Lampiran 1 Panduan wawancara untuk masyarakat a. Pertanyaan umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI. PERSEPSI TERHADAP PROGRAM PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN. 6.1 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Peserta yang Terlibat dalam Aksi Tanam Pohon Bersama Para Pihak

I. PENDAHULUAN. lain-lain merupakan sumber daya yang penting dalam menopang hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, baik dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Wiersum (1990)

KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. Sekampung hulu; pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Juni Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja ( purposive) dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

Lampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan

Konsep Kebijakan Tata Air Sebagai Jasa Lingkungan

IX. ANALISIS STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN SUB DAS BATULANTEH

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

Konsep Imbal Jasa Lingkungan Dalam Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air Oleh: Khopiatuziadah *

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

PANDUAN KUNJUNGAN INSTANSI PRAKTIKUM TEKONOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN

Model Optimalisasi Kinerja DAS Solo Berbasis Pemberdayaan Masyarakat menggunakan AHP (Analisis Hirarki Proses) Lokasi SUB DAS :. Nama :...

(Oleh : Heru Ruhendi, S.Hut/ Fungsional PEH Pertama)

INDONESIA WATER LEARNING WEEK WATER SECURITY FOR INDONESIA WATER ENERGY ENERGY FOOD NEXUS INSTITUTIONAL ASPECTS OF WRM

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

3. METODOLOGI PENELITIAN

SKENARIO STRATEGI SISTEM KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAS DAN PESISIR CITARUM JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat. Bogor, Maret 2009 KEPALA BALAI

KOMPENSASI HULU-HILIR DAN INSENTIF PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG SEBAGAI PENGATUR TATA AIR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sebidang lahan yang menampung air hujan

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

DASAR HUKUM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

BAB III METODE PENELITIAN

Mengoptimalkan Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang Dalam Unit Daerah Aliran Sungai 1

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud Dan Tujuan

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRY PADA PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CISADANE HULU: MAMPUKAH MEMPERBAIKI FUNGSI HIDROLOGI DAS? Oleh : Edy Junaidi ABSTRAK

Judul Artikel PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR DI KABUPATEN SERANG. Di tulis oleh: Subki, ST

KAJIAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Oleh: Sylviani. Ringkasan

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,200,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 25,835,766, BELANJA LANGSUNG 46,824,589,000.00

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DALAM BINGKAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURAT EDARAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR S.75/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang bagi sumberdaya alam,

BAB I PENDAHULUAN. Selain isu kerusakan hutan, yang santer terdengar akhir - akhir ini adalah

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN DEBIT DAN POTENSI AIR, SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.46/Menhut-II/2010 TENTANG

KATA PENGANTAR LAPORAN AKHIR

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 10,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 48,960,360, BELANJA LANGSUNG 200,545,530,896.00

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO. Manado, Oktober 2012

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat

Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

STANDAR DAN KRITERIA REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN I. BATASAN SISTEM REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

Lampiran 1. Daftar Amanat UU yang dijadikan acuan penilaian tingkat respon pemerintah daerah terhadap UU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan

VIII. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP)

RENCANA STRATEGIS DINAS KEHUTANAN TAHUN

Jasa Ekosistem dan Pembayaran Jasa Ekosistem (Air) Oleh: Tri Agung Rooswiadji National Coordinator for Freshwater Program, WWF Indonesia

Kerangka landasan pendekatan DAS: Merupakan ekologi bentang lahan (Landscape ecology), suatu subdisiplin ekologi yang mengamati sebab dan akibat

"- I,, /;i-r. I Y i,r. D,.

Pemetaan Kelembagaan dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis DAS Bengawan Solo Hulu

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

REVITALISASI KEHUTANAN

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. (2009) saat ini Indonesia memiliki luas kawasan hutan seluas juta

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

KEBIJAKAN PEMBENTUKAN FORUM DAS DALAM PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

III. KERANGKA PEMIKIRAN Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept Responden. nilai WTA dari masing-masing responden adalah:

Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Upaya Pengelolaannya

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi

Transkripsi:

LAMPIRAN 71

72 Lampiran 1 Panduan wawancara untuk masyarakat a. Pertanyaan umum 1. Apakah mata pencaharian utama dan sampingan Bapak/Ibu saat ini? 2. Berapa jumlah tanggungan Bapak/Ibu? 3. Apakah pendidikan terakhir Bapak/Ibu? 4. Berapa penghasilan rata-rata Bapak/Ibu per bulan? 5. Berapa rata-rata pengeluaran Bapak/Ibu sebulan? Untuk keperluan apa? 6. Apakah Bapak/Ibu mempunyai sejumlah lahan? Berapa hektar? Digunakan untuk apa? Bagaimana status lahan tersebut? b. Pertanyaan terkait mekanisme PJL 7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jasa lingkungan dari hutan/tegakan berkayu? 8. Bagaimana perilaku bapak/ibu terhadap mata air dan aliran sungai sekitar rumah Bapak/Ibu? 9. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang Pembayaran Jasa Lingkungan di desa ini? 10. Apakah Bapak/Ibu menerima sejumlah pembayaran jasa lingkungan? Berapa besar? sejak kapan? 11. Siapakah yang memberikan informasi/pengetahuan mengenai mekanisme PJL yang ada saat ini di desa Bapak/Ibu? Dalam bentuk apa informasi tersebut? Informasi apa saja yang disampaikan? 12. Apa alasan Bapak/Ibu mau berpartisipasi dalam mekanisme PJL ini? 13. Dalam perjanjian mekanisme PJL apa saja yang Bapak/Ibu harus lakukan sebagai kewajiban untuk menjalani mekanisme tersebut? Dan apakah ada kegiatan lainnya? 14. Apa hambatan-hambatan yang Bapak/Ibu rasakan selama mengikuti mekanisme PJL ini? 15. Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya terhadap mekanisme PJL ini?

73 Lampiran 2 Panduan wawancara untuk ketua kelompok tani a. Pertanyaan terkait mekanisme PJL 1. Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibu mengenai lingkungan sekitar? 2. Siapakah yang memberikan informasi/pengetahuan mengenai mekanisme PJL yang ada saat ini di desa Bapak/Ibu? Dalam bentuk apa informasi tersebut? Informasi apa saja yang disampaikan? 3. Bagaimana latar belakang keterlibatan dan proses keterlibatan kelompok tani ini dalam mekanisme PJL? 4. Apa alasan Bapak/Ibu mau berpartisipasi dalam mekanisme PJL ini? 5. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai mekanisme PJL? 6. Bagaimana alur mekanisme PJL tersebut berlangsung? b. Pertanyaan terkait kepentingan 7. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari mekanisme PJL ini? 8. Apa manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dari berjalannya mekanisme PJL ini? 9. Sumberdaya/komitmen apa yang dipunyai Bapak/Ibu untuk bersedia (atau tidak) dipertukarkan dalam mekanisme ini? 10. Apakah kepentingan Bapak/Ibu yang mungkin bertentangan dengan mekanisme ini? 11. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap LSM/pemerintah/swasta? c. Pertanyaan terkait evaluasi mekanisme PJL 12. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam mekanisme PJL ini? 13. Dalam perjanjian mekanisme PJL apa saja yang Bapak/Ibu harus lakukan sebagai kewajiban untuk menjalani mekanisme tersebut? Dan apakah ada kegiatan lainnya? 14. Apa saja keuntungan yang Bapak/Ibu rasakan setelah terlibat dalam mekanisme PJL ini? 15. Apa hambatan-hambatan yang Bapak/Ibu rasakan selama mengikuti mekanisme PJL ini? 16. Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya terhadap mekanisme PJL ini?

74 Lampiran 3 Panduan wawancara untuk swasta a. Pertanyaan umum mengenai DAS 1. Apa peran penting DAS Citarum yang Bapak/Ibu ketahui? Apakah manfaat air dari DAS tersebut untuk perusahaan Bapak/Ibu? 2. Dari peran penting tersebut apakah upaya konservasi perlu dilakukan? Mengapa? 3. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai kondisi dari DAS Citarum saat ini? b. Pertanyaan terkait mekanisme PJL 4. Siapakah yang memberikan informasi/pengetahuan mengenai mekanisme PJL? Dalam bentuk apa informasi tersebut? Informasi apa saja yang disampaikan? 5. Apa alasan Bapak/Ibu mau berpartisipasi dalam mekanisme PJL ini? 6. Berapakah dana yang Bapak/Ibu keluarkan untuk dana kompensasi PJL ini? Bagaimana cara penetapan besarnya dana tersebut? Apakah jumlah dana tersebut sesuai dengan keinginan Bapak/Ibu? c. Pertanyaan terkait kepentingan 7. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari mekanisme PJL ini? 8. Apa manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dari berjalannya mekanisme PJL ini? 9. Sumberdaya/komitmen apa yang dipunyai Bapak/Ibu untuk bersedia (atau tidak) dipertukarkan dalam mekanisme ini? 10. Apakah kepentingan Bapak/Ibu yang mungkin bertentangan dengan mekanisme ini? 11. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap LSM/pemerintah/masyarakat? d. Pertanyaan terkait evaluasi mekanisme PJL 12. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam mekanisme PJL ini? 13. Dalam perjanjian mekanisme PJL apa saja yang Bapak/Ibu harus lakukan sebagai kewajiban untuk menjalani mekanisme tersebut? Dan apakah ada kegiatan lainnya? 14. Apa saja keuntungan yang Bapak/Ibu rasakan setelah terlibat dalam mekanisme PJL ini? 15. Apa hambatan-hambatan yang Bapak/Ibu rasakan selama mengikuti mekanisme PJL ini? Solusi apa yang diambil untuk mengatasi hambatan tersebut? 16. Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya terhadap mekanisme PJL ini?

75 Lampiran 4 Panduan wawancara untuk lembaga pemerintahan a. Pertanyaan terkait mekanisme PJL 1. Sejauh mana Bapak/Ibu mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam mekanisme PJL ini? Siapa saja pihak-pihak tersebut? 2. Bagaimana alur dalam mekanisme PJL itu berlangsung? 3. Apakah sudah ada peraturan pemerintah yang digunakan sebagai payung hukum dari mekanisme ini? Peraturan apa saja yang digunakan? 4. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai mekanisme PJL? b. Pertanyaan terkait kepentingan 5. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari mekanisme PJL ini? Bagaimana instansi/lembaga Bapak/Ibu berencana mewujudkannya? 6. Apa manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dari berjalannya mekanisme PJL ini? 7. Sumberdaya/komitmen apa yang dipunyai Bapak/Ibu untuk bersedia (atau tidak) dipertukarkan dalam mekanisme ini? 8. Apakah kepentingan Bapak/Ibu yang mungkin bertentangan dengan mekanisme ini? 9. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap LSM/masyarakat/swasta? c. Pertanyaan terkait evaluasi mekanisme PJL 10. Dalam mekanisme PJL ini apa peran dan fungsi lembaga Bapak/Ibu? 11. Sejauh ini bagaimana fungsi dan peran tersebut bermanfaat bagi mekanisme PJL? 12. Dalam perjanjian mekanisme PJL apa saja hak dan kewajiban Bapak/Ibu? 13. Menurut Bapak/Ibu apa saja dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari mekanisme tersebut? 14. Apa hambatan-hambatan yang Bapak/Ibu yang ditemui dalam penerapan mekanisme PJL ini? 15. Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya terhadap mekanisme PJL ini?

76 Lampiran 5 Panduan wawancara untuk LSM a. Pertanyaan terkait mekanisme PJL 1. Mengapa Bapak/Ibu menginisiasi DAS Citarum sebagai lokasi penerapan mekanisme PJL? 2. Sejauh mana Bapak/Ibu mengetahui pihak-pihak yang berpotensi untuk terlibat dalam mekanisme PJL ini? Siapa saja pihak-pihak tersebut? 3. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu mengajak stakeholder lain untuk berpartisipasi? 4. Bagaimana alur mekanisme PJL tersebut berlangsung? 5. Bagaimanakah proses penetapan jumlah dana yang dikompensasikan? Apakah metode tertentu seperti metode valuasi ekonomi? 6. Adakah peraturan pemerintah yang dijadikan payung hukum untuk mekanisme PJL ini? b. Pertanyaan terkait kepentingan 7. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari mekanisme PJL ini? 8. Apa manfaat yang Bapak/Ibu rasakan dari berjalannya mekanisme PJL ini? 9. Sumberdaya apa yang dipunyai Bapak/Ibu untuk bersedia (atau tidak) dipertukarkan dalam mekanisme ini? 10. Apakah kepentingan Bapak/Ibu yang mungkin bertentangan dengan mekanisme ini? 11. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap swasta/pemerintah/masyarakat? c. Pertanyaan terkait evaluasi mekanisme PJL 12. Apakah peranan dan fungsi dari lembaga Bapak/Ibu pada mekanisme PJL ini? 13. Apa saja Hak dan Kewajiban dari lembaga Bapak/Ibu dalam mekanisme ini? Kegiatan apa saja yang dirancang untuk dilakukan demi berjalannya mekanisme ini? 14. Bagaimana proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam mekanisme PJL ini? 15. Apa hambatan-hambatan yang Bapak/Ibu yang ditemui selama penerapan mekanisme PJL ini? Apa saja solusi yang diambil? 16. Apa harapan Bapak/Ibu ke depannya terhadap mekanisme PJL ini?

Lampiran 6 Perjanjian kerjasama PT. Aetra dengan Kelompok Tani Syurga Air 77

78

79

80

81

82

Lampiran 7 Skoring pengaruh dan kepentingan para pihak No Pihak Pengaruh Tingkat Argumen kepentingan Pihak primer 1. Masyarakat hulu penyedia jasa 5 5 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan lingkungan mekanisme PJL => skor 5 Pengaruh pihak ini tinggi terkait dengan keputusan penggunaan lahan milik mereka yang tidak dapat diganggu gugat=> skor 5 2. PT. Aetra air Jakarta 4 5 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan mekanisme PJL => skor 5 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 3. PT. Palyja 4 4 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan mekanisme PJL namun pihak ini belum terlibat langsung dalam mekanisme sebagai pemanfaat jasa lingkungan=> skor 4 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena dapat mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi atau keikutsertaan dalam mekanisme karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 4. PDAM Kota Bandung 4 4 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan mekanisme PJL namun pihak ini belum terlibat langsung dalam mekanisme sebagai pemanfaat jasa lingkungan=> skor 4 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena dapat mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi atau keikutsertaan dalam mekanisme karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 5. PDAM Kabupaten Bandung 4 4 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan mekanisme PJL namun pihak ini belum terlibat langsung dalam mekanisme sebagai pemanfaat jasa lingkungan=> skor 4 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena dapat mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi atau keikutsertaan dalam mekanisme karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 6. PT. Indonesia Power 4 4 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan 83

mekanisme PJL namun pihak ini belum terlibat langsung dalam mekanisme sebagai pemanfaat jasa lingkungan=> skor 4 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena dapat mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi atau keikutsertaan dalam mekanisme karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 7. Perum Jasa Tirta II 4 4 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan mekanisme PJL namun pihak ini belum terlibat langsung dalam mekanisme sebagai pemanfaat jasa lingkungan=> skor 4 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena dapat mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi atau keikutsertaan dalam mekanisme karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 8. PT. Lippo Cikarang 4 4 Tingkat kepentingan pihak ini merupakan prioritas dari tujuan mekanisme PJL namun pihak ini belum terlibat langsung dalam mekanisme sebagai pemanfaat jasa lingkungan=> skor 4 Pengaruh pihak ini cukup tinggi karena dapat mempengaruhi aturan dalam mekanisme seperti besaran dana kompensasi atau keikutsertaan dalam mekanisme karena sifat mekanisme yang sukarela => skor 4 Pihak sekunder 9. BPLHD 3 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pengaruh pihak ini sedang karenabelum ada aturan mengikat terkait PJL dan pengaruh sebatas lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang terhadap pengelolaan DAS/lingkungan =>skor 3 10. BBWSC 3 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pengaruh pihak ini sedang karenabelum ada aturan mengikat terkait PJL dan pengaruh sebatas lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang terhadap pengelolaan DAS =>skor 3 11. BPDAS Citarum-Ciliwung 3 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa 84

12. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat Pengaruh pihak ini sedang karenabelum ada aturan mengikat terkait PJL dan pengaruh sebatas lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang terhadap pengelolaan DAS =>skor 3 2 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pihak ini berpengaruh dalam kebijakan pengelolaan daerah hulu (pertanian, perkebunan, dan kehutanan) tingkat kabupaten =>skor 2 13. Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat 3 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa 14. Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Jawa Barat 15. Pemda : Jawa Barat, Kabupaten Bandung Barat, dan kota Bandung Pengaruh pihak ini sedang karenabelum ada aturan mengikat terkait PJL dan pengaruh sebatas lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang terhadap pengelolaan DAS bagian hulu (hutan) =>skor 3 3 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pengaruh pihak ini sedang karenabelum ada aturan mengikat terkait PJL dan pengaruh sebatas lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang terhadap pengelolaan DAS =>skor 3 2 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pihak ini memiliki pengaruh terhadap kebijakan yang berjalan di daerah otoritasnya=>skor 2 16. ICWRMP 2 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pihak ini memiliki wewenang langsung di bawah BBWSC dan memiliki koneksi dengan pihak-pihak lain=>skor 2 17. LP3ES 2 3 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa Pihak ini memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih terhadap mekanisme PJL dan membutuhkan aliansi dengan pihak yang 85

memiliki wewenang terhadap pengelolaan DAS => skor 2 18. YPC 2 2 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa tujuan mekanisme =>skor 2 Pihak ini mempunyai pengaruh terkait koneksinya dengan masyarakat hulu dan pengetahuannya mengenai lingkungan => skor 2 19. PKK DAS Citarum 2 2 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa tujuan mekanisme =>skor 2 Pihak ini mempunyai pengaruh terkait koneksi dan kemampuan informasi terhadap masyarakat serta pengetahuannya mengenai lingkungan => skor 2 20. PORTAB 2 2 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa tujuan mekanisme =>skor 2 Pihak ini mempunyai pengaruh terkait koneksinya dengan masyarakat hulu dan pengetahuannya mengenai lingkungan => skor 2 21. K3A (Kelompok Kerja Komunikasi Air) 2 2 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa tujuan mekanisme =>skor 2 22. Forum Komunikasi Penggiat Lingkungan Pihak ini mempunyai pengaruh terkait koneksi dan kemampuan informasi terhadap masyarakat serta pengetahuannya mengenai lingkungan => skor 2 2 2 Pihak ini memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan jasa tujuan mekanisme =>skor 2 Pihak ini mempunyai pengaruh terkait koneksi dan kemampuan informasi terhadap masyarakat serta pengetahuannya mengenai lingkungan => skor 2 86