BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Transkripsi

1 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP Provinsi Lampung September 2016 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 98,52 untuk Subsektor Padi & Palawija (NTP-P), 100,28 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 101,23 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr), 116,60 untuk Subsektor Peternakan (NTP-Pt), 107,92 untuk Subsektor Perikanan Tangkap, dan 95,13 untuk Subsektor Perikanan Budidaya. Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 103,34. Pada September 2016, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, kecuali pada komoditas peternakan dan perikanan budidaya. Adapun harga-harga yang mengalami penurunan antara lain : ketela pohon/ubi kayu, beberapa jenis sayuran, buah, dan tanaman obat, cengkeh, lada, kakao, dan beberapa jenis ikan budidaya. Beberapa subsektor mengalami penurunan NTP pada September 2016, kecuali subsektor peternakan dan perikanan tangkap. Secara rinci, subsektor pertanian tanaman pangan mengalami penurunan NTP sebesar 1,35 persen, subsektor tanaman hortikultura turun 1,89 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 1,96 persen, subsektor peternakan naik 0,73 persen, subsektor perikanan tangkap naik 0,58 persen, dan subsektor perikanan budidaya turun 1,07 persen. NTP Provinsi Lampung secara gabungan turun sebesar 1,15 persen. Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada September 2016, ada 22 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan sebesar 1,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Lampung yang turun sebesar 1,15 persen.. September 2016 di daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,83 persen. Inflasi disebabkan oleh naiknya indeks harga pada seluruh kelompok yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, dan kelompok transportasi dan komunikasi. Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober

2 Nilai tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi Lampung Per Subsektor Agustus 2016 s.d. September 2016 (2012=100) Subsektor Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober Bulan Agustus 2016 September 2016 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Padi & Palawija a. Indeks yang Diterima (It) 124,80 124,02 (0,62) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 124,96 125,88 0,74 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 99,87 98,52 (1,35) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-P) 107,16 106,44 (0,67) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 124,80 123,74 (1,24) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,58 123,39 0,66 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 102,21 100,28 (1,89) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-H) 112,96 111,53 (1,26) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 127,83 126,18 (1,29) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 123,79 124,64 0,69 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 103,26 101,23 (1,96) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pr) 113,23 111,83 (1,24) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 135,22 136,64 1,05 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 116,82 117,19 0,32 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 115,76 116,60 0,73 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pt) 122,80 124,08 1,04 5. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) 129,31 130,76 1,12 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,52 121,16 0,53 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 107,29 107,92 0,58 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pi) 118,24 119,66 1,19 6. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) 117,23 116,69 (0,47) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121,92 122,67 0,61 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 96,15 95,13 (1,07) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP-Pi) 102,82 102,09 (0,71) Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) 127,93 127,25 (0,54) b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,38 123,14 0,62 c. Nilai Tukar Petani (NTPp) 104,54 103,34 (1,15) d. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUPp) 113,21 112,60 (0,54)

3 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 12 (dua belas) kabupaten di Provinsi Lampung, pada September 2016 NTP Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 1,15 persen dibandingkan dengan Agustus 2016 yang sebesar 104,54. Sementara itu, NTP nasional naik sebesar 0,46 persen, dari sebesar 101,48 pada Agustus 2016 menjadi 101,94 pada September NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija (NTP-P) Pada September 2016 NTP-P Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 1,35 persen karena indeks harga yang dibayarkan lebih tinggi dibandingkan indeks harga yang diterima petani yaitu masingmasing sebesar 0,74 persen dan (-0,62) persen, terutama akibat turunnya harga ketela pohon/ubi kayu. Sementara Ib yang mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen, disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,90 persen dan 0,05 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) NTP-H bulan September 2016 mengalami penurunan sebesar 1,89 persen disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani lebih besar dibandingkan Indeks harga yang diterima petani yaitu masing-masing sebesar 0,66 persen dan (-1,24) persen, akibat turunnya harga beberapa komoditas sayursayuran, buah, dan tanaman obat. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen, akibat dari naiknya harga konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masingmasing sebesar 0,85 persen dan 0,02 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) NTP-Pr bulan September 2016 mengalami penurunan sebesar 1,96 persen disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani lebih besar daripada indeks harga yang diterima petani masing-masing sebesar 0,69 persen dan (-1,29) persen, akibat turunnya harga beberapa komoditas perkebunan seperti lada, cengkeh, dan kakao. Kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,69 persen, akibat dari naiknya harga konsumsi rumah tangga sebesar 0,85 persen dan indeks BPPBM turun sebesar 0,05 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt) Pada September 2016 NTP subsektor Peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih besar daripada indeks harga yang dibayar petani masing-masing sebesar 1,05 persen dan 0,32 persen, akibat naiknya harga ternak besar, ternak kecil, dan unggas. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,32 persen, akibat dari naiknya harga konsumsi rumah tangga dan BPPBM masing-masing sebesar 0,69 persen dan 0,01 persen. e. Subsektor Perikanan Tangkap Pada September 2016 NTP subsektor Perikanan Tangkap mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani lebih besar daripada indeks harga yang dibayar petani masing-masing sebesar 1,12 persen dan 0,53 persen, akibat naiknya harga beberapa jenis ikan tangkap di laut dan perairan umum. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,53 persen, akibat dari naiknya harga konsumsi rumah tangga sebesar 0,92 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,08 persen. f. Subsektor Perikanan Budidaya Pada September 2016 NTP subsektor Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 1,07 persen disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani lebih besar daripada indeks harga yang diterima petani masing-masing sebesar 0,61 persen dan (-0,47) persen, akibat turunnya harga beberapa jenis ikan budidaya. Kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,61 persen, akibat dari naiknya harga konsumsi rumah tangga dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,84 persen dan 0,25 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober

4 Tabel 2. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Agustus 2016 s.d. September 2016 (2012=100) Kelompok dan Sub kelompok Bulan Persentase Agustus 2016 September 2016 Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 124,80 124,02 (0,62) - Padi 127,11 128,97 1,46 - Palawija 122,94 120,06 (2,35) b. Indeks Dibayar Petani 124,96 125,88 0,74 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,24 128,39 0,90 - Indeks BPPBM 99,87 116,52 0,05 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 125,30 123,74 (1,24) - Sayur-sayuran 131,34 129,26 (1,58) - Buah-buahan 118,35 117,39 (0,82) - Tanaman Obat 117,40 116,35 (0,90) b. Indeks Dibayar Petani 122,58 123,39 0,66 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,43 127,50 0,85 - Indeks BPPBM 110,93 110,95 0,02 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 127,83 126,18 (1,29) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 127,83 126,18 (1,29) b. Indeks Dibayar Petani 123,79 124,64 0,69 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,53 127,61 0,85 - Indeks BPPBM 112,89 112,84 (0,05) 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 135,22 136,64 1,05 - Ternak Besar 138,11 140,22 1,53 - Ternak Kecil 139,38 141,67 1,64 - Unggas 130,52 130,92 0,31 - Hasil Ternak 121,17 119,20 (1,63) b. Indeks Dibayar Petani 116,82 117,19 0,32 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125, ,69 - Indeks BPPBM 110,11 110,12 0,01 5. Perikanan Tangkap a. Indeks Diterima Petani 129,31 130,76 1,12 - Penangkapan Perairan Umum 132,87 134,43 1,17 - Penangkapan Laut 129,20 130,64 1,12 b. Indeks Dibayar Petani 120,52 121,16 0,53 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,88 130,07 0,92 - Indeks BPPBM 109,36 109,28 (0,08) 6. Perikanan Budidaya a. Indeks Diterima Petani 117,23 116,69 (0,47) - Budidaya Air Tawar 129,49 128,55 (0,73) - Budidaya Laut 100,00 100,00 0,00 - Budidaya Air Payau 123,21 122,66 (0,45) b. Indeks Dibayar Petani 121,92 122,67 0,61 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,69 128,76 0,84 - Indeks BPPBM 114,01 114,30 0,25 Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober

5 2. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada September 2016, ada 21 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara dengan peningkatan sebesar 1,50 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Lampung yang turun sebesar 1,15 persen. (Tabel 3). Tabel 3. Nilai Tukar Petani Provinsi-Provinsi dan Persentase Perubahannya September 2016 (2012=100) IT IB NTP NTUP Provinsi Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb Rasio % Perb (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Aceh 118,22 0,23 124,31 0,72 95,10 (0,49) 102,87 0,22 Sumatera Utara 126,56 1,98 125,57 0,47 100,79 1,50 108,00 1,72 Sumatera Barat 120,77 1,30 123,47 0,60 97,81 0,70 108,02 1,27 Riau 124,72 1,65 125,85 0,50 99,11 1,15 110,39 1,59 Jambi 123,10 1,91 123,97 0,47 99,30 1,43 106,80 1,94 Sumatera Selatan 116,35 (0,06) 123,62 0,42 94,11 (0,47) 102,59 (0,19) Bengkulu 116,86 1,21 125,50 0,60 93,12 0,60 103,77 1,08 Lampung 127,25 (0,54) 123,14 0,62 103,34 (1,15) 112,60 (0,54) Bangka Belitung 120,65 0,44 119,95 0,55 100,58 (0,10) 108,82 0,41 Kep. Riau 116,06 (0,33) 119,62 0,08 97,02 (0,41) 105,70 (0,35) DKI Jakarta 119,71 0,20 119,32 0,39 100,33 (0,19) 110,66 0,20 Jawa Barat 132,17 0,35 126,90 0,15 104,15 0,20 112,91 0,18 Jawa Tengah 125,57 0,69 124,48 0,24 100,88 0,44 107,85 0,49 DI Yogyakarta 130,42 0,29 123,33 0,02 105,75 0,27 115,30 0,00 Jawa Timur 134,06 1,26 126,71 0,25 105,80 1,01 115,02 1,06 Banten 123,67 0,69 123,08 0,46 100,47 0, ,20 Bali 131,14 1,14 122,06 0,40 107,44 0,74 115,62 0,84 Nusa Tenggara Barat 130,46 0,85 121,94 0,15 106,99 0,69 114,90 0,83 Nusa Tenggara Timur 123,65 0,84 121,19 (0,06) 102,03 0,91 110,11 0,66 Kalimantan Barat 117,07 0,66 123,46 0,06 94,82 0,60 102,63 0,48 Kalimantan Tengah 119,81 0,68 122,67 0,19 97,67 0,48 104,94 0,44 Kalimantan Selatan 116,10 0,74 119,87 0,08 96,86 0,66 104,49 0,74 Kalimantan Timur 121,29 0,72 122,96 0,21 98,64 0,51 108,80 0,47 Sulawesi Utara 118,73 (0,56) 123,90 (0,20) 95,82 (0,36) 106,00 (0,68) Sulawesi Tengah 122,76 0,05 123,69 0,58 99,24 (0,53) 109,65 (0,11) Sulawesi Selatan 130,29 (0,15) 124,25 0,21 104,86 (0,35) 114,66 (0,33) Sulawesi Tenggara 123,42 0,36 123,23 0,53 100,15 (0,17) 109,80 0,18 Gorontalo 130,93 (0,28) 123,99 (0,31) 105,60 0,03 118,70 (0,15) Sulawesi Barat 129,44 1,11 119,19 0,49 108,60 0,62 118,80 1,10 Maluku 126,57 (0,56) 124,68 0,19 101,52 (0,74) 119,34 (0,67) Maluku Utara 126,33 0,00 121,84 (0,14) 103,68 0,13 113,27 (0,02) Papua Barat 124,58 (0,18) 124,01 (0,06) 100,46 (0,12) 111,90 (0,26) Papua 117,50 0,56 122,18 0,32 96,17 0,24 110,73 0,47 Nasional 127,03 0,74 124,61 0,28 101,94 0,46 110,58 0,57 Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober

6 Di wilayah Sumatera sebagian provinsi mengalami kenaikan NTP, kecuali Provinsi Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami kenaikan 1,50 persen, sedangkan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Lampung yaitu sebesar 1,15 persen. NTP Provinsi Lampung pada bulan September 2016 sebesar 103,34 persen merupakan NTP tertinggi pertama di Sumatera. Sedangkan NTP terendah terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 93,12 persen. NTP Provinsi Lampung yang turun sebesar 1,15 persen menempati peringkat ke-10 di wilayah Sumatera dan peringkat ke-33 secara nasional. (Tabel 4). Tabel 4. Perbandingan NTP dan Perubahan NTP September 2016 Menurut Provinsi se-sumatera (2012=100) Provinsi NTP Ranking Perubahan NTP (%) Ranking (1) (2) (3) (4) (5) Aceh 95,10 8 (0,49) 9 Sumatera Utara 100,79 2 1,50 1 Sumatera Barat 97,81 6 0,70 4 Riau 99,11 5 1,15 3 Jambi 99,30 4 1,43 2 Sumatera Selatan 94,11 9 (0,47) 8 Bengkulu 93, ,60 5 Lampung 103,34 1 (1,15) 10 Bangka Belitung 100,58 3 (0,10) 6 Kep. Riau 97,02 7 (0,41) 7 3. Indeks Harga Konsumen Perdesaan Pada September 2016 di daerah perdesaan di Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 0,83 persen yang disebabkan adanya kenaikan harga pada semua kelompok. Secara rinci sebagai berikut : kelompok bahan makanan naik sebesar 1,51 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,41 persen, kelompok sandang sebesar 0,05 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,19 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga naik sebesar 0,05 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,34 persen. Keterbandingan inflasi perdesaan di seluruh Indonesia pada bulan September 2016, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Aceh yaitu sebesar 0,94 persen dan terrendah di Provinsi Gorontalo sebesar 0,31 persen. Provinsi Lampung dengan inflasi perdesaan sebesar 0,83 persen menempati peringkat ke-2 secara nasional. (Tabel 5). Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober

7 Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan menurut Provinsi September 2016 (2012=100) Pendidikan, Transportasi Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Rekreasi & Olahraga Dan Komunikasi Inflasi Perdesaan Ranking Inflasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Aceh 1,95 (0,06) 0,00 0,46 0,20 0,15 0,09 0,94 1 Sumatera Utara 0,85 0,34 0,27 0,31 0,30 (0,19) 0,32 0,53 12 Sumatera Barat 0,96 1,01 0,52 0,53 0,28 0,19 0,05 0,76 3 Riau 0,71 0,81 0,23 0,31 0,19 0,21 0,53 0,60 10 Jambi 0,71 1,20 0,25 0,05 0,25 0,00 0,01 0,60 11 Sumatera Selatan 0,82 0,45 (0,03) 0,45 0,41 (0,05) 0,06 0,52 13 Bengkulu 1,42 0,42 0,18 0,20 0,20 0,00 0,01 0,72 5 Lampung 1,51 0,39 0,41 0,05 0,19 0,05 0,34 0,83 2 Bangka Belitung 0,87 0,85 0,22 0,23 0,36 0,12 0,43 0,66 6 Kep. Riau 0,16 0,15 0,20 0,34 (0,11) (0,27) (0,13) 0,11 25 DKI Jakarta 1,02 1,13 (0,31) (0,46) 0,00 0,00 0,04 0,61 9 Jawa Barat 0,03 0,35 0,10 0,17 0,22 0,05 0,15 0,14 24 Jawa Tengah 0,59 (0,14) 0,16 0,11 0,29 0,00 (0,01) 0,27 18 DI Yogyakarta (0,47) 0,19 (0,07) 0,39 (0,02) 0,18 0,18 (0,10) 28 Jawa Timur 0,36 0,26 0,22 0,27 0,55 0,34 0,12 0,30 17 Banten 0,68 0,60 0,09 0,48 0,17 0,00 (0,05) 0,47 14 Bali 0,74 0,34 0,18 0,39 0,37 0,15 0,12 0,44 15 Nusa Tenggara Barat 0,13 0,56 0,31 0,00 0,14 0,68 (0,23) 0,21 19 Nusa Tenggara Timur (0,49) 0,61 (0,12) (0,09) 0,60 0,01 (0,02) (0,14) 30 Kalimantan Barat (0,16) 0,45 (0,04) 0,25 0,18 0,07 (0,02) 0,03 27 Kalimantan Tengah 0,18 0,53 (0,39) 0,29 0,26 0,22 0,08 0,19 22 Kalimantan Selatan (0,13) 0,68 (0,46) 0,54 0,54 0,00 0,03 0,11 26 Kalimantan Timur 0,26 0,60 (0,31) (0,12) 0,25 (0,10) (0,14) 0,19 21 Sulawesi Utara (0,88) 0,62 (0,01) 0,14 0,14 0,00 0,10 (0,31) 32 Sulawesi Tengah 1,25 0,82 (0,05) 0,51 0,49 0,02 (0,07) 0,73 4 Sulawesi Selatan 0,18 0,28 0,18 0,38 0,25 0,03 0,04 0,19 23 Sulawesi Tenggara 0,73 1,25 0,46 0,31 0,08-0,27 0,09 0,63 7 Gorontalo (0,84) 0,40 0,18 0,19 0,35 0,00 (0,02) (0,31) 33 Sulawesi Barat 0,94 0,73 0,03 0,13 0,12 0,01 0,33 0,61 8 Maluku (0,02) 0,77 0,17 0,80 (0,03) 0,57 (0,09) 0,21 20 Maluku Utara (0,89) 0,93 0,43 0,78 0,06 (0,01) (0,31) (0,18) 31 Papua Barat (0,41) 0,53 (0,18) (0,04) 0,03 (0,16) (0,13) (0,10) 29 Papua 0,14 0,73 0,92 0,24 0,46 (0,44) 0,31 0,38 16 Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober

8 Keterangan lebih lanjut hubungi : Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Widjonarko, SP Telpon (0721) / shk1800@bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG Jl. Basuki Rahmat No. 54 Teluk Betung Bandar Lampung Telepon (0721) , ; Faksimili (0721) bps1800@bps.go.id Website: lampung.bps.go.id Berita Resmi Statistik Provinsi Lampung No. 04/10/18/Th. X, 3 Oktober