Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA Dosen Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT. Co. Pembimbing Diaz Fitra Aksioma, S.Si, M.Si AMPUH SURIYANSYAH NRP 1308 100 056
I.PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA III. METODOLOGI IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. KESIMPULAN DAN SARAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Six Sigma DMAIC Kinerja Pengukuran Kinerja Karyawan Statistika Kebersihan Administrasi
1.2 Permasalahan 1. Bagaimana partisipasi kerja karyawan kebersihan dan administrasi jurusan Statistika ITS? 2. Bagaimana kapabilitas proses kinerja karyawan kebersihan dan administrasi akademik di jurusan statistika ITS? 3. Bagaimana level sigma kalitas kebersihan di jurusan statistika ITS?
1.3. Tujuan 1. Menentukan partisipasi kerja karyawan kebersihan dan administrasi jurusan statistika ITS. 2. Menentukan kapabilitas proses kinerja karyawan kebersihan dan administrasi akademik di jurusan statistika ITS. 3. Menentukan level sigma kualitas kebersihan di jurusan statistika ITS.
II. Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Statistik 2.2 Tinjauan non Statistik
2.1 Tinjauan Statistik
2.1.1 Six Sigma Menurut Analyze Gasperz, Vincent dalam Lean Six sigma (2011) Six sigma adalah ukuran target kinerja proses Menganalisis industri hubungan tentangsebab-akibat bagaimana berbagai baiknya faktor suatu yang proses dipelajari transaksi untuk produk mengetahui antara faktorfaktor dominan dan pelanggan. yang perlu dikendalikan. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah pemasok (industri) statistika deskriptif, pengujian proporsi, kapabilitas proses, dan indeks kinerja. Six sigma (6σ) merupakan suatu besaran yang bisa kita artikan sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat (defects opportunity) sebanyak 3 sampai 4 buah dalam satu juta Improve produk/jasa. Ada banyak kontroversi di sekitar penurunan angka Six sigma menjadi 3.4 Defects Mengoptimalkan Per Million Opportunities proses menggunakan (DPMO). analisis-analisis seperti desain eksperimen untuk mengetahui dan mengendalikan kondisi optimum proses. DMAIC yaitu define, measure analyze, improve, dan control. Control Melakukan pengendalian terhadap proses secara terus-menerus untuk meningkatkan kapabilitas proses Define menuju target six sigma. Mendefinisikan secara formal sasaran peningkatan proses yang konsisten dengan permintaan atau kebutuhan pelanggan dan strategi perusahaan Measure Mengukur kinerja proses pada saat sekarang (baseline measurements) agar dapat dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur partisipasi kerja dan kinerja karyawan. Kinerja karyawan diukur dengan cara objektif dan subjektif
2.1.1 Six Sigma
2.1.2 Diagram Pareto Diagram pareto merupakan salah satu dari tujuh alat SPC yang digunakan untuk melakukan perbaikan kualitas. Diagram pareto berbentuk histogram frekuensi ketidaksesuaian berdasarkan penyebab ketidaksesuaian dan diurutkan mulai dari frekuensi paling besar sampai paling kecil (Montgomery, 2005). DIAGRAM PARETO 300 100 250 80 JUMLAH 200 150 100 60 40 PERSENTASE 50 20 0 D C F B E H G lainnya karakteristik kualitas 0
2.1.3 Diagram Ishikawa Diagram Ishikawa disebut juga diagram Cause and Effect Diagram atau diagram sebab akibat. Diagram Ishikawa ditemukan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1960. Diagram Ishikawa digunakan untuk melukiskan dengan jelas berbagai sumber ketidaksesuaian dalam produk (Montgomery, 2005). machines materials methods defects measurements personnel
2.1.4 Diagram Ishikawa Menurut Montgomery (1995) kapabilitas proses menggambarkan suatu performence atau penampilan proses. Dalam arti ini, analisis kemampuan proses dapat dilakukan tanpa mengingat spesifikasi pada karakteristik kualitas. * Proses terkendali secara statistik. * Memenuhi batas spesifikasi. * Presisi dan akurasi proses tinggi. BSA BSB Cp = 6σ pk ( C C ) C = min, pu BSA x Cpu = 3σ x BSB Cpl = 3σ pl keterangan : Cp = Indeks Potensial Proses. Cpu = Indeks Performance Proses Atas. Cpl = Indeks Performance Proses Bawah. Cpk = Indeks Performance Proses.
2.1.5 Peta Proporsi Peta kendali p biasanya disebut juga peta kendali bagian tak sesuai. Bagian tak sesuai tersebut didefinisikan sebagai perbandingan antara banyak produk yang tak sesuai dalam suatu populasi dengan banyak produk keseluruhan dalam populasi itu.
2.1.6 Sampling Kerja Samping kerja adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. (Wignjosoebroto, 2008). Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat pabrik. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan. Sp = k (p(1- p)/n Dimana : Sp : tingkat ketelitian yang dihendaki dinyatakan dalam decimal. p :prosentase terjadinya kejadian yang diamati dinyatakan dalam decimal. N :jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja. k :harga indeks yang besarnya tergantung tingkat kepercayaan yang diambil. Untuk tingkat kepercayaan 68% harga k adalah 1 Untuk tingkat kepercayaan 95% harga k adalah 2 Untuk tingkat kepercayaan 98% harga k adalah 3
2.1.7 Uji Kecukupan Data
2.2 Tinjauan non Statistik
2.2.1. Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara (2001), kinerja adalah: hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugassesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi (Ilyas, 2001).
2.2.2. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja. Menurut SedangkanGibson menurut yang Notoatmodjo dikutip oleh(2002), Ilyas ada (2001), teori secara yangteoritis mengemukakan ada tiga tentang kelompokfaktor-faktor variabel yang yang memengaruhi perilaku kinerjakerja yangdan disingkat kinerja, menjadi yaitu: variabel ACHIEVE individu, yang variabel artinya Ability organisasi (kemampuan dan variabel pembawaan), psikologis. Capacity Ketiga kelompok (kemampuan variabel yang dapat tersebut dikembangkan), memengaruhi Help kelompok (bantuan untuk kerja terwujudnya yang pada kinerja), akhirnya Incentive memengaruhi (insentif kinerja material personel. maupunperilaku non material), yang berhubungan Environment (lingkungan dengan kinerja tempat adalahkerja yang karyawan), berkaitan dengan Validity tugas-tugas (pedoman/petunjuk pekerjaan yang dan uraian harus diselesaikan kerja), dan Evaluation untuk mencapai (adanya sasaransuatu umpan balik jabatanatau hasil kerja). tugas. Menurut Davies Stoner (1989) yang dikutip yang dikutip oleh Adiono oleh Adiono (2002), (2002), mengemukakan juga mengatakan bahwa prestasi bahwa individu faktor yang disamping memengaruhi dipengaruhi pencapaian oleh motivasi kinerja dan pengetahuan adalah faktor juga dipengaruhi kemampuan (ability) oleh faktor danpersepsi faktormotivasi peran yaitu (motivation). pemahaman individu tentang perilaku apa yang diperlukan untuk mencapai prestasi individu. Kemampuan (ability) menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukanpekerjaan dan tugas.
III. Metodologi Penelitian
1. Partisipasi Kerja Karyawan 2. Kinerja Karyawan 3.1 Variabel Penelitian