ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Permintaan

dokumen-dokumen yang mirip
KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

ASPEK FINANSIAL Skenario I

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MIE MENTAH JAGUNG (Studi Kasus: Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin di Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor, Jawa Barat)

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

LAPORAN AKHIR PKM-K. Oleh:

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

VII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diversifikasi Pangan Pokok Selain Beras

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

: Laila Wahyu R NIM :

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

APLIKASI PANGAN LOKAL DI DUNIA INDUSTRI PANGAN Oleh Bambang Hariyanto Disampaikan pd Kuliah Umum di Jurusan Gizi Fak. Kedokteran Unibraw Malang, 17

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1960, namun sampai sekarang ketergantungan terhadap beras dan terigu

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

III KERANGKA PEMIKIRAN

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

II. KERANGKA PEMIKIRAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

I. PE DAHULUA Latar Belakang Masalah Donat meupakan salah satu jenis jajanan yang sangat digemari masyarakat. Makanan ini sangat popular di semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Steak berasal dari beef steak yang artinya adalah sepotong daging. Daging yang

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan energi dan untuk proses metabolisme dalam tubuh. Mengkonsumsi

VIII. ANALISIS FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

VI ASPEK NON FINANSIAL Aspek-aspek non finansial yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial lingkungan, dan aspek hukum. 6.1. Aspek Pasar Sebelum menjalankan suatu usaha, penting untuk mengkaji aspek pasar untuk mengetahui adanya potensi pasar bagi suatu produk. Pada penelitian ini aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, serta bauran pemasaran yang terdiri dari aspek produk, harga, distribusi, dan promosi. 6.1.1. Permintaan Peluang pasar mi mentah masih terbuka karena didukung oleh pergeseran pola makan masyarakat Indonesia yang mulai mengkonsumsi pangan pokok selain nasi. Mi mentah yang diolah menjadi mi ayam sudah lazim menjadi makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat. Hal ini karena mi ayam merupakan makanan yang mudah ditemukan, mulai dari pusat perbelanjaan hingga di pinggir jalan. Berdasarkan kajian perilaku konsumen yang dilakukan oleh Juniawati (2003) dapat diketahui bahwa mi merupakan produk pangan non beras yang paling sering dikonsumsi dibandingkan dengan produk pangan non beras lainnya. Selain itu, tingginya potensi pasar untuk produk mi juga terlihat dari hasil produksi yang habis terjual. Mi mentah yang dihasilkan oleh perusahaan adalah sekitar 100 125 kilogram mi mentah dalam satu kali produksi. Mi juga merupakan produk pangan yang memiliki cakupan segmentasi konsumen yang luas dan berasal dari berbagai kalangan. Produk mi dapat dinikmati oleh anak-anak hingga orang dewasa dari berbagai latar belakang ekonomi. Penelitian Juniawati (2003) juga menyatakan bahwa sebanyak 84 persen panelis menganggap bahwa produk mi jagung instan dapat menggantikan produk mi instan yang sudah ada. Selain itu, hasil kajian Juniawati (2003) menunjukkan 84 persen panelis berminat untuk membeli produk mi jagung instan apabila telah 54

tersedia di pasaran. Karakteristik produk yang diharapkan oleh konsumen secara umum terdiri dari kandungan zat gizi, harga terjangkau, tidak berdampak buruk bagi tubuh, produk bermutu tinggi, praktis untuk dikonsumsi, mudah didapat, kemasan menarik, dan memiliki beberapa pilihan rasa (Juniawati 2003). Hasil penelitian Putra (2009) juga menyatakan bahwa sebanyak 85 persen responden pedagang mi bakso menyatakan bersedia menggunakan mi jagung, sementara jumlah responden konsumen mi bakso yang bersedia adalah sebesar 87 persen. Penelitian Putra (2009) juga menghasilkan banyak alternatif penggunaan mi jagung yaitu mi bakso (87 persen), mi ayam (36,4 persen), soto mi (32,6 persen), dan mi goreng (12,4 persen). 6.1.2. Penawaran Jumlah penawaran industri dapat dilihat dari jumlah produksi perusahaan karena seluruh hasil produksi perusahaan dijual ke pasar. Berdasarkan data dari Paguyuban Pedagang Mi Ayam Tunggal Rasa wilayah Bogor terdapat 20 orang produsen mi mentah di Bogor. Jika diasumsikan setiap produsen memproduksi rata-rata 50 kilogram mi mentah setiap harinya maka dapat disimpulkan bahwa penawaran industri di Bogor saja mencapai 1.000 kilogram mi mentah setiap harinya atau mencapai 30 ton setiap bulannya. Dalam industri mi mentah di Bogor, setiap produsen menetapkan harga yang berbeda. Penetapan harga yang berbeda ini juga menunjukkan kualitas mi yang dijual. Bapak Sukimin menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi daripada produsen lain yaitu Rp 10.000 per kilogram. Harga jual mi mentah yang ditetapkan oleh produsen lain berkisar antara Rp 8.000 Rp 9.000 per kilogram. Bapak Sukimin berani menetapkan harga yang sedikit lebih tinggi karena mi mentah buatan Bapak Sukimin memiliki daya tahan yang lebih lama. Mi mentah buatan Bapak Sukimin mampu bertahan selama satu hari penuh tanpa berubah warna, tidak berbau asam, dan masih tetap kenyal. 6.1.3. Bauran Pemasaran Strategi bauran pemasaran diperlukan untuk menghadapi persaingan di pasar. Startegi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Usaha Mi Mentah Bapak 55

Sukimin dalam memasarkan produknya adalah dengan menggunakan strategi 4P yaitu produk (Product), harga (Price), tempat (Place), dan promosi (Promotion). a. Produk (Product) Menurut Kotler dan Armstrong (2008), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Jenis produk yang ditawarkan oleh usaha mi ayam Bapak Sukimin yaitu mi mentah, pangsit basah, pangsit kering dan jasa penggilingan pangsit. Mi mentah merupakan produk utama yang terbuat dari tepung terigu dan tepung jagung. Produk pangsit, baik pangsit basah maupun pangsit kering, merupakan produk yang biasa digunakan sebagai makanan pelengkap untuk mi ayam atau dapat juga dikonsumsi sebagai pelengkap batagor. Sedangkan produk jasa penggilingan pangsit merupakan jasa memproduksi pangsit mentah dimana bahan-bahan pangsit dibawa sendiri oleh konsumen. Produk jasa penggilingan pangsit ini biasa dilakukan saat bulan Ramadhan. Produk yang saat ini dihasilkan oleh Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin adalah mi mentah terigu. Sedangkan produk yang direncanakan untuk diproduksi yaitu mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah jagung 100 persen. Produk mi mentah dipasarkan dalam bentuk kemasan plastik dengan satuan kilogram. Berat masing-masing kemasan disesuaikan dengan pesanan dari konsumen. Menurut klasifikasinya, komoditi yang ditawarkan usaha ini termasuk ke dalam barang konsumsi tidak langsung. Hal ini karena produk mi mentah dibeli oleh pedagangpedagang mi ayam keliling untuk kemudian diolah dan dijual ke konsumen akhir. b. Harga (Price) Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk yang nilainya ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga yang ditetapkan untuk produk mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen dan mi mentah jagung 100 persen adalah sama yaitu Rp 10.000,00 per kilogram. Harga jual untuk pangsit basah yaitu Rp 10.000,00 dan pangsit kering yaitu Rp 12.000,00. Harga untuk jasa penggilingan pangsit yaitu Rp 4.000,00 per kilogram terigu. 56

Harga jual ini ditetapkan berdasarkan perhitungan harga pokok produksi ditambah dengan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh oleh pengusaha. Metode yang digunakan dalam menentukan harga jual produk adalah metode Cost Plus Pricing. Harga jual ditentukan dengan cara menambah sejumlah persentase tertentu dari harga pokok produksi pada harga jual produk. c. Distribusi (Place) Pemasaran produk mi mentah Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin saat ini hanya dilakukan di daerah sekitar Kota Bogor. Usaha Bapak Sukimin belum berencana untuk merambah ke daerah lain di luar Kota Bogor. Hal ini karena, Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin belum dapat memenuhi permintaan yang ada dari luar Kota Bogor. Pemasaran produk mi Bapak Sukimin hanya terdapat satu saluran distribusi yang digunakan. Saluran distribusi yang digunakan yaitu dari perusahaan langsung disampaikan ke pedagang-pedagang mi ayam keliling di Kota Bogor. Saluran distribusi Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin dapat dilihat pada Gambar 4. (Perusahaan) Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin (Konsumen) Pedagang mi ayam keliling Gambar 4. Saluran Pemasaran Mi Mentah Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) d. Promosi (Promotion) Sistem promosi yang digunakan yaitu dengan memberikan fasilitas gerobak komplit dengan perlengkapannya secara gratis bagi siapapun yang ingin memulai usaha berjualan mi ayam dengan memenuhi syarat tertentu. Syarat tersebut yaitu harus mengambil pasokan mi dari Bapak Sukimin. Sistem pinjaman gerobak ini memudahkan jalan usaha bagi calon penjual mi ayam keliling. Sistem seperti ini akan memperluas jaringan pemasaran melalui pedagang gerobak keliling sehingga dapat menjangkau konsumen yang lebih banyak. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin sampai sejauh ini masih menggunakan sistem promosi secara tradisional. Pemilik menawarkan produk 57

kepada relasi-relasinya sehingga promosi dilakukan dengan cara mouth to mouth. Selain promosi secara langsung, Bapak Sukimin juga kerap mengikuti pameran pangan berbasis terigu yang dilakukan oleh Bogasari. Media promosi yang digunakan oeh Bapak Sukimin masih terbatas pada pemberian kartu nama kepada relasi-relasi dan calon pelanggan. Sampai saat ini, beliau belum menggunakan media lain untuk mempromosikan usahanya. 6.1.4. Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis aspek pasar, dapat disimpulkan bahwa usaha pembuatan mi mentah ini layak untuk dilaksanakan. Hal ini karena produk mi yang dihasilkan memiliki harga jual yang cukup tinggi jika dibandingkan harga yang ditetapkan oleh produsen lain. Namun harga jual yang lebih tinggi ini sepadan dengan kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis aspek pasar diketahui bahwa potensi pasar bagi mi mentah masih sangat potensal bagi pemasaran produk tersebut. Strategi pemasaran meliputi strategi product, price, place, dan promotion yang dilakukan oleh perusahaan ikut mendukung berjalannya usaha. Dengan demikian, berdasarkan aspek pasar dapat disimpulkan bahwa usaha mi mentah ini layak untuk dilakukan. 6.2. Aspek Teknis Aspek teknis adalah suatu aspek yang akan berkenaan langsung dengan proses berjalannya proyek secara teknis dan pengoperasiannya di lapangan. Analisis dalam aspek teknis meliputi lokasi usaha, bahan baku dan peralatan, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan, proses produksi, dan layout bangunan. 6.2.1. Lokasi Usaha Lokasi usaha pembuatan mi mentah adalah di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Di Kelurahan Tegal Lega terdapat dua produsen mi mentah, yaitu Bapak Sukimin dan Bapak Sugi. Kapasitas produksi usaha mi mentah Bapak 58

Sukimin yaitu 125 kilogram per hari. Sedangkan kapasitas produksi mi Bapak Sugi yaitu 10 kilogram per hari dan untuk kebutuhan penjualan sendiri. Bapak Sukimin memilih lokasi di Kota Bogor karena lebih dekat dengan konsumen. Pertimbangan pemilihan lokasi di Kelurahan Tegal Lega karena lokasi tersebut dekat dengan kampus Universitas Pakuan sebagai target awal pasar mi ayam Bapak Sukimin. Lokasi ini juga dinilai cukup strategis karena terletak di pusat kota sehingga lebih memudahkan untuk menjangkau daerah-daerah tujuan distribusi pesanan mi mentah. Saat ini, sebaran pemasaran mi mentah Bapak Sukimin yaitu daerah Ciomas, Pasir Kuda, Sukasari, Makam Pahlawan, Tajur, Ciawi, Merdeka, dan Gunung Batu. Lokasi ini juga memudahkan pengusaha untuk mendapatkan pasokan bahan baku tepung terigu yang berasal dari Cilegon melalui gudang yang ada di Karadenan Kabupaten Bogor, karena lokasinya yang cukup strategis dengan akses transportasi yang sudah baik. Lokasi ini jauh dari pemasok-pemasok tepung jagung yang berasal dari Jawa Timur. Namun, terdapat alternatif pemasok tepung jagung lain yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah walaupun tidak sebanyak pemasok dari Jawa Timur. Berdasarkan segi fasilitas, instalasi air, listrik, dan telepon sudah tersedia dengan baik. Akses jalan menuju lokasi juga sudah terbuka dengan adanya jalur angkutan umum. Tidak ada kesulitan untuk menuju lokasi usaha karena fasilitas jalan yang dapat diakses hingga kendaraan beroda empat. 6.2.2. Bahan Baku dan Peralatan Bahan baku yang digunakan dalam memproduksi mi mentah cukup beragam. Bahan baku utama untuk pembuatan mi mentah terigu, mi mentah jagung 30 persen, dan mi mentah jagung 100 persen memiliki perbedaan. Bahan baku utama untuk pembuatan mi mentah terigu yaitu tepung terigu. Bahan baku utama untuk pembuatan mi mentah jagung 30 persen yaitu tepung terigu dan tepung jagung dengan perbandingan 70:30. Bahan baku utama untuk pembuatan mi mentah jagung 100 persen yaitu tepung jagung. Bahan baku lain yaitu tepung tapioka, garam, soda abu, dan bahan pewarna makanan tartrazine. 59

Data perkembangan konsumsi jagung di Indonesia pada tahun 2001-2006 yang terdapat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perkembangan konsumsi jagung pada industri pangan cukup berfluktuasi. Perkembangan konsumsi jagung secara total memiliki rata-rata peningkatan sebesar 2,9 persen. Sedangkan perkembangan konsumsi jagung pada industri pangan memiliki rata-rata sebesar 3,8 persen. Sementara itu, ketersediaan jagung terutama di provinsi Jawa Barat memiliki perkembangan yang positif. Berdasarkan data produksi tanaman jagung untuk provinsi Jawa Barat tahun 2001-2011 dapat diketahui bahwa rata-rata perkembangan produksi jagung di Jawa Barat mencapai 10,35 persen 5. Perkembangan produksi jagung terutama di Jawa Barat yang memiliki nilai lebih besar dibandingkan perkembangan konsumsi jagung pada industri pangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku tepung jagung untuk memproduksi mi mentah jagung di kemudian hari. Pada produksi mi mentah terigu, pasokan bahan baku tepung terigu diperoleh dari gudang terigu di Karadenan Kabupaten Bogor. Pemesanan tepung terigu dilakukan melalui telepon kemudian terigu diantarkan ke tempat pemesan. Sedangkan pasokan tepung jagung diperoleh dari Ponorogo, Jawa Timur. Pengiriman dapat dilakukan dengan sistem paket melalui pengiriman antar kota. Standar dan spesifikasi bahan baku untuk pembuatan mi mentah yaitu harus menggunakan tepung terigu dengan kandungan protein sekitar 13 persen. Sedangkan spesifikasi tepung jagung yang digunakan harus berukuran 100 mesh. Penggunaan bahan tambahan makanan seperti soda as, STPP, potasium karbonat, guar gum, dan tartrazine harus disesuaikan dengan proporsi yang aman untuk dikonsumsi. Berdasarkan pengalaman Bapak Sukimin, kualitas mi mentah yang baik yaitu mi mentah mampu bertahan selama 12 jam setelah diproduksi. Oleh karena itu, standar dan spesifikasi bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan yang ditetapkan. 5 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Jagung untuk Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2011 (diolah). http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0 [13 September 2011] 60

6.2.3. Kapasitas Produksi Usaha produksi mi mentah Bapak Sukimin merupakan sebuah industri rumah tangga. Namun untuk saat ini, kegiatan produksi mi mentah belum dilakukan secara optimal. Hal ini karena masih terbatasnya wilayah cakupan distribusi mi. Saat ini, kapasitas produksi usaha mi ayam Bapak Sukimin pada hari normal berada pada kisaran 100 kilogram sampai 125 kilogram mi mentah per satu periode produksi. Satu periode produksi dilakukan dalam satu hari. Maka dalam satu bulan, kapasitas produksi mi mentah adalah 3.000 kilogram sampai dengan 3.750 kilogram setiap bulan. Produksi mi mentah cenderung stabil sepanjang tahun, kecuali pada bulan Ramadhan produksi mi mentah akan menurun drastis karena banyak pedagang mi ayam keliling yang libur. Namun, pada bulan Ramadhan produksi jasa penggilingan pangsit mentah cenderung meningkat. Masyarakat menyukai produk pangsit ini untuk dijadikan panganan camilan saat berbuka puasa atau camilan saat Hari Raya. 6.2.4. Teknologi yang Digunakan Teknologi pembuatan mi mentah dilakukan secara mekanik. Teknologi yang digunakan dalam pembuatan mi mentah pada Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin menggunakan teknologi calendering. Mesin utama yang digunakan dalam teknologi calendering ini yaitu mesin sheeting. Mesin sheeting yang digunakan dalam usaha kini sudah dilengkapi juga dengan mesin potong mi (slitting). Teknologi yang digunakan dalam pembuatan mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen adalah sama. Mesin-mesin yang digunakan dalam pembuatan mi mentah terigu dan mi mentah jagung 30 persen yaitu mesin adonan (dough mixer) dan mesin press adonan (sheeting). Sedangkan teknologi yang digunakan dalam pembuatan mi mentah jagung 100 persen terdiri dari mesin adonan (dough mixer), mesin pengukusan (steaming box), mesin penggiling daging (grinder), dan mesin press adonan (sheeting). 61

Gambar 5. Mesin Adonan (kiri) dan mesin press adonan (kanan) Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) Setiap mesin yang digunakan dalam pembuatan mi mentah memiliki fungsi yang berbeda-beda. Mesin adonan (dough mixer) digunakan untuk mencampur bahan-bahan hingga homogen. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin menggunakan dua mesin adonan dengan kapasitas yang berbeda. Mesin adonan dengan kapasitas 25 kilogram digunakan untuk produksi mi mentah. Sedangkan mesin adonan dengan kapasitas 15 kilogram digunakan untuk produksi pangsit. Mesin press adonan (sheeting) digunakan untuk memadatkan dan memipihkan adonan sehingga terbentuk lembaran. Mesin potong (slitting) yang terdapat dalam mesin press berfungsi untuk memotong lembaran adonan menjadi untaian mi. Gambar 6. Mesin kukus adonan (steaming box) Sumber: Kusnandar F. (2010) 6 6 Kusnandar F. 2010. Peluang Bisnis Mi Jagung dan Potensi Pengembangannya. http://www.bangkittani.com [29 September 2010] 62

Pada pembuatan mi mentah jagung 100 persen terdapat mesin pengukusan (steaming box) yang berfungsi untuk mengukus sebagian adonan agar mengalami proses glutenisasi. Mesin penggiling daging (grinder) berfungsi untuk memampatkan dan menekan adonan agar lebih kompak sebelum diproses ke dalam mesin press. Rincian fungsi alat-alat yang digunakan dalam usaha pembuatan mi mentah dapat dilihat pada Tabel 8. 63

Tabel 8. Fungsi Alat-alat yang Digunakan dalam Produksi Mi Mentah. No. Peralatan Fungsi 1 Mesin adonan 25 kg Mengaduk adonan mi mentah agar homogen. 2 Mesin adonan 15 kg Mengaduk adonan pangsit agar homogen. 3 Mesin sheeting Memipihkan adonan mi dan memotong lembaran adonan mi menjadi untaian mi. 4 Mesin steaming box Mengukus sebagian adonan mi jagung untuk menyempurnakan proses gelatinisasi. 5 Mesin grinder Menggiling adonan mi jagung untuk memampatkan dan menekan adonan agar lebih kompak. 6 Meja besar Proses pengemasan mi mentah dan tempat pemotongan pangsit. 7 Timbangan digital Menimbang berat mi mentah dan pangsit. 8 Timbangan 20 kg Menimbang berat mi mentah dan pangsit. 9 Timbangan 60 kg Menimbang berat mi mentah dan pangsit. 10 Baskom sedang 11 Baskom besar Menyimpan adonan, mi mentah, atau pangsit mentah. Menyimpan adonan, mi mentah, atau pangsit mentah. 12 Ember Menampung air untuk bahan baku adonan. 13 Lumpang dan alu Menumbuk bumbu pangsit. 14 Toples besar Menyimpan bahan tambahan makanan. 15 Gentong besar Menyimpan tepung sagu. 16 Centong sagu Mengambil tepung sagu. 17 Pisau Memotong lembaran mi atau lembaran pangsit. 18 Strap besi Membersihkan mesin-mesin mi dari adonan yang sudah kering. 19 Bangku kecil kayu Tempat duduk saat proses produksi. 20 Bangku kecil plastik Tempat duduk saat proses produksi. 21 Sapu Alat kebersihan ruang produksi. 22 Serokan Alat kebersihan ruang produksi. 23 Celemek Pelindung baju agar tidak kotor terkena adonan. 24 Kain saring Alas adonan tepung jagung saat proses pengukusan di dalam mesin steam. 25 Motor Alat transportasi untuk distribusi produk. 26 Tas motor Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) Tempat penyimpanan mi mentah siap antar yang diletakkan di atas motor. 64

6.2.5. Proses Produksi Proses produksi mi mentah terigu melalui beberapa tahap mulai dari persiapan bahan baku sampai proses pengemasan. Berikut adalah tahapan proses produksi mi mentah terigu: Bahan: terigu Cakra Kembar, tepung sagu, garam, soda as, STPP, potasium karbonat, dan air. Peralatan: timbangan, mesin adonan (dough mixer), mesin sheeting, meja besar, dan plastik kemasan. Prosedur proses produksi: 1. Menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi mi mentah (per 1 kg tepung): tepung terigu, tepung sagu, garam dapur (1 persen), soda as (0,1 persen), STPP (1 persen), potasium karbonat (0,5 persen), dan air (40 persen). 2. Menyiapkan pada tempat terpisah, buat larutan garam dengan cara melarutkan garam, soda as, STPP, potasium karbonat ke dalam air. 3. Kemudian mencampur tepung tersebut dengan bahan-bahan lain sampai homogen. Campuran tepung dimasukkan dalam dough mixer dengan ditambah larutan garam sedikit demi sedikit, selama sekitar 10 menit. 4. Membentuk lembaran adonan dengan menggunakan mesin sheeting. Pengepressan dilakukan sekitar 10-12 kali, sehingga dapat diperoleh ketebalan lembaran adonan 1,6 mm. 5. Setelah lembaran merata dengan ketebalan yang diinginkan kemudian dipotong dengan mesin slitting sehingga diperoleh untaian mi. Melakukan proses dusting dengan menggunakan tepung sagu selama proses slitting agar untaian mi tidak saling menempel. Kecepatan roll perlu diatur sehingga untaian mi berbelok-belok (keriting). Meletakkan mi secara merata di atas meja kemudian potong mi sesuai ukuran kemasan yang diinginkan. 6. Terakhir mengemas mi mentah terigu dalam plastik dan ditutup rapat. Bagan urutan proses pembuatan mi mentah terigu dapat dilihat pada Gambar 7. 65

Tepung terigu Pencampuran adonan dengan dough mixer Larutan garam (Garam, soda as, STPP, potasium karbonat, air) Pemipihan adonan sebanyak 10-12 kali (sheeting) Pemupuran dengan tepung sagu (dusting) Pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mi (slitting) Pemupuran dengan tepung sagu (dusting) Mi mentah terigu Gambar 7. Proses Pembuatan Mi Mentah Terigu Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) Berikut adalah produksi mi mentah jagung 30 persen: Bahan: tepung jagung ukuran 100 mesh, tepung terigu Cakra Kembar, tepung sagu, garam, soda as, STPP, potasium karbonat, guar gum, dan air. Peralatan: timbangan, mesin adonan (dough mixer), mesin sheeting, meja besar, dan plastik kemasan. Prosedur proses produksi: 1. Menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk formulasi mi mentah (per 1 kg tepung): tepung terigu (70 persen) dan tepung jagung (30 persen), garam dapur (1 persen), soda as (0,1 persen), STPP (1 persen), potasium karbonat (0,5 persen), guar gum (0,5 persen) dan air (40 persen). 2. Mencampur tepung terigu dan tepung jagung hingga merata. Pada tempat terpisah, membuat larutan garam dengan cara melarutkan garam, soda as, STPP, potasium karbonat, guar gum ke dalam air. 3. Kemudian mencampur kering tepung tersebut dengan bahan-bahan lain sampai homogen. Lalu campuran tepung dimasukkan dalam dough mixer dengan ditambah larutan garam sedikit demi sedikit, selama sekitar 10 menit. 66

4. Membentuk lembaran adonan dengan menggunakan mesin sheeting. Pengepressan dilakukan sekitar 10-12 kali, sehingga dapat diperoleh ketebalan lembaran adonan 1,6 mm. 5. Setelah lembaran merata dengan ketebalan yang diinginkan, lembaran dipotong dengan mesin slitting sehingga diperoleh untaian mi. Mengatur kecepatan roll sehingga untaian mi berbelok-belok (keriting). Proses dusting dilakukan dengan menggunakan tepung sagu agar untaian mi tidak saling menempel. Meletakkan mi secara merata di atas meja kemudian mi dipotong sesuai ukuran kemasan yang diinginkan. 6. Mengemas mi mentah jagung 30 persen dalam plastik dan ditutup rapat. Bagan urutan proses pembuatan mi mentah jagung 30 persen dapat dilihat pada Gambar 8. Tepung terigu (70 persen) Tepung jagung (30 persen) Pencampuran adonan dengan dough mixer selama 10 menit Larutan garam (Garam, soda as, STPP, potasium karbonat, air) Pemipihan adonan sebanyak 10-12 kali (sheeting) Pemupuran dengan tepung sagu (dusting) Pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mi (slitting) Pemupuran dengan tepung sagu (dusting) Mi mentah jagung 30 persen Gambar 8. Proses Pembuatan Mi Mentah Jagung 30 Persen Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) 67

Berikut merupakan proses produksi mi mentah jagung 100 persen: Bahan: tepung jagung ukuran 100 mesh, tepung sagu, garam, guar gum, dan air bersih. Peralatan: timbangan, dough mixer, mesin sheeting, mesin steaming box, grinder, kain saring, dan plastik kemasan. Prosedur proses produksi: 1. Menimbang bahan-bahan untuk formulasi kering, yaitu tepung jagung (100 persen), garam (1 persen), guar gum (1 persen), dan air (50 persen). Tepung jagung dibagi ke dalam 2 wadah, yaitu 70 persen pada wadah pertama dan 30 persen pada wadah kedua. 2. Pada tempat yang terpisah, membuat larutan garam dengan cara melarutkan garam ke dalam air. 3. Mencampur tepung jagung pada wadah pertama (70 persen) dengan guar gum dengan dough mixer selama 5 menit. Lalu adonan dicampurkan dengan larutan garam yang telah dibuat, kemudian dicampur kembali selama 5 menit. 4. Meratakan adonan yang telah dicampur di atas kain saring yang terlebih dahulu ditempatkan di tray steam (ketebalan sekitar 0,5 cm). Adonan dikukus pada steaming box pada suhu 90 0 C selama 15 menit (suhu dipertahankan agar pengukusan konstan). 5. Setelah proses pengukusan selesai, adonan dikeluarkan dari steaming box, kemudian dicampurkan dengan bagian 30 persen tepung jagung kering (yang tidak dikukus). 6. Adonan campuran tersebut dimasukkan ke dalam grinder daging berdiameter 0,17 cm sebanyak dua kali. Adonan yang keluar dari grinder akan berbentuk pipa silinder panjang. 7. Dalam keadaan panas, adonan dilewatkan dalam mesin sheeting. Proses sheeting dilakukan selama 10-12 kali sehingga diperoleh lembaran adonan mulai ketebalan 0,2 cm hingga 0,14 cm. Melakukan pemupuran (dusting) dengan menggunakan tepung jagung kering (12 gram per 1 kg formulasi) pada saat terbentuk ketebalan adonan sekitar 0,18 cm. 8. Setelah lembaran adonan seragam dengan ketebalan yang diinginkan, pemotongan dilakukan dengan mesin slitting. 68

9. Setelah semua lembaran adonan selesai dipotong, mi mentah jagung 100 persen dikemas dalam plastik dan ditutup rapat. Bagan urutan proses pembuatan mi mentah jagung 100 persen dapat dilihat pada Gambar 9. Tepung jagung (70 persen) Pencampuran adonan Tepung jagung dan guar gum diaduk selama 5 menit Aduk kembali adonan selama 5 menit Larutan garam (Garam, soda as, STPP, potasium karbonat, air) Pengukusan dengan steaming box pada suhu 90 0 C selama 15 menit Giling adonan dengan grinder sebanyak 2 kali Tepung jagung (30 persen) Pemipihan adonan sebanyak 10-12 kali (sheeting) Pemupuran dengan tepung jagung (dusting) Pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mi (slitting) Pemupuran dengan tepung jagung (dusting) Mi mentah jagung 100 persen Gambar 9. Proses Pembuatan Mi Mentah Jagung 100 Persen Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) 69

6.2.6. Layout Bangunan Lokasi produksi terletak menyatu dengan rumah kediaman pemilik usaha dalam satu bangunan yang sama. Ruangan produksi memiliki luas 4 meter x 5 meter. Ruangan produksi ditata sesuai dengan alur proses produksi. Ruangan produksi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian penyimpanan bahan baku tepung, bagian mesin-mesin produksi, dan bagian pengemasan. Kegiatan pengolahan mulai dari pengadukan bahan, penggilingan, dan pengemasan dilakukan dalam satu ruangan yang sama. Setelah proses selesai, produk ditimbang dan dikemas, kemudian siap untuk didistribusikan. Tata letak ruang produksi dapat dilihat pada Gambar 10. Penyimpanan tepung Mesin adonan Meja besar Mesin adonan Mesin sheeting A A Meja besar B Gambar 10. Layout Ruang Produksi Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin Tahun 2011 Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) Keterangan : A : Bahan tambahan makanan B : Tepung sagu 70

6.2.7. Hasil Analisis Aspek Teknis Berdasarkan hasil analisis aspek teknis, usaha produksi mi mentah dapat dikatakan layak untuk dilakukan. Hal ini karena, lokasi usaha yang berada di tengah kota Bogor sehingga mendukung kelancaran proses produksi karena dekat dengan sumber bahan baku utama yaitu tepung terigu. Selain itu, lokasi yang strategis ini juga mendukung kemudahan dalam melakukan proses distribusi produk kepada para pemesan. Hal lain yang juga mendukung kelayakan usaha ini dari segi aspek teknis yaitu ketersediaan fasilitas dan kemudahan dalam transportasi. Sedangkan lokasi usaha yang jauh dari bahan baku tepung jagung tidak terlalu berpengaruh signifikan karena pemenuhan bahan baku tepung jagung ini dapat diperoleh dengan mengganti pemasok yang semula berasal dari Jawa Timur menjadi pemasok yang lokasinya lebih dekat dengan lokasi usaha, misalnya seperti pemasok tepung jagung yang berada di Jawa Tengah atau Jawa Barat. 6.3. Aspek Manajemen Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan bentuk usaha perorangan. Usaha ini merupakan sebuah usaha keluarga yang dijalankan secara tradisional. Hal ini menyebabkan usaha dikelola secara non formal dan belum memiliki struktur organisasi yang jelas. Pemilik usaha yaitu Bapak Sukimin memegang kendali penuh atas semua keputusan yang berhubungan dengan usahanya. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin melibatkan dua personil dalam kegiatan produksi dan pemasaran mi mentah. Kedua personil tersebut yaitu Bapak Sukimin sendiri dan satu orang pegawai. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin tidak memiliki pegawai keluarga. Pegawai non keluarga berasal dari Madura atau berasal dari daerah yang sama dengan pemilik usaha. Pegawai non keluarga ini memperoleh gaji setiap bulan dan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pegawai tambahan saat bulan Ramadhan diperlukan untuk produksi jasa penggilingan pangsit. Pegawai tambahan ini berjumlah sekitar delapan orang dan berasal dari warga sekitar tempat usaha. Pegawai tambahan ini memperoleh upah di akhir bulan. Selain memberikan THR kepada pegawai tetap, Bapak Sukimin 71

juga memberikan THR kepada para pedagang keliling yang menggunakan gerobak dari beliau. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan para pedagang. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin ini tidak memiliki pembagian tugas yang jelas. Semua pekerjaan dilakukan bersama-sama. Mulai dari proses produksi hingga proses distribusi dilakukan oleh Bapak Sukimin dan satu pegawainya. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin belum menerapkan sistem pembukuan dalam menjalankan usahanya. Pencatatan dilakukan hanya untuk pelanggan yang mempunyai hutang. Sementara pencatatan lain tidak pernah dilakukan secara terperinci. Pemilik usaha hanya melakukan perkiraan jumlah penjualan berdasarkan penjualan yang biasa dilakukan setiap hari, sehingga pemilik usaha tidak memiliki data yang pasti. 6.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen Berdasarkan hasil pembahasan, usaha ini dapat dikatakan kurang layak untuk dilakukan dari segi aspek manajemen. Usaha pembuatan mi mentah ini memang belum memiliki struktur organisasi formal tetapi telah memiliki pembagian tugas yang jelas antara pemilik usaha dengan pegawai. Hal ini karena usaha mi mentah ini masih tergolong usaha kecil-menengah yang dikelola secara sederhana. Dari segi administrasi, usaha ini juga belum memiliki pencatatan yang jelas dan terperinci atas setiap aktivitas usahanya. 6.4. Aspek Sosial dan Lingkungan Suatu usaha perlu memperhatikan keadaan lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial ekonomi. Usaha yang baik adalah suatu usaha yang senantiasa memperhatikan keseimbangan lingkungan dalam setiap tahapan produksinya. 6.4.1. Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Usaha mi mentah Bapak Sukimin memberikan dampak sosial yang baik, yaitu dengan membuka lapangan kerja baru bagi orang lain. Hal ini dapat dilihat dari adanya sistem peminjaman gerobak gratis hanya dengan syarat mengambil 72

pasokan mi mentah dari Bapak Sukimin. Terutama saat bulan Ramadhan, saat pesanan jasa penggilingan pangsit mentah meningkat, perusahaan biasanya akan merekrut delapan orang dari warga sekitar untuk membantu proses produksi pangsit. Usaha mi mentah ini dapat membuka kesempatan kerja bagi penduduk sekitar maupun bagi penduduk pendatang. Usaha mi mentah ini telah membuka lapangan kerja terutama untuk tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Pegawai yang bekerja pada Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin ini tidak hanya mendapatkan upah atas hasil kerjanya. Para pekerja juga mendapatkan ilmu dan bimbingan langsung dari pemilik usaha dalam mempelajari pembuatan mi mentah dan pangsit. Dari segi keamanan lingkungan, usaha mi mentah Bapak Sukimin tidak menghasikan limbah yang dapat merusak lingkungan. Hal yang sama juga berlaku untuk usaha mi mentah jagung jika sudah berjalan nanti. Limbah yang dihasilkan oleh usaha ini hanya berupa debu dan remah-remah mi mentah yang dapat langsung dibuang ke tempat sampah. Usaha pembuatan mi mentah ini tidak menghasilkan limbah berbahaya atau beracun, sehingga aman bagi kesehatan lingkungan. 6.4.2. Hasil Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Usaha mi mentah ini dapat dikatakan layak jika dilihat dari aspek sosial dan lingkungan. Dari aspek lingkungan, walaupun usaha mi mentah ini belum memiliki izin AMDAL yang menyatakan bahwa keseimbangan lingkungan di daerah sekitar lokasi produksi dapat dijaga namun hal ini dapat diterima dengan pertimbangan bahwa usaha mi mentah ini tidak menghasilkam limbah dalam jumlah besar dan limbah yang dihasilkan pun tidak membahayakan masyarakat. Limbah yang dihasilkan oleh usaha ini dapat dikelola oleh pemilik dengan membuat penampungan sampah. 6.5. Aspek Hukum Penelitian mengenai aspek hukum sangat penting dilakukan terhadap suatu usaha. Sebelum usaha tersebut dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan 73

dengan izin-izin atau berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah dipenuhi. Hal ini dilakukan agar usaha tersebut memiliki kekuatan hukum yang dapat diakui oleh pemerintah sehingga mempermudah posisi usaha jika terlibat masalah. 6.5.1. Badan Hukum Usaha mi mentah Bapak Sukimin merupakan bentuk usaha perorangan dimana Bapak Sukimin adalah pemiliknya. Modal awal diperoleh dari tabungan pribadi. Kelebihan dari bentuk usaha perorangan yaitu seluruh keuntungan dapat dinikmati sendiri. Namun kekurangan dari bentuk usaha perorangan yaitu semua bentuk kerugian dan beban usaha sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemilik. 6.5.2. Perizinan Usaha mi mentah Bapak Sukimin belum memiliki surat izin usaha dari pihak manapun. Izin usaha yang perlu didapat oleh usaha mi mentah ini antara lain izin usaha dari pemerintah setempat seperti izin usaha dari Kepala Desa Kelurahan Tegal Lega, izin usaha dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, dan izin usaha dari pihak-pihak lain yang terkait dengan usaha makanan. 6.5.3. Hasil Analisis Aspek Hukum Berdasarkan hasil analisis aspek hukum, usaha mi mentah ini masih belum layak untuk dijalankan. Hal ini karena usaha ini belum memiliki izin usaha dari pihak manapun. Usaha mi mentah ini tidak memiliki kekuatan secara hukum sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di kemudian hari. 74

VII ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha dari segi keuangan melalui keputusan pengalokasian sumber daya yang terbatas ke dalam suatu peluang investasi yang ada, sehingga dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan salah satu usaha kecil menengah yang melakukan aktivitas ekonomi yang menggunakan sumber daya modal dalam menjalankan usahanya, sehingga memerlukan perhitungan yang tepat untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima. Analisis kelayakan finansial ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kelayakan Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Periode (PBP). 7.5. Analisis Aspek Finansial Usaha Mi Mentah Terigu Usaha pembuatan mi mentah yang berkembang di berbagai daerah biasanya menggunakan bahan baku tepung terigu sebagai input produksinya. Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan salah satu produsen mi mentah yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan baku utamanya. Skala produksi untuk analisis usaha ini adalah 140 kilogram mi mentah terigu dalam satu periode produksi. Selain memperoduksi mi mentah, usaha ini juga memproduksi pangsit basah, pangsit kering, dan jasa penggilingan pangsit. 7.5.1. Analisis Inflow Usaha Mi Mentah Terigu Arus manfaat dari Usaha Mi Mentah Bapak Sukimin merupakan nilai penjualan total dari produk mi mentah, pangsit basah, pangsit kering, dan jasa penggilingan pangsit. Selain penerimaan dari hasil penjualan produk dan jasa tersebut, terdapat nilai sisa dari dari barang-barang investasi. Pendapatan penjualan diperoleh dari hasil kali total penjualan produk dengan harga jual. Karena usaha mi mentah terigu merupakan usaha yang sedang berlangsung, maka sepanjang umur bisnis jumlah produksi sudah mencapai 100 75

persen. Produksi optimal 100 persen yaitu sebesar 140 kilogram mi mentah, 10 kilogram pangsit basah, 10 kilogram pangsit kering, dan 90 kilogram tepung untuk jasa penggilingan pangsit. Pada tahun ke-1 hingga tahun ke-10, total penerimaan usaha mi mentah terigu adalah sebesar Rp 545,400,000,00. Rincian penerimaan usaha dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Proyeksi Pendapatan Penjualan Usaha Mi Mentah Terigu per Tahun Tahun ke- Produk Jumlah (kg) Harga (Rp) Pendapatan (Rp) 1-10 Mi mentah 140 10,000 462,000,000 Pangsit basah 10 10,000 33,000,000 Pangsit kering 10 12,000 39,600,000 Jasa penggilingan 90 4,000 10,800,000 pangsit Sumber: UKM Mi Mentah Bapak Sukimin (2011) Total Pendapatan (Rp) 545,400,000 Pendapatan lain diperoleh dari nilai sisa yang dipunyai barang-barang modal yang tidak habis terpakai selama umur bisnis dan dinilai pada saat tahun bisnis terakhir. Barang-barang yang mempunyai nilai sisa yaitu lahan, timbangan digital, timbangan 20 kg, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor. Rincian penyusutan dan nilai sisa barang-barang investasi usaha mi mentah terigu dapat dilihat pada Lampiran 2. Lahan memiliki nilai Rp 1.416.000,00 per m 2 dengan luas 125 m 2. Lahan yang tidak didirikan bangunan di atasnya digunakan sebagai tempat pembuatan gerobak, tempat penyimpanan gerobak baru, dan parkir motor. Timbangan digital, timbangan 20 kg, timbangan 60 kg, motor, dan tas motor merupakan barangbarang reinvestasi karena barang sudah tidak memiliki nilai ekonomis sebelum umur proyek berakhir. Perusahaan melakukan pembelian ulang untuk timbangan digital dan motor pada awal tahun ke-8. Perusahaan melakukan pembelian ulang untuk timbangan 20 kg, timbangan 60 kg, dan tas motor pada awal tahun ke-4, ke- 7, dan ke-10. Total nilai sisa adalah sebesar Rp 189.502.380. Lahan tidak mengalami penyusutan, sehingga nilai lahan di akhir proyek adalah sama dengan nilai 76