BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE MEI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2017 NAIK 0,60 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN AGUSTUS 2017 TURUN -0,28 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN JANUARI 2016 NAIK 0,61 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2016

Transkripsi:

BPS PROVINSI ACEH No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada April 2017, dihasilkan NTP sebesar 95,05 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,07 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,68 persen, sedangkan penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) hanya sebesar 0,61 persen. Terjadi penurunan NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan tanaman pangan dengan penurunan masing-masing sebesar 0,93 dan 0,39 persen. Disisi lain terjadi peningkatan NTP pada subsektor peternakan dan hortikultura dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,33 dan 0,30 persen. Sedangkan NTP subsektor perikanan tidak mengalami perubahan. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada April 2017 menurun sebesar 0,68 persen dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi pada seluruh subsektor, terkecuali subsektor peternakan. Subsektor peternakan sendiri mengalami peningkatan It sebesar 0,80 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan tajam adalah Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,36 persen dan Tanaman Pangan mencapai 1,18 persen. Diikuti Subsektor Perikanan dan hortikultura masing-masing sebesar 0,92 dan 0,31 persen. Penurunan subsektor tanaman pangan sendiri diakibatkan melimpahnya stok gabah selama panen raya. Selama April 2017, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Aceh menurun sebesar 0,61 persen dibanding periode sebelumnya. Hal ini tentu saja lebih menguntungkan bagi petani. Penurunan Ib tersebut terjadi pada seluruh subsektor dengan penurunan tertinggi pada Subsektor Perikanan dan Tanaman Pangan masing-masing sebesar 0,92 dan 0,80 persen. Sedangkan Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan mengalami penurunan sebesar 0,4 0,6 persen. Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, 15 propinsi diantaranya mengalami peningkatan NTP. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Banten sebesar 0,77 persen, diikuti Gorontalo sebesar 0,64 persen serta Sumatera Barat dan Sulawesi Barat yang sama-sama menguat sebesar 0,53 persen. Sementara itu penurunan NTP tertinggi terjadi di Kalimantan Barat sebesar 1,40 persen, diikuti Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah yang masing-masing menurun senilai 1,30 dan 1,16 persen. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah perdesaan dalam Provinsi Aceh selama April 2017, terjadi deflasi di perdesaan sebesar 0,78 persen dengan perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 128,13 pada Maret 2017 menjadi 127,13 pada April tahun yang sama. Deflasi di Pedesaan tersebut disebabkan oleh turunnya harga barang dan jasa di kelompok bahan makanan sebesar 2,22 persen. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman dan rokok sebesar 0,68 persen dengan meningkatnya harga jual rokok. Diikuti oleh kelompok kesehatan dan perumahan yang naik mencapai 0,49 dan 0,43 persen. Sedangkan kelompok sandang dan transportasi meningkat sebesar 0,33 dan 0,31 persen dengan kenaikan harga bahan bakar. Kenaikan harga terendah terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga cenderung yang tidak mengalami perubahan signifikan. Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan, hanya Provinsi Kepulauan Riau yang mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, sedangkan sembilan provinsi lainnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat dan Bangka Belitung sebesar 1,12 dan 1,09 persen. Diikuti oleh Provinsi Lampung (0,87 persen), Aceh (0,78 persen) dan Jambi (0,74 persen). Sedangkan deflasi Riau dan Sumatera Utara tercatat pada angka 0,6 persen. Selama April 2017, di tingkat petani dan penggilingan terjadi penurunan rata-rata harga gabah, baik kualitas GKP maupun GKG. Rata-rata harga gabah di tingkat petani selama April 2017 untuk kualitas GKP tercatat sebesar Rp 4.309,48 per kg dan GKG menjadi Rp.5.100 per kg. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama April 2017 menjadi Rp 4.388,82 per kg dan kualitas GKG menjadi Rp. 5197,33 per kg. Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 1

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di beberapa daerah di Provinsi Aceh pada April2017, dihasilkan NTP sebesar 95,05 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,07 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,68 persen, sedangkan penurunan indeks yang dibayat petani (Ib) hanya sebesar 0,61 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh menurut Subsektor, April 2017 (2012=100) Subsektor/Rincian Bulan Perubahan Maret 2017 April2017 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.44 116.05-1.18 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 127.83 126.81-0.80 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 91.87 91.52-0.39 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPP) 98.51 97.34-1.19 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 132.84 132.43-0.31 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.33 124.58-0.60 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 105.99 106.31 0.30 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPH) 116.27 115.81-0.39 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 111.58 110.07-1.36 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.61 125.08-0.42 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 88.83 88.00-0.93 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPR) 93.28 91.71-1.69 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 122.80 123.79 0.80 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 121.07 120.43-0.53 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 101.44 102.79 1.33 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPT) 109.36 110.47 1.01 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 121.66 120.54-0.92 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.30 122.16-0.92 c. Nilai Tukar Petani (NTPN) 98.67 98.67 0.00 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPN) 108.88 107.76-1.02 Gabungan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 119.20 118.39-0.68 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.32 124.55-0.61 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95.11 95.05-0.07 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 101.90 101.13-0.76 Gabungan Tanpa Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.94 118.18 0.20 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.53 124.42 0.72 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 95.47 94.98-0.51 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) 102.48 102.68 0.19 2 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017

Angka NTP yang berada di bawah 100 mengindikasikan bahwa rata-rata NTP tersebut tidak lebih baik dibanding tahun 2012 sebagai tahun dasar perhitungannya. NTP subsektor Hortikultura dan subsektor peternakan yang bernilai diatas 100 menunjukkan bahwa kondisi petani pada subsektor ini semakin membaik. NTP gabungan diatas sangat dipengaruhi oleh kelima NTP subsektor didalamnya. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa terjadi penurunan NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan tanaman pangan dengan penurunan masing-masing sebesar 0,93 dan 0,39 persen. Disisi lain terjadi peningkatan NTP pada subsektor peternakan dan hortikultura dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,33 dan 0,30 persen. Sedangkan NTP subsektor perikanan tidak mengalami perubahan.,106.00 Gambar 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh, April 2017(2012=100),104.00,102.00,100.00,98.00,96.00,94.00,92.00 NTP NTP USAHA,90.00 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Selain NTP, indikator pertanian lainnya yang juga tidak kalah penting untuk dicermati adalah NTP Usaha Pertanian. NTP merupakan rasio antara It terhadap Ib, dimana Ib merupakan gabungan antara KRT (Konsumsi Rumah Tangga) dan BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Sedangkan NTP Usaha Pertanian merupakan rasio antara It terhadap BPPBM saja.sehingga NTP Usaha Pertanian selalu lebih tinggi dibandingkan NTP seperti terlihat pada Gambar 1. NTP Usaha pertanian yang biasanya bernilai di atas 100 dan NTP yang selalu bernilai di bawah 100 menunjukkan bahwa keuntungan petani sejak tahun 2012 semakin tinggi, akan tetapi tingginya kenaikan harga konsumsi rumah tangga membuat daya beli petani semakin menurun. 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada April 2017 menurun sebesar 0,68 persen dibandingkan periode sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi pada seluruh subsektor, terkecuali subsektor peternakan. Subsektor peternakan sendiri mengalami peningkatan It sebesar 0,80 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan tajam adalah Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,36 persen dan Tanaman Pangan mencapai 1,18 persen. Diikuti Subsektor Perikanan dan hortikultura masing-masing sebesar 0,92 dan 0,31 persen. Penurunan subsektor tanaman pangan sendiri diakibatkan melimpahnya stok gabah selama panen raya. Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 3

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaanyang sebagian besarnya merupakan petani. Hal ini tercermin dari indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT). Selain itu Ib juga menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan petani untuk memproduksi hasil pertanian yang tercermin dari indeks BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal). Selama April 2017, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Aceh menurun sebesar 0,61 persen dibanding periode sebelumnya. Hal ini tentu saja lebih menguntungkan bagi petani. Penurunan Ib tersebut terjadi pada seluruh subsektor dengan penurunan tertinggi pada Subsektor Perikanan dan Tanaman Pangan masing-masing sebesar 0,92 dan 0,80 persen. Sedangkan Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Peternakan mengalami penurunan sebesar 0,4 0,6 persen. Angka Ib tersebut dipengaruhi oleh Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Indeks KRT di Provinsi Aceh menurun sebesar 0,78 persen dibanding periode sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi pada seluruh subsektor dengan penurunan tertinggi pada Subsektor Perikanan dan Tanaman Pangan masing-masing sebesar 1,40 dan 0,93 persen. Sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan terendah yaitu sebesar 0,57 persen. Sedangkan Indeks BPPBM di Provinsi Aceh hanya sedikit meningkat sebesar 0,08 persen dibanding periode sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi pada semua subsektor kecuali Subsektor Peternakan yang menurun sebesar 0,21 persen. Tanaman Perkebunan Rakyat dan Subsektor Perikanan masing-masing meningkat sebesar 0,34 dan 0,10 persen. Sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Hortikultura tumbuh sebesar 0,01 dan 0,08 persen. 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan Pada April 2017, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 91,52 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,39 persen. Angka NTP yang berada di bawah 100 mengindikasikan bahwa daya beli petani tanaman pangan tidak lebih baik dibanding tahun 2012 dan menurun 0,39 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan NTPP di atas dipengaruhi oleh indeks yang diterima petani (It) yang mengalami penurunan tajam sebesar 1,18 persen dikarenakan musim panen raya. Penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) juga terjadi penurunan, akan tetapi hanya sebesar 0,08 persen. Penurunan It tersebut disebabkan karena anjloknya indeks kelompok Padi sebesar 1,59 persen dengan turunnya harga gabah. Untungnya hal ini dapat diredam dengan naiknya It kelompok Palawija sebesar 0,74 persen. Sedangkan Ib mengalami penurunan dengan menurunnya indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) sebesar 0,93 persen, mengalahkan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) yang hanya sebesar 0,01 persen. b. Subsektor Hortikultura Periode April 2017, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) berada pada angka 105,99 atau mengalami peningkatan indeks sebesar 0,30 persen. Angka NTP yang berada di 4 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017

atas 100 mengindikasikan bahwa daya beli petani hortikultura sudah lebih baik dibanding tahun 2012 dan semakin membaik 0,30 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan NTPH ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan hanya sebesar 0,31 persen, disisi lain terjadi penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) mencapai 0,60 persen. Penurunan It tersebut disebabkan karena naiknya indeks kelompok Sayur-sayuran sebesar 1,40 persen dan Tanaman Obat sebesar 1,91 persen, sebaliknya It kelompok Buah-buahan mengalami peningkatan sebesar 0,49 persen. Sedangkan Ib mengalami penurunan indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) sebesar 0,73 persen walaupun indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sedikit meningkat sebesar 0,08 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat Selama April 2017, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) adalah sebesar 88 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,93 persen. Angka NTP yang berada di bawah 100 mengindikasikan bahwa daya beli petani perkebunan rakyat tidak lebih baik dibanding tahun 2012 dan menurun 0,93 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan diatas dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan tajam sebesar 1,36 persen, sedangkan penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) hanya sebesar 0,42 persen. Penurunan It tersebut terutama disebabkan oleh menurunnya harga produk beberapa komoditi tanaman perkebunan. Sedangkan Ib mengalami sedikit penurunan dengan semakin menurunnya indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) sebesar 0,57 persen yang mampu mengalahkan lonjakan kecil kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) yang sebesar 0,34persen.,110.00 Gambar 2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Hortikultura, dan Subsektor Perkebunan Rakyat April 2017 (2012=100),105.00,100.00,95.00,90.00,85.00,80.00 TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 5

d. Subsektor Peternakan Pada April 2017, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Peternakan (NTPT) mencapai angka102,79 atau mengalami peningkatan indeks sebesar 1,33 persen. NTP subsektor peternakan bernilai di atas 100 ini mengindikasikan bahwa daya beli peternak semakin membaik dibanding tahun 2012 dan meningkat sebesar 1,33 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan diatas terjadi dikarenakan naiknya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,80 persen, dan turunnya indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,53 persen. It periode April 2017 tercatat 123,79 dan Ib yang terjadi pada bulan tersebut mencapai 120,43. Kenaikan It diatas disebabkan indeks kelompok Ternak Besar dan Ternak Kecil bergerak naik masing-masing sebesar 1,04 dan 0,33 persen. Disisi lain Ib subsektor ini mengalami penurunan dengan turunnya indeks pada kelompok Konsumsi Rumahtangga (IKRT) sebesar 0,75 persen serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,21 persen. e. Subsektor Perikanan Periode Maret hingga April 2017, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Perikanan (NTPN) mencapai nilai 98,67. NTP yang bernilai di bawah100 ini mengindikasikan bahwa daya beli nelayan semakin berkurang dibanding tahun 2012 dan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya. Kondisi ini dikarenakan indeks yang diterima petani (It) dan indek yang dibayar petani (Ib) samasama mengalami penurunan sebesar 0,92 persen. Selama April 2017 It terbentuk sebesar 120,54 dan Ib mencapai angka 122,16.,104.00 Gambar 3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh Subsektor Peternakan dan Perikanan, April 2017 (2012=100),103.00,102.00,101.00,100.00,99.00,98.00,97.00,96.00 PETERNAKAN PERIKANAN,95.00 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Penurunan It tersebut disebabkan karena turunnya indeks kelompok perikanan tangkap sebesar 1,51 persen dan indeks kelompok perikanan budidaya sebesar 0,31 persen. Sedangkan Ib mengalami penurunan dengan semakin rendahnya IKRT sebesar 1,40 persen walaupun indeks BPPBM sedikit meningkat sebesar 0,10 persen. 6 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017

e.1. Subsektor Perikanan Tangkap Selama April 2017, Nilai Tukar Petani untuk subsektor perikanan (NTPN) tangkap tercatat sebesar 102 atau mengalami penurunan indeks sebesar 0,57 persen. Angka tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan daya beli nelayan perikanan tangkap semakin membaik dibanding tahun 2012 namun menurun sebesar 0,57 persen dibanding bulan sebelumnya. Penurunan diatas dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan tinggi sebesar 1,51 persen, sementara penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,94 persen. It dan Ib kondisi April 2017 masing-masing bernilai 124,13 dan 121,70. e.2. Subsektor Perikanan Budidaya Pada April 2017, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Perikanan (NTPN) Budidaya terbentuk sebesar 95,43 atau mengalami kenaikan indeks senilai 0,60 persen. Berbeda dengan daya beli nelayan penangkap ikan yang lebih baik dibanding tahun 2012, daya beli nelayan budidaya justru lebih menurun dibanding tahun 2012, akan tetapi meningkat sebesar 0,60 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan NTP diatas dikarenakan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan hanya sebesar 0,31 persen atau lebih kecil bila dibandingkan dengan penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) yang mencapai 0,90 persen. Selama April 2017, angka It dan Ib Provinsi Aceh masing-masing bernilai 117,01 dan 122,62. It budidaya air tawar dan air payau sendiri anjlok sebesar 0,54 dan 0,29 persen, sedangkan It budidaya laut naik sebesar 0,25 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Aceh Subsektor Perikanan, April2017 (2012=100) Bulan Perubahan Subsektor Maret 2017 April 2017 (%) 1. Penangkapan [1] [2] [3] [4] a. Indeks yang Diterima Petani (It) 126.03 124.13-1.51 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 122.86 121.70-0.94 c. Nilai Tukar Petani 102.58 102.00-0.57 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.48 111.75-1.53 2. Budidaya a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.37 117.01-0.31 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.73 122.62-0.90 c. Nilai Tukar Petani 94.86 95.43 0.60 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 104.41 103.91-0.49 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 7

Tabel 3. Perubahan Indeks yang di terima Petani (It) dan Indeks yang di bayar Petani (Ib) Menurut Subsektor diprovinsi Aceh April 2017 (2012=100) Subsektor Bulan Perubahan Maret 2017 April 2017 (%) [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.44 116.05-1.18 - Padi 118.77 116.89-1.59 - Palawija 111.54 112.37 0.74 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 127.83 126.81-0.80 - Indeks KRT 129.38 128.18-0.93 - Indeks BPPBM 119.21 119.22 0.01 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima Petani (It) 132.84 132.43-0.31 - Sayur-sayuran 122.96 121.25-1.40 - Buah-Buahan 140.95 141.64 0.49 - Tanaman Obat 150.92 148.04-1.91 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.33 124.58-0.60 - Indeks KRT 127.60 126.67-0.73 - Indeks BPPBM 114.26 114.35 0.08 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima Petani (It) 111.58 110.07-1.36 - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 111.58 110.07-1.36 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 125.61 125.08-0.42 - Indeks KRT 126.80 126.08-0.57 - Indeks BPPBM 119.62 120.02 0.34 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 122.80 123.79 0.80 - Ternak Besar 121.73 123.00 1.04 - Ternak Kecil 122.43 122.84 0.33 - Unggas 128.22 128.07-0.11 - Hasil Ternak 130.32 130.25-0.05 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 121.07 120.43-0.53 - Indeks KRT 128.20 127.23-0.75 - Indeks BPPBM 112.29 112.06-0.21 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima Petani (It) 121.66 120.54-0.92 - Penangkapan 126.03 124.13-1.51 - Budidaya 117.37 117.01-0.31 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.30 122.16-0.92 - Indeks KRT 129.54 127.73-1.40 - Indeks BPPBM 111.74 111.85 0.10 5a. Perikanan (Penangkapan) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 126.03 124.13-1.51 - Penangkapan Laut 126.03 124.13-1.51 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 122.86 121.70-0.94 - Indeks KRT 129.55 127.72-1.41 - Indeks BPPBM 111.06 111.08 0.02 5b. Perikanan (Budidaya) a. Indeks yang Diterima Petani (It) 117.37 117.01-0.31 - Budidaya Air Tawar 107.94 107.35-0.54 - Budidaya Laut 99.37 99.62 0.25 - Budidaya Air Payau 128.52 128.15-0.29 b. Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 123.73 122.62-0.90 - Indeks KRT 129.53 127.74-1.38 - Indeks BPPBM 112.41 112.61 0.18 Keterngan : KRT = Konsumsi Rumahtangga BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal 8 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017

4. Perbandingan antar Provinsi Tabel 4. Indeks yang Diterima Petani (It), Indeks yang Dibayar Petani (Ib), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Provinsi di Indonesia, April 2017 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Rasio % Perubahan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] SUMATERA ACEH 118.39-0.68 124.55-0.61 95.05-0.07 Sumatera Utara 127.39-0.62 127.95-0.41 99.56-0.21 Sumatera Barat 123.31-0.27 124.92-0.80 98.71 0.53 Riau 130.67-0.90 126.74-0.52 103.10-0.38 Jambi 126.39-0.54 125.12-0.57 101.02 0.03 Sumatera Selatan 117.80-0.75 124.56-0.36 94.57-0.39 Bengkulu 120.77-0.63 127.10-0.26 95.02-0.37 Lampung 129.10-0.35 124.03-0.60 104.09 0.26 Bangka Belitung 118.18-1.33 121.00-0.85 97.67-0.48 Kepulauan Riau 118.94-0.06 121.22-0.03 98.12-0.03 JAWA DKI Jakarta 119.28-0.23 120.22-0.50 99.22 0.27 Jawa Barat 133.69 0.45 129.97-0.03 102.87 0.49 Jawa Tengah 124.68 0.33 127.28-0.14 97.96 0.47 Yogyakarta 128.04 0.08 125.97-0.24 101.64 0.32 Jawa Timur 131.75 0.10 129.36-0.08 101.84 0.18 Banten 125.16 1.15 126.50 0.38 98.94 0.77 BALI & NUSA TENGGARA Bali 129.94 0.02 123.77-0.23 104.98 0.25 Nusa Tenggara Barat 130.03-0.58 125.01 0.09 104.02-0.66 Nusa Tenggara Timur 127.16 0.37 125.67 0.03 101.18 0.34 KALIMANTAN Kalimantan Barat 120.61-1.48 125.56-0.08 96.06-1.40 Kaimantan Tengah 122.98-1.48 124.25-0.32 98.98-1.16 Kalimantan Selatan 117.83-0.62 121.82 0.05 96.73-0.67 Kalimantan Timur 121.71-0.86 125.21 0.21 97.21-1.06 SULAWESI Sulawesi Utara 116.05-0.17 125.93-0.72 92.15 0.55 Sulawesi Tengah 120.55-0.12 127.18 0.48 94.79-0.60 Sulawesi Selatan 127.06-0.53 126.92 0.09 100.11-0.62 Sulawesi Tenggara 118.69-1.18 125.06 0.12 94.91-1.30 Gorontalo 131.65-0.35 125.27-0.98 105.09 0.64 Sulawesi Barat 129.40 0.75 122.08 0.22 106.00 0.53 MALUKU Maluku 128.31 0.05 127.76 0.01 100.43 0.04 Maluku Utara 126.34 0.04 125.24 0.18 100.87-0.13 PAPUA Papua Barat 127.40-0.66 126.67 0.09 100.57-0.75 Papua 121.13 0.24 126.49 0.55 95.76-0.32 NASIONAL 127.08-0.08 127.07-0.14 108,93-0.30 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 9

Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, 15 propinsi diantaranya mengalami peningkatan NTP. Provinsi yang mengalami peningkatan tertinggi berturut-turut adalah Banten sebesar 0,77 persen, diikuti Gorontalo sebesar 0,64 persen serta Sumatera Barat dan Sulawesi Barat yang sama-sama menguat sebesar 0,53 persen. Sementara itu penurunan NTP tertinggi terjadi di Kalimantan Barat sebesar 1,40 persen, diikuti Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah yang masing-masing menurun senilai 1,30 dan 1,16 persen. NTP nasional sendiri mengalami penurunan sebesar 0,30 persen. 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi/Deflasi di Pedesaan) Perubahan Indeks Konsumsi Rumahtangga (KRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Berdasarkan pemantauan harga-harga kebutuhan rumahtangga di beberapa daerah perdesaan dalam Provinsi Aceh selama April 2017, terjadi deflasi di perdesaan sebesar 0,78 persen dengan perubahan indeks konsumsi rumahtangga dari 128,13 pada Maret 2017 menjadi 127,13 pada April tahun yang sama. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Di Provinsi Aceh April 2017 (2012=100) IHK Pedesaan Kelompok/Sub Kelompok Perubahan (%) Maret 2017 April 2017 [1] [2] [3] [4] Konsumsi Rumah Tangga 128.13 127.13-0.78 Bahan Makanan 136.61 133.58-2.22 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 125.50 126.36 0.68 Perumahan 116.14 116.64 0.43 Sandang 119.40 119.80 0.33 Kesehatan 121.34 121.93 0.49 Pendidikan, Rekreasi, & Olah raga 113.19 113.37 0.16 Transportasi & Komunikasi 125.26 125.65 0.31 Inflasi di Pedesaan yang terjadi pada wilayah Provinsi Aceh selama April 2017 disebabkan oleh turunnya harga barang dan jasa di kelompok bahan makanan sebesar 2,22 persen. Penurunan ini sangat dipengaruhi oleh penurunan harga beras selama musim panen raya dan juga penurunan harga komoditas cabe merah. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman dan rokok sebesar 0,68 persen dengan meningkatnya harga jual rokok. Diikuti oleh kelompok kesehatan dan perumahan yang naik mencapai 0,49 dan 0,43 persen.sedangkan kelompok sandang dan transportasi meningkat sebesar 0,33 dan 0,31 persen dengan kenaikan harga bahan bakar. Kenaikan harga terendah terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga cenderung yang tidak mengalami perubahan signifikan. 6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan di Sumatera Dari 10 Provinsi di Sumatera yang dilaporkan, hanya Provinsi Kepulauan Riau yang mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, sedangkan sembilan provinsi lainnya mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat dan Bangka Belitung sebesar 1,12 dan 1,09 persen. Diikuti oleh Provinsi Lampung (0,87 persen), Aceh (0,78 persen) dan Jambi (0,74 persen). Sedangkan deflasi Riau dan Sumatera Utara tercatat pada angka 0,6 persen. 10 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017

Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi-Provinsi di Wilayah Sumatera April 2017 (2012=100) Provinsi IHK Pedesaan Maret 2017 April 2017 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] 1. Aceh 128.13 127.13-0.78 2. Sumatera Utara 132.19 131.37-0.62 3. Sumatera Barat 130.83 129.37-1.12 4. Riau 130.65 129.77-0.67 5. Jambi 128.86 127.90-0.74 6. Sumatera Selatan 129.65 128.94-0.54 7. Bengkulu 131.23 130.68-0.42 8. Lampung 129.46 128.33-0.87 9. Bangka Belitung 124.78 123.43-1.09 10. Kepulauan Riau 126.86 126.90 0.03 Perkembangan Harga Produsen Gabah Pemantauan perkembangan harga gabah Provinsi Aceh dilakukan di Kabupaten Aceh Timur, Pidie, Bireuen, Aceh Utara,Aceh Barat Daya, Nagan Raya, dan Pidie Jaya. Observasi pemantauan harga selama April 2017 mencakup GKP (Gabah Kering Panen) dan GKG (Gabah Kering Giling). Beberapa Kabupaten yang melakukan panen raya pada bulan ini diantaranya Kabupaten Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya. Tabel 7 Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani, Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, April 2017 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga di Petani (Rp/Kg) Rata-Rata Harga (Rp/Kg) HPP(Rp/Kg) Terendah Tertinggi Petani Penggilingan Petani Penggilingan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] GKP 58 4.100 4.600 4.309,48 4.388,82 3.700 3.750 (95,08%) (Pidie Jaya) (Nagan Raya) GKG 3 5.000 5.300 5.100,00 5.197,33-4.650 (4,92%) (Aceh Barat Daya) (Aceh Barat Daya) GKR - - - - - - - Total 61 (100%) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% Harga Pembelian Pemerintah (HPP) berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2012 tgl. 27 Maret 2012 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 11

Rata-Rata Harga menurut Kelompok Kualitas Selama April 2017, di tingkat petani terjadi penurunan rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar 8,69 persen. Sejalan dengan itu, harga gabah GKP di tingkat penggilingan juga menurun sebesar 8,56 persen. Disisi lain gabah kualitas GKG juga mengalami penurunan harga sebesar 3,77 persen di tingkat petani dan 3,63 persen di tingkat penggilingan. Gambar 4 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Petani (Rp/Kg), April 2017 5,900.00 5,400.00 4,900.00 4,400.00 3,900.00 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Agst-16 Sept-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 GKP 4,654.1 4,569.0 4,848.3 4,708.0 4,668.3 4,722.5 4,770.7 5,065.1 5,111.7 4,844.5 5,182.3 5,134.2 4,719.8 4,309.4 GKG 5,000.0 5,300.0 5,100.0 GKR 5,135.0 5,087.5 5,137.5 5,145.0 5,100.0 5,100.0 5,150.0 4,866.6 5,006.6 5,050.0 % Per -8,69-3,77 - Dibanding bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani selama April 2017 turun sebesar 410 rupiah menjadi Rp 4.309,48 per kg. Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan selama April 2017 turun sebesar Rp.411 per kg menjadi Rp 4.388,82 per kg. Gambar 5 Rata-Rata Harga Gabah menurut Kelompok Kualitas di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg), April2017 5,900.00 5,400.00 4,900.00 4,400.00 3,900.00 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Agst-16 Sept-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 GKP 4,720.8 4,643.2 4,914.8 4,783.8 4,746.6 4,803.2 4,859.2 5,136.0 5,192.6 4,913.5 5,260.8 5,205.4 4,799.7 4,388.8 GKG 5,050.0 5,393.0 5,197.3 GKR 5,270.0 5,222.5 5,272.5 5,280.0 5,235.0 5,235.0 5,290.0 4,966.6 5,106.6 5,150.0 % Per -8,56-3,63-12 Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017

Gabah kualitas GKG juga mengalami hal serupa. Pada April 2017 gabah kualitas GKG di tingkat petani turun harga Rp. 200 per kg menjadi Rp.5.100 per kg. Penurunan harga gabah kualitas GKG di penggilingan tercatat sebesar Rp.196 per kg pada April 2017 menjadi Rp. 5197,33 per kg. Berita Resmi Statistik No.19/5/Th.XX, 2 Mei 2017 13