Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN OPTIMAL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

ANALISIS KESTABILAN DAN DESAIN KENDALI OPTIMAL UNTUK MODEL PENYAKIT TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION

III MODEL MATEMATIKA S I R. δ δ δ

PENGENDALIAN OPTIMAL DISTRIBUSI VAKSIN PADA MODEL EPIDEMIK RABIES DENGAN MASA KELAHIRAN PERIODIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 2 Tinjauan Pustaka

KENDALI OPTIMAL PADA PENCEGAHAN WABAH FLU BURUNG DENGAN ELIMINASI, KARANTINA DAN PENGOBATAN

DINAMIKA PROBLEMA PENYAKIT MALARIA

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

Esai Kesehatan. Disusun Oleh: Prihantini /2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. tenggorokan, batuk, dan kesulitan bernafas. Pada kasus Avian Influenza, gejala

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

Bab 3 MODEL DAN ANALISIS MATEMATIKA

BAB II LANDASAN TEORI

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. Feces (kotoran manusia) yang terinfeksi oleh bakteri Vibrio cholerae

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis model epidemik beserta simulasinya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Bab III Model Matematika Transmisi Filariasis Tanpa Pengobatan

Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

STRATEGI OPTIMAL PADA MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT HIV PADA INDUSTRI SEKS KOMERSIAL

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

KONTROL PENGOBATAN OPTIMAL PADA MODEL PENYEBARAN TUBERKULOSIS TIPE SEIT

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEII T (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL- ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS TUGAS AKHIR SKRIPSI

Model Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah Umrah/Haji Indonesia. Disusun Oleh: Benny Yong, S.Si., M.Si.

Oleh: Shelvi Sheptianti Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. M. Setijo Winarko, M.Si

STRATEGI MODEL PENGENDALIAN PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA. Noviana Pratiwi 1 dan Kartono 2. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

KATA PENGANTAR. Penulis

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik

MODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DENGAN POPULASI KONSTAN. Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Pemodelan Penyakit Jantung Koroner Dengan Menggunakan Modifikasi Model Sei

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

Transkripsi:

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

ABSTRAK Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular tertua yang menyerang manusia. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium Tuberculosis, yang merupakan bakteri penyebab penyakit Tuberkulosis. Di Indonesia, jumlah pasien Tuberkulosis menempati urutan ke tiga terbanyak didunia setelah Cina dan India. Model matematis Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection dimodelkan sebagai permasalahan pengendalian optimal yang diselesaikan menggunakan metode langsung dengan mentransformasikan kedalam bentuk permasalahan pemerograman tak linear (Non linear Programing, NLP). Pengendalian dalam penelitian ini terdiri dari kendali isolasi, daya tahan tubuh dan pengobatan yang bertujuan untuk meminimalkan jumlah penduduk terinfeksi dan menular melalui penerapan pengendalian optimal. Hasil Penelitian tesis ini ditinjau dari dua keadaan dimana Ro (Bilangan Reproduksi Dasar), dengan Ro> untuk kasus terjadinya endemik dan upaya tambahan Ro < untuk kasus tidak terjadinya endemic. Kata Kunci: Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection, Pengendalian Optimal, Bilangan Reproduksi Dasar

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia sebagai penyumbang Tuberkulosis terbesar nomor 3 di dunia setelah Cina dan India dengan jumlah kasus baru sekitar 539. dan jumlah kematian sekitar. pertahun. Exogenous Reinfection Merupakan Infeksi Ulang dari orang yang sudah pernah terkena Tuberkulosis tapi menjadi terkena Tuberkulosis kembali dikarenakan Infeksi ulang dari Orang lain yang sedang terkena Tuberkulosis Aktif. Oleh karena itu, Exogenous Reinfection memiliki peranan penting dalam perkembangan serta penularan penyakit Tuberkulosis.

Tujuan penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk penanganan pengendalian optimal Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection Menentukan kendali optimal dari kendali isolasi, daya tahan tubuh dan pengobatan pada Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection Mengetahui performansi dari state variable serta kendali dari pengendalian optimal Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection.

BATASAN MASALAH a. Model dasar sistem dan parameter yang digunakan diambil dari referensi. b. Sistem dalam keadaan terkontrol dan lama pengendalian pada interval waktu tertentu. c. Simulasi menggunakan program MISER3 versi2..

MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penulisan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bahwa pengendalian optimal yang diperoleh dapat menjadi suatu solusi optimal dalam menentukan kebijakan untuk mengatasi penyebaran serta penularan penyakit Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection

METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas : Analisis Model Terdiri dari asumsi model, daerah penyelesaian model, titik setimbang model, dan kestabilan model Penyelesaian Kendali Optimal Penyelesaian kendali optimal Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection dilakukan dengan menggunakan kendali Isolasi, daya tahan tubuh dan pengobatan dengan menggunakan Prinsip Maksimum Pontryagin. Simulasi Simulasi menggunakan bantuan program komputer Untuk mencari kendali optimal pada model Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection.

HASIL PENELITIAN Untuk mengendalikan penyebaran Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection digunakan model kompartemen yang dikembangkan oleh Sunhwa Choi,dkk (29). ds dt de dt di dt dt dt dn dt Λ u t cs I cs p ce N u t I p ce Λ di u2 t I ke u3 t r ct k E N N u 3 t ri N S N u t u t I I u2 t ct I N d I T N S= Individu Sehat, E= Individu Terinfeksi, I= Individu menular T= Individu Sembuh, N= Total Populasi (N=S+E+I+T)

Deskripsi Model Tuberkulosis dengan Exogeenous Reinfection Populasi Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection dibagi menjadi empat kelas yaitu kelas S, E, I, dan T dengan S adalah populasi Susceptible (sehat) yaitu populasi yang rentan terhadap penyakit Tuberkulosis, E adalah populasi Exposed (terinfeksi) yang merupakan individu yang terjangkit penyakit Tuberkulosis namun tidak menularkan penyakit dan belum menunjukkan adanya gejala penyakit awal, I adalah populasi Infectious (menular) yang merupakan individu yang terjangkit Tuberkulosis dan dapat menularkan penyakit. T adalah populasi Treatment (sembuh) yang merupakan individu yang sembuh dari Tuberkulosis namun masih memiliki bibit penyakit Tuberkulosis. Jumlah total populasi yang bergantung pada waktu diberikan dengan N = S(t) + E(t) + I(t) + T(t).

Susceptible (sehat) Susceptible (sehat) ialah populasi normal yang rentan terhadap penyakit Tuberkulosis, atau dengan kata lain ialah populasi manusia yang belum terjangkit penyakit Tuberkulosis. Populasi sehat meningkat dengan adanya laju rekruitment dari individu yang masuk ke dalam suatu wilayah dan menurun dengan laju kematian alami ( μ). Laju rekruitment meliputikelahiran, imigrasi dan emigrasi. Penularan dapat terjadi akibat hubungan antara populasi sehat dengan menular yang mengakibatkan populasi ini menjadi terinfeksi atau bahkan menjadi menular. Penularan pada populasi ini juga mengakibatkan populasi menjadi berkurang. Pada populasi ini akan kita berikan kendali Isolasi ( ) sebagai pencegah hubungan antara populasi sehat dengan populasi menular, diharapkan dengan adanya kendali ini kontak antara populasi sehat dan menular dapat diputuskan. Koefisien transmisi populasi sehat ialah β dan c.

Exposed (terinfeksi) Exposed (terinfeksi) ialah populasi yang terdeteksi sudah terinfeksi tetapi belum menginfeksi, namun secara medis gejala penyakit Tuberkulosis belum menyebar dikarenakan oleh daya tahan tubuh yang masih kuat atau bakteri penyakit yang belum berkembang. Total populasi ini dinotasikan E, berkembangnya populasi terinfeksi karena laju perubahan dari populasi sehat menjadi terinfeksi, Hal ini dipengaruhi oleh β dan c serta perubahan dari kelas sembuh ke kelas terinfeksi yang dipengaruhi oleh σβ dan c. Berkurangnya populasi pada kelas ini disebabkan berubahnya populasi terinfeksi menjadi menular, hal ini dipengaruhi oleh k (tingkat perkembangan dari Exposed menjadi Infectious), ρ (tingkat Exogenous Reinfection) serta adanya laju kematian alami dari populasi terinfeksi (μ E). Pada populasi ini nantinya akan kita berikan kendali isolasi ( ) untuk mencegah penularan dari populasi Infectious dan daya tahan tubuh ( ) untuk mengatasi penularan dengan Exogenous Reinfection (Penularan ulang populasi yang telah sembuh dari Tuberkulosis namum masih memiliki bibit tuberkulosis).

Infectious (menular) Infectious (menular) ialah populasi yang muncul setelah berkembangnya gejala terinfeksi menjadi menular yang dipengaruhi oleh k(tingkat perkembangan dari Exposed menjadi Infectious) serta penularan Exogenous Reinfection (ρ). Populasi ini berkurang dengan adanya kematian akibat penyakit Tuberkulosis (d), kematian alami (μ) dan orang yg sembuh dari penyakit Tuberkulosis (r). Hubungan populasi pada kelas ini dengan kelas lainnya dapat terjadi dengan populasi kelas sehat, terinfeksi, dan sembuh. Oleh sebab itulah maka perkembangan populasi ini harus ditekan semaksimal mungkin karena merupakan sumber dari penyebaran penyakit Tuberkulosis. Untuk menekan perkembangan populasi pada kelas ini kita berikan kendali isolasi ( ) yang nantinya akan memutus hubungan antara populasi kelas ini dengan populasi sehat dan terinfeksi. Selanjutnya akan kita berikan kendali pengobatan ( ), sehingga populasi kelas ini nantinya akan habis dan menjadi populasi kelas sembuh.

Treatment (sembuh) Treatment (sembuh) ialah Populasi yang telah sembuh dari penyakit Tuberkulosis namum masih memiliki bibit penyakit Tuberkulosis. Populasi berasal dari individu terinfeksi (I) yang telah disembuhkan dengan adanya pengobatan. Penurunan populasi ini disebabkan karena adanya laju kematian alami (μ) dan berubahnya populasi kelas ini ke populasi kelas terinfeksi yang dipengaruhi oleh σβ dan c. Pada populasi di kelas ini kita akan ) sebagai cara untuk memberikan kendali pengobatan ( memperbanyak populasi pada kelas ini, serta memberikan kendali daya tahan tubuh ( ) untuk mencegah populasi pada kelas ini kembali menjadi populasi yang terinfeksi.

Diagram kompartemen dari hubungan keempat kelas model Tuberkulosis dengan adanya kendali sebagai berikut : cs I N p cs I N S S ke E ri I ( E ct I N d )I T T

Hasil Analisis Model Titik setimbang bebas penyakit Titik setimbang Endemik Bilangan reproduksi dasar pada model Tuberkulosis dengan Exogenous Reinfection adalah R c k r d k

Kestabilan Lokal Titik Setimbang Bebas Penyakit

Penyelesaian Kendali Optimal Pada penyelesaian kendali optimal ini akan dibahas penggunaan kendali isolasi, daya tahan tubuh, dan pengobatan Kendali adalah kendali isolasi yang merupakan upaya yang mencegah infeksi individu rentan dengan individu menular. Hal ini akan mengurangi jumlah individu yang dapat mengembangkan Tuberkulosis aktif. ialah kendali daya tahan tubuh yang merupakan upaya untuk mencegah infeksi ulang dari Tuberkulosis. ialah kendali pengobatan, (pemberian Obat obatan secara intensif dan terkendali) yang merupakan upaya pada penanganan individu yang terinfeksi aktif untuk menjadi sembuh. B, B 2, B 3 adalah parameter pembobotan, menyeimbangkan kepentingan relatif dan ukuran persyaratan dalam fungsional objektif.

a. KONDISI STASIONER Selanjutnya berdasarkan prinsip maksimal didapatkan : Ada tiga kasus dalam menentukan karakter yang spesifik dalam pengendalian optimal yaitu:

Dengan mengkombinasikan tiga kasus dalam menentukan karakter yang spesifik dalam pengendalian optimal dapat dibentuk dalam bentuk kompak sebagai berikut:

SIMULASI Pada tahap simulasi ini akan dibandingkan sistem sebelum dikendalikan (tanpa memberikan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan) dan sesudah dikendalikan (dengan memberikan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan), sehingga kita dapat mengukur sejauh mana keefektifan dari kendali yang dilakukan. Pada sistem yang diberikan kendali kita akan membuat dua macam persoalan yaitu: Persoalan ketika R < artinya tidak ada terjadinya endemik Penyakit. Penularan penyakit tergolong normal serta masih dalam taraf yang biasa. Persoalan ketika R > Pada kasus R > artinya terjadinya endemik penyakit. Penularan penyakit tergolong diatas normal atau dikatakan dapat menular dan menyebar dengan cepat.

STRATEGI YANG DIGUNAKAN PADA KASUS < DAN > Berikut adalah berbagai macam strategi yang digunakan pada masing masing kasus

Nilai dari parameter diambil dari nilai parameter yang berasal dari Sunhwa Choi dkk(29) yaitu : PARAMETER KOMPUTASI SIMBOL NILAI t f 365 B B2 B3 Λ 47 β 8 Waktu akhir Batas bawah kendali Batas atas kendali Jumlah faktor yang mempengaruhi u Jumlah faktor yang mempengaruhi u2 Jumlah faktor yang mempengaruhi u3 Tingkat rekrutmen konstan Jumlah rata-rata individu sehat yang rentan terinfeksi oleh satu individu menular yang berhubungan langsung per unit waktu Rata rata tingkat kematian alami Jumlah rata-rata individu sembuh yang rentan terinfeksi oleh satu individu menular yang berhubungan langsung per unit waktu Hubungan rata rata perkapita Angka kematian perkapita akibat Tuberkulosis Tingkat pegembangan dari terifeksi menjadi menular Tingkat Exogenous Reinfection Tingkat pengobatan perkapita Total Populasi Nilai awal Populasi Susceptible Nilai awal Populasi Exposed Nilai awal populasi Infectious Nilai awal populasi Treatment µ σ c d k ρ r N S() E() I() T(.67.9.,.3..5.4 2 25 325 5 25

SIMULASI MODEL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION TANPA 5 NORMAL TERINFEKSI 5 5 2.5.5 2.5 x 4 MENULAR 3 2 SEMBUH

SIMULASI MODEL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION DENGAN PADA SAAT <. Strategi (Penerapan kendali isolasi) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI).5.25.75 u (PENGOBATAN).5.25

b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI 2.5 NORMAL 5 MENULAR 25 2 SEMBUH 5 5 5

2. Strategi 2 (Penerapan kendali Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u 2 (VAKSINASI).75.5.25 u (PENGOBATAN)

b. Grafik state 5 5 NORMAL 5 TERINFEKSI 2.5 x 4 MENULAR 2 25 SEMBUH 2.5.5 5 5

3. Strategi 3 (Penerapan kendali Pengobatan) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u (VAKSINASI).75.5.25 u (PENGOBATAN) 2

b. Grafik state 5 NORMAL 5, 5 25, 6 TERINFEKSI 5 4 2 MENULAR SEMBUH

4. Strategi 4 (Penerapan kendali Isolasi dan Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u (VAKSINASI) 2.75.5.25 u 3 (PENGOBATAN)

b. Grafik state 2.5 x 4 25 TERINFEKSI 2.5 NORMAL MENULAR 5 25 2 SEMBUH 5 5 5

5. Strategi 5 (Penerapan kendali Isolasi dan Pengobatan) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u 2 (VAKSINASI).75.5.25 u (PENGOBATAN) 3

b. Grafik state 2.5 x 4 2.5 25 5 TERINFEKSI NORMAL MENULAR 5 5 SEMBUH 5

6. Strategi 6 (Penerapan kendali Daya tahan tubuh dan Pengobatan) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) 2.5.25.75.5.25 u (PENGOBATAN) 3

b. Grafik state 2.5 x 4 2.5 NORMAL.5 MENULAR 5 5 TERINFEKSI 75 SEMBUH 5 5

6. Strategi 7 (Penerapan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) 2.5.25.75.5.25 u (PENGOBATAN) 3

b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI 2.5 NORMAL MENULAR 5 2 SEMBUH 5

Tabel hasil akhir pada kasus Ro< (Penyebaran Penyakit Normal) Populasi Tanpa u Strategi Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Normal 54.8 24927.9 54.8 262.58 24927.89 24877. 22447. 24877.64 Terinfeks 36.5 8.9 36.5 2864.3 8.97 6.25 788.37 6.5 i Menular 3545.95.58 3545.93 792.68.58.28 4.74578.28 Sembuh..8. 533.67.34 29.46 692.7 29.63 Total 3736.8 24947.4 5 3736.8 2223. 7 24947.7 8 24967. 24932.8 3 24968. 6

SIMULASI MODEL TUBERKULOSIS DENGAN EXOGENOUS REINFECTION DENGAN PADA SAAT >. Strategi (Penerapan kendali isolasi) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u 2 (VAKSINASI).75.5.25 u 3 (PENGOBATAN)

b. Grafik state 2.5 x 4 5 TERINFEKSI 2.5 5 NORMAL MENULAR 25 2 SEMBUH 5

2. Strategi 2 (Penerapan kendali Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u 2 (VAKSINASI).75.5.25 u 3 (PENGOBATAN)

b. Grafik state 5 NORMAL 5 TERINFEKSI 5 5 2.5 x 4 2.5.5 MENULAR 3 2 SEMBUH

3. Strategi 3 (Penerapan kendali Pengobatan) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u 2 (VAKSINASI).75.5.25 u (PENGOBATAN) 3

b. Grafik state 5 NORMAL 5 TERINFEKSI 5 5 2 x 4 MENULAR.5.5 25 SEMBUH 2 5 5

4. Strategi 4 (Penerapan kendali Isolasi dan Daya tahan tubuh) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75 u (VAKSINASI) 2.5.25.75.5.25 u 3 (PENGOBATAN)

b. Grafik state 2.5 x 4 2.5 5 TERINFEKSI NORMAL MENULAR 25 SEMBUH 2 5 5 5

5. Strategi 5 (Penerapan kendali Isolasi dan Pengobatan) a. Grafik kendali.75.5.25 u (ISOLASI).75.5.25 u 2 (VAKSINASI).75.5.25 u (PENGOBATAN) 3

b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI 2.5 5 NORMAL MENULAR 5 5 SEMBUH 5

6. Strategi 7 (Penerapan kendali Isolasi, Daya tahan tubuh dan Pengobatan) a. Grafik kendali.75 u (ISOLASI).5.25.75 u (VAKSINASI) 2.5.25.75 u (PENGOBATAN) 3.5.25

b. Grafik state 2.5 x 4 TERINFEKSI 2.5 5 NORMAL MENULAR 5 2 SEMBUH 5 5

Tabel hasil akhir pada kasus Ro> (Penyebaran Penyakit Endemik) Populasi Tanpa u Strategi Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Normal 7.66 24943.67 7.66 25.45 24943.65 24943.65 893.6 24852.49 Terinfeks 44.5 3.9 44.57 82.3 3.94 5.3 927.59 9.54 i Menular 3564.43.2554 3564.4 3349.76.2. 2.64.36 Sembuh... 454.26.25 9.88 443.92 24.9 Total 3626. 5 24947.7 6 3626.5 49.6 24948. 5 24967.85 24247.32 24968.3

Kesimpulan KESIMPULAN dan SARAN

Saran

DAFTAR PUSTAKA

terimakasih TERIMA KASIH Terima kasih TEriMa kasih terrima KAsih Terima Kasih Free Powerpoint Templates