ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN APENDISITIS DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Stara I pada K

MATA KULIAH FARMAKOEKONOMI (FAK 4911)

MATA KULIAH STUDI KASUS FARMASI KLINIK TERPADU

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIBIOTIK SEFOTAXIME DAN GENTAMISIN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA DI RSUD KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Kloramefenikol Cost Effectiveness Analisys And Seftriakson In The Treatment Of Typhoid Fever Patients In Inpatient RSUD.Abdul Moeloek In 2011

ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENDERITA DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R.D

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Andayani, Tri Murti, (2013). Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi, Yogyakarta :Bursa Ilmu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

ANALISA BIAYA TERAPI PENYAKIT BRONKOPNEUMONIA PADA SUATU RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI KOTA PADANG SUMATERA BARAT.

Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia Di RSU Anutapura Palu

Analisis Cost-Effectiveness Penggunaan... (Muhammad Muhlis, dkk) 79

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT TUKAK PEPTIK PADA PASIEN TUKAK PEPTIK (Peptic Ulcer Disease) DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB TAHUN 2015

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

KAJIAN PENATALAKSANAAN TERAPI PADA PASIEN GASTRITIS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF DR. R.D. KANDOU MANADO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dijamin dalam Undang Undang Dasar

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI RSUD X 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

Sikni Retno Karminigtyas, Rizka Nafi atuz Zahro, Ita Setya Wahyu Kusuma. with typhoid fever in inpatient room of Sultan Agung Hospital at Semarang was

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN PERNYATAAN...iv. KATA PENGANTAR...v

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG (DISPEPSIA, GASTRITIS, TUKAK PEPTIK) RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KELUARGA SEHAT PATI TAHUN 2015

Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Caesar (Sectio Caesarea) di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) Tahun 2014

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA DIARE AKUT PEDIATRI

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

STUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PENDERITA DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

Analisis Efektivitas Biaya dan Monitoring Penggunaan Calcium Channel Blocker pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA ANTARA OBAT ANGIOTENSIN CONVERTING ENZYME

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ANALISIS FARMAKOEKONOMI PERESEPAN ANTIBIOTIKA CEFTRIAXONE DAN CEFTAZIDIME PADA PASIEN BEDAH SESAR DI RUMAH SAKIT PANTI RINI YOGYAKARTA

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGOBATAN DEMAM TIFOID ANAK MENGGUNAKAN KLORAMFENIKOL DAN SEFTRIAKSON DI RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

Analisis Efektivitas Seftriakson dan Sefotaksim pada Pasien Rawat Inap Demam Tifoid Anak di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. dengan apendisitis akut perforasi di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

PERTIMBANGAN FARMAKOEKONOMIK PADA PEMILIHAN TERAPI

SKRIPSI. Oleh : Ratna Murti Ariyani

COST OF ILLNESS PASIEN HEMOFILIA A DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI DI RSUP H. ADAM MALIK STUDI KASUS. CLOSED (R) NEGLECTED FRAKTUR FEMUR (Fx)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

INTISARI PERBANDINGAN KADARNATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA GENERIK DAN MERK DAGANGMENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASES-PRODUCING ESCHERICHIA COLI

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Pasien Sepsis di Rumah Sakit di Bandung

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian nomor 7 (5,7%). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

CURICULUM VITAE. : Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt.,MARS Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 20 September :

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan obat yang sering diberikan dalam menangani

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1 atau disebut IDDM (Insulin Dependent

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit yang didefinisikan sebagai kejadian tidak diinginkan yang

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

Transkripsi:

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN APENDISITIS DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Bela Santika Sari 1), Gayatri Citraningtyas 1), Defny S. Wewengkang 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 911 ABSTRACT Appendicitis is a disease caused by obstruction of the appendix lumen by various things such as worms, hardened stools, or foreign objects (seeds) resulting in inflammation. Treatment of appendicitis often uses the antibiotic ceftriaxone and cefotaxime. The objective of this study was to determine the more cost-effective treatment between the use of ceftriaxone and cefotaxime antibiotics in appendicitis patients. This research uses descriptive research method with retrospective data retrieval. The sample in this study consisted of 23 patient comprise of 7 samples of patients using ceftriaxone and 16 patients samples using cefotaxime. The results of this study obtained from the comparison of ACER value of ACER seftriaxon value (Rp 411.86 / day) is smaller than the value of ACER cefotaxime (Rp 431,844 / day), so the use of more cost-effective antibiotics is ceftriaxone compared to cefotaxime. Keywords: Cost Effectiveness Analysis, Ceftriaxone, Cefotaxime, Appendicitis ABSTRAK Apendisitis adalah penyakit yang ditimbulkan akibat tersumbatnya lumen apendiks oleh berbagai hal seperti cacing, kotoran penderita yang mengeras, atau benda asing (biji) sehingga terjadi peradangan. Pengobatan apendisitis sering menggunakan antibiotik seftriakson dan sefotaksim. Tujuan penelitian ini untuk untuk menentukan terapi yang lebih cost-effective antara penggunaan antibiotik seftriakson dan sefotaksim pada pasien apendisitis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 23 sampel pasien yaitu 7 sampel pasien menggunakan seftriakson dan 16 sampel pasien menggunakan sefotaksim. Hasil penelitian ini diperoleh dari perbandingan nilai ACER yaitu nilai ACER seftriakson (Rp. 411.86/hari) lebih kecil dari nilai ACER sefotaksim (Rp. 431.844/hari), sehingga penggunaan antibiotik yang lebih cost-effective yaitu seftriakson dibandingkan dengan sefotaksim. Kata kunci : Analisis Efektivitas, Seftriakson,, Apendisitis 268

PENDAHULUAN Apendisitis adalah penyakit yang ditimbulkan akibat tersumbatnya lumen apendiks oleh berbagai hal seperti cacing, kotoran penderita yang mengeras, atau benda asing (biji) sehingga terjadi peradangan (Hidayahtullah, 2014). Berdasarkan data yang diperoleh dari survei di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, pada tahun 2013 terdapat sebanyak 4 orang pasien apendisitis yang dirawat inap. Pada tahun 2014 penderita apendisitis mencapai 81 orang dan meningkat pada tahun 201 sebanyak 112 pasien. Antibiotik merupakan jenis obat yang paling banyak digunakan pada pasien apendisitis yang bertujuan untuk memperkecil bahaya infeksi. Berdasarkan survei di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado, jenis antibiotik yang digunakan pada pasien apendisitis yaitu seftriakson dan sefatoksim. Penggunaan antibiotik yang berbeda pada masing-masing pasien mengakibatkan besaran biaya obat yang dikeluarkan pasien bervariasi. (cost) dari terapi obat merupakan konsep dari biaya yang menawarkan sumber daya barang atau jasa/pelayanan. Cara yang komprehensif untuk menentukan pengaruh ekonomi dari alternatif terapi obat atau intervensi kesehatan lain yaitu dengan analisis farmakoekonomi yang berupa cost effectiveness analysis (CEA) atau analisis efektivitas biaya. CEA merupakan metode evaluasi ekonomi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam memilih alternatif terbaik (Andayani, 2013). METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado pada bulan Oktober 2016 - Maret 2017. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis dan rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dengan membandingkan direct medical cost (biaya langsung medis) dari seftriakson dan sefotaksim pada pasien apendisitis yang menjalani rawat inap di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap apendisitis yang menggunakan seftriakson dan sefotaksim di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien rawat inap dengan diagnosa apendisitis yang di ruangan Hana di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado periode Januari-Desember 201. Sampel harus memenuhi kriteria yaitu sebagai berikut: a. Kriteria inklusi 1) Pasien apendisitis yang menjalani rawat inap berusia 18-9 tahun. 2) Pasien apendisitis yang mendapat terapi antibiotik seftriakson dan sefotaksim. 3) Pasien apendisitis yang pulang hanya jika dinyatakan sembuh oleh dokter. 4) Pasien apendisitis tanpa penyakit penyerta. ) Pasien apendisitis yang menggunakan antibiotik tunggal. 6) Pasien yang memiliki data lengkap. b. Kriteria eksklusi 269

1) Pasien apendisitis yang menjalani rawat inap berusia 18 tahun. 2) Pasien apendisitis yang mendapat terapi antibiotik lain 3) Pasien apendisitis yang pulang paksa atau belum dinyatakan sembuh oleh dokter. 4) Pasien apendisitis dengan penyakit penyerta. ) Pasien apendisitis yang menggunakan lebih dari satu jenis antibiotik atau kombinasi. 6) Pasien yang memiliki data tidak lengkap. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Cost-Effectiveness Ratio Adalah berapa besarnya unit cost terhadap penggunaan sefotaksim maupun seftriakson pada pasien apendisitis. b. Direct Medical Cost Cost pada penelitian ini adalah direct medical cost yang merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan pasien terkait dengan pelayanan jasa medis untuk terapi penyembuhan apendisitis. tersebut meliputi : 1) pengobatan, dihitung berdasarkan harga tiap obat yang digunakan oleh pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. 2) perawatan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien untuk membayar dokter selama pasien menjalani perawatan rawat inap. 3) laboratorium adalah biaya yang harus dikeluarkan pasien untuk membayar biaya pemeriksaan laboratorium. Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif dan diuraikan dalam bentuk tabel. Setelah data terkumpul, dilakukan perhitungan biaya medik langsung (biaya pengobatan apendisitis, biaya perawatan dan biaya laboratorium) pada tiap-tiap pasien. Kemudian dijumlah sesuai golongan terapi antibiotik lalu dibuat rata-ratanya. Data ini dapat digunakan untuk menghitung ratarata atau ACER seperti rumus berikut ini : ACER = Keterangan : = Rata-rata biaya terapi Efektivitas = Rata-rata outcome terapi obat HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Data Karakteristik Seluruh pasien apendisitis yang dirawat inap sepanjang tahun 201 (Januari 201-Desember 201) yaitu sebanyak 22 pasien. Terdapat 112 pasien perempuan yang dirawat inap di ruangan Hana dan dari 112 pasien itu sebanyak 23 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan sampel tersebut, didapat hasil data karakteristik pasien apendisitis yang menerima terapi antibiotik tunggal sebagai berikut. Umur Tabel 1. Data karakteristik berdasarkan umur pasien apendisitis Umur Jumlah Pasien (n) Persentase (%) Dewasa (18 44 tahun) 18 78,26 Pra Lansia (4 9 tahun) 21,74 270

Total 23 100 Pada Tabel 1., diketahui pasien yang berumur 18 44 tahun sebanyak 618 pasien (78,26 %) dan pasien yang berumur 4 9 tahun sebanyak pasien (21,74%). Obat Yang Digunakan Tabel 2. Data pasien apendisitis menggunakan terapi seftriakson di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado periode Januari-Desember 201 NO Nama Umur (Tahun) Obat Lama Perawatan (Hari) 1. RD 41 Seftriakson Omeprazole Ringer laktat 2. PM 24 Seftriakson 8 e 3. MP 41 Seftriakson 9 4. AL 1 6 Seftriakson. NN 18 Seftriakson 8 6. LR 39 Seftriakson 7. MS 20 Seftriakson 7 7 Pada Tabel 2., diketahui pasien apendisitis yang menggunakan terapi antibotik seftriakson dari 23 pasien yaitu 7 pasien. Tabel 3. Data pasien apendisitis menggunakan terapi sefotaksim di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado periode Januari-Desember 201 271

NO Nama Umur (Tahun) Obat 1. SP 41 Pantoprazole 2. SK 33 Pantoprazole 3. CS 18 Sefoktasim Pantoprazole 4. JM 23. BR 7 6. AT 42 7. AD 28 8. AS 22 9. AW 4 10. SW 31 11. OT 19 Lama Perawatan (Hari) 10 6 8 4 7 4 7 7 272

12. SL 41 13. TM 4 14. NM 33 1. BL 2 16. MN 26 4 4 6 Pada Tabel 3., diketahui pasien apendisitis yang menggunakan terapi antibotik seftriakson adalah sebanyak 16 pasien dari 23 pasien. Analisis Tabel 4. Direct medical cost penggunaan seftriakson pada pasien apendisitis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado periode Januari-Desember 201 No Nama Lama Rawat Inap (hari) Pengobatan Perawatan Laboratorium Total 1. RD 1.14.797 1.40.000 9.000 2.699.797 2. PM 8 671.767 2.320.000 9.000 3.086.767 3. MP 9 767.729 2.610.000 190.000 3.67..729 4. AL 6 41.76 1.740.000 190.000 2.381.76. NN 8 616.631 2.320.000 9.000 3.031.631 6. LR 7 73.469 2.030.000 9.000 2.698.469 7. MS 7 76.463 2.030.000 9.000 2.701.463 Total direct medical cost Rp20.167.621 Direct medical cost per pasien ± Rp2.881.099 Tabel. Direct medical cost penggunaan sefotaksim pada pasien apendisitis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado periode Januari-Desember 201 No Nama Lama Rawat Inap (hari) Pengobatan Perawatan Laboratorium Total 273

1. SP 829.460 1.40.000 9.000 2.374.460 2. SK 10 2.181.00 2.900.000 190.000.271.00 3. CS 6 1.266.837 1.740.000 9.000 3.101.837 4. BR 8 639.184 2.320.000 190.000 3.149.184. JM 4 371.221 1.160.000 9.000 1.626.221 6. AT 7 30.267 2.030.000 9.000 2.6.267 7. AD 397.621 1.40.000 9.000 1.942.621 8. AS 4 319.266 1.160.000 9.000 1.74.266 9. AW 7 664.274 2.030.000 190.000 2.884.274 10. SW 476.81 1.40.000 9.000 2.021.81 11. OT 7 6.667 2.030.000 9.000 2.681.667 12. SL 397.292 1.40.000 9.000 1.942.292 13. TM 4 317.769 1.160.000 9.000 1.72.769 14. NM 4 317.769 1.160.000 9.000 1.72.769 1. BL 40.931 1.40.000 9.000 1.99.931 16. MN 6.37 1.740.000 9.000 2.390.37 Total direct medical cost Rp41.47.027 Direct medical cost per pasien ± Rp 2.91.064 Tabel 6. Perhitungan ACER penggunaan seftriakson dan sefotaksim pada pasien apendisitis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado periode Januari-Desember 201 Macam Seftriakson 1. Rata-rata Direct medical cost (B) Rp. 2.881.099 Rp. 2.91.064 2. Rata-rata lama hari rawat inap/ Efektivitas (E) 7 hari 6 hari ACER (B/E) Rp. 411.86/hari Rp. 431.844/hari PEMBAHASAN Berdasarkan data yang terdapat di Tabel 1. diketahui tingkat kejadian paling besar yaitu pada usia dewasa (18-44 tahun) yaitu 18 pasien (78,26%) dan yang paling kecil yaitu pada kelompok usia pra lansia (4-9 tahun) yaitu hanya pasien (21,74%). Hal ini tidak dapat dijadikan acuan menyeluruh untuk diagnosa penyakit apendisitis, karena insiden penyakit apendisitis dapat terjadi pada semua usia, sedangkan insiden tertinggi pada kelompok usia 20-30 tahun hal ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut dan pola makanan yang memicu terjadinya apendisitis (Muttaqin dan Kumala, 2011). Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2. dan Tabel 3. digunakan antibiotik seftriakson dan sefotaksim untuk memperkecil bahaya infeksi. Diberikan domperidone sebagai antiemetik yaitu 274

berfungsi untuk mengurangi mual dan muntah pada pasien apendisitis (Priyanto. 2009). Diberikan ringer laktat agar menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit normal akibat mual muntah (Schwartz, 2000). Pasien apendisitis merasakan nyeri pasca operasi apendisitis sehingga digunakan obat anti inflamasi non-steroid (NSAID / Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) yaitu ketorolak untuk menangani rasa nyeri sedang sampai berat dan ketorolak diunggulkan untuk menangani rasa nyeri setelah operasi (Alldredge et al, 2009). Saat mendapatkan terapi antibiotik, omeprazole dan pantoprazole berfungsi untuk menghambat atau menurunkan sekresi asam lambung yang meningkat pada pasien apendisitis. sebagai antagonis reseptor H2 yang bekerja menurunkan sekresi asam lambung dengan cara menghambat reseptor histamin 2, sedangkan omeprazole dan pantoprazole termasuk golongan obat penghambat pompa proton (PPI / Proton Pump Inhibitor) yang bekerja menurunkan sekresi asam lambung dengan cara menghambat sekresi hidrogen (proton) sehingga HCl tidak terbentuk (Setiabudy, 2011). Dari hasil total direct medical cost, pasien yang menggunakan seftriakson (Rp. 2.91.064) masih lebih kecil dibandingkan dengan pasien yang menggunakan sefotaksim (Rp. 2.881.099) pada pengobatan apendisitis yang di rawat inap RSU Pancaran Kasih GMIM Manado berdasarkan data pada tahun 201. Hal ini disebabkan karena pasien yang menggunakan sefotaksim lebih banyak dari pasien yang menggunakan seftriakson pada Tabel 1. Pada Tabel 6. didapat hasil dari perhitungan direct medical cost per pasien yang dibagi rata-rata lama hari rawat inap sehingga didapat ACER dari penggunaan seftriakson dan sefotaksim. ACER seftriakson yang didapat yaitu Rp. 411.86/hari sedangkan ACER sefotaksim yang didapat sebesar Rp. 431.844/hari. Dalam ACER semakin kecil nilai ACER maka obat tersebut semakin cost-effective, sehingga dapat disimpulkan bahwa seftriakson lebih cost-effective dari sefotaksim pada pasien apendisitis (Bootman et al., 200). Maksud dari angka-angka dalam ACER adalah setiap peningkatan outcome dibutuhkan biaya sebesar ACER (Lorensia dan Doddy, 2016). Dilihat dari nilai ACER seftriakson yang lebih kecil dari nilai ACER sefotaksim, dapat diartikan bahwa seftriakson lebih cost-effective dibandingkan sefotaksim. Hal ini sejalan dengan penelitian Nursyafrisda (2012) mengenai analisis efektivitas biaya penggunaan seftirakson dan sefotaksim 27

pada pasien pneumonia balita di rawat inap RSU Kabupaten Tangerang tahun 2010. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi yang lebih costeffective antara penggunaan antibiotik seftriakson dan sefotaksim pada pengobatan apendisitis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado yaitu terapi dengan pemberian antibiotik seftriakson. Karena dilihat dari perbandingan nilai ACER seftriakson (Rp.411.86/hari) lebih kecil dari nilai ACER sefotaksim (Rp.431.844/hari) sehingga dapat disimpulkan bahwa seftriakson lebih costeffective dari sefotaksim pada pasien apendisitis. SARAN Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pasien yang lebih banyak, panduan standar terapi untuk menentukan efektivitas dan menggunakan terapi pengobatan yang sama. DAFTAR PUSTAKA Andayani, T.M. 2013. Farmakoekonomi : Prinsip dan Metodologi. Bursa Ilmu, Yogyakarta. Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A. and Kradjan, W.A.. 2013. Koda- Kimble & Young s Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs, 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. Pennsylvania. Bootman, J.L., Townsend R.J., McGhan W.F. 200. Principles of pharmcoeconomics, 3rd edition. Harvey Whitney Books Company. US Ivan, C.P. 2010. Karakteristik Penderita Apendisitis Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009. [Skripsi] Fakultas Kedokteran USU, Medan. Lorensia, A., dan Doddy, D.Q. 2016. Farmakoekonomi Edisi Kedua. UBAYA, Surabaya. Muttaqin, A., dan Kumala, S. 2011. Asuhan Keperawatan Perioperatif, Konsep, Proses dan aplikasi.salemba Medika, Jakarta. Nursyafrisda. 2012. Analisis Efektivitas Penggunaan Seftirakson Dan Pada Pasien Pneumonia Balita di Rawat Inap RSU Kab.Tangerang Tahun 2010. [Skripsi]. Depok: Universitas Indonesia. Schwartz. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Buku Kedoteran EGC, Jakarta. Setiabudy, R. 2011. Farmakologi dan Terapi Edisi : Pengantar Mikroba. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Sjamsuhidajat. 200. Buku Ajar Ilmu Bedah. Buku Kedoteran EGC, Jakarta. Vogenberg, F.R. 2001. Introduction To Applied Pharmacoeconomics. Editor : Zollo S. McGraw-Hill Companies, USA. Walley, T., Haycox A., Boland A. 2004. Pharmacoeconomics. Elsevier Science Limited, UK. 276

277