Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI CIS DAN TRANS KALIUM DIOKSALATODIAKUOKROMAT ( III )

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA UNSUR TAHUN 2017 TIM KIMIA ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

Metodologi Penelitian

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

Analisis Kation Golongan III

HALAMAN PENGESAHAN. Pembuatan Kalium Nitrat dan NatriumKlorida yang disusun oleh: : Arsiaty Ada

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

MODUL I Pembuatan Larutan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM (Aluminium Foil)

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA II (Alkohol, Fenol, dan Asam Karboksilat) A. DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Senyawa Koordinasi. Ion kompleks memiliki ciri khas yaitu bilangan koordinasi, geometri, dan donor atom:

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM ASPIRIN

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Penentuan Kesadahan Dalam Air

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

EKSTRAKSI PELARUT. I. TUJUAN 1. Memahami prinsip kerja dari ekstraksi pelarut 2. Menentukan konsentrasi Ni 2+ yang terekstrak secara spektrofotometri

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

3 Metodologi Penelitian

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS PERCOBAAN 5 GRAVIMETRI

BAB I PRAKTIKUM REAKSI PENGENALAN KATION GOLONGAN II

Bab II Tinjauan Pustaka

SENYAWA KOORDINASI Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

ANALISIS KUANTITATIF NIKEL SECARA GRAVIMETRI MODUL KIMIAANALITIK

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

REKRISTALISASI REKRISTALISASI

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

Transkripsi:

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap. B. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium sulfat dan garam kompleks tetraamintembaga(ii) sulfat monohidrat. C. LANDASAN TEORI Senyawa yang tersusun atas ssatu atom pusat, biasanya logam, atau kelompok atom, seperti VO, VO 2 dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral disebut senyawa kompleks netral disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau dari sistem asam-basa Lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam lewis, sedangkan ligannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi, sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Jumlah muatan kompleks ditentukan dari dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan ligan yang membentuk kompleks. Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa koordinasi dinamakan kimia koordinasi. Sifat-sifat senyawa koordinasi dapat diprediksi dari sifat ion pusatnya, M n+, dan ligan, L 1, L 2,... dan seterusnya. Hal yang sangat spesifik dari senyawa kompleks adalah adanya spesies 1

bagian dari senyawa itu yang tidak berubah baik dalam padatan maupun dalam larutan, walaupun sedikit ada disosiasi. Spesies tersebut dapat berupa nonionik, kation dan anion, bergantung pada muatan penyusunnya. Jika bermuatan maka spesies itu disebut ion kompleks atau lebih sederhana disebut spesies kompleks (Ramlawati. 2005; 1). Garam rangkap: Contoh; Kal(SO 4 ) 2.H 2 O (s) atau K 2 SO 4.Al 2 (SO 4 ) 3.24H 2 O. Garam ini terdiri dari dua macam garam yang mengkristal menjadi satu. Garam rangkap dapat pula mengandung satu kation dan satu anion; misalnya kapur klor, CaOCl 2 atau CaCl 2.Ca(OCl) 2. Dalam air semua ion-ionnya terurai. Tawa di atas bersifat asam, karena Al 3+ (aq) berasal dari basa lemah (Rufiati, Etna. 2010; 1). Suatu garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu disebut garam rangkap. Proses pembentukan dari garam rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan tidak harus sama dengan struktur garam komponennya (Syahbani, Annisa. 2009; 2). Senyawa kompleks berbeda dengan garam rangkap. Contoh, dua senyawa 2KCl.HgCl 2 dan 2KCl.HgCl 2. Sepintas kedua senyawa ini mirip tetapi ternyata memiliki sifat yang berbeda. Senyawa yang pertama menghasilkan tiga ion tiap molekul. Berdasarkan perbedaan sifat itu, senyawa pertama dinamakan kompleks yang 2

secara umum dituliskan K 2 [HgCl 4 ], dan senyawa kedua dinamakan garam rangkap dan tetap ditulis 2KCl.HgCl 2 (Ramlawati. 2005; 1-2). Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion pusat) dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan kompleks yang stabil nampak mengikuti stokiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masingnya dapat dihuni satu ligan (Svehla, G. 1979; 95). Larutan amoniak disini berfungsi sebagai ligan yang mempunyai sebuah orbital yang terisi (elektron tak berpasangan) untuk interaksinya dengan logam, bentuk komplek koordinasi yang klasik dengan logam. Mereka bergabung hanya dengan interaksi elektron ligan dengan orbital d,s, atau p yang kosong dari logam. Ligan ini adalah basa lewis, dan logam adalah asam lewis. Ikatan ini dibentuk dari rotasi simetrik diatas sumbu logam dengan ligan dan digambarkan sebagai suatu ikatan. Ligan unidentat,mereka diikat pada logam melalui ligan atom tunggal. Mereka mempunyai polarisabilitas yang kecil dan lemah dan ikatan yang lemah untuk transisi (Dinno. 2009; 1). 3

Pembentukan kompleks oleh ion logam tergantung pada kecenderungan untuk mengisi orbital atom kosong dalam usaha mencapai konfigurasi elektron yang stabil. Ikatan yang terbentuk dapat bersifat kovalen seperti [Fe(CN) 6 ] 4+ atau elektrostatik seperti [Ca(H 2 O) 2 ] 2+. Selam proses polarisasi, deformasi ion akan lebih disukai dengan logam kation mempunyai muatan besar, ukuran ligan yang besar, dan dengan ion logam yang mempunyai tipe konfigurasi atom gas yang bukan gas mulia (Day, R.A. dan A. L. Underwood. 1986; 18). Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kualitatif sering terlihat dan dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Salah satu fenomena yang paling umum yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan. Beberapa contoh adalah: Cu 2+ + 4NH 3 [Cu(NH 3 ) 4 ] 2+ Fe 2+ + 6CN - [Fe(CN) 6 ] 4- Ni 2+ + 6NH 3 [Ni(NH 3 ) 6 ] 2+ Fe 3+ + 6F - [FeF 6 ] 3- Suatu fenomena lain yang penting yang sering terlihat bila kompleks terbentuk adalah kenaikan kelarutan; banyak endapan bisa melarut karena pembentukan kompleks (Svehla, G. 1979; 97). D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat 4

a. Tabung reaksi b. Gelas ukur 25 ml; 10 ml c. Cawan penguap d. Gelas kimia 100 ml; 600 ml e. Kaca arloji f. Pengaduk g. Corong biasa h. Corong buchner i. Pompa vacum j. Pembakar spiritus k. Kasa asbes l. Kaki tiga m. Botol semprot n. Neraca analitik o. Rak tabung 2. Bahan a. Kristal kupri sulfat pentahidrat b. Kristal amonium sulfat 5

c. Etil alkohol d. Ammonium hidroksida 6 M dan 15 M e. Aquadest f. Kertas saring E. CARA KERJA 1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO 4. (NH 4 )SO 4.6H 2 O a. Melarutkan 0,02 mol CuSO 4.5H 2 O dan 0,02 mol (NH 4 ) 2 SO 4 dengan 10 ml aquadest dalam gelas kimia 100 Ml. Memanaskan secara perlahan-lahan sampai semua garam larut sempurna. b. Membiarkan larutan tersebut menjadi dingin pada temperatur kamar sampai terbentuk kristal. Apabila dibiarkan selama satu malam maka akan diperoleh kristral banyak. c. Melanjutkan pendinginan campuran dengan es, kemudian mendekantir untuk memisahkan kristal dari larutan. d. Mengeringkan kristal dalam kertas saring, kristal yang diperoleh berbentuk monoklin (tidak perlu dibuktikan). e. Menimbang kristal yang dihasilkan dan mencatat jumlah mol reaktan dan mol kristal hasil. Kemudian menghitung persen hasilnya. 6

2. Pembuatan garam kompleks tetraamin copper(ii) sulfat monohidrat, Cu(NH 3 ) 4 SO 4.H 2 O a. Menempatkan 8 ml larutan amonia 15 M dan mengencerkan dengan 5 ml aquadest dalam cawan penguap. b. Menimbang 0,02 mol CuSO4.5H2O yang berbentuk powder. Menambahkan kristal itu ke dalam larutan amonia dan sampai semua kristal larut sempurna. c. Menambahkan 8 ml etil alkohol secara perlahan-lahan melalui dinding beaker sehingga larutan tertutupi oleh alkohol. Jangan mengaduk atau menggoyang. Menutup dengan gelas arloji dan membiarkan selama satu malam (atau sekitar 1 jam). d. Mengaduk pelan-pelan untuk mengendapkan secara sempurna. Memisahkan kristal yang terbentuk dengan melakukan dekantir. Memisahkan kristal ke dalam kertas saring dan mencuci dengan 3-5 ml campuran larutan ammonia 15 M dengan etil alkohol yang perbandingan volumenya sama. e. Mencuci sekali lagi kristal dalam corong dengan 5 ml etil alkohol dan menyaring denga pompa vakum. f. Menimbang kristal kering yang dihasilkan dan menentukan berapa mol amonia yang diperlukan. 3. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks. 7

a. Menempatkan sedikit (kira-kira 0,5 gram) kristal kupri sulfat anhidrat ke dalam tabung reaksi. Mencatat perubahan warna yang terjadi apabila 1 atau 2 ml aquadest ditambahkan. Kemudian menambahkan larutan NH 4 OH 6 M tetes demi tetes sampai 4 ml. Mencatat perubahan yang terjadi. b. Melarutkan sedikit garam rangkap hasil percobaan bagian (1) dalam kira-kira 3 ml dalam tabung reaksi. Melakukan hal yang serupa terhadap garam kompleks hasil percobaan (2). Membandingkan warna larutan. Jenis ion apa yang menyebabkan adanya perbedaan warna. Mengencerkan setiap larutan dengan kira-kira 10 ml aquadest dan mencatat perubahan warnanya. c. Menempatkan sejumlah garam kering hasil percobaan (1) dan (2) dalam tabung reaksi yang berbeda. Memanaskan pelan-pelan masing-masing tabung dan mencatat perubahan warnanya. Gas apa yang dibebaskan oleh masing-masing sampel. F. HASIL PENGAMATAN 1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O Kristal CuSO 4.5H 2 O (biru) 5 gram + kristal (NH 4 ) 2 SO 4 (putih) 2,6 gram + 10 ml aquadest larutan biru larutan biru prusi ada kristal warna biru 8

dipisahkan dengan corong buchner kristal warna biru prusi sebanyak 6,7 gram. 2. Pembentukan garam kompleks tetraamincooper (II) sulfat monohidrat, [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O Kristal CuSO 4.H 2 O (biru) 5 gram + 5 ml H 2 O + 8 ml ammonia 15 M larutan biru tua + 8 ml etanol (bening) larutan dan enapan biru tua endapan biru kristal biru tua sebanyak 7 gram 3. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks a. Kristal CuSO 4.5H 2 O (biru muda) 0,5 gram + 2 ml H 2 O larutan berwarna biru + NH 4 OH 6M larutan biru tua. b. 1). kristal garam rangkap (biru muda) + 3 ml aquadest larutan biru muda + 10 ml H 2 O biru muda, jernih. 2). kristal garam rangkap (biru tua) + 3 ml aquadest larutan biru tua + 10 ml H 2 O suspensi biru tua. c. 1). Kristal garam rangkap tidak ada bau 2). Kristal garam komples ada bau, amonia (g) Garam rangkap CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O 9

Garam kompleks [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O G. ANALISA DATA 1. Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O Diketahui: Massa CuSO 4.5H 2 O = 5 gram Massa (NH 4 ) 2 SO 4 = 3 gram Massa CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O = 6,7 gram BM CuSO 4.5H 2 O BM (NH 4 ) 2 SO 4 BM CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O = 251 g/mol = 132 g/mol = 410 g/mol 10

Ditanyakan: % rendemen...? Penyelesaian: CuSO 4.5H 2 O + (NH 4 ) 2 SO 4 CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O m) 0,02 mol ~ 0,02 mol r) 0,02 mol ~ 0,02 mol ~ 0,02 mol s) - - 0,02 mol massa CuSO 4 (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O secara teori= mol x BM = 0,02 mol x 401 g/mol = 8,02 gram % rendemen = = = 83,54 % 2. Pembentukan garam kompleks tetraamincooper (II) sulfat monohidrat, [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O Diketahui: Massa CuSO 4.5H 2 O = 5 gram Massa [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O BM CuSO 4.5H 2 O BM [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O Volume NH 4 OH 15 M = 6 gram = 251 g/mol = 247 g/mol = 8 ml = 0,008 L 11

Ditanyakan: % rendemen...? Penyelesaian: CuSO 4.5H 2 O + 4NH 3 [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O m) 0,02 mol ~ 0,02 mol r) 0,02 mol ~ 0,02 mol ~ 0,02 mol s) - - 0,02 mol massa [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O secara teori = mol x BM = 0,02 mol x 247 g/mol = 4,94 gram % rendemen = = = 121,46 % H. PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Garam Rangkap Kupriammonium sulfat Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama-sama dengan perbandingan molekul tertentu Garam rangkap yang dibuat adalah CuSO 4.(NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O dengan mereaksikan CuSO 4.5H 2 O yang berwarna biru muda dan (NH 4 ) 2 SO 4 yang berwarna putih, dalam 10 ml aquadest. Campuran tersebut kurang larut sehingga dilakukan pemanasan, dan membenyuk larutan yang berwarna biru muda. Air 12

mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi. Dari sifatnya tersebut maka digunakan pelarut air karena kedua garam yang bereaksi dapat larut dalam air murni daripada dalam pelarut organik. Larutan didinginkan pada suhu kamar terlebih dahulu agar kisi-kisi kristal dapat terbentuk dengan baik kemudian didinginkan dengan es. Percobaan ini memperoleh garam rangkap CuSO 4. (NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O berupa kristal monoklin berwarna biru muda sebanyak 6,7 gram. Warna biru pada kristal-kristal tersebut merupakan warna dari ion Cu 2+ yang menjadi salah satu komponen pembentuk garam tersebut. Reaksi yang terjadi adalah: CuSO 4.5H 2 O + (NH 4 ) 2 SO 4 CuSO 4.(NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O Persen rendemen yang diperoleh adalah 83,54%. 2. Pembuatan Garam Kompleks tetraamincopper(ii)sulfat monohidrat Garam kompleks yang akan dibuat dengan mereaksikan garam CuSO 4.5H 2 O yang berwarna biru dengan larutan NH 4 OH yang telah diencerkan dengan aquadest yang berupa larutan bening. Dari campuran tersebut, terbentuk larutan biru tua yang berbau sangat menyengat. Bau tersebut barasal dari larutan ammonia 15 M. Larutan ini ditutup dengan hati-hati menggunakan etil alkohol melalui dinding cawan penguap. Penetesan alkohol melalui dinding dimaksudakan agar etil 13

alkohol tersebut benar-benar berada pada permukaan dan tidak menyebabkan terjadinya pengadukan pada campuran. Etil alkohol adalah pelarut yang baik untuk senyawa yang ionik karena tetapan dielektriknya rendah dan mengurangi energi solvasi ion-ion. Etil alkohol tergolong sebagai pelarut yang mudah menguap, sama halnya dengan sifat alkohol lainnya. Oleh karena itu, cawan penguap ditutup dengan kaca arloji untuk mengurangi penguapan selama pembentukan kristal. Agar pembentukan kristal dapat terjadi lebih sempurna, maka didiamkan selama 1 jam. Kristal kemudian disaring pada corong buchner dan dicuci dengan 5 ml campuran amonia 15 M dan etil alkohol dengan perbandingan yang sama, kemudian dengan 5 ml etil alkohol lagi. Pencucian dilakukan untuk memurnikan dari pengotorpengotor yang tidak didinginkan. Setelah dikeringkan, diperoleh 6 gram kristal. Reaksi yang terjadi adalah: CuSO 4.5H 2 O + 4NH 3 [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.5H 2 O Persen rendemen yang diperoleh adalah 121,46 %. 3. Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam kompleks a. Kristal CuSO 4.5H 2 O yang berwarna biru muda dilarutkan dengan aquadest membentuk larutan biru, setelah penambahan NH 4 Ohlarutan berubah menjadi biru tua. Hal ini berarti terbentuknya larutan kompleks sesuai dengan reaksi 14

CuSO 4.5H 2 O + 4NH 3 [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.5H 2 O Biru tua b. Kristal garam rangkap adalah CuSO 4.(NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O hasil percobaan pertama ditambahkan 3 ml H 2 O membentuk larutan biru muda jernih dan setelah ditambahkan 10 ml H 2 O larutan tetap berwarna biru muda yang jernih. Pada saat ini, garam rangkap terurai menjadi ion-ion penyusunnya. Sedangkan garam kompleks [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.5H 2 O yang dilarutkan dengan 3 ml H 2 O membentuk larutan biru tua dan setelah ditmbah 10 ml H 2 O, terbentuk suspensi biru tua. Hal ini disebabkan karena garam kompleks tidak dapat terurai menjadi ion-ionnya, hanya menjadi kation kompleks dan anion sederhana. [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.5H 2 O + H 2 O [Cu(NH 3 ) 4 ] 2+ + SO 4 2- c. Kristal garam rangkap yang dipanaskan tidak terbentuk gas yang dapat diketahui dari tidak adanya bau. Sedangkan pada garam kompleks terdapat gas amonia. I. PENUTUP 1. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: a. Garam rangkap CuSO 4.(NH 4 ) 2 SO 4.6H 2 O yang berwarna kristal biru muda dapat dibuat dengan mereaksikan CuSO 4.5H 2 O dan (NH 4 ) 2 SO 4. Kristal garam rangkap tidak 15

menghasilkan bau apabila dipanaskan dan membentuk larutan biru muda yang jernih apabila dilarutkan denga aquadest. Jumlah garam rangkap yang diperoleh adalah 6,7 gram dengan persen rendemen adalah 83,54%. b. Garam kompleks [Cu(NH 3 ) 4 ]SO 4.H 2 O yang berwarna biru tua dibuat dengan mereaksikan CuSO 4.5H 2 O dan NH 4 OH. Kristal garam komples menghasilkan gas amonia pada saat pemanasan dan membentuk suspensi pada saat dilarutkan dengan aquadest. Jumlah garam kompleks yang dihasilkan adalah 6,7 gram dengan persen rendemen adalah 121,46 %. 2. Saran ditimbang Sebaiknya kristal dikeringkan dengan baik sebelum 16

DAFTAR PUSTAKA Day, R. A. Dan A. L. Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga. Dinno. 2009. Sintetis dan Pemanfaatan Garam Mohr. Online(http://www.Dinno s.blogspot.com) diakses tanggal 18 April 2010. Ramlawati. 2005. Kimia Anorganik Fisik. Makassar: FMIPA UNM. Rufiati, Etna. 2010. Jenis Senyawa Garam. Online(http://blog.bimbingankimia.com) diakses tanggal 18 April 2010. Svehla, G. 1979. Vogel: Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Media Kalman Pustaka. Syahbani, Annisa. 2009. Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap. Online(http://annisafuhsin.wordpress.com) diakses tanggal 18 April 2010. 17