Bab 1. Pendahuluan. Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. Kesusastraan Jepang merupakan salah satu keunikan dari kesusastraan tradisional

Bab 1. Pendahuluan. Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek (disingkat: cerpen; Inggris: short story)

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERPEN, SOSIOLOGI SASTRA, DAN DASAR-DASAR ETIKA DI JEPANG

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Rashomon karya

BAB I PENDAHULUAN. tetap terjaga dari dulu hingga sekarang. Keberhasilan Jepang saat ini tentu saja tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. modern di Jepang adalah Akutagawa Ryuunosuke. Ryuunosuke sebagai pelopor

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dikagumi sebagai salah satu negara yang berhasil mempertahankan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. Sastra diadaptasi dari dunia nyata berupa pengalaman yang kemudian

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang telah lama mengenal gaya serta ritual penghancuran diri yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Novel dan cerita pendek (disingkat

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sansekerta : sāstra, yang berarti teks

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Amalia (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Tokoh

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Psikoanalisis Cerita Pendek Hana

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

Bab 1 Pendahuluan. sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Citra tokoh..., Vidya Dwina Paramita, FIB UI, 2009

UNIVERSITAS INDONESIA KRITIK SOSIAL DALAM UMA NO ASHI KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE SKRIPSI. Astrid Fauzia

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

Bab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Terry Eagleton (dalam Dewojati, 2014: 1) pernah memaparkan karya sastra

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

Abstraksi. - Bunuh diri

BAB I PENDAHULUAN. Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan dunia lain yang bersifat imajinatif. Ruang lingkup sastra yang begitu luas

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kesusastraan banyak sastrawan yang telah menghasilkan karya-karya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL MENITI LANGKAH KARYA SUTRI YANINGSIH MANIK DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

UCAPAN TERIMA KASIH. Penyusunan skripsi dengan judul Analisis Alur Cerita, Tokoh, dan. Penokohan Pada Cerpen Hankechi Karya Akutagawa Ryuunosuke yang

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai. Sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A

KONFLIK ITRAPSIKIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA OKKY MADASARI (Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney)

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas dan budaya masing-masing. Ciri khas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sastranya. Bisa dibilang, kehidupan masyarakat Jepang sangat erat kaitannya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. stimulus (Anurogo & Usman, 2014, h. 66). Epilepsi adalah kelainan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kesusastraan, banyak sastrawan yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan masih diteliti sampai saat ini, salah satunya adalah sastrawan yang berasal dari Jepang bernama Akutagawa Ryūnosuke. Selama hidupnya, dia telah menghasilkan kurang lebih 150 karya yang sebagian berupa cerita pendek. Beberapa dari karyanya telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa Indonesia. Dalam karya-karya yang telah dihasilkan selama kehidupannya, Akutagawa Ryūnosuke mengikut sertakan (penokohan pengarang) tentang kehidupan dirinya dalam kisah yang dialami oleh sang tokoh. Kebanyakan dari karya Akutagawa menggambarkan secara tidak langsung mengenai harapan, ketakutan, kritikan, dan keadaan lingkungan sekitar yang dialaminya pada saat menulis karya-karyanya dan dia ceritakan melalui pengalaman ataupun melalui perasaan yang dialami sang tokoh dalam ceritanya. Maka dari itu, saya merasa tertarik untuk membahas sosok Akutagawa Ryūnosuke. Berdasarkan hal tersebut, dalam menyusun skripsi ini, saya memilih beberapa karya dari Akutagawa yang berjudul Hana (1916), Mikan (1919) dan Kappa (1927). Melalui karyakarya tersebut, saya akan menganalisis perasaan, harapan, kritikan dan tatanan masyarakat Jepang yang dirasakan ataupun yang dikritik secara tidak langsung oleh Akutagawa pada masa hidupnya tersebut. Selain hal yang tertulis di atas, saya juga menganalisis kecemasan Akutagawa dari segi psikologi berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Dalam hal ini, saya menganalisis kecemasan dalam diri Akutagawa yang menjadi salah satu pemicu 1

kematiannya selain disebabkan penyakit-penyakit kronis yang diidapnya. Saya menganalisa kecemasan Akutagawa yang dikaitkan dengan karakteristik tokoh dalam karya Hana (1916), Mikan (1919) dan Kappa (1927) dengan didukung data berupa otobiografi Akutagawa. Teori psikoanalisis Sigmund Freud menyatakan bahwa manusia sebenarnya memiliki kesadaran dan ketidaksadaran yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Bertens (2006 : 3) mengemukakan, Secara umum boleh dikatakan bahwa psikoanalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia, di mana ketidaksadaran memainkan peranan sentral.. Dimana ketidaksadaran yang terjadi dapat timbul karena adanya trauma yang dialami sejak kecil seperti yang dialami Akutagawa Ryūnosuke. Sigmund Freud menyatakan ketidakberesan psikis seseorang dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara naluri (insting) kehidupan dan naluri (insting) kematian. Freud dalam Bertens (2006 : 32) mengemukakan bahwa ketidakberesan psikis seseorang disebabkan : Ketidakberesan itu disebabkan karena gangguan keseimbangan antara nalurinaluri, bukan karena sifat-sifat salah satu naluri. Harus dikatakan juga bahwa pada kenyataannya tidak ada perbuatan yang berasal dari satu naluri saja. Tidak ada tingkah laku yang destruktif melulu atau yang libidinal melulu. Tingkah laku yang konkret selalu merupakan campuran antara kedua macam naluri. Dengan diangkatnya tema di atas sebagai sebuah penelitian, saya berharap para pembaca dapat mengetahui riwayat kehidupan Akutagawa Ryūnosuke dan dapat memandang dari segi psikologi tentang kecemasan yang dialami Akutagawa berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. 2

1.1.1 Biografi Singkat Akutagawa Ryūnosuke Dalam skripsi ini, saya meneliti sosok Akutagawa Ryūnosuke berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Maka dari itu, saya menerangkan riwayat hidup Akutagawa dengan membagi masa kehidupannya menjadi tiga bagian yaitu masa kecil, masa pertumbuhan, dan masa dewasa. 1.1.1.1 Masa Kecil Akutagawa lahir dengan nama Ryūnosuke di Irfunecho-Kyobashi, Tokyo, pada tanggal 1 Maret 1892. Karena lahir pada tahun dan jam Naga (sekitar jam delapan pagi) dia diberi nama Ryūnosuke (dalam bahasa Jepang, Ryū berarti naga). Dia lahir dari pasangan Niihara Toshizō dan Fuku. Ibunya, Fuku, keturunan keluarga samurai, golongan militer yang mendominasi Jepang selama berabad-abad, sedangkan Toshizō berasal dari kalangan rakyat biasa. Niihara Toshizō, adalah seorang pengusaha perternakan sapi perah di Irufunecho dan daerah Shinjuku. Ryūnosuke adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua saudara kandungnya adalah perempuan, namun yang tertua Hatsuko, meninggal karena penyakit meningitis (radang selaput otak) pada umurnya tujuh tahun, setahun sebelum Ryūnosuke lahir. Karena itu ketika Ryūnosuke lahir dia hanya memiliki satu saudara perempuan, Hisako. Setelah Ryūnosuke lahir, Fuku tidak mampu merawat anak bungsunya ini karena kondisi mental dan fisiknya yang mulai terganggu. Kondisi kesehatan Fuku mulai melemah semenjak kematian anak pertamanya. Ryūnosuke, dia kandung dalam kondisi mental yang masih terpukul. Menurut keluarganya, kelahiran Ryūnosuke membawa kesialan. 3

Setelah lahir, Ryūnosuke dijauhkan dari Fuku sebab menurut kepercayaan Jepang pada waktu itu pantang untuk melahirkan anak bagi perempuan yang telah berusia 33 tahun dan pada saat suaminya berumur 42 tahun. Menurut kepercayaan, keadaan seperti itu akan menyebabkan mereka jatuh sakit, atau menderita (Wibawarta, 2005 : 4). Sedangkan mengenai penyebab penyakit jiwa ibunya, Hisako mengatakan bahwa karena ibunya berhati lemah dan lebih senang memendam perasaan daripada mengungkapkannya. Watak Niihara Toshizō, ayahnya yang kasar juga menambah beban penderitaan batin ibunya. Karena hal tersebut, diputuskan Ryūnosuke seolah-olah dibuang dengan dipelihara oleh teman lama ayahnya, Matsumura Senjiro. Namun, secara resmi dia diadopsi oleh kakak ibunya, Akutagawa Michiaki. Sejak itu, secara resmi Ryūnosuke menggunakan nama Akutagawa setelah dua tahun ibunya meninggal, yakni ketika berumur 12 tahun. 1.1.1.2 Masa Pertumbuhan Masa sekolah dilewatkannya di Tokyo, mulai dari Sekolah Dasar Umum Edo, Sekolah Menengah 3 Tokyo, Sekolah Lanjutan Atas 1, hingga Jurusan Sastra Inggris di Universitas Kerajaan Tokyo (Universitas Tokyo). Bulan Februari 1914, Akutagawa bersama teman kuliahnya bernama Kikuchi Kan, Kume Masao dan Matsuoka Yuzuru, yang kemudian menjadi penulis-penulis terkenal di Jepang, menghidupkan untuk yang ke-3 kalinya majalah sastra Shinshichō (Arus Pemikiran Baru). Sejak saat itu, Akutagawa menjadi penulis tetap di majalah tersebut tersebut dengan nama samaran Yanaigawa Ryūnosuke. Karyanya berupa cerpen berjudul Ronen dimunculkan pada terbitan bulan Mei. Karyanya yang lain yaitu Rashomon diterbitkan pada tahun 1915 dan menempatkannya dalam deretan sastrawan yang mendapat perhatian besar dan memiliki posisi tersendiri dalam dunia kesusatraan. Sejak itu pula, 4

nama Akutagawa Ryūnosuke mulai digunakannya sewaktu menulis. Temannya yang bernama Miekichi Suzuki memperkenalkannya kepada Natsume Sōseki yang menerimanya sebagai murid dan menjadi murid kesayangan Natsume Sōseki. Pada awal tahun 1916, Hana, karyanya yang mendapat pujian dari sastrawan besar Natsume Sōseki, diterbitkan dalam buku komplikasi yang diprakarsai olehnya beserta kawan-kawan dari Shinshichō. Selanjutnya, dia menghasilkan banyak karya-karya lain yang terkenal, yang hingga sampai saat ini masih terus dibaca dan dijadikan bahan penelitian. 1.1.1.3 Masa Dewasa Lulus dari universitas pada tahun 1916, Akutagawa mengajar bahasa Inggris pada sekolah kelautan di Yokosuka. Tahun 1919, dia berhenti mengajar dan menikah dengan Tsukamoto Fumi, anak dari Mayor AL. Setelah berhenti, dia bekerja di sebuah penerbitan yaitu Osaka Mainichi. Maret 1912, dia dikirim ke Cina selama empat bulan oleh Osaka Mainichi. Kesehatannya mulai memburuk dan sempat dirawat di rumah sakit Shanghai selama tiga minggu. Sejak pulang dari Cina, kesehatan Akutagawa menurun drastis. Karena dia menderita berbagai penyakit kronis. Dalam surat yang ditulis kepada salah seorang temannya pada akhir tahun 1922, dia mengeluh bahwa dirinya sedang menderita kelelahan saraf, kejang-kejang perut, sakit kantung kemih, dan punya masalah jantung. (Wibawarta, 2004 : 9). Sejak itulah, Akutagawa merubah gaya penulisannya. Dia mulai menulis hal-hal yang berhubungan dengan masalah disekitar kehidupannya dan tulisannya lebih bersifat pribadi. Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, dia menderita penyakit insomnia yang 5

parah dan dibayangi ketakutan akan menjadi gila seperti almahum ibunya. Dapat dikatakan itulah awal gejala penyakit schizophenia, dan pada saat itulah dia menghasilkan sebuah novel pendek berjudul Kappa. Ketika usianya telah menginjak 35 tahun, pada dini hari 24 Juli 1927, dia melakukan tindakan bunuh diri di rumahnya, di Tokyo dengan mengkonsumsi kaliumsianida (obat tidur atau obat penenang) secara berlebihan. 1.1.2 Karya-Karya Akutagawa Ryūnosuke Dalam penyusunan skripsi ini, saya menggunakan tiga karya Akutagawa Ryūnosuke antara lain Hana (1916) menceritakan tentang seorang pendeta Budha yang bernama Zenchi Naigu yang merasa tersisak batinnya karena memiliki hidung panjang sekitar enam belas sentimeter, dia berusaha menemukan cara agar hidungnya dapat seperti orang normal lainnya; Mikan (1919) menceritakan tentang seorang tokoh Aku yang mengamati seorang anak gadis dari keluarga miskin yang memberikan buah jeruk (mikan) kepada saudaranya sebagai salam perpisahan melalui jendela kereta api yang sedang melaju; dan Kappa (1927) menceritakan kisah seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa yang tersesat ke dunia kappa, dan di dunia tersebut dia mempelajari berbagai macam hal sampai akhirnya dia kembali lagi ke dunia manusia. 1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan beberapa karya Akutagawa Ryūnosuke antara lain yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa, permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengkaji sosok Akutagawa melalui segi penyudut pandangan dalam karya-karya tersebut. 6

Membahas kecemasan Akutagawa berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud, ditinjau dari karya-karyanya tersebut. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas, penulisan skripsi ini dibatasi pada analisis kecemasan Akutagawa Ryūnosuke berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud, sebagai salah satu sastrawan besar pada zamannya melalui pembahasan dalam beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah menganalisis sosok seorang sastrawan terkemuka bernama Akutagawa Ryūnosuke berdasarkan psikoanalisis Sigmund Freud dalam beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. Manfaat yang dapat dipeoleh dari skripsi ini antara lain untuk mengetahui latar belakang kehidupan Akutagawa Ryūnosuke serta mengetahui secara lebih dalam kerterkaitan kecemasan yang dialami Akutagawa dari segi psikologi melalui kerterkaitan dengan kecemasan dan kehidupan tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam karya-karya tersebut. 1.5 Metode Penelitian Untuk mencari atau menentukan landasan teori yang berkesesuaian bagi penyusunan skripsi ini saya menggunakan metode kajian kepustakaan, yaitu dengan cara membaca, meringkas, mengutip, dan membuat simpulan dari buku-buku yang berkaitan dengan kehidupan dan karya-karya Akutagawa Ryūnosuke serta melalui buku-buku psikologi. 7

Saya juga mengumpulkan informasi dari internet dengan membaca website yang berhubungan dengan Akutagawa Ryūnosuke dan website yang berhubungan dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, saya menguraikannya dalam 5 bab dengan sistematika pembahasan dan aturan-aturannya agar pembaca lebih mudah untuk memahami dan mengerti isi dari skripsi ini. Bab 1 adalah pendahuluan. Dalam bab pertama ini saya menguraikan tentang latar belakang penelitian, kehidupan Akutagawa Ryūnosuke, karya-karya Akutagawa Ryūnosuke yang dianalisis, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi yang dipakai dalam melakukan penelitian ini serta sistematika penulisannya. Bab 2 adalah landasan teori. Bab ini berisi tentang teori-teori ilmiah yang didapat dari metode kajian kepustakaan yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini. Bab ini menjelaskan tentang konsep masyarakat Jepang pada zaman Taishō, konsep kesusastraan Jepang modern, pengertian psikoanalisis Sigmund Freud, dan menjelaskan teori fiksi. Bab 3 adalah analisis data. Dalam bab ini berisikan analisis kecemasan Akutagawa Ryūnosuke yang dianalisis berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud melalui beberapa karyanya yang berjudul Hana, Mikan dan Kappa. Bab 4 adalah simpulan dan saran. Bab ini berisi tentang simpulan-simpulan yang diperoleh saya dari hasil analisis kecemasan Akutagawa Ryūnosuke melalui beberapa karyanya dan peninjauan secara psikologi. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang 8

bermanfaat sebagai masukan bagi orang-orang yang ingin mengetahui lebih tentang karya-karya Akutagawa Ryūnosuke ataupun bagi orang-orang yang ingin melakukan penelitian terhadap karya-karya lain dari Akutagawa Ryūnosuke. Bab 5 adalah ringkasan. Bab ini merupakan bab penutup atau bab terakhir, bab ini berisikan tentang ringkasan skripsi secara keseluruhan mulai dari latar belakang penelitian, kehidupan Akutagawa Ryūnosuke, karya-karya Akutagawa Ryūnosuke yang dianalisis dalam skripsi ini, rumusan permasalahan serta tujuan penelitian dan hasil penelitian. 9