DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

dokumen-dokumen yang mirip
OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

Atropine sulfat Susunan saraf pusat Mata Saluran nafas Kardiovaskular

SYOK ANAFILAKTIK. No.Revisi : 0. Halaman :1 dari 4

Kegawatdaruratan Jantung

OBAT-OBAT EMERGENSI. Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan.

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSIA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KURUN KECAMATAN KURUN Jl. TAMANGGUNG PANJI No. 18 (0537) 31026, KUALA KURUN 74511

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Curiculum vitae. Dokter umum 1991-FKUI Spesialis anak 2002 FKUI Spesialis konsultan 2008 Kolegium IDAI Doktor 2013 FKUI

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

Preeklampsia dan Eklampsia

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

Tatalaksana Sindroma Koroner Akut pada Fase Pre-Hospital

Kebutuhan cairan dan elektrolit

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INTENSIF BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Perdarahan Post Partum. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PENANGANAN TERKINI PREEKLAMSIA EFENDI LUKAS DIVISI FETOMATERNAL, DEPARTEMEN OBGYN FK UNHAS / RS DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

PEMBERIAN OBAT VASCON. VASCON 4 mg/ 50 CC NAMA : TGL/ JAM : Pengenceran : 4mg/ 50 = 80 mcg. : 0,01 s/d 2 mcg

Konsentrasi (mg/ml) = 0,004 ml/ekor.

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI ANESTESI LOKAL INFILTRASI

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

DRAFT PEDOMAN PENANGGULANGAN/PENANGANAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan dengan anestesi

RUMUS PEMBERIAN OBAT MELALUI SYRINGE PUMP

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ATROPIN OLEH: KELOMPOK V

MAKANAN FORMULA WHO. dr. Benny Soegianto, MPH KONSUMEN DARI MAKANAN FORMULA WHO. Anak Gizi Buruk

BAB III METODE PENELITIAN

KELOMPOK A3: EVRIS HIKMAT. S OMAN SETIYANTO GEDE EKO DARMONO SITI NUR HIDAYATI VERONIKA JULIE RIZKA PUTRI IKA ERTI

DIAGNOSIS ARITMIA DEFINISI

MAKALAH JENIS OBAT - OBAT EMERGENCY

IDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. SC, dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi sectio caesarea dari 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. rancangan acak lengkap (RAL) atau completely randomized design yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada hewan uji (Taufiqurrahman, 2004). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu subyek

BAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan obat-obat anestesi intra vena tanpa menggunakan obat-obat

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

PEMBERIAN OBAT-OBATAN DENGAN INFUS ( DRIP)

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini

STUDI KASUS PELATIHAN HANDLING CYTOTOXIC RABU, 25 NOVEMBER 2015

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

Pasien 1. No. RM : Usia : 39 th. Anamnesa : G4P3A0, Post Partum 2 jam, usia janin 37 minggu. Diagnosis : Preeklampsia dan Partus spontan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

RIWAYAT HIDUP PENELITI. : dr. Haryo Prabowo NIM : Tempat / Lahir : Medan / 26 Desember 1985

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

LAMPIRAN A PERHITUNGAN BERAT. 1. Piroksikam = mol x BM = 0,015 mol x 331,5 = 4,9725 gram

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

RESUSITASI CAIRAN. Ery Leksana SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr Kariadi / FK UNDIP Semarang

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

HT : TD meningkat diatas Normal. HT pada saat kehamilan disebut preeklamsi.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat bervariasi dan begitu populer di kalangan masyarakat. Kafein

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISS N KOMPETENSI BIDAN DALAM PENANGANAN AWAL PEB DAN EKLAMSIA PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI

BAB IV PEMBAHASAN. Keberadaan bidan menjadi tolak ukur kesehatan di masyarakat. Hal inilah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

: dr. Ahmad Yafiz Hasby Tempat / Tgl Lahir : Medan, 4 September : Tasbi 2 Blok IV No.33 Medan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perdarahan Antepartum No Revisi 0/0. Batasan. Perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan >20 minggu sampai sebelum janin lahir. I.

di bidang Pulmonologi Intervensi Procedural Sedation and Analgesia (PSA)

EMBOLI CAIRAN KETUBAN

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 5 Diare. Catatan untuk instruktur

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN II DAN III PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP ABSORBSI OBAT & EFEK SEDATIF.

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

EMBOLI CAIRAN KETUBAN. dr.pom Harry Satria,SpOG

* Aligasi * PENGENCERAN

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai untuk Menghindari Keracunan Kafein dalam Minuman

LAMPIRAN A HARGA Rf SENYAWA UJI PENELITIAN TERDAHULU. Tabel Harga Rf Senyawa 3-(2-klorobenzilidenamino)-2- (p-klorofenil) kuinazolin-4(3h)-on

Persalinan Preterm. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

THE AIM OF ANAESTHESIA IS SAFETY THE SAFETY IS AN ACCIDENT PREVENTION, AN ACCIDENT PREVENTION BEGINS WITH A METICULOUS (GOOD) PREOPERATIVE EVALUATION

BAB IV METODE PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Penanganan Luka Bakar Terkini di RSUD Soebandi Jember (Current Emergency Management of Burn in Soebandi General Hospital) Etiology of burn

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

EMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.

Lampiran 1. Data Penggunaan Obat pada Pasien Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1

Hemoragik antepartum (HAP) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

6/3/2011 DOKTER FARMASIS PERAWAT. 1. Independen 2. Interdependen 3. Dependen 4. Peneliti

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG PUSKESMAS SALO KEC. WATANG SAWITTO Alamat : Jl. Salo Telp. (0421) 924 101, 91212 Pinrang DAFTAR OBAT EMERGENSI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) Dosis Dewasa Epinephrin Sulfas Atropin Magnesium Sulfat Kalsium gluconat Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3 5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2 2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt Dosis 1 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2 2,5 kali dosis intra vena Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg. dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2 2,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam Dosis 4-8 mg/kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah

yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat Dosis 20 40 mg intra vena Diazepam Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit. Digoksin IV: 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam kemudian dilanjutkan pemberian peroral. Oral: Untuk digitalis cepat mulai dengan 0,75-1,5 mg diikuti dengan 0,25 mgsetiap 6 jam sampai fibrilasi terkontrol. Dosis pemeliharaan: 0,25-0,5 mg/hari. Untuk digitalisasi lambat mulai dengan 0,25-0,75 mg/hari sampai terjadi perbaikan kemudiandosis dituunkan. Level digoxin dalam darah 1-2 mg/liter(therapeutik) Nifedipin Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari, 10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensi emergency Dosis pada anak-anak Epinephrin Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/kgbb iv (1:1000) Atropin Dosis 0,02 mg/kgbb iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg Dosis 1 mg/kgbb iv Kalsium Glukonat Dosis 60 100 mg/kgbb iv pelan-pelan Diazepam Dosis 0,3-0,5 mg/kg BB iv bolus Dosis 0,5-1 mg/kgbb iv bolus

PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG PUSKESMAS SALO KEC. WATANG SAWITTO Alamat : Jl. Salo Telp. (0421) 924 101, 91212 Pinrang DAFTAR OBAT EMERGENSI KAMAR BERSALIN (KIA) Epinephrin Sulfas Atropin Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3 5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2 2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt Dosis 1 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2 2,5 kali dosis intra vena Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg. dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2 2,5 kali dosis intra vena diencerkan

menjadi 10 cc Magnesium Sulfat Kortikosteroid (dexamethason) Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk mengurangi edema cerebri Kalsium gluconat Dosis 4-8 mg/kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat Dosis 20 40 mg intra vena Diazepam Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit. Digoksin IV: 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam kemudian dilanjutkan pemberian peroral. Oral: Untuk digitalis cepat mulai dengan 0,75-1,5 mg diikuti dengan 0,25 mgsetiap 6 jam sampai fibrilasi terkontrol. Dosis pemeliharaan: 0,25-0,5 mg/hari. Untuk digitalisasi lambat mulai dengan 0,25-0,75 mg/hari sampai terjadi perbaikan kemudiandosis dituunkan. Level digoxin dalam darah 1-2 mg/liter(therapeutik) Nifedipin Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari, 10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensi emergency

Naloxone Efek: menetralisir efek obat opiat Sediaan: 400mg/ml dan 20 mg/ml dalam ampul 1 ml Indikasi: overdosis opiat, depresi karena opiat Dosis dewasa: 100-400 mg/kgbb, titrasi Pediatrik: 10 mg/kgbb, iv atau im Lama kerja: 30-60 menit Efek samping: bila naloxone digunakan untuk mereverse suatu over dosis opiat maka efek analgesiknya akan ikut hilang sehingga problem nyeri akan timbul kembali terutama pada pemberian naloxone dosis tinggi