BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

BAB 2 LANDASAN TEORI

MASALAH TRANSPORTASI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

BAB VII METODE TRANSPORTASI

Model Transportasi /ZA 1

TRANSPORTASI & PENUGASAN

#6 METODE TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

Metode Transportasi. Rudi Susanto

PERSOALAN TRANSPORTASI

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

BAB 2 LANDASAN TEORI

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

PENYELESAIAN MASALAH TRANSSHIPMENT DENGAN METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) DAN METODE POTENSIAL SKRIPSI ARIZ KURNIA

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

Operations Management

Model Transportasi 1

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

TRANSPORTATION PROBLEM

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

Artinya : penugasan adalah sub bagian dari program linier.

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan:

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. YUSINDO MITRA PERSADA

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi

BAB VII. METODE TRANSPORTASI

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KISI-KISI SOAL UKG TEKNIK PERGUDANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

Perencanaan Fasilitas

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #11 Genap 2015/2016. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

Penyelesaian Masalah Transshipment Menggunakan Vogels s Approximation Method (VAM)

METODE TRANSPORTASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

BAB II: LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL UNLAM

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat literatur dan melakukan studi kepustakaan untuk mengkaji dan menelaah berbagai buku, jurnal, karyai lmiah, laporan dan berbagai tulisan lainnya yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. 3.2 Metode Penyelesaian Untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini digunakan dua metode yaitu metode Vogel s Approximation (VAM) dan metode potensial. Setelah perhitungan selesai, maka akan dibuat hasil dan kesimpulan kesimpulan dari penelitian tersebut. Adapun alur penyelesaiannya sebagai berikut,

21 Mulai Tabel Awal Penyelesaian dengan VAM Hasil dengan VAM Pengoptimalan dengan metode potensial Ya Berhenti Tidak Hasil Revisi Revisi Gambar 3.1 Alur Penyelesaian Menggunakan metode VAM dan metode potensial

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Permasalahan Pada dasarnya, transportasi adalah perpindahan barang dari satu atau beberapa sumber ke satu atau beberapa tujuan sesuai kebutuhan. Misalnya, karena pasokan barang disuatu tempat berlebih, maka perlu didistribusikan ke tempat lain yang kekurangan. Proses transportasi tidak hanya melibatkan produsen dengan konsumen, namun bisa saja terjadi didalam proses produksi si produsen itu sendiri, baik dengan alat transportasi milik sendiri maupun menyewa, yang keduanya memerlukan biaya pengiriman. Besarnya biaya pengiriman dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jumlah barang yang akan diangkut dan biaya angkut per unit. Tentunya, perlu dilakukan minimasi biaya pada setiap pengiriman. Dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menetukan sebuah rencana transportasi sebuah barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan dengan total biaya transportasi minimal. Dalam model transportasi termuat 2 variabel, yaitu: 1. Jumlah barang yang tersedia di tempat asal (sumber), yaitu kapasitas pengiriman dan jumlah barang yang dapat ditampung atau permintaan. 2. Biaya transportasi per unit barang yang dikirimkan. Dalam penelitian ini akan dikaji tentang bagaimana menyelesaikan masalah transportasi dengan menggunakan Metode Vogel s Approximation (VAM) kemudian menggunakan metode Potensial untuk pencarian solusi optimal atau uji optimalitas.

23 4.2 Contoh Masalah Transshipment Perusahaan motor nasional akan dibuat di tiga kota yaitu kota A, B, dan C. Hasil produksi motor akan disalurkan ke 4 agen besar, agen W, X, Y dan Z. Biaya satuan pengiriman motor, jumlah produksi dan jumlah kebutuhan agen terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Biaya Satuan Pengiriman Motor, Jumlah Produksi dan Jumlah Kebutuhan Agen T1 T2 T3 T4 Supply S1 100 800 180 200 20000 S2 40 70 90 140 13000 S3 80 120 90 110 16000 Demand 15000 15000 12000 7000 49000 Dimana : S 1 = Produksi dikota A S 2 = Produksi dikota B S 3 = Produksi dikota C T 1 = Permintaan agen W T 2 = Permintaan agen X T 3 = Permintaan agen Y T 4 = Permintaan agen Z 4.2.1 Metode Penyelesaian Awal Ada beberapa metode untuk mencari penyelesaian awal dari masalah transshipment yaitu; Metode Northwest Corner, Metode Least Cost dan Metode Vogel,s Approximation (VAM). 4.2.1.1 Metode North West Corner Solusi awal dengan menggunakan Metode North West Corner ditentukan dengan mengisi sel kosong yang masih dapat diisi dan terletak paling kiri atas (sudut barat laut). Langkah pertama adalah dengan mengalokasikan sebanyak mungkin pada kotak X 11 = 15.000. karena persediaan dikota A belum habis maka selanjutnya

24 yang mendapat alokasi adalah kotak sebelah kanan dari X 11 yakni kotak X 12 = 5.000, hal ini mengakibatkan persediaan dikota A habis, selanjutnya yang mendapat alokasi adalah kotak yang paling dekat dengan kotak X 12 yakni kotak X 22 = 10.000, kemudian yang mendapat alokasi selanjutnya adalah kotak X 23 = 3.000. Hal ini menghabiskan persediaan dikota B, selanjutnya yang mendapatkan alokasi adalah yang terdekat dengan kotak X 22 yakni kotak X 33 demikian seterusnya hingga semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah terpenuhi. Tabel 4.2 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode North West Corner T1 T2 T3 T4 Supply S1 100 800 180 200 15.000 5.000 20.000 S2 40 70 90 140 10.000 3.000 13.000 S3 80 120 90 110 9.000 7.000 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 4.2.1.2 Metode Least Cost Penyelesaian menggunakan metode Least Cost ditentukan dengan mengisi kotak dengan biaya terendah. Langkah pertama dengan mengalokasikan sebanyak mungkin dikotak yang memiliki biaya terendah yaitu kotak X 21 = 13.000, sehingga menghabiskan persediaan pada kota B. Selanjutya alokasikan sebanyak mungkin dikotak yang memiliki biaya terendah ke-2 yaitu kotak X 31 = 2.000,

25 demikian seterusnya hingga semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah terpenuhi. Tabel 4.3 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode Least Cost T1 T2 T3 T4 Supply S1 S2 100 800 180 200 15.000 5.000 20.000 40 70 90 140 13.000 13.000 S3 80 120 90 110 2.000 12.000 2.000 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 4.2.1.3 Metode Vogel s Approximation (VAM) Tahap 1 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.4 Kebutuhan, Kapasitas Masing-Masing Sumber dan Biaya Pengangkutan T1 T2 T3 T4 Supply S1 100 800 180 200 20.000

26 S2 40 70 90 140 13.000 S3 80 120 90 110 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris S 1 = 180 100 = 80 Baris S 2 = 70 40 = 30 Baris S 3 = 90 80 = 10 Kolom T 1 = 80 40 = 40 Kolom T 2 = 120 70 = 50 Kolom T 3 = 90 90 = 0 Kolom T 4 = 140 110 = 30 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 80 dan terletak pada baris S 1. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih Sel biaya terkecil pada baris S 1 terletak pada kotak S 1 T 1 yaitu 100. maka kotak S 1 T 1 akan diisi dengan jumlah S 1 T 1 = minimum [15.000, 20.000] = 15.000. 5. Hilangkan baris atau kolom yang sudah terisi Kolom T 1 dihilangkan karena sudah terisi penuh dan tidak bisa diisi lagi.

27 Tahap 2 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.5 Hasil Tahap 1 T1 T2 T3 T4 Supply S1 15.000 800 180 200 20.000 S2 70 90 140 13.000 S3 120 90 110 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris S 1 = 200 180 = 20 Baris S 2 = 90 70 = 20 Baris S 3 = 110 90 = 20 Kolom T 2 = 120 70 = 50 Kolom T 3 = 90 90 = 0 Kolom T 4 = 140 110 = 30 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 50 dan terletak pada kolom T 2. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih

28 Sel biaya terkecil pada kolom T 2 terletak pada kotak S 2 T 2 yaitu 70, maka kotak S 2 T 2 akan diisi dengan jumlah S 2 T 2 = minimum [13.000, 15.000] = 13.000. 5. Hilangkan baris atau kolom yang sudah terisi Baris S 2 dihilangkan karena sudah terisi penuh dan tidak bisa diisi lagi. Tahap 3 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.6 Hasil Tahap 2 T1 T2 T3 T4 Supply 800 180 200 15.000 20.000 S1 S2 13.000 13.000 S3 120 90 110 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris S 1 = 200 180 = 20 Baris S 3 = 110 90 = 20 Kolom T 2 = 800 120 = 680 Kolom T 3 = 180 90 = 90 Kolom T 4 = 200 110 = 90

29 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 680 dan terletak pada kolom T 2. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih Sel biaya terkecil pada kolom T 2 terletak pada kotak S 3 T 2 yaitu 120, maka kotak S 3 T 2 akan diisi dengan jumlah S 3 T 2 = minimum [2.000, 16.000] = 2.000. 5. Hilangkan baris atau kolom yang sudah terisi Kolom T 2 dihilangkan karena sudah terisi penuh dan tidak bisa diisi lagi. Tahap 4 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.7 Hasil Tahap 3 T1 T2 T3 T4 Supply 180 200 S1 15.000 20.000 S2 13.000 13.000 90 110 2.000 16.000 S3 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris S 1 = 200 180 = 20 Baris S 3 = 110 90 = 20

30 Kolom T 3 = 180 90 = 90 Kolom T 4 = 200 110 = 90 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 90 dan terletak pada kolom T 3 dan T 3, sehinggan ambil kolom yang memiliki biaya terkecil, yaitu kolom T 3. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih Sel biaya terkecil pada kolom T 3 terletak pada kotak S 3 T 3 yaitu 90, maka kotak S 3 T 3 akan diisi dengan jumlah S 3 T 3 = minimum [12.000, 14.000] = 12.000. Setelah kotak S 3 T 3 terisi, maka jumlah permintaan yang tersisa pada kolom T 4 adalah 7.000. Jumlah persediaan pada baris S 1 adalah 5000 dan jumlah persediaan pada baris S 3 adalah 2.000, maka kotak S 1 T 4 dapat diisi sebanyak 5.000 dan kotak S 3 T 4 dapat diisi sebanyak 2.000. Sehingga seluruh permintaan telah terpenuhi. Tabel 4.8 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode Vogel s Approximation (VAM) T1 T2 T3 T4 Supply S1 100 800 180 200 15.000 5.000 20.000 S2 S3 40 70 90 140 13.000 13.000 80 120 90 110 2.000 12.000 2.000 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000

31 Maka biaya transportasinya adalah : C = 15.000(100) + 13.000(70) + 2.000(120) + 12.000(90) + 5000(200) + 2000(110) C = 1.500.000 + 910.000 + 240.000 + 1.080.000 + 1.000.000 + 220.000 C = 3.950.000 4.2.2 Mengoptimalkan Menggunakan Metode Potensial Tahap 1 1. Isi tabel awal dengan metode penyelesaian awal Tabel penyelesaian awal telah diperoleh dengan menggunakan metode Vogel s Approximation ditulis kembali pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode Vogel s Approximation (VAM) T1 T2 T3 T4 Supply S1 100 800 180 200 15.000 5.000 20.000 S2 S3 40 70 90 140 13.000 13.000 80 120 90 110 2.000 12.000 2.000 16.000 Demand 15.000 15.000 12.000 7.000 49.000 Dari tabel 4.9 diperoleh matriks biaya awal pada tabel 4.10

32 Tabel 4.10 Matriks Biaya Awal C ij C ij v 1 v 2 v 3 v 4 u 1 100 800 180 200 u 2 40 70 90 140 u 3 80 120 90 110 2. Menentukan nilai setiap baris (u i ) dan nilai setiap kolom (v j ) dengan menggunakan hubungan C ij = u i + v j. Untuk u 1 = 0. Sebelum menetukan nilai setiap baris dan kolom, terlebih dahulu harus membentuk matriks biaya awal pada X ij pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Matriks Biaya Awal X ij C ij v 1 v 2 v 3 v 4 u 1 100 200 u 2 70 u 3 120 90 110 Dari tabel 4.11 cari nilai u i dan nilai v j dengan menggunakan hubungan C ij = u i + v j, ambil u 1 = 0, maka : u 1 + v 1 = C 11 0 + v 1 = 100 v 1 = 100 u 1 + v 4 = C 14 0 + v 1 = 200 v 1 = 200 u 3 + v 4 = C 34 u 3 + 200 = 110 u 3 = 90 u 3 + v 2 = C 32 90 + v 1 = 120 v 2 = 210 u 2 + v 2 = C 22 u 2 + 210 = 70

33 u 2 = 140 u 3 + v 3 = C 33 90 + v 3 = 90 v 3 = 180 Diperoleh matriks perubahan biaya pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Matriks Perubahan Biaya Z ij C ij v 1 = 100 v 2 = 210 v 3 = 180 v 4 = 200 u 1 = 0 100 210 180 200 u 2 = 140-40 70 40 60 u 3 = 90 10 120 90 110 3. Menghitung matriks perubahan biaya D ij dengan menggunakan rumus D ij = C ij Z ij. D ij = C ij Z ij 100 800 180 200 100 210 180 200 D ij = [ 40 70 90 60 ] [ 40 70 40 60 ] 80 120 90 110 10 120 90 110 0 590 0 0 D ij = [ 80 0 50 0] 70 0 0 0 4. Apabila hasil perhitungan D ij terdapat nilai negatif, maka solusi belum optimal. Karena tidak terdapat D ij yang bernilai negatif maka penyelesaian tersebut sudah optimal. Biaya transportasi optimal dengan menggunakan metode potensial adalah: C = 15.000(100) + 13.000(70) + 2.000(120) + 12.000(90) + 5000(200) + 2000(110)

34 C = 1.500.000 + 910.000 + 240.000 + 1.080.000 + 1.000.000 + 220.000 C = 3.950.000 4.3 Contoh Masalah Transshipment Terdapat 4 kota tempat penyimpanan (gudang) beras, yaitu: kota A, B, C, dan D yang akan dikirim ke 4 tempat penggilingan W, X, Y dan Z dengan menggunakan mobil truk. Data pasokan beras dan data permintaan beras untuk setiap bulannya (ton), serta data biaya pengiriman ($) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.13 Biaya Pengiriman Beras, Jumlah Produksi dan Jumlah Kebutuhan R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 225 P2 11 5 12 11 150 P3 12 6 8 12 175 P4 8 10 7 9 225 Demand 175 200 250 150 775 Dimana : P 1 = Gudang dikota A P 2 = Gudang dikota B P 3 = Gudang dikota C P 4 = Gudang dikota D R 1 = Permintaan penggilingan W R 2 = Permintaan penggilingan X R 3 = Permintaan penggilingan Y R 4 = Permintaan agen Z

35 4.3.1 Metode Penyelesaian Awal Ada beberapa metode untuk mencari penyelesaian awal dari masalah transshipment yaitu; Metode Northwest Corner, Metode Least Cost dan Metode Vogel,s Approximation (VAM). 4.3.1.1 Metode North West Corner Solusi awal dengan menggunakan Metode North West Corner ditentukan dengan mengisi sel kosong yang masih dapat diisi dan terletak paling kiri atas (sudut barat laut). Langkah pertama adalah dengan mengalokasikan sebanyak mungkin pada kotak X 11 = 175. karena persediaan dikota A belum habis maka selanjutnya yang mendapat alokasi adalah kotak sebelah kanan dari X 11 yakni kotak X 12 = 50, hal ini mengakibatkan persediaan digudang A habis, selanjutnya yang mendapat alokasi adalah kotak yang paling dekat dengan kotak X 12 yakni kotak X 22 = 150. Hal ini menghabiskan persediaan digudang B, kemudian yang mendapat alokasi selanjutnya adalah kotak X 33 = 175. Hal ini menghabiskan persediaan digudang C, selanjutnya yang mendapatkan alokasi adalah yang terdekat dengan kotak X 33 yakni kotak X 43 demikian seterusnya hingga semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah terpenuhi. Tabel 4.14 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode North West Corner R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 175 50 225 P2 11 5 12 11 150 150 P3 12 6 8 12 175 175 P4 8 10 7 9 75 150 225

36 Demand 175 200 250 150 775 4.3.1.2 Metode Least Cost Penyelesaian menggunakan metode Least Cost ditentukan dengan mengisi kotak dengan biaya terendah. Langkah pertama dengan mengalokasikan sebanyak mungkin dikotak yang memiliki biaya terendah, karena terdapat 2 kotak yang memiliki biaya terendah maka ambil sembarang kotak yaitu kotak X 14 = 150, sehingga menghabiskan permintaan pada penggilingan Z. Selanjutya alokasikan sebanyak mungkin dikotak yang memiliki biaya terendah ke-2 yaitu kotak X 22 = 150, demikian seterusnya hingga semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah terpenuhi. Tabel 4.15 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode Least Cost R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 75 150 225 P2 11 5 12 11 150 150 P3 12 6 8 12 100 50 25 175 P4 8 10 7 9 225 225 Demand 175 200 250 150 775

37 4.3.1.3 Metode Vogel s Approximation (VAM) Tahap 1 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.16 Kebutuhan, Kapasitas Masing-Masing Sumber dan Biaya Pengangkutan R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 225 P2 11 5 12 11 150 P3 12 6 8 12 175 P4 8 10 7 9 225 Demand 175 200 250 150 775 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris P 1 = 8 5 = 3 Baris P 2 = 11 5 = 6 Baris P 3 = 8 6 = 2 Baris P 4 = 8 7 = 1 Kolom R 1 = 9 8 = 1 Kolom R 2 = 6 5 = 1

38 Kolom R 3 = 8 7 = 1 Kolom R 4 = 9 5 = 4 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 6 dan terletak pada baris P 2. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih Sel biaya terkecil pada baris P 2 terletak pada kotak P 2 R 2 yaitu 5. maka kotak P 2 R 2 akan diisi dengan jumlah P 2 R 2 = minimum [200, 150] = 150. 5. Hilangkan baris atau kolom yang sudah terisi Baris P 2 dihilangkan karena sudah terisi penuh dan tidak bisa diisi lagi. Tahap 2 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.17 Hasil Tahap 1 R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 225 P2 11 5 12 11 150 150 P3 12 6 8 12 175 P4 8 10 7 9 225 Demand 175 200 250 150 775

39 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris P 1 = 8 5 = 3 Baris P 3 = 8 6 = 2 Baris P 4 = 8 7 = 1 Kolom R 1 = 9 8 = 1 Kolom R 2 = 8 6 = 2 Kolom R 3 = 8 7 = 1 Kolom R 4 = 9 5 = 4 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 4 dan terletak pada kolom R 4. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih Sel biaya terkecil pada kolom R 4 terletak pada kotak P 1 R 4 yaitu 5, maka kotak P 1 R 4 akan diisi dengan jumlah P 1 R 4 = minimum [150, 225] = 150. 5. Hilangkan baris atau kolom yang sudah terisi Kolom R 4 dihilangkan karena sudah terisi penuh dan tidak bisa diisi lagi. Tahap 3 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel.

40 Tabel 4.18 Hasil Tahap 2 R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 150 225 P2 11 5 12 11 150 150 P3 12 6 8 12 175 P4 8 10 7 9 225 Demand 175 200 250 150 775 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris P 1 = 9 8 = 1 Baris P 3 = 8 6 = 2 Baris P 4 = 8 7 = 1 Kolom R 1 = 9 8 = 1 Kolom R 2 = 8 6 = 2 Kolom R 3 = 8 7 = 1 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 2 dan terletak pada baris P 3 dan kolom R 2. sehingga ambil kolom yang memiliki biaya terkecil, yaitu baris P 3. 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih

41 Sel biaya terkecil pada baris P 3 terletak pada kotak P 3 R 2 yaitu 6, maka kotak P 3 R 2 akan diisi dengan jumlah P 3 R 2 = minimum [50, 175] = 50. 5. Hilangkan baris atau kolom yang sudah terisi Kolom R 2 dihilangkan karena sudah terisi penuh dan tidak bisa diisi lagi. Tahap 4 1. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber, dan biaya pengangkutan ke dalam tabel. Tabel 4.19 Hasil Tahap 3 R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 150 225 P2 P3 11 5 12 11 150 150 12 6 8 12 50 175 P4 8 10 7 9 225 Demand 175 200 250 150 775 2. Cari selisih dari dua biaya terkecil Baris P 1 = 10 9 = 1 Baris P 3 = 12 8 = 4 Baris P 4 = 8 7 = 1 Kolom R 1 = 9 8 = 1

42 Kolom R 3 = 8 7 = 1 3. Pilih Selisih Terbesar Pada langkah (2) selisih terbesar adalah 4 dan terletak pada baris P 3 4. Mengisi kuantitas ke sel dalam baris atau kolom terpilih Sel biaya terkecil pada kolom P 3 terletak pada kotak P 3 R 3 yaitu 8, maka kotak P 3 R 3 akan diisi dengan jumlah P 3 R 3 = minimum [125, 250] = 125. Setelah kotak P 3 R 3 terisi, maka jumlah permintaan yang tersisa pada kolom R 1 adalah 75 dan kolom R 3 adalah 125. Jumlah persediaan pada baris P 1 adalah 75 dan jumlah persediaan pada baris P 4 adalah 225, maka kotak P 1 R 1 dapat diisi sebanyak 75, kotak P 4 R 3 dapat diisi sebanyak 125 dan kotak P 4 R 1 dapat diisi sebanyak 100. Sehingga seluruh permintaan telah terpenuhi. Tabel 4.20 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode Vogel s Approximation (VAM) R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 75 150 225 P2 11 5 12 11 150 150 P3 12 6 8 12 50 125 175 P4 8 10 7 9 100 125 225 Demand 175 200 250 150 775

43 Maka biaya transportasinya adalah : C = 75(9) + 150(5) + 150(5) + 50(6) + 125(8) + 100(8) + 125(7) C = 675 + 750 + 750 + 300 + 1.000 + 800 + 875 C = 5.150 4.3.2 Mengoptimalkan Menggunakan Metode Potensial Tahap 1 1. Isi tabel awal dengan metode penyelesaian awal Tabel penyelesaian awal telah diperoleh dengan menggunakan metode Vogel s Approximation ditulis kembali pada tabel 4.21. Tabel 4.21 Alokasi Persediaan dan Permintaan Menggunakan Metode Vogel s Approximation (VAM) R1 R2 R3 R4 Supply P1 9 8 10 5 75 150 225 P2 11 5 12 11 150 150 P3 12 6 8 12 50 125 175 P4 8 10 7 9 100 125 225 Demand 175 200 250 150 775

44 Dari tabel 4.21 diperoleh matriks biaya awal pada tabel 4.22 Tabel 4.22 Matriks Biaya Awal C ij C ij v 1 v 2 v 3 v 4 u 1 9 8 10 5 u 2 11 5 12 11 u 3 12 6 8 12 u 4 8 10 7 9 2. Menentukan nilai setiap baris (u i ) dan nilai setiap kolom (v j ) dengan menggunakan hubungan C ij = u i + v j. Untuk u 1 = 0. Sebelum menetukan nilai setiap baris dan kolom, terlebih dahulu harus membentuk matriks biaya awal pada X ij pada tabel 4.23. Tabel 4.23 Matriks Biaya Awal X ij C ij v 1 v 2 v 3 v 4 u 1 9 5 u 2 5 u 3 6 8 u 4 8 7 Dari tabel 4.22 cari nilai u i dan nilai v j dengan menggunakan hubungan C ij = u i + v j, ambil u 1 = 0, maka : u 1 + v 1 = C 11 0 + v 1 = 9 v 1 = 9 u 1 + v 4 = C 14 0 + v 1 = 5 v 1 = 5 u 4 + v 1 = C 41 u 4 + 9 = 8 u 4 = 1 u 4 + v 3 = C 43 1 + v 3 = 7

45 v 3 = 8 u 3 + v 3 = C 33 u 3 + 8 = 8 u 3 = 0 u 1 + v 3 = C 13 0 + 8 = C 13 C 13 = 8 u 3 + v 2 = C 32 0 + v 2 = 6 v 2 = 6 u 2 + v 2 = C 22 u 2 + 6 = 5 u 2 = 1 Diperoleh matriks perubahan biaya pada tabel 4.24 Tabel 4.24 Matriks Perubahan Biaya Z ij C ij v 1 = 9 v 2 = 6 v 3 = 8 v 4 = 5 u 1 = 0 9 6 8 5 u 2 = 1 8 5 7 4 u 3 = 0 9 6 8 5 u 4 = 1 8 5 7 4 3. Menghitung matriks perubahan biaya D ij dengan menggunakan rumus D ij = C ij Z ij.

46 D ij = C ij Z ij 9 8 10 5 9 6 8 5 11 5 12 11 D ij = [ ] [ 8 5 7 4 ] 12 6 8 12 9 6 8 5 8 10 7 9 8 5 7 4 0 2 2 0 3 0 5 7 D ij = [ ] 3 0 0 7 0 5 0 5 4. Apabila hasil perhitungan D ij terdapat nilai negatif, maka solusi belum optimal. Karena tidak terdapat D ij yang bernilai negatif maka penyelesaian tersebut sudah optimal. Biaya transportasi optimal dengan menggunakan metode potensial adalah: C = 75(9) + 150(5) + 150(5) + 50(6) + 125(8) + 100(8) + 125(7) C = 675 + 750 + 750 + 300 + 1.000 + 800 + 875 C = 5.150

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Metode Vogel s Approximation (VAM) dan metode potensial dapat menyelesaikan masalah transportasi. 2. Metode Vogel s Approximation (VAM) memiliki penyelesaian yang mendekati optimal karena melibatkan selisih terbesar dari dua biaya terkecil untuk setiap baris dan kolom dibandingkan dengan metode Northwest Corner karena tidak mementingkan biaya yang ada pada setiap kolom dan metode Least Cost yang dimulai dengan mengisi sel dengan biaya terkecil sampai biaya terbesar. 3. Dalam beberapa kasus metode Vogel s Approximation (VAM) merupakan solusi yang optimal jika di optimalkan dengan metode potensial. 5.2 Saran Saran dari penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Menggunakan metode pengoptimalan yang lain agar mendapatkan solusi yang lebih optimal dari pengoptimal menggunakan metode potensial. 2. Penelitian masalah transportasi dengan kasus yang tidak seimbang dapat diselesaikan dengan menambahkan variabel dummy.