang pertama yaitu metode analisis deskriptif untuk menjelaskan pelaksanaan program PUAP di Desa Lingga.. Kedua menggunakan metode uji beda (uji t) untuk menguji perbedaan lama waktu pengembalian dana pinjaman PUAP antar penani PUAP dan petani peminjam koperasi. Dan Ketiga menggunakan metode regresi linier berganda untuk mengeathui pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhdap lama pengembalian dana PUAP. 2. Variabel Penelitian : Penelitian menggunakan variabel karakteristik sosial ekonomi yaitu umur, luas lahan, pendapatan, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan 3. Jumlah Sampel : Sampel penelitian ini adalah petani peminjam dana PUAP dan petani peminjam koperasi 4. Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember tahun 2015 5. Lokasi Penelitian : Desa Lingga, Kecematan Simpang Empat, Kabupaten Karo.