PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

PENGARUH PERUBAHAN PERANAN WANITA JEPANG DAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT JEPANG TERHADAP MUNCULNYA SHOUSHIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PSIKOLOGI TIPE INTROVERT TOKOH YUICHI TANABE DALAM NOVEL KITCHEN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Transkripsi:

ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Darma Persada tia_martia@yahoo.com, mettys_dany@yahoo.com, zainur.fitri@gmail.com, agustineira@yahoo.co.id Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu pikiran, keinginan, ide, ataupun gagasan kepada orang lain. Pada saat kita menyampaikan, ide, gagasan, pikiran, ataupun keinginan kepada seseorang dengan cara lisan atau tertulis mengharapkan lawan bicara mengerti apa yang dimaksud sehingga tidak terjadi salah pengertian. Bahasa sebagai alat komunikasi bertugas untuk menyampaikan informasi atau menerima informasi. Dalam berkomunikasi sering kali menggunakan ungkapan yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang lazim diucapkan oleh penutur asli dan mengabaikan aturan-aturan yang berlaku. Seringkali terjadi kesalahan akibat adanya interferensi dari bahasa ibu. Penelitian ini membahas tentang penggunaan ungkapan bahasa Jepang tulis. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah dalam penggunaan ungkapan bahasa Jepang tulis mengalami interferensi dan ungkapan bagaimana yang mendapat interferensi. Tujuannya untuk memaparkan ungkapan bahasa Jepang tulis yang mengalami interferensi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Data yang kami pergunakan berasal dari mahasiswa Unsada program studi Jepang S1 semester tujuh. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil adanya beberapa ungkapan bahasa Jepang tulis mahasiswa yang mengalami interferensi. Interferensi yang banyak ditemukan dalam data ungkapan bahasa Jepang tulis mahasiswa adalah interferensi leksikon dan semantik yang besar kemungkinan dipengaruhi oleh kultur orang Indonesia. Hal itu diakibatkan karena ketidakcukupan kosakata bahasa penerima dan terbawanya kebiasan penggunaan ungkapan dalam bahasa ibu. Kata kunci : Bahasa, bahasa Jepang tulis, bahasa penerima, bahasa ibu dan ungkapan. 1. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu pikiran, keinginan, ide, ataupun gagasan kepada orang lain. Pada saat kita menyampaikan, ide, gagasan, pikiran, ataupun keinginan kepada seseorang dengan cara lisan atau tertulis, maka orang tersebut akan menangkap apa yang dimaksud dengan memahami makna yang terkandung di dalam bahasa tersebut. Komunikasi inilah yang merupakan fungsi utama bahasa. Sebagai alat komunikasi, bahasa bertugas untuk menyampaikan informasi atau sebagai alat untuk menerima informasi.

Dalam berkomunikasi sering kali menggunakan ungkapan yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang lazim diucapkan oleh penutur asli serta mengabaikan aturan-aturan yang berlaku, bahkan pemakaian ekspresi yang tidak tepat dapat melukai hati lawan bicara dan merusak harmoni yang telah terbina. Dengan demikian, pengetahuan mengenai aturan-aturan penggunaan ungkapanungkapan yang tepat dalam berkomunikasi merupakan hal yang utama. Perbendaharaan kata yang memadai sangat diperlukan agar isi pikiran yang hendak disampaikan dapat dipahami dengan mudah dan cepat oleh lawan bicara. Jika tidak demikian, apa yang sedang dipikirkan akan sulit diungkapkan dan ini akan menjadi kendala yang besar. Apabila membicarakan atau menulis suatu topik, suatu keharusan pula untuk mengetahui kata-kata atau ungkapan yang berkaitan dengan topik tersebut. Sering kali terjadi kesalahan dalam pemakaian ungkapan baik secara lisan maupun tertulis yang dilakukan oleh pembelajar bahasa asing ( B2 ). Salah satu contoh ungkapan bahasa Jepang yang mengalami interferensi sebagai berikut: 1. 早く卒業して 長生きになるとお祈り申しあげます Semoga cepat lulus dan panjang umur. Pada frase 長生きになるとお祈り申しあげます yang berarti semoga panjang umur menunjukkan adanya interferensi dari budaya orang Indonesia. Pada ungkapan bahasa Indonesia, kita lazim mendoakan semoga panjang umur kepada seseorang yang berulang tahun, tetapi tidak demikian pada ungkapan bahasa Jepang. Ungkapan ini disampaikan hanya kepada orang yang sedang sakit, yang intinya mendoakan semoga kembali sehat, dan ungkapan yang lazim digunakan adalah : ご健康をお祈り申しあげます Semoga cepat sehat. 2. ご結婚おめでとうございます 子供が早くできるように祈りします かみさまにいいこどもをあげます. Selamat menempuh hidup baru. Semoga cepat mempunyai anak dan diberi anak yang baik oleh Allah SWT. Pada kalimat 1 dan 2, terdapat ketidaklaziman dalam pemakaian ungkapan かみさまにいいこどもをあげます Kalimat ini bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akan memberikan anak kepada dewa. Mungkin yang dimaksud, mahasiswa

tersebut akan mengungkapkan kalimat yang mengandung pengertian semoga Allah segera memberikan anak. Dengan melihat kedua contoh tersebut, terlihat dengan jelas bahwa ungkapan-ungkapan tersebut muncul akibat interferensi bahasa yaitu tidak lepasnya pengaruh bahasa ibu (B1) terhadap bahasa yang dipelajari (B2) khususnya bahasa Jepang. 1. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Apakah terjadi interferensi dalam penggunaan ungkapan bahasa Jepang tulis? 2. Jenis ungkapan apa saja yang mengalami interferensi? 2. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Membuktikan interferensi yang terjadi dalam ungkapan bahasa Jepang tulis 2. Memaparkan ungkapan bahasa Jepang tulis yang mengalami interferensi 3. TINJAUAN PUSTAKA Interferensi dalam berbahasa adalah kesalahan bahasa berupa unsur bahasa sendiri (B1) yang dibawa ke dalam bahasa lain yang dipelajari ( B2 ). Interferensi bisa terjadi pada setiap tataran bahasa. Oleh karena itu, kita dapat membedakan interferensi fonologis, interferensi morfologis, interferensi sintaksis, dan interferensi semantik. Interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich (1953) untuk menyebut perubahan sistem suatu bahasa sebuhungan dengan adanya persentuhan dengan bahasa lain yang digunakan oleh masyarakat tutur. Menurut Alwasilah (1985:131) pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam

bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik) (Suwito,1985:5). Nababan (1984) berpendapat bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Abdulhayi (1985:8) mengacu pada pendapat Valdman (1966) merumuskan bahwa interferensi merupakan hambatan sebagai akibat adanya kebiasaan pemakai bahasa ibu (bahasa pertama) dalam penguasaan bahasa yang dipelajari (bahasa kedua). Suhendra Yusuf (1994:67) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat menyebabkan interferensi antara lain perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan itu tidak hanya dalam struktur bahasa melainkan juga keragaman kosakata Menurut Chaer dan Agustina (2004:162-165) berpendapat bahwa interferensi fonologis terjadi apabila penutur mengungkapkan kata-kata dari suatu bahasa dengan menyisipkan bunyi-bunyi bahasa dari bahasa lain. Interferensi fonologis dibedakan menjadi dua macam, yaitu interferensi fonologis pengurangan huruf dan interferensi fonologis pergantian huruf. Menurut Suwito (1985:55) interferensi morfologi dapat terjadi dalam pembentukan kata suatu bahasa menyerap afiks-afiks bagian lain. Interferensi sintaksis terjadi apabila dalam struktur kalimat satu terserap struktur kalimat bahasa lain (suwito, 1985:56), selain itu Char dan Leoni (1995: 162) berpendapat bahwa interferensi sintaksis dapat terlihat pada penggunaan serpihan kata, frasa dan klausa dalam kalimat (http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/). Ardiana (1940:14) berpendapat bahwa interferensi semantik adalah interferensi yang terjadi dalam penggunaan kata yang mempunyai variable dalam suatu bahasa. Chaer dan Agustina menambahkan bahwa interferensi semantik terjadi dalam bidang tata makna. Menurut Weinreich (1970:64-65) ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi, antara lain: 1) Kedwibahasaan peserta tutur Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal terjadinya interferensi dan berbagai pengaruh lain dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Hal itu

disebabkan terjadinya kontak bahasa dalam diri penutur yang dwibahasawan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan interferensi. 2) Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa penerima cenderung akan menimbulkan sikap kurang positif. Hal itu menyebabkan pengabaian kaidah bahasa penerima yang digunakan dan pengambilan unsur-unsur bahasa sumber yang dikuasai penutur secara tidak terkontrol. 3) Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada pengungkapan berbagai segi kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat yang bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya. Karena mereka belum mempunyai kosakata untuk mengungkapkan konsep baru tersebut, lalu mereka menggunakan kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja pemakai bahasa akan menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkan konsep baru tersebut. Faktor ketidakcukupan atau terbatasnya kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya interferensi. Interferensi yang timbul karena kebutuhan kosakata baru, cenderung dilakukan secara sengaja oleh pemakai bahasa. Kosakata baru yang diperoleh dari interferensi ini cenderung akan lebih cepat terintegrasi karena unsur tersebut memang sangat diperlukan untuk memperkaya perbendaharaan kata bahasa penerima. 4) Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan Kosakata dalam suatu bahasa yang jarang dipergunakan cenderung akan menghilang. Jika hal ini terjadi, berarti kosakata bahasa yang bersangkutan akan menjadi kian menipis. Interferensi yang disebabkan oleh menghilangnya kosakata yang jarang dipergunakan tersebut akan berakibat seperti interferensi yang disebabkan tidak cukupnya kosakata bahasa penerima, yaitu unsur serapan atau unsur pinjaman itu akan lebih cepat diintegrasikan karena unsur tersebut dibutuhkan dalam bahasa penerima. 5) Kebutuhan akan sinonim Sinonim dalam pemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup penting, yaitu sebagai variasi dalam pemilihan kata untuk menghindari pemakaian kata yang sama secara berulangulang yang bisa mengakibatkan kejenuhan. Dengan adanya kata yang bersinonim, pemakai

bahasa dapat mempunyai variasi kosakata yang dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata secara berulang-ulang. Karena adanya sinonim ini cukup penting, pemakai bahasa sering melakukan interferensi dalam bentuk penyerapan atau peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber untuk memberikan sinonim pada bahasa penerima. Dengan demikian, kebutuhan kosakata yang bersinonim dapat mendorong timbulnya interferensi. 6) Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa Prestise bahasa sumber dapat mendorong timbulnya interferensi, karena pemakai bahasa ingin menunjukkan bahwa dirinya dapat menguasai bahasa yang dianggap berprestise tersebut. Prestise bahasa sumber dapat juga berkaitan dengan keinginan pemakai bahasa untuk bergaya dalam berbahasa. 7) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima yang sedang digunakan, pada umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan kurangnya penguasaan terhadap bahasa penerima. Hal ini dapat terjadi pada dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa kadang-kadang kurang kontrol. Karena kedwibahasaan mereka itulah kadang-kadang pada saat berbicara atau menulis dengan menggunakan bahasa kedua yang muncul adalah kosakata bahasa ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya (http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/). 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Darma Persada. Data diperoleh dari hasil kerja mahasiswa program studi Jepang S1 semester 7 yang berjumlah ± 50 orang selaku informan dalam mata kuliah korespondensi Jepang. Setiap responden membuat ungkapan bahasa Jepang tulis kartu ucapan ulang tahun dan kartu ucapan pernikahan. Berdasarkan kedua tema tersebut, dari ± 50 orang mahasiswa terlihat ada beberapa hasil mahasiswa yang berbeda. Sebagian besar data mahasiswa menulis ungkapan bahasa Jepang yang pada umumnya saja.

Berikut adalah data yang diperoleh dari mahasiswa Unsada yang mengikuti mata kuliah korespondensi bahasa Jepang. A. Dalam kartu ucapan ulang tahun : 1. お誕生日おめでとうございます 早く卒業して 長生きになるとお祈り申しあげます Selamat ulang tahun. Semoga panjang umur dan cepat lulus. Pada frase 長生きになるとお祈り申しあげます. Pada ungkapan bahasa Indonesia, kita lazim mendoakan semoga panjang umur kepada seseorang yang berulang tahun, tetapi tidak demikian pada ungkapan bahasa Jepang. Ungkapan ini disampaikan hanya kepada orang yang sedang sakit, yang intinya mendoakan semoga kembali sehat, dan ungkapan yang lazim digunakan adalah : ご健康をお祈り申しあげます 2. お誕生日おめでとうございます このプレゼントがたぶんよくないけど このを着けば とてもうれしいです Selamat ulang tahun. Kado ini mungkin tidak bagus, sungguh menyenangkan apabila memakainya. Pada kalimat このを着けば.. yang seharusnya, これを着けば terjadi interferensi sintaksis. Lalu pada kalimat たぶんよくないけど pada kata よくない menunjukkan tidak bagus. Dalam ungkapan bahasa Jepang akan terdengar lazim apabila menggunakan kata つまらないものですが 3. のりこさん お誕生日おめでとうございます そして二十二歳になったので あなたの性格も大人にならなければなりません Mrs. Noriko selamat ulang tahun. Karena sudah berumur 22 tahun, Anda harus bersikap dewasa. Mahasiswa berharap agar Mrs. Noriko lebih dewasa dalam usianya yang ke-22 tahun tapi ungkapan yang digunakan pada frase ini terkesan sangat keras dengan adanya kalimat あ

なたの性格もおとなにならなければなりません. Seharusnya pada bagian kalimat ini berisi doa dengan menggunakan pola kalimat. なるようにお祈りします 4. 田中さん お誕生日おめでとうございます ささやかですが お祈りのプレゼントをどうふういたします いつかひまがあったら 私のうちへもあそびにおいでください おまちしています Mr. Tanaka selamat ulang tahun. Ini hanya hadiah kecil. Kapan-kapan kalau ada waktu, mampir ke rumah saya. Saya tunggu. Pada frase ささやかですが お祈りのプレゼントを, memperlihatkan kekeliruan mahasiswa dalam pemilihan kata yang tepat yang seharusnya adalah menggunakan kata お祝いのプレゼントを... Dalam penyampaian ucapan ini, terlihat bahwa mahasiswa mengabaikan tradisi orang Jepang dalam bertutur. Mahasiswa tersebut tidak menyertakan ungkapan-ungkapan yang mengandung harapan atau doa bagi yang berulang tahun, seperti yang lazim dilakukan oleh orang Jepang. 5. 今マナさんのお誕生日である お誕生日おめでとうございます 日本でもさくらをさいています そのことですから マナさんの誕生日はいつもたのしいです Hari ini adalah ulang tahun Mana. Selamat ulang tahun. Di Jepang bunga sakura sedang bermekaran. Oleh karena itu, ulang tahun Mana selalu menyenangkan. Pada kalimat 日本でもさくらをさいています memperlihatkan kekeliruan mahasiswa dalam menempatkan partikel penunjuk verba さいています yang merupakan verba intransitif. Verba intransitif dalam bahasa Jepang ditunjuk oleh partikel が. Pada kalimat そのことですから マナさんの誕生日はいつもたのしいです Apabila kita melihat kalimat ini, mungkin akan timbul pertanyaan : apakah ada hubungannya antara bunga sakura yang mekar dengan hari ulang tahun noriko? Agar terkesan lazim, maka sebaiknya そのことですから lebih tepat diganti dengan ですから

Dalam kartu ucapan pernikahan : 1. ご結婚おめでとうございます 子供が早くできるようにお祈りします かみさまにいいこどもをあげます Selamat menempuh hidup baru. Semoga cepat mempunyai anak dan diberi anak yang baik oleh Allah SWT. 2. ご結婚おめでとうございます お幸せを早くかみさまに子供をあげます ところで すみません私はサラさんのご結婚ができません Selamat menempuh hidup baru. Semoga Tuhan cepat memberi anak. (ganti topic pembicaraan) Maaf saya tidak bisa hadir ke pernikahan Sara san 3. ご結婚おめでとうございます 多い子供をもって 古く幸せになるときぼうしま す Selamat menempuh hidup baru. Semoga mempunyai banyak anak dan bahagia sampai tua. Pada kalimat 1, terdapat interferensi pada kalimat かみさまにいいこども をあげます Kalimat ini bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi akan memberikan anak kepada dewa. Mungkin yang dimaksud, mahasiswa tersebut akan mengungkapkan kalimat yang mengandung pengertian semoga Allah segera memberikan anak. Apabila yang dimaksud seperti tersebut, maka seharusnya kata かみさま ditunjuk oleh partikel が dan verba yang digunakan seharusnya くれます Akan tetapi, kalimat yang lazim digunakan adalah : 子供をたくさん作って お幸せに. Pada kalimat no 2, dalam frase ところで すみません 私はマラさんのご結婚ができません jelas terlihat adanya pemakaian kata yang tidak tepat atau adanya interferensi yaitu pada kata ご結婚ができません Kalimat ini dapat menimbulkan tafsir ganda (ambigu), sedangkan pada kata ところで すみません terlihat bahwa ungkapan ini muncul sebagai akibatnya adanya interferensi.adapun ungkapan yang lazim digunakan adalah : 誠

に申しわけないのですが 実は < 理由 > Pada kalimat no 3, terdapat interferensi yaitu pada frase 古く幸せになるときぼうします Mungkin mahasiswa tersebut ingin mengungkapkan kalimat yang berbunyi : saya berharap semoga bahagia sampai kakek nenek. Dalam ungkapan bahasa Jepang yang ditulis pada kartu ucapan pernikahan lazimnya adalah sebagai berikut : ご結婚おめでとうございます Setelah itu diikuti dengan ucapan : どうぞお幸せに 幸せなご家庭をきずいてください お二人のお幸せを心よりお祈り申しあげます 二人で力をあわせて 楽しい家庭を作って下さい 5. KESIMPULAN Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi interferensi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan ungkapan bahasa Jepang tulis. Sebagian besar interferensi yang terdapat dalam catatan mahasiswa adalah interferensi leksikon dan semantik yang besar kemungkinan dipengaruhi oleh kultur orang Indonesia. Hal ini disebabkan oleh minimnya penguasaan mahasiswa terhadap kosa kata serta minimnya pengetahuan akan penggunaan/pemilihan kosa kata yang tepat. Dalam proses pembelajaran, sering kali pembelajar melakukan kesalahan pemilihan kosa kata, bukan hanya sekedar memilih kata yang tepat, tetapi juga memilih kata yang sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. Perlu tindakan penelitian lebih lanjut lagi agar pembelajar bahasa Jepang dapat meminimalisir kesalahan dalam pemilihan kata yang tepat sekaligus meminimalisir adanya interferensi B1. Interferensi bahasa terjadi karena adanya ketidakmampuan penutur dalam menguasai kosa kata yang dipakai dalam bertutur. 6. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas Darma Persada, LP2MK dan The Japan Foundation yang telah membantu dalam penelitian ini. 7. DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, et al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta. Hayi, Abdul dkk. 1985. Interferensi Gramatika Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jawa, Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia. Parera, Jos Daniel. 1997.Linguistik Edukasional, Jakarta: Erlangga. Rahardi, R.Kunjana. 2010.Kajian sosiolinguistik, Bogor: Ghalia Indonesia. Suhendar, Yusuf. 1994,Teori Terjemahan, Bandung: Mandar Maju. Suwandi, Sarwiji. 2008.Semantik : Pengantar Kajian Makna, Yogyakarta: Media Perkasa. http://lathifashofi.wordpress.com/ http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/